Share

Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat
Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat
Author: Auphi

Casting

Author: Auphi
last update Last Updated: 2023-11-25 09:22:25

"Peserta nomor dua belas, silakan masuk," ujar seorang pria berwajah kelimis dari ambang pintu.

Bersamaan dengan itu, seorang gadis dengan tampilan trendy dan tubuh tinggi masuk ke dalam ruangan. Sejak tadi, wanita ini sudah mencuri perhatian Putri karena pembawaannya sangat berbeda dari peserta lain.

Selain terlihat santai, tubuhnya pun mengenakan barang branded dari atas sampai ke bawah yang tak mungkin bisa dijangkau oleh artis yang tengah merintis karir.

Putri kembali menatap nomor antriannya dengan gelisah. Di atas kartu itu tertulis angka tiga puluh dua, yang berarti ada dua puluh kandidat lagi yang mesti maju sebelum tiba gilirannya.

"Eh, dengar-dengar kita casting cuma formalitas lho. Semua peran yang dibutuhkan sudah terisi." Seorang peserta yang kebetulan duduk di sebelah Putri mulai bergosip dengan rekannya.

"Ah, masak sih sekelas Bharata group curang?" Temannya menanggapi skeptis.

"Pelankan suaramu, bodoh."

Setelah itu keduanya bicara sangat pelan hingga suara mereka menyerupai desau angin. Namun percakapan sekilas tadi sudah cukup bikin hati Putri ngilu.

Dia menarik nafas panjang sambil memikirkan betapa sulit hidupnya biar bisa sampai kemari. Mati-matian membujuk Sophia, cuti dari pekerjaan -- yang sudah pasti dikenai denda --, dan harus merelakan uang lima puluh ribunya untuk ongkos kemari.

'Semoga aku punya kesempatan untuk unjuk gigi.' Putri membatin lagi seraya menatap sekeliling. Ada banyak hal menarik yang bisa dilihat saat ini.

Ketika dia sedang asyik mengamati segalanya, pintu yang tertutup rapat itu tiba-tiba terkuak diikuti oleh pengumuman yang langsung mematahkan hati semua orang.

"Baiklah kakak-kakak, terima kasih atas partisipasinya. Dengan sangat menyesal kami umumkan, semua peran yang kami cari sudah terisi, sampai ketemu di lain waktu. Semoga berhasil."

Dan "baam!" Pintu itu kembali tertutup rapat.

Sontak semua yang menunggu tadi kasak-kusuk. Ada yang protes, ada yang saling tatap dengan ekspresi 'kubilang juga apa' tertempel di wajahnya, ada juga yang langsung menitikkan air mata. Dan Putri termasuk salah satu dari kategori terakhir ini.

Bagi mereka yang di dalam sana, ini mungkin cuma casting biasa, tapi bagi Putri beda lagi ceritanya. Harapannya, kesembuhan neneknya, sangat bergantung pada kesuksesannya dalam meniti karir.

"Ssstttt, lihat ke sana deh... ."

Sayup-sayup suara perempuan yang duduk di sebelahnya tadi mendadak terdengar lagi, namun Putri terlalu malas meladeni. Dia tetap menunduk sambil menenangkan dirinya yang kecewa berat.

Pada saat inilah, suasana di sekelilingnya mendadak hening. Terlalu hening sampai dia jadi merinding.

Putri menatap perempuan di sisinya yang tadi terisak kini malah sibuk merapikan rambut. Perempuan yang duduk di depannya, mengangkat sebelah kakinya hingga bagian pahanya yang cuma ditutupi sehelai rok mini jadi terekspos.

'Kenapa orang-orang ini bertingkah aneh?'

Di tengah keheranannya, Putri mendongak hingga matanya bersirobok dengan netra yang dinaungi sepasang alis hitam pekat itu.

Apa yang lebih mengejutkan adalah warna pakaian mereka yang sama persis. Kemeja putih dan jins biru. Bedanya, pria jangkung itu menggulung lengan bajunyanya sampai siku dan memasukkannya ke dalam celana.

Putri bagai tersihir sebelum buru-buru menundukkan pandangan. Demi menjaga kesadarannya tetap berpijak di bumi, dia berulang-ulang mengucapkan mantra yang sama dalam benaknya.

'Yang terlalu indah mendatangkan petaka... yang terlampau bagus mengundang bahaya... .'

Putri baru berhenti merapal mantranya ketika keheningan di sekelilingnya berubah jadi kasak-kusuk tak berkesudahan.

"Ampunn ... tak sia-sia aku datang. Bisa bertatapan dengan pewaris Bharata group adalah impian terbesarku."

"Sekarang aku percaya bila dibalik kemalangan akan selalu ada hikmahnya."

"Dia sangat tampan seperti dewa Yunani."

"Kurasa dia sangat pantas jadi tokoh CEO dalam cerita romansa. Tubuhnya atletis dan jantan, memikirkannya saja bikin rahimku menghangat... ."

Putri menarik nafas panjang mendengar komentar-komentar lucu ini. Dewa Yunani katanya? Apa mereka pernah ketemu dewa? Tahu CEO itu singkatan dari apa? dan lagi... rahim hangat?

Astaga! Demi tongkat petir Zeus, baru tahu seseorang bisa merasakan sensasi hangat di rahim sendiri.

Puas menggelitiki telinganya dengan ocehan para wanita yang mabuk kepayang, Putri pun terhuyung meninggalkan gedung milik keluarga Bharata. Entah bagaimana caranya menceritakan kegagalan ini pada Sophia nanti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Cahaya di Ujung Jalan

    "Sebaiknya, si Putri jangan tinggal bersama kita."Duarr! Kata-kata ini seperti geledek yang menyambar di siang bolong bagi telinga gadis kecil yang tengah meringkuk ketakutan dalam kamar tidurnya. "Tapi Pa, dia masih kecil. SD saja belum tamat.""Dia kan sudah sepuluh tahun, harusnya sudah bisa mengurus diri sendiri."Gadis kecil itu mengusap air matanya yang jatuh berderai. Percakapan antara ibu dan ayah tirinya bagai godam yang memukul telinganya bertalu-talu. Sejak ibunya menikah lagi, dia sudah seperti orang asing di rumah sendiri. Padahal rumah yang mereka tempati ini, ibunya yang beli. Ayah dan kedua saudara tirinya yang menumpang tinggal. Tapi kenapa sekarang... "Lantas kemana Putri mesti pergi, Pa?"Suara ibunya terdengar sendu, meragu. Namun dia yakin satu hal. Sebentar lagi beliau bakal mengambil keputusan yang berpihak pada ayah tirinya. Sudah setahun belakangan, situasi mereka selalu b

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selamat Tinggal

    Sementara itu Marion yang sudah lama menghilang dari sorotan kamera, kini sedang duduk berhadapan dengan seseorang di sebuah kafe kecil di bandara. Wanita yang duduk di depannya tak lain Marion Shelby, yang sekejap lagi akan terbang ke Amerika karena dideportasi akibat skandal penipuan saham yang dia lakukan bersama Aryo. "Mion, you shouldn't leave me here. Bring me along with you," pintanya untuk kesekian kali. "Mereka semua sudah membuangku... bahkan... bahkan perempuan jalang itu konon akan menikah dengan Arya, Mom."Wajah cantik Shelby menatap puterinya datar. "Why should I? Kamu tak akan bertahan di sana dengan sikap manja itu. That bitch has taught you so well," geramnya. Marion terkesima. Kata bitch pada kalimat ibunya jelas mengacu pada nyonya Mahendra. "Kenapa Mion bilang begitu? Beliau selalu baik dan memberi semua keinginanku.""Stupid lass. Gara-gara itulah kamu tumbuh jadi gadis manja dan sombong. Selalu merasa d

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Saudara

    Besoknya, setelah pengumuman resmi kembalinya puteri yang hilang, Dewa langsung membawa Putri menuju perusahaan kosmetik milik keluarga Mahendra. "Kamu siap untuk tugas pertamamu?" selidiknya ketika mereka sudah mencapai ambang pintu. "Siap, Papa."Jawaban Putri yang mantap membuat Dewa tersenyum puas. Rasanya, semakin mengenal Putri, dia makin bangga. Meski lahir dan dibesarkan ditengah kaum jelata, puterinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dewa tak tahu saja bila semua yang diraih Putri saat ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun, termasuklah didalamnya pelatihan etika dan kepribadian. Ruang pertemuan sudah dihadiri semua petinggi perusahaan, hingga Putri yang tadinya sudah siap nyaris gugup. " .... untuk selanjutnya Putri Maharani akan menjabat sebagai presiden direktur yang baru dari Mayapada Beauty." Dewa Mahendra menutup sambutannya dan tepukan riuh langsung bergema memenuhi ruangan. Perbe

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perang Kata-Kata

    Satu minggu kemudian, keluarga Mahendra mengumumkan kembalinya puteri kandung mereka yang hilang. "... seperti yang kalian tahu selama ini kami mengadopsi Putri Marion dari mantan istri almarhum adikku, Marion Shelby. Sebabnya tak lain karena puteri kandung kami hilang akibat tipu muslihat yang keji ... waktu itu dia masih orok yang baru keluar dari rahim istriku. Gara-gara ini pula, istriku tak berani lagi mengandung. Kehilangan puteri bungsu membuatnya trauma. Siapa sangka, pertemuan tak disengaja akhirnya membuat kami bisa bertemu lagi ... ."Sambutan ini diucapkan dengan penuh haru bahkan sampai menitikkan air mata. Putri yang diminta berdiri di salah satu sudut tersembunyi hanya bisa menatap takjub kemampuan akting kedua manusia di depan sana. Puteri yang hilang katanya? Padahal untuk memaksa nyonya Mahendra agar mau mengangkat dirinya sebagai puteri yang hilang itu, Dewa harus memberi kompensasi. Deva akan tetap jadi satu-satunya pewaris

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Keluarga Baru

    Walau suaranya terdengar mantap, sejujurnya Putri sangat hancur di dalam. Kalau bukan karena memaksa diri agar kuat, dia sudah pasti menangis detik ini. Dewa menarik nafas panjang dan menatap Putri serius, "sesudah itu apa? Kamu mau kembali hidup luntang-lantung sendirian? Jadi objek hinaan semua orang? Putri, aku tak akan membiarkan darah Mahendra diinjak-injak begitu saja."Putri tertawa sangat keras. Ya! Apa yang penting bagi Dewa bukanlah dirinya atau ibunya atau siapapun melainkan nama keluarganya, Mahendra. "Persetan dengan namamu! Aku bahkan jijik harus memiliki DNA-mu dalam tubuhku," sahutnya begitu tawa pahit itu usai. "Kalau begitu, manfaatkan aku. Kamu membenciku, kan? Kenapa harus membiarkan aku hidup tanpa beban setelah menghadirkanmu ke dunia?"Sekarang Putri makin bingung. Sejak tadi dirinya sudah bertindak sangat kurang ajar namun Dewa tidak murka sedikit pun. Dia justru memberikan persuasi yang masuk akal. La

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Puteri Gelap

    "Kamu yakin mau pergi begitu saja, Putri?"Suara Claudia menarik Putri kembali ke dunia nyata. Sejak tadi dia memang masih gamang, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya di sini. "Ya, Kak. Mungkin saja, suasana kampung bakal bikin hidupku lebih happy. Aku sudah muak dengan kekejaman ibu kota. Sepertinya, takdirku memang jadi orang desa," sahut Putri dengan seulas senyum getir di bibirnya. Claudia hanya bisa mendesah pasrah. Setelah memastikan semua bawaan Putri siap, dia pun memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti adik itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Kamu orang baik, hidup tak akan selamanya kejam."Air mata Putri kembali menitik. Dengan rasa haru dia merangkul sahabatnya dan berpamitan. Sejurus kemudian, dia sudah duduk di dalam taksi menuju stasiun bus. Semalam, setelah melarikan diri dari Arya, Putri langsung menuju kontrakan Claudia. Usai menghabiskan waktu berpikir s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status