Share

Minnie

Minnie

"Mbak Fio." Panggil Wendi asisten pribadi Matty

"Ya.. Siapa ya?" Tanya Fio bingung karena dicegat orang tak dikenal di lobbi apartemennya.

"Saya Wendi, asistennya mas Matty. Bisa ikut saya sekarang. Mbak Fio udah di tunggu mas Matty soalnya."

"Ooo.. Saya ganti baju sebentar ya. Nggak usah mbak Fio, nanti aja. Yuk keburu ada yang lihat." Ucap Wendi sambil menyeret tangan Fio menuju mobil Alphard milik Matty yang sudah di modif sedemikian rupa hingga terasa luas dan nyaman.

"Hai gadis manis. Sorry harus gini jemputnya." Ujar Matty sambil menarik tangan Fio masuk kedalam mobil.

"Berasa kaya di culik akunya." Ucap Fio membenarkan posisi duduknya sedikit miring agar bisa menatap wajah tampan Matty.

"Memang aku mau culik kamu dan sembunyiin di hati aku."

"Hiss.. Kakak ya.. Mau kemana sih kita, sampai mau ganti baju aja nggak jadi karena buru-buru tadi ditarik-tarik Wendi."

"Makan. Lagian kenapa harus ganti, gini aja udah cantik. Kamu mau pakai baju dinas ataupun office dress gini tetep aja cantik. You are so perfect manis." Ucap Matty menatap tubuh seksi Fio di balik Midi Dress kombinasi warna hitam dan putih yang semakin menunjukkan lekuk tubuh indah Fio.

"Astaga boss.. Gombalnya gitu amat nggak ada yang lebih kreatif yah? Biasa banget." Ucap Wendi menggoda Matty, disampingnya pak Prapto hanya bisa menahan senyum.

"Emang biasanya sama model-model cantik nggak gini ya Wen?" Tanya Fio penasaran

"Waduh... Boro-boro gombal mbak. Tiap ketemu model cewek ajah macem kutub utara, dingin bener beud. Tu cewek-cewek dianggurin, cuma dianggap tiang listrik pinggir jalan aja sama si boss. Mana ada si boss manis-manis, ngomong aja irit, senyum di depan kamera aja cuma pas lagi pose, itu pun kalau diminta gitu juga jarang." Cerocos Wendi memberi informasi.

"Masa sih? Ini senyum terus, manis lagi senyumnya." Ujar Fio sambil menatap wajah Matty yang sedang tersenyum manis sambil memandangnya dengan lekat.

"Hemmm... Ketauan banget flirting tu mbak..." Ucap Wendi yang langsung di timpuk kepalanya pakai kotak tisu oleh Matty.

"Jangan mulai ngadi-ngadi deh lo. Dasar ember."

"Emberan, nggak begini nggak eksis boss di dunia perasistenan."

"Jih apaan sih.. Udah jangan dengerin ya manis."

"Nggak papa, seru tau dengernya. Wen, aku mau temenan sama kamu ajalah rame keliatannya." Kata Fio menepuk pundak Wendi

"Beneran ya mbak."Ujar Wendi girang

"Janganlah manis, berisik dia mah. Dia kalau sarapnya kambuh suka kaya makhluk jadi-jadian, annoying bangetlah" Sahut Matty tanpa mengalihkan pandangannya dari Fio.

"Huss jangan gitu ah kak." Ujar Fio menepuk pelan paha Matty.

"Iya ih boss nih suka betul kalau ngomong. Tapi kerjaan saya masih kepake kan boss?" Ujar Wendi yang sedang menjawab komentar dari para penggemar Matty.

"Huzz... Berisik aja kerjaan lo Wen."

"Eh mbak, boleh saya kasih saran?” Ucap Wendi tiba-tiba

“Apa Wen?”

“Jangan mau lah dipanggil manis sama si boss." Celetuk Wendi tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedang digenggamnya.

"Kenapa gitu?"

"Kaya nama kucing tetangga di penthouse tau. Geli dengernya."

"Oya?" Tanya Fio sambil melirik Matty menggoda.

"Ish.. Dasar comel lo Wen. Ya udah, kamu mau dipanggil apa?" Ucap Matty sambil memainkan jemari Fio.

"Ehm.. Apa ya? Minnie gimana?"

"Minnie mouse?" Tanya Matty yang di angguki Fio.

"Okey, my Minnie and i'm your Mickey." Ucap Matty lalu mencium tangan Fio.

“Aduh.. Abis kucing sekarang ganti tikus.” Gumam Wendi tak habis pikir dengan pasangan baru di kursi belakang.

Malam itu Matty mengajak Fio untuk mengunjungi salah satu restoran miliknya. Restoran yang memang didesain khusus serasa makan di korean bbq. Restoran ini cukup terkenal, Fio sempat heran kenapa Matty mengajaknya ke restoran ini yang biasanya sangat ramai. Bahkan jika ingin makan disini harus reservasi terlebih dahulu.

"Kak, kita mau makan disini?" Tanya Fio meyakinkan

"Iya, kenapa? Kamu nggak suka?"

"Bukan, tapi resto itu ramai banget Kak. Nggak takut ada paparazzi? Orang berita kamu ketimpa lampu waktu itu ajah heboh banget, gimana mereka tau kamu jalan sama aku?" Ujar Fio agak panik.

"Sudah tenang. Jangan dipikirin ya, di jalanin aja." Ucap Matty tersenyum lalu menggandeng tangan Fio erat masuk ke dalam restoran.

"Hai Matt. Lama lo nggak nongol disini." Ucap Zia menyambut Matty dan Fio saat masuk dalam resto lalu memeluk dan mencium kedua pipi Matty.

"Nongol lo kata gue apaan? Eh.. Zia kenalin ini Fiona."

"Hai, aku Fio" Ucap Fio ramah sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan Zia.

"Haii.. Bentar ini Fiona yang itu Matt?" Sapa Zia sahabat sekaligus partner bisnis Matty

"Iya." Jawab Matty singkat

"Wow... Takdir memang sudah menggariskan kalian ketemu keliatannya. Salam kenal ya Fi, gue Kezia panggil aja Zia. Gue sahabatnya Matty."

"Salam kenal juga kak Zia." Kata Fio manis.

“Yuk masuk aja ke dalam. Keburu tamu reserve pada dateng.” Kata Zia sambil berjalan mendahului Fio dan Matty

“Okey.”

"Zia sama Bian adalah sahabat-sahabatku yang bantuin aku mengelola semua usahaku Minnie." Jelas Matty pada Fio saat jalan menuju ruangannya yang telah dipersiapkan khusus untuk mereka

"Oya?"

"Ah.. Kebetulan Bian belum pulang dari kantor. Nanti dia nyusul kesini kok. Duduk dulu yuk." Ucap Zia saat mereka sudah sampai di ruang VIP

"Kok tumben sepi kak Zia?" Tanya Fio heran dengan kondisi resto yang sepi.

"Bossnya mau datang masa kita nggak kosongin tempat. Okey aku tinggal sebentar yah." Kata Zia sambil tersenyum menggoda Matty.

"Kakak ada usaha apa aja sih?" Tanya Fio penasaran saat tinggal mereka berdua didalam ruangan.

"Ehm, ada beberapa. Mungkin kalau kamu lihat Bian, pasti inget beberapa produk deh."

"Contohnya?"

"Ehm.. Tau Latvia beauty cares?"

"Ya, aku tau. Aku pake juga.” 

“Oya? Itu punya aku sama Zia. Dia yang lebih banyak In Charge di sana. Aku sih cuma tanam modal aja. Dia semua yang kelola aku tau bersih aja." Jelas Matty sambil tak henti- hentinya memandangi wajah ayu Fio.

"Oya?"

"Terus kamu tau pakaian olahraga merek Socrates?"

"Tau. Itu punya kakak juga?"

"Iya, joinan sama Bian. Ada juga usaha lain termasuk Hwasang ini."

"Aku nggak sangka lho diantara kesibukan kakak jadi model masih bisa ngerjain bisnis sebegitu banyak."

"Ya kan ada sistemnya Minnie. Dan nggak semua aku handling sendiri."

"Matt..." Panggil Bian yang baru saja masuk ruangan.

"Hai Bi.. Eh.. Kenalin nih Fiona." Ujar Matty langsung berdiri dan merangkul sahabatnya itu lalu memperkenalkan Fio yang berdiri di sampingnya

"Haii kak Bian." Sapa Fio ramah

"Ah, Hai.. Jadi kamu yang namanya Fiona... Cantik memang kaya apa yang dibilang Matty." Ujar Bian sambil tersenyum menatap Fio lalu duduk di depan Matty.

"Jangan suka godain deh."

"Gue nggak godain Matty, gue cuma kagum sama pilihan lo. Pinter lo milihnya." Ujar Bian terus menggoda membuat Wajah Fio bersemu merah.

"Gue gitu lho." Ujar Matty sesumbar.

“Songong lo. Fi, satu hal yang lo harus tau tentang orang disamping lo. Dia ini bisa sangat cemburuan, jadi lo harus agak hati-hati. Sabar-sabarlah sama ni orang, apa lagi kalo songongnya udah keluar kaya barusan.”

“Apaan sih lo? Bohong itu Minnie.” Ujar Matty menatap tajam ke arah Bian. Bukannya takut bian malah tertawa terbahak-bahak.

"Bro sumpah ya, susah banget gue kalau mau nemuin lo. Sampai gue kontak Wendi sama pak Prapto. Lo susah nggak Fi kalau mau nyariin ni orang satu?" Ujar Bian mengalihkan pembicaraan.

"Sejauh ini sih aku nggak pernah nyariin kak, dia yang suka nyariin aku." Kata Fio sambil melirik ke arah Matty

"Woooo.. Dasar brandal."

"Hahaha.. Jadwal gue agak padat bro. Lusa gue juga harus ke Paris."

"Alesan aja lo.. Berapa hari disana?"

" 1 mingguan. Soalnya photoshoot buat Elle man, pas waktunya juga barengan sama Paris Fashion Week. Lo nggak mau ikut?"

"Zia aja ntar yang nyusul lo kesana. Kerjaan gue numpuk bro. Lo sih enak jalan mulu, lah gue kan terkurung di kantor."

"Ada waktunya juga lo jalan, jangan dusta deh."

"Lo mau ikut Fi ke Paris? Kalau mau nanti biar berangkat bareng Zia." Tanya Bian tiba-tiba pada Fio.

"Nggak bisa deh kak, jadwal dokter nggak sefleksibel itu."

"Santai kali Fi, rumah sakit punya bokap dia juga. Aman lah lo pasti disana." Ucap Bian 

"Hah? Gimana?"

"Lah lo nggak tau kalo Matty ni anaknya Jacob Prince yang punya rumah sakit tempat lo kerja sekarang?" Ujar Bian sambil menatap wajah Fio yang kebingungan. Fio sekarang ganti menatap Matty meminta penjelasan.

"Iya, aku belum sempat cerita tentang itu. Nanti aku ceritain semuanya yah." Kata Matty sambil menggenggam jemari Fio erat, menatap dalam manik mata Fio yang kecoklatan.

"It's okey Fi. Lo harus pelan-pelan ngenalin cowok ini. Banyak rahasia dia." kata Bian lagi

"Udah deh Bi, jangan ngompor dong lo." Seru Matty kesal

"Iya.. iya.. Eh.. Pokoknya Matt, abis dari sini lo harus mampir ke kantor barang sebentar. Banyak urusan lo yang numpuk tau. Gue nggak mau ah gantiin lo mulu, kerjaan gue banyak juga kali." Ujar Bian kesal.

"Iya, beres.. Pokoknya sebelum gue berangkat semua sudah beres."

Obrolan menjadi lebih seru apalagi saat Zia ikut bergabung. Ternyata ada banyak hal yang baru diketahui Fio tentang Matty dari obrolannya bersama Bian dan Zia. Kesan Matty yang sangat profesional, dingin, arogan dan menyebalkan mendadak menghilang berganti dengan Matty yang hangat.

Mommy Audy

Nah ada yang mulai berbunga-bunga nih. Next Mommy tambahin kembang setamannya. So follow terus cerita mommy. Tinggalin jejak kalian dengan kasih komentar dan tambahkan juga cerita mommy di pustaka kalian, biar tau kalau mommy udah update ceritanya.

| Sukai
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Silvia Yanaco
bagus kak semangatblanjut bab nya sampai tuntas
goodnovel comment avatar
rita tangdiongga
lanjut Thor, banyakin bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status