Share

25 Kacau

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2025-07-02 10:57:58

"Tidak!" Ratih membentak Galang. "Kamu tidak berhak untuk bicara," tegasnya.

Beberapa pasang manik yang tajam, seketika terarah pada Galang.

Ruangan ber-AC itu kini tiba-tiba terasa panas, seperti kekurangan udara. Keadaan yang membuat Daffa semakin yakin jikalau diantara keluarga Kamila memang tengah berbuat suatu kebohongan.

Sama halnya dengan Dinda. Padahal wanita muda itu sudah mulai menyayangi Kamila, tapi keadaan saat ini membuatnya kembali meragukan Kamila.

"Pak Daffa yang terhormat. Saya adalah calon tunangan Kamila. Saya adalah pria yang calon istrinya Anda renggut dengan paksa. Saya adalah pria yang harus merelakan calon istrinya menikah dengan pria yang tak dikenal. Saya juga harus merelakan Kamila menggantikan posisi yang tidak seharusnya diisi oleh Kamila," jawab Galang tak bisa dicegah.

Terkejut? Tentu saja. Bola mata Daffa dan Dinda sampai membulat sempurna.

Begitu pula dengan Kamila, dia tidak menyangka kalau Galang benar-benar akan mengungkapkan semuanya.

"Pantas saj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   73 Rahasia Hati

    "Innalillahiwainnailaihirojiun," ucap Kamila terkejut. Di waktu yang bersamaan Daffa keluar dari kamarnya menghampiri Kamila dan Dinda di ruang dapur. Kamila belum sempat mempersiapkan sarapan untuk suaminya. Berita mengagetkan itu sedikit menjeda aktivitasnya. "Ada apa ini? Kok terlihat kaget seperti itu?" Daffa bertanya pada Dinda dan juga Kamila."Mbak Selly meninggal bunuh diri apa minum racun." Dinda langsung menjawab dengan tangan sedikit bergetar. "Jangan ngaco, Dinda. Ini masih pagi, Udah bicara ngawur saja," elak Daffa sedikit tidak percaya."Aku serius, Mas. Mbak Selin baru saja meninggal akibat meminum racun. Katanya Mbak Selin kembali mencoba bunuh diri." Dinda menegaskan. Daffa tercengang. Dia tidak menyangka kalau Selin akan kembali melakukan kesalahan yang sama. Tapi setidaknya, Daffa sudah pernah berusaha mencegah Selin untuk bunuh diri. Meskipun pada akhirnya, saya tetap meninggal dengan cara yang sama.Harap Daffa, semoga Tuhan memaafkan semua kesalahan Selin, s

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   72 Malu-malu

    Dalam rekaman CCTV di ruangan kamar Daffa dan Kamila, semalam yang membuang guling pembatas adalah Kamila.Tanpa sadar, Kamila terlihat mendorong guling dengan sebelah kakinya. Dia juga terlihat memeluk Daffa dengan sendirinya. Pelukannya bahkan disambut hangat oleh Daffa. Keduanya sama-sama tidak sadar, sama-sama terhanyut dalam mimpi indah. Keduanya juga tidur cukup lalap karena nggak sempat kelelahan usai dari rumah sakit. Tiba-tiba saja Kamila tersipu malu setelah melihat fakta yang sebenarnya. Pipinya terlihat memerah, menahan rasa malu pada Daffa."Nah loh! Siapa itu yang melempar guling pembatasnya? Yang meluk duluan juga kamu. Pasti kamu udah nggak kuat ya pengen peluk aku." Daffa dengan bebasnya menggoda Kamila. "Apaan sih! Itu pasti kamu duluan yang mulai, Mas." Kamila tidak terima. "Loh, bukannya rekaman cctv-nya sudah jelas. Orang Kamu sendiri yang meluk Aku duluan. Aku ini normal, Kamila. Kalau kamu peluk aku, ya mana bisa aku nolak," goda Daffa lagi.Kamila semakin te

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   71 Saling Menyalahkan

    Saat ini mereka sudah sampai di kediaman Daffa Azriel.Raut wajah Kamila berubah drastis. Padahal awalnya dia sudah mulai hangat pada Daffa. Selama perjalanan bahkan Kamila selalu saja diam, tanpa mencampuri percakapan antara Daffa dan Dinda.Pun saat mereka sudah berada di dalam ruangan kamar yang sama. Daffa melihat Kamila terus saja cemberut, bahkan ketika hendak mau tidur. "Oh iya, aku lupa belum memberikan obat kamu, Masm Minum obat dulu ya." Kamila kembali bangkit dari tempat tidurnya, saat ketika telah sadar akan sesuatu. Tapi Daffa melihat Kamila seperti kesal. Sepertinya dia akan bertanya setelah Kamila kembali usai mengambil obat.Hingga tidak lama, Kamila kembali ke kamar dengan segelas air putih dan juga segenggam obat di tangannya."Minum obat dulu ya, Mas," ucap Kamila tanpa sedikitpun senyum terukir di bibirnya. Setelah menelan obat yang Kamila berikan, Daffa pun tidak bisa menunda pertanyaannya terlalu lama. "Kamila, kamu kenapa? Kok jadi berubah setelah pulang dar

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   70 Menyelesaikan Masalah

    Sontak beberapa karyawan butik langsung berlari mendekati Dinda, membantu Dinda untuk segera kembali berdiri. "Satpam, tolong!" Salah satu karyawan bahkan langsung berteriak meminta pertolongan pada satpam di depan butik."Ada apa ini?" Satpam yang sudah tiba di depan Dinda setelah berlari saat diminta pertolongan. "Tolong usir orang ini, Pak." Perintah Dinda pada satpam. Namun begitu satpam hendak melaksanakan perintah Dinda, di waktu yang bersamaan pria berwajah sangar itu langsung mendorong tubuh satpam dengan kuat. "Tidak boleh ada yang mengusir saya. Jangankan hanya gaji kalian, toko ini bisa saya beli!" Pria berwajah sangat itu berbicara dengan sombongnya."Tapi saya tidak akan menjual butik saya. Pergilah Anda dari sini. Anda telah menampar pipi saya sampai sakit banget. Saya tidak terima ini." Dinda terlihat tidak takut, walaupun pipinya terasa panas bagaikan terbakar api. Tamparan pria sangat itu begitu keras, membuat jiplakan tangan begitu jelas di pipi kiri Dinda. "But

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   69 Diancam

    "Aku jahat?" Dinda menunjuk wajahnya sendiri.Selin semakin mengerutkan bibirnya, menahan amarah yang kian terbakar. Tapi, dari sudut matanya nampak menetes bulir bening yang sedari tadi menganak sungai di pipi."Tolong Mba Selin pergi dari sini. Keadaan Mas Daffa sedang tidak baik-baik saja. Mohon pengertian dari Mbak Selin." Dinda sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dia bahkan membiarkan Selin melangkah pergi meninggalkan rumah sakit begitu saja."Dinda, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Selin?" Kamila nampak mengkhawatirkan Selin."Biarkan saja, Mbak Kamila. Akibat ulah Mbak Selin, Mas Daffa jadi kesakitan. Aku bahkan tidak akan memaafkan Mbak Selin kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Mas Daffa." Dinda terlihat keras kepala. Dia tidak peduli dengan Selin yang tengah mengalami gangguan mental. Yang Dinda pikirkan saat ini adalah keselamatan Daffa. Dia juga sudah tidak sabar ingin segera besok, ingin segera mendengar informasi terbaru mengenai pelaku penganiayaan pad

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   68 Adu Mulut

    Di ruangan jadi nampak ramai oleh orang-orang yang tengah merasakan sakit. Tapi tidak dengan Daffa. Kelopak mata Daffa nampak tertutup. Daffa masih belum sadar. Beberapa kali pukulan keras mengenai bagian wajah dan perutnya juga punggung. Padahal Daffa baru saja sembuh dari lumpuh. Kamila menangis melihat suaminya kesakitan. Dia khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada suaminya."Mas, ini sudah malam bahkan hampir pagi. Kenapa kamu masih juga belum sadar. Sadarlah, Mas. Kamu ini pria kuat. Aku yakin kamu pasti akan segera bangun. Kamu pasti tidak kenapa-kenapa 'kan. Aku pasti kuat kok." Kamila berbisik tepat di dekat telinga Daffa.Selin melihat itu. Pemandangan di depan matanya terlihat tidak mengenakkan. Selagi Dinda tidak ada di dekat mereka, Selin pun segera mendekati Kamila. "Kenapa kamu semakin berani mendekati Mas Daffa? Kamu pikir Mas Daffa cinta sama kamu? Jangan kepedean jadi orang ya. Kamu itu bukan seleranya Mas Daffa," tegur Selin pada Kamila. Dia menampilkan raut wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status