Share

21 Pulih

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-28 16:28:44

Saat ini mentari sudah muncul di ufuk timur. Cahaya hangatnya bahkan sampai masuk ke dalam ruangan Daffa.

Alat medis masih menempel di tubuh Daffa. Di sana, Dinda masih setia menunggu kakaknya bangun. Sementara Kamila, dia sedang membeli sarapan untuk mereka makan bersama.

Hingga tiba-tiba suara dering ponsel Dinda memecah keheningan. Wanita muda itu segera merogoh tas selempang, diambilnya benda pipih itu dari dalam sana.

Ketika telah melihat layar ponselnya, Dinda mendengus kesal. Ternyata yang menelepon adalah Jenifer. Wanita itu pasti sadar tentang mereka yang tiba-tiba tak ada di rumah pagi ini.

Dinda nampak malas untuk menjawab telepon dari Jenifer. Bukan apa-apa, menurut hasil lab menyatakan bahwa, terdapat racun di tubuh Daffa. Racun itu tidak mematikan, namun perlahan mampu melumpuhkan penggunanya. Itu terjadi disebabkan karena Daffa telah meminum obat pemberian Jenifer semalam. Beruntung Dinda dan Kamila segera membawa Daffa ke rumah sakit, sehingga masih bisa dinetralisir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   22 Berusaha Tetap Sabar

    "Tidak, Mas. Aku sangat yakin kalau Mba Kamila wanita yang baik dan solehah," tekan Dinda lagi."Cukup, Dinda. Boleh saja kita menganggap Kamila baik, tapi bukan berarti kita harus percaya padanya. Manusia zaman sekarang itu banyak sekali tipu dayanya. Terkadang mereka hanya berpura-pura, demi mendapatkan kepercayaan dari kita. Setelah rencananya berhasil, mereka pergi sambil tertawa," kata Daffa masih dengan argumennya. "Baik kalau itu memang pendapatmu, Mas. Tapi mengenai perkara Mama, aku mohon Mas Daffa nurut sama aku. Jangan dulu pulang ke rumah. Mas Daffa harus menghindari Mama terlebih dahulu." Dinda berusaha menerangkan lagi kepada Daffa.Daffa terdiam dalam beberapa saat.Daffa dan Dinda tidak sadar, kalau Kamila sudah sampai di ruangan sedari tadi.Kamila mendengar percakapan antara mereka barusan. Langkah Kamila sampai tertahan dan sulit dilanjutkan tatkala mendengar penuturan Daffa.Kamila sedih, karena nyatanya Daffa masih saja berpikiran buruk tentangnya. Tapi dia tidak

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   21 Pulih

    Saat ini mentari sudah muncul di ufuk timur. Cahaya hangatnya bahkan sampai masuk ke dalam ruangan Daffa.Alat medis masih menempel di tubuh Daffa. Di sana, Dinda masih setia menunggu kakaknya bangun. Sementara Kamila, dia sedang membeli sarapan untuk mereka makan bersama.Hingga tiba-tiba suara dering ponsel Dinda memecah keheningan. Wanita muda itu segera merogoh tas selempang, diambilnya benda pipih itu dari dalam sana.Ketika telah melihat layar ponselnya, Dinda mendengus kesal. Ternyata yang menelepon adalah Jenifer. Wanita itu pasti sadar tentang mereka yang tiba-tiba tak ada di rumah pagi ini.Dinda nampak malas untuk menjawab telepon dari Jenifer. Bukan apa-apa, menurut hasil lab menyatakan bahwa, terdapat racun di tubuh Daffa. Racun itu tidak mematikan, namun perlahan mampu melumpuhkan penggunanya. Itu terjadi disebabkan karena Daffa telah meminum obat pemberian Jenifer semalam. Beruntung Dinda dan Kamila segera membawa Daffa ke rumah sakit, sehingga masih bisa dinetralisir.

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   20 Panik

    Tetap saja tak ada jawaban.Beruntung kamar Jenifer berada di lantai dua sehingga tak mengetahui suara Dinda di lantai satu."Bagaimana ini?" Kamila cemas."Saya akan cari kunci serep. Siapa tahu saja masih tersimpan di laci kamar." Dinda berlari menuju kamarnya. Dia ingat tentang penyimpanan kunci serep di sana. Beruntung Dinda langsung menemukannya. Dinda segera berlari kembali ke depan kamar Daffa membawa kunci di tangannya.Dinda langsung memasukan kunci ke dalam lubang pintu. Gegas dia membuka pintu kamar Daffa dengan segera. Setelah itu, pintu kamar Daffa akhirnya terbuka lebar.Dinda dan Kamila segera masuk. Mereka tercengang, melihat Daffa terlihat menggigil. Ternyata Daffa belum tidur, hanya saja dia tak bisa meraih remot control karena lemas."Mas, kamu kenapa?" Dinda langsung mendekati Daffa, meletakan punggung tangannya di dahi sang kakak. Suhu tubuh Daffa terasa panas di tangannya."Mas, kamu sakit?" Dinda bertanya lagi, segera memastikan."Iya. Badanku lemas. Tidak enak

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   19 Cemas

    Kamila tak akan membiarkan Daffa meminum obat apa pun dari Jenifer, apalagi setelah mengetahui perihal racun yang ia ketahui dulu.Dada Kamila gelisah. Masih saja ada Jenifer di rumah mewah itu. Kamila tak bisa berupaya kalau mama tiri Daffa masih standby memantau.'Ya Tuhan, bagaimana ini?' resah Kamila dalam hati. Ia tak akan bisa tidur. Gelisah sampai malam menjelang larut.Kamila bangun dan keluar dari kamar gudangnya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling area. Sepertinya orang-orang di rumah sudah tidur. Tapi, bagaimana dengan Daffa? Apakah suaminya itu sudah meminum obat pemberian Jenifer kemarin?Tidak! Jangan sampai itu terjadi.Tak lama, Kamila mendengar suara langkah kaki masuk dari arah depan. Siapa yang memasuki rumah di saat malam sudah hampir larut seperti ini?Kamila segera bersembunyi di balik sofa yang tinggi. Ia menenggelamkan tubuhnya di sana.Tapi suara langkah kaki itu terdengar semakin dekat, membuat jantung Kamila berdegup lebih kencang.Kamila menutup matan

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   18 Kecewa

    Di depan Kamila kini dua pasang manik menatapnya tajam."Masuk!" titah Daffa sedikit membentak. "I-Iya." Kamila menganggukkan kepala. Raut wajahnya berubah menjadi resah. Ia kemudian menoleh kepada Galang. "Aku pulang ya," pamitnya. "Kamu tidak perlu pamit kepada laki-laki itu! Hanya laki-laki pengecut yang mendekati istri orang," sindir Daffa."Jaga bicara Anda, Pak!" Galang nampak tak terima."Kenapa? Kamu tak terima, Pengecut?!" Daffa terlihat menantang."Hanya laki-laki pengecut yang kasar pada wanita!" balas Galang tak bergeming.Daffa semakin tersulut emosi. Seandainya kakinya tidak lumpuh, mungkin ia sudah keluar dari mobil untuk menampar Galang.Tapi Daffa hanya mampu mengepalkan tangannya. "Brengsek!""Kamila! Masuk sekarang juga!" Perintah Daffa lagi kepada Kamila.Tanpa sepatah kata lagi, Kamila segera masuk ke dalam mobil Daffa. Iya duduk di kursi belakang. Sebelum kendaraan mewah itu melaju, Daffa yang masih terlihat sinis, berucap serius kepada Galang, "Urusan kita be

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   17 Berusaha Menjelaskan

    "Kamu kenapa melamun, Mas?" Dinda menghampiri Daffa sambil bertanya. Dia sudah rapih dengan pakaiannya. Sepertinya hendak pergi. "Tidak apa-apa," jawab Daffa tak mau jujur. Padahal isi hatinya tengah merasa bersalah. "Hari ini aku berniat mengajak Mas Daffa ke kantor. Kita harus urus mengenai pengalihan nama perusahaan yang dilakukan oleh Mama." "Tapi—" Daffa terlihat ragu karena tidak percaya diri dengan keadaannya. "Tolong, Mas. Kita jangan diam saja," potong Dinda. Hingga. "Baiklah," jawab Daffa kemudian. "Apa perlu mengajak Kamila?" Lanjutnya bertanya untuk memastikan. "Tidak usah, Mas. Ini urusan internal keluarga kita. Sebaiknya jangan ajak Kamila," saran Dinda. "Yasudah." "Aku akan bilang dulu pada Kamila." Dinda kemudian pergi ke ruangan belakang, ruangan yang biasa Dinda berada. Tapi tidak lama, Dinda kembali menghadap Daffa. "Mas, Kamila minta izin keluar. Katanya dia ada urusan dengan temannya." Dinda menyampaikan pesan dari Kamila pada Daffa. "Janga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status