Share

06. Gara-gara Kenzo

Author: dwiditaa29
last update Last Updated: 2025-05-26 00:49:36

Kenzo dan Keisya. Hubungan pernikahan mereka masih berjalan kaku selama beberapa hari ini. Mereka masih seperti dua orang yang dipaksa untuk tinggal satu rumah yang sama. Sebatas itu.

Kenzo memasuki ruang makan. Di sana sudah ada Bi Iin yang cekatan menghidangkan menu sarapan. Kenzo adalah ripe orang yang membutuh kan makanan berat untuk sarapan, jadi harus selalu ada nasi di pagi hari. Tidak hanya ada Bi Iin, pagi ini ada juga Keisya yang berpenampilan rapi. Perempuan itu memakai kemeja berwarna cream yang di kemudian dilapisi oleh v-neck cardigan keluaran Thom Brown berwarna hitam dan dipadukan dengan rok berwarna senada.

Kenzo menarik kursi dan mulai membalik piring. Laki-laki itu tersentak saat Keisya bergabung di meja makan membawa secangkir kopi dan diletakkan di sebelah piring Kenzo.

Matanya tidak berhenti mengikuti pergerakan Keisya setelah perempuan itu meletakkan cangkir kopinya.

“Kamu mulai bekerja hari ini?” tanya Keisya. Kentara sekali jika pertanyaan itu sekedar basa-basi saja. Perempuan itu sudah tahu jika suaminya memang akan mulai bekerja kembali hari ini. Kenzo sudah menyampaikan hal ini sejak 2 hari yang lalu.

“Ya.” cuek Kenzo.

Selanjutnya ruang makan itu hanya diisi dengan denting sendok dan garpu. Tidak ada percakapan karena baik Kenzo maupun Keisya tidak memiliki topic percakapan yang bisa diangkat pagi itu. Kehidupan rumah tangga mereka memang masih berjalan dengan kaku.

“Aku berangkat duluan.”

Keisya mengusap bibirnya dengan tissue. Lalu menyambar tasnya yang diletakkan di kursi sebelah. Perempuan itu memandang Kenzo sekilas untuk berpamitan lalu berlalu menuju garasi tanpa menunggu respon yang diberikan oleh sang suami. Mobilnya sudah di antar ke sini sehari setelah Keisya resmi tinggal di rumah ini.

“Enak, mas nasi gorengnya?”

Kenzo terkesiap saat Bi Iin berdiri di sisi meja yang sebelumnya ditempati oleh Keisya. Perempuan paruh baya itu menatapnya dengan bibir tersungging dan menunggu jawaban tuannya. Tak biasanya Bi Iin membutuhkan penilaian Kenzo terhadap masakannya.

“Enak. Hanya saja rasanya sedikit berubah. Tidak seperti biasanya.” Jawab Kenzo jujur. Nasi goreng yang dilahapnya pagi ini memang enak, pas di lidahnya. Hanya saja rasanya memiliki cita rasa yang berbeda dari nasi goreng buatan Bi Iin biasanya.

“Karena memang bukan saya yang masak.”

Kontan Kenzo menghentikan gerakan sendoknya. Laki-laki itu menatap wanita di hadapannya yang justru semakin memasang senyum lebar.

“Mbak Keisya bangun lebih pagi sepertinya. Pas bibi datang, istrinya mas sudah sibuk di dapur.”

Di tempat duduknya, Kenzo bingung harus merespon seperti apa informasi yang diberikan oleh Bi Iin. Satu hal yang pasti, bahwa informasi yang dibawa oleh Bi Iin cukup mengagetkan dirinya yang akan menjalani hari yang panjang. Ada beberapa rapat yang harus di hadirinya hari ini, dan Kenzo merasa tidak masalah menghadapi ratusan rapat.

Bim! Bim!

Kenzo mendengarnya. Suara itu jelas suara klakson mobil yang berasal dari luar rumahnya. Bi Iin pun mendengar. Kenzo langsung bergegas ke luar rumahnya untuk mengecek keadaan sekitar.

Ada Keisya rupanya. Perempuan itu terlihat kesusahan saat mobilnya ingin keluar bagasi karena ada mobil Kenzo yang menghalanginya.

“Bisa tolong geser mobil kamu sedikit nggak? Aku kesusahan mau keluar.” pinta Keisya tanpa berbasa-basi.

Kenzo tak kunjung menjawab. Kemudian dirinya kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil kunci mobil yang saat ini sudah berada di tangan kanannya.

Kenzo menyalakan mobilnya dan mulai menggeserkannya sedikit ke sudut kanan. Tetapi bagi Keisya, pergerakan suaminya itu sangatlah lambat. Hari ini Keisya buru-buru karena sudah kesiangan dan Kenzo malah sengaja mempersulit dirinya.

“Kok lama banget sih?! Aku udah telat ini loh.” ucap nya dengan sedikit nada keras. Keisya benar-benar belum kembali. Dirinya masih terbawa suasana oleh ucapan yang ia dengar semalam. 

“Sabar sedikit dong.” bales Kenzo cuek.

Tidak lama setelah itu akhirnya mobil Keisya keluar tepat setelah Kenzo menggeser mobil miliknya. Dari dalam mobil, Kenzo melihat Keisya yang melengos begitu saja tanpa mengatakan terima kasih lebih dulu kepadanya.

***

Baru juga seminggu lebih kabar pernikahannya, sudah ada tajuk berita yang beredar bahwa Adiasta akan segera melakukan rapat umum untuk menyelesaikan kerja sama yang dijalin dengan Adriano. Kerja sama yang menjadi salah satu bagian dari pernikahannya yang menjadikan dirinya dan Kenzo sebagai jaminan.

Siang ini dijadwalkan adanya rapat untuk membahasnya. Baru Keisya ketahui jika kerja sama itu berupa pembangunan hotel. Prospeknya adalah tempat wisata yang nantinya seperti mini Adiasta. Proyek ini akan dipimpin oleh papa dan suaminya.

“Tim humas sudah menghubungi media untuk mengurus berita itu.”

Keisya mengalihkan tatapannya dari layar monitor kepada Olla yang sudah berdiri di sisi mejanya. Sebelumnya ia meminta Olla untuk mengurus berita-berita yang bermunculan. Muncul berita-berita seperti ini kadang tidak berdampak begitu baik.

“Kenzo sudah ada di sini. Dia di kantor papi lo dan Pak Pratama menyuruh lo untuk segera ke sana, Kei.”

Keisya mendesah pendek. Sejak ia meninggalkan rumah setelah menginap sehari pasca pesta pernikahannya, ia belum bertemu dengan papanya berdua bersama Kenzo. Apakah ia harus berperilaku sebagai pasangan kasmaran di hadapan papanya? Untuk menunjukkan bahwa perjodohan yang papanya atur itu berhasil.

Saat Keisya sampai di depan ruangan papanya, sekretaris papanya langsung mempersilakannya masuk. Di dalam memang sudah ada Kenzo, laki-laki itu menikmati secangkir kopi di sofa ruangan papanya. Sedangkan papanya juga melakukan hal yang sama, duduk di sofa tunggal.

Keduanya tampak berbincang-bincang. Keisya tidak tahu pasti apa yang mereka bicangkan, yang jelas baik papanya maupun Kenzo mengembangkan senyum lebar di bibir masing-masing.

Pratama yang pertama kali menyadari kehadiran putrinya.

“Kenapa tidak menyambut kedatangan suaminya, Kakak?”

“Ini juga bukan pertama kalinya dia kesini, pa." ucap Keisya lirih. Tidak berniat ungkapannya di dengar oleh orang-orang yang berada di sana. Perempuan itu duduk di sebelah Kenzo.

“Bagaimana pernikahan kalian?”

Serius kah sang papa bertanya soal hal itu? Mereka bahkan belum genap dua minggu menikah dan pertanyaan itu sudah dilayangkan kepadanya. Keisya malas menjawab karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab seperti apa. Namun sepertinya Pratama tetap ingin tahu jawaban dari putrinya.

Tubuh Keisya sedikit tersentak begitu merasakan hangat tangan Kenzo di punggung tangannya. Pria itu memberikan usapan ringan di sana. Dalam hati Keisya memuji kepiawaian laki-laki ini dalam berakting.

“Kami masih berusaha mengenal satu sama lain pa, karena kami tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal itu sebelum pernikahan.”

“Bagus. Papa harap kalian tidak menunda untuk memberikan papa cucu.”

Baik Keisya maupun Kenzo tidak menjawab apapun. Keisya memilih diam membiarkan Kenzo yang membalas pertanyaan papanya dengan senyum tipis.

“Nanti malam datanglah ke rumah. Mama ingin mengajak kalian makan malam bersama.” Ucap papanya. Keisya tahu itu adalah sebuah perintah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    7. Honeymoon

    Mobil Kenzo terparkir di carport. Itu artinya Kenzo sampai lebih dulu dari pada dirinya. Begitu sampai dirumah Keisya ingin segera membersihkan tubuhnya yang terasa lengket di kamar mandi kamarnya. Sayangnya bayangan tentang berendam sejenak buyar saat langkah kakinya harus terhenti karena menjumpai seseorang di depan pintu. Melihat siapa yang menjumpainya itu, suasana hati Keisya menjadi masam. “Oh lihat, siapa yang datang. Mama dan papaku.” Di lain sisi, Kenzo juga terkejut mendapati keberadaan sang mertua. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dan tersenyum tipis sebagai sapaan. “Selamat sore, ma, pa.” Sapa Keisya dan Kenzo bersamaan ramah pada mama papanya yang berdiri memandangi pasangan itu. “Hai, honey. Mantu ganteng dan anak cantik mama apa kabar?” “Baik ma.” Keisya tidak banyak bertanya. Perempuan itu mengangguk. Saat menoleh ke samping lagi untuk melihat keadaan Kenzo, dada suaminya sudah tidak kembang kempis seperti sebelumnya. “Kami keatas dulu, ma. Nanti biar kakak

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    06. Gara-gara Kenzo

    Kenzo dan Keisya. Hubungan pernikahan mereka masih berjalan kaku selama beberapa hari ini. Mereka masih seperti dua orang yang dipaksa untuk tinggal satu rumah yang sama. Sebatas itu. Kenzo memasuki ruang makan. Di sana sudah ada Bi Iin yang cekatan menghidangkan menu sarapan. Kenzo adalah ripe orang yang membutuh kan makanan berat untuk sarapan, jadi harus selalu ada nasi di pagi hari. Tidak hanya ada Bi Iin, pagi ini ada juga Keisya yang berpenampilan rapi. Perempuan itu memakai kemeja berwarna cream yang di kemudian dilapisi oleh v-neck cardigan keluaran Thom Brown berwarna hitam dan dipadukan dengan rok berwarna senada. Kenzo menarik kursi dan mulai membalik piring. Laki-laki itu tersentak saat Keisya bergabung di meja makan membawa secangkir kopi dan diletakkan di sebelah piring Kenzo. Matanya tidak berhenti mengikuti pergerakan Keisya setelah perempuan itu meletakkan cangkir kopinya. “Kamu mulai bekerja hari ini?” tanya Keisya. Kentara sekali jika pertanyaan itu sekedar basa

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    05. Rumah Baru

    Rolls-Royce Phantom yang dikemudikan oleh Kenzo memasuki komplek perumahan. Keisya mengenali komplek perumahan ini. Aarden Townhouse. Setahu Keisya, harga rumah di sini tidak murah. Aarden jelas membuat kompleks perumahan ini untuk para kaum elit. Fasilitas yang diberikan juga sepadan dengan harga yang dipatok. Mereka tiba di depan rumah dengan gaya minimalis berlantai dua. Jika dibandingkan dengan rumah keluarganya, rumah ini kemungkinan hanya berkisar separuh luas rumah milik papanya. Tapi rumah itu jelas sangat nyaman. Apalagi dengan taman kecil yang ada di halaman depan. Tepatnya di sebelah carport. Rumput gajahnya dipangkas dengan rapi. Ada pula kolam ikan dengan air mancur yang bergemericik. Kenzo turun terlebih dahulu dan langsung menuju bagasi mobil untuk mengeluarkan koper mereka. Setelah menginap sehari di rumah orang tua Kenzo, keduanya ke rumah Keisya untuk mengemas barang-barang dan menyewa jasa pindahan. “Ini Bi Iin. Yang bantu bersih-bersih dan masak di sini.”

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    04. Mertua Idaman

    Mereka sampai di kediaman orang tua Kenzo pukul setengah sepuluh pagi. Hari ini memang Kenzo dan Keisya akan pulang ke rumah orang tua Kenzo dulu. Sebelum memutuskan di mana mereka akan tinggal selanjutnya. Mama Jenny menyambut keduanya dengan antusias, sambil memperlihatkan senyum-senyum menggoda. Kenzo sudah jelas mengenali senyum itu. Pasti Mama Jenny mengira jika putranya sudah melakukan malam pertama. Sayangnya pikiran perempuan itu sama sekali tidak benar. Setelah pesta, pasutri itu memang berencana untuk menginap di hotel semalaman. Tapi tidak untuk satu kamar. Mereka memesan dua kamar yang bersebelahan, karena Kenzo yang memintanya. “Kenzo bawa istrimu ke kamarmu dulu. Turun lagi pukul satu siang ya. Kita makan siang bersama.” “Baik, ma.” Kenzo melirik Keisya. Mengkode perempuan itu mengikutinya. Koper mereka sudah dibawakan pelayan ke atas. Mereka menaiki lift dalam diam hingga kotak besi itu berhasil mengantarkan mereka sampai ke lantai dua. Kenzo melangkah keluar terle

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    03 . Hari Pernikahan

    Siang itu Kenzo kembali menjemput Keisya di kantornya. Seminggu yang lalu keduanya sudah bertemu dengan pihak WO. Hari ini mereka akan mengunjungi butik untuk mengukur badan untuk gaun dan tuksedo. Selama ini Keisya tidak punya keinginan tertentu untuk pesta pernikahannya, karena ia sendiri memang tidak menaruh harapan besar pada pernikahannya. Ia sendiri sudah membayangkan jika Kenzo akan menceraikannya setelah masing-masing tujuan mereka sudah tercapai melalui pernikahan ini.Mereka sampai di butik dan disambut oleh asisten designer yang bekerja di sana. Perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Vanya itu membimbing mereka menuju sebuah ruangan. Di dalam ruangan tersebut ada beberapa gaun yang terpajang. Tidak hanya warna putih, ada beberapa warna lain. “Kenzo!” itu adalah suara Melisa Adriano. Perancang busana sekaligus adik perempuan dari Zayden Adriano. Melisa akan membantu Keisya mewujudkan gaun yang diinginkannya. Tante dari pria yang akan dijodohkan dengannya itu cukup ter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    02. Surat Perjanjian

    “Vy, tolong reservasi meja untuk dua orang malam ini. Dan carikan gue informasi nomor ponsel pribadi, Keisya.” “Siap laksanakan, Bos!” Ivy -sekertaris pribadi sekaligus sahabat pria dingin itu tersenyum kecil pada Kenzo yang saat ini begitu fokus dengan layar komputernya. Sedikit geli mendengar atasannya memintanya mencari tahu ponsel calon istrinya. Bukankah aneh jika tidak mengetahui nomor ponsel pribadi seseorang yang sudah ditetapkan sebagai calon pasangan sehidup-semati. Oh, Ivy lupa kondisi mereka sedikit berbeda dengan calon-calon pasangan pada umumnya. Ivy meninggalkan Kenzo dan kembali ke mejanya sendiri. Melakukan tugas yang diberikan kepadanya. Pertama ia akan melalukan reservasi di restoran langganan Kenzo, kemudian mencari nomor ponsel Keisya. Sebelumnya mereka memang sudah mengantungi nomor ponsel Keisya, namun itu nomor yang digunakan untuk kepentingan pekerjaan. Kenzo menghentikan kegiatannya mengecek file di monitor saat ponselnya bergetar. Ada pesan dari Ivy yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status