Share

MERASA LALAI

“Hufft.. kemana dia? Apa dia masih di luar?!” Seru Adaline yang ragu-ragu untuk keluar sebab saat ini dia hanya mengenakan handuk saja. Secara pakaiannya basah total karena cipratan air saat dia dan Ethan jatuh ke dalam bathup.

Adaline mengelus-elus kedua lengannya. Mungkin karena ia baru saja selesai bermain air maka nya suhu yang sudah dingin di kamar Ethan terasa semakin dingin di kulit nya.

“Aku harus bagaimana sekarang?” ujar Adaline, yang masih belum bisa memutuskan untuk keluar atau tidak.

Adaline ingat di rumah itu sebenarnya ada banyak anak buah Ethan, hanya saja tidak semua dari mereka yang diperbolehkan masuk ke dalam rumah oleh Ethan.

Itu lah mengapa hanya satu atau dua orang saja yang terlihat di dalam rumah itu sejak Adaline tiba di sana.

Tapi ya tetap saja! Mau di luar ataupun di dalam, mereka semua laki-laki. Dan satu-satunya wanita di rumah itu hanyalah Adaline seorang. Tentu saja hal ini tetap membuat Adaline merasa was-was.

“Keluar? Tidak?” ujar nya, berpikir keras.

“Hufft.. tidak usah saja! Tidak mungkin aku keluar seperti ini!” pikir nya, snewen sendiri saat ini.

“Tapi aku juga tidak bisa terus begini! Bisa mati beku aku semalam kalau hanya terus memakai handuk seperti ini!” pikir nya sambil melihat ke sekeliling kamar Ethan. Dan akhirnya mata nya kini terhenti di sebuah lemari yang ia yakini itu pastilah lemari pakaian Ethan.

“Hmmm.. Sepertinya tidak ada pilihan lain!” seru nya yang kemudian berjalan ke arah lemari itu. Dan begitu ia buka-

“OMG...... kenapa isinya semua hanya kemeja? Itu pun hanya ada dua warna,!! hitam dan putih.......!” Seru Adaline sambil geleng-geleng kepala saat melihat kemeja, yang sangat tidak variatif warnanya itu.

Adaline pun akhirnya terpaksa memakai salah satu kemeja Ethan.

Sengaja Adaline memilih kemeja yang berwarna hitam karena saat ini hanya kemeja itu saja yang dapat ia pinjam dari Ethan.

Sedangkan dalaman dan lain lain tidak dapat ia kenakan.

Walapun Adaline sudah berpakaian, Adaline tetap tidak mau keluar dari kamar Ethan. Ini semua karena saat ia melihat diri nya di cermin, Adaline sadar, tampilannya sangat seksih.

Jadi, dari pada terjadi apa-apa, Adaline pun memilih untuk tetap di dalam kamar ini saja sampai Ethan kembali.

Kalau untuk Ethan, Adaline yakin, Ethan tidak akan berani berbuat yang aneh-aneh pada nya. Secara Ethan sangat patuh pada Mr. Sean.

Adaline mendekat ke arah tempat tidur Ethan.

Sejujurnya mata nya saat ini sudah mulai mengantuk. Adaline pun naik ke atas tempat tidur itu dan berbaring, mencoba membuat dirinya jatuh ke dalam alam mimpi.

Dengan susah payah Adaline memaksakan agar mata nya terpejam.

Dan saat baru saja mata nya terpejam, tiba-tiba mata Adaline kembali terbuka, wajah nya pucat dan bibirnya gemetaran. Guratan di wajah nya menunjukkan kalau saat ini dia sangat ketakutan.

Adaline memejam mata nya sekuat tenaga yang ia punya sambil menutup kedua telinga nya dengan tangan kiri dan kanan nya.

Suara -suara teriakan pelayan di rumah sang ibu, terus menerus bergema di telinga Adaline.

“Tidak...tidak! jangan bunuh aku!!” ucap nya dengan bibir gemetar, ketakutan.

“Jangan bunuh aku! aku mohon! Jangan bunuh aku!!” teriak nya dengan suara yang tertahan.

Ini lah yang terjadi setiap kali Adaline baru akan mulai terjatuh ke dalam alam mimpinya. Kilasan pembantaian sadis itu, tanpa izin nya, kembali tayang di dalam pikiran nya. Membuat nya takut untuk memejamkan mata.

***

Hari pun berganti..

Dua hari sudah Ethan tidak pulang ke rumah nya karena ada banyak hal yang harus dia lakukan untuk sang bos. Dan saat Ethan pulang ke rumah, alangkah terkejut nya Ethan melihat Adaline masih ada di dalam kamarnya dalam keadaan yang tidak sadarkan diri.

“Astaga! Apa yang terjadi pada nya!” seru Ethan yang langsung menyingkap gorden kamar nya agar sinar matahari masuk ke dalam kamar itu.

"Adaline! Adaline?!” Panggil Ethan sambil menyandarkan tubuh Adaline pada nya.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini!” Seru Ethan sembari mengecek suhu tubuh Adaline. Dan memeriksa denyut nadi Adaline.

“Apa dia dari dua hari yang lalu tidak keluar dari kamar ini?” seru Ethan, cemas.

Bagaimana Ethan tidak cemas, suhu tubuh Adaline sangat panas. Selain itu, Adaline juga terlihat sangat lemah.

Ethan menggenggam tangan Adaline, dan ternyata tangan mungil itu saat ini sedang menggigil.

“Aku harus bagaimana?!” Ethan jadi bingung sendiri.

Ethan melihat Adaline berkali-kali. Dan karena tidak ada pilihan lain, Ethan pun mengambil kotak jarum akupuntur miliknya.

Ethan memang tidak sehebat bos nya dalam pengobatan. Tapi Ethan dapat di katakan sangat menguasai teknik pengobatan cina yang satu ini.

“Semoga setelah ia sadar nanti, dia tidak menabok ku!” Seru Ethan yang mulai membuka kemaja yang Adaline kenakan.

Glek..

Ethan menelan saliva nya dengan susah payah saat semua kancing kemeja itu sudah terlepas dan memperlihatkan tubuh bagian depan Adaline yang tidak tertutup apapun.

“Maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud apapun pada mu!” Ujar Ethan pada Adaline, yang jelas-jelas tidak mendengar apa yang Ethan katakan.

Ethan pun mulai menanggalkan kemeja berwarna hitam itu, yang otomatis membuat Adaline sepolos bayi yang baru lahir.

Ethan yang sedang menusukkan jarum akupuntur di dada Adaline, berusaha sebisa mungkin untuk fokus dengan niat awal nya membantu Adaline.

“Astaga!! Kenapa ruangan ini jadi panas begini?” seru Ethan yang merasa kepanasan di kamar nya itu padahal AC kamar sedang menyala.

Ethan pun menyegerakan untuk pekerjaannya. Sebab setelah itu dia ingin memeriksa semua anak buah nya yang berjaga di bawah. Bagaimana tidak ada yang sadar kalau Adaline jatuh pingsan di dalam kamar nya.

Setelah semua jarum yang Ethan rasa perlu untuk di tusukan ke tubuh Adaline telah Ethan tusukan, Ethan pun mengatur jam pasir milik nya dan membereskan semuakota akupuntur nya untuk sementara.

Ethan melihat Adaline yang terbaring dengan jarum yang penuh di sekujur tubuh Adaline. Kalau Ethan tidak salah periksa, Adaline jatuh pingsan karena ada yang menyumbat dalam aliran darah nya.

Hal ini bisa saja di sebabkan oleh Stress atau hal lainnya. Tapi dalam kasus Adaline, kemungkinan terbesar yang menyebabkan kondisi nya seperti ini adalah trauma yang ia sembunyikan dalam diri nya.

Untuk sesaat Ethan merasa sangat kasihan dengan nasib yang menimpa Adaline.

“Andaikan aku pulang lebih cepat, maka kondisinya pasti tidak akan seburuk ini.” Ujar Ethan pelan, kemudian keluar dari kamar untuk menghukum semua anak buah nya serta pelayan nya, yang tidak bisa menjaga Adaline dengan baik selama Ethan pergi.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status