Share

Operasi

Penulis: writaitax
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-22 23:56:46

Operasi sudah berlangsung beberapa jam dan membuat ketiga orang yang menunggunya di luar tampak makin panik karena operasi tak kunjung selesai.

Tak berapa lama, Glow — adik Arvy— pun datang bersama sang suami — Blaze.

"Apa kata Dokter, Mom?" Wajah Glow terlihat khawatir.

"Arvy masih dioperasi," jawab Izzy yang kemudian memeluk Glow.

"Tenanglah, tak akan terjadi apa-apa pada kakak. Dia sangat kuat, Mom.” Glow berusaha menguatkan sang Mommy.

Lalu Blaze melihat ke arah Vanilla.

"Siapa kau?" Hal itu membuat Glow menoleh juga pada Vanilla.

Vanilla tampak kembali merasa bersalah lagi atas hal ini. Kemudian Izzi menceritakan kejadiannya dan apa yang membuat Vanilla berada di sini.

Glow mendekati Vanilla yang tampak masih ketakutan dan gemetar.

"Hei, tak apa-apa. Ini adalah kecelakaan dan takdir. Berdoa saja kakakku baik-baik saja.” Glow memegang tangan Vanilla yang gemetar.

Vanilla melihat ke arah Glow dan meminta maaf padanya dengan menahan tangisnya. Glow tak menyalahkan Vanilla untuk hal ini karena ia tahu bahwa semua adalah takdir yang tak bisa dihindari.

Glow melihat baju Vanilla yang robek.

"Kau juga tertabrak atau jatuh, Vanilla?" Glow mengamati tubuh Vanilla.

"A-aku ..." Ucapan Vanilla menggantung.

"Ada apa? Jika kau terluka juga, seharusnya kau ikut diperiksa karena takut ada cidera yang tak kau ketahui.” Glow melihat beberapa luka lebam di wajah dan tangan Glow serta kakinya.

"Apakah kau terbentur trotoar atau jalanan aspal?"

Vanilla tak kunjung menjawab.

"Hei, ada apa?" tanya Glow lagi dan ia melihat luka-luka dan itu bukanlah luka goresan karena seharusnya jika memang Vanilla terjatuh maka kulitnya akan tergores.

"Apa kau menghindari sesuatu hingga kau berlari ke jalan, Vanilla?" Glow tampaknya bisa mengira apa yang terjadi pada Vanilla karena ia sering menghadapi kasus seperti ini di rumah sakit.

Izzy mendekati Vanilla dan memegang tangannya. "Ada apa? Katakan pada kami.”

Lalu Vanilla menceritakan apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu terjadi. Dan Izzy cukup terkejut dengan hal itu. Aiden bergerak cepat dengan mengerahkan anak buahnya untuk menangkap teman kerja Vanilla yang mencoba melecehkannya.

Vanilla tak menyangka ia akan dibantu sejauh itu oleh keluarga pria yang mengalami kecelakaan karena dirinya.

Vanilla berterima kasih pada keluarga Wilson karena mereka berhati besar dengan tak mempermasalahkan hal ini dan memberi kesempatan padanya untuk membayar kesalahannya yang sebenarnya itu bukanlah sepenuhnya salah Vanilla.

Glow membelikan baju untuk Vanilla di luar rumah sakit agar wanita itu mengganti bajunya. Izzy bahkan menyuruh Vanilla pulang, tapi wanita itu tak bisa tenang jika Arvy belum keluar dari ruang operasi.

*

*

“Apa? Dia buta? Oh my God.” Izzy tampak shock ketika Dokter memberitahu keadaan Arvy yang seja

*

Hingga akhirnya operasi itu berjalan lancar dan Arvy menderita cidera cukup parah di bagian kepalanya.

Arvy masih dirawat di ruang ICU dan tak boleh dijenguk oleh siapapun dulu sebelum kondisinya stabil.

Dan Vanilla masih belum pergi dari sana sampai keesokan harinya.

Bawah matanya menghitam karena tak tidur semalaman dan Izzy membawakannya makan pagi karena Vanilla tak mau pergi ke mana pun sebelum Arvy sadar.

“Vanilla, pulanglah. Arvy akan kami jaga,” ucap Izzy.

“Tidak, Aunty. Aku akan menjaganya sampai dia sadar. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahkan aku tak peduli lagi dengan pekerjaanku.”

Vanilla masih sangat takut jika tiba-tiba Arvy meninggal dan ia tak akan memaafkan dirinya seumur hidupnya.

“Dia akan sadar, Vanilla. Pulanglah,” ucap Glow.

Vanilla tetap menggeleng dan bersikeras akan menunggu Arvy sampai sadar kembali. Ia bahkan tak mengenal Arvy tapi rasa bersalahnya sangat besar pada pria itu hingga ia ingin menebusnya dengan apa pun.

*

*

Hingga akhirnya di siang hari Arvy tersadar dan mulai membuka matanya. Vanilla dan yang lainnya hanya bisa melihatnya dari kaca ketika beberapa dokter dan perawat masuk ke ruangan steril itu.

Arvy tampak memegang kepalanya dan meraba-raba yang ada di depannya. Glow menutup mulutnya seolah tahu apa yang terjadi pada kakaknya.

Arvy terdengar berteriak dan memukul-mukul apa pun yang ada di depannya termasuk Dokter dan perawat.

Vanilla perlahan menyadari apa yang terjadi. Arvy tak bisa melihat karena cidera parah di kepalanya. Vanilla terduduk lemas di atas lantai melihat kenyataan itu.

Hatinya bagai ditimbun batu besar karena beban yang ia rasakan sangat berat ketika mengetahui bahwa Arvy buta karena kecelakaan itu dan hal itu diakibatkan oleh dirinya.

Izzy dipeluk oleh Aiden dan berusaha kuat dengan apa yang terjadi. Setidaknya sang putra masih hidup meskipun akhirnya buta.

Blaze pun memeluk Glow yang tak tega melihat keadaan kakaknya.

Mereka bahkan tak berani masuk karena tangis mereka pasti akan pecah ketika mereka melihat Arvy yang menderita.

Tak ada kata dalam beberapa menit di antara mereka berlima.

“A-aku akan menjadi matanya. Seumur hidupku akan kuberikan padanya,” ucap Vanilla akhirnya.

“Kalian bisa mengambil mataku jika hal ini bisa membantunya melihat lagi,” lanjut Vanilla putus asa.

Aiden tampak kasihan melihat Vanilla yang pastinya menanggung berat perasaan yang teramat besar karena rasa bersalahnya itu.

“Tidak, Vanilla. Pasti ada cara lain dan kuharap ada solusi yang bisa membuat mata Arvy kembali normal. Kita belum mengetahui detail lengkap tentang kondisi Arvy dari Dokter. Kita tunggu Dokter dulu untuk menjelaskan. Matamu adalah milikmu.” Aiden berusaha berbesar hati meskipun rasa sedih yang dirasakannya begitu besar.

Vanilla menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.

*

*

“Jadi ini masih bisa disembuhkan?” tanya Aiden pada Dokter setelah tim Dokter yang menangani Arvy menjelaskan apa yang terjadi pada kondisi putra sulungnya itu.

“Dia masih melihat bayang-bayang dan bukan gelap gulita. Jadi kurasa kami masih bisa menyembuhkannya meskipun mungkin membutuhkan waktu yang lama karena kita butuh donor kornea dari pendonor yang sudah meninggal.” Dokter memberikan penjelasannya.

“Aku saja. Bagaimana jika pakai korneaku saja?” ucap Vanilla.

“Tidak, itu tak bisa karena itu menyalahi etika. Kau akan bermasalah dengan matamu nantinya,” jawab Dokter.

Vanilla terdiam dan ia tak tahu apa yang harus dilakukannya kini selain akan menjadi pelayan Arvy sampai pria itu kembali bisa melihat.

“Vanilla.” Izzy menggelengkan kepalanya.

Izzy tak mau Vanilla melakukan hal itu dengan menyakiti dirinya sendiri.

Tatapan mata Vanilla terlihat sendu dan Glow yang ada di sebelahnya memegang tangan wanita cantik yang kini wajahnya sangat pucat itu.

“Kakakku akan baik-baik saja, Vanilla. Jangan khawatir. Dia hanya sedang dalam keadaan shock sekarang. Nanti dia akan tenang dengan sendirinya karena kami akan selalu di sisinya.” Glow menguatkan Vanilla meskipun dia sendiri juga butuh dikuatkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun berlalu ... "Honey, apakah tak ada negara lain yang lebih dekat?" tanya Arvy ketika Vanilla bersikeras ingin melahirkan di Sidney--hanya karena ingin anaknya yang kedua dinamai dengan nama Sidney.Dan kali ini anak mereka kembali berjenis kelamin perempuan."Kau keberatan menemaniku? Aku tak butuh ditemani jika kau tak mau, Sayang," jawab Vanilla dengan santai."Oh my God ... Tentu saja aku tak bisa meninggalkanmu sendirian di saat kau sedang hamil," sahut Arvy."Kandunganku sudah delapan bulan dan sebentar lagi aku tak bisa ke mana pun lagi naik pesawat jika tak sekarang. Jadi aku akan berangkat dulu ke Australia agar tak mengganggu pekerjaanmu. London akan bersamaku," kata Vanilla sembari memakai serealnya."Kau membuatku berada di posisi yang sulit, Honey," jawab Arvy.Vanilla melihat ke arah Arvy."Apakah aku hamil setiap tahun? Aku tak ingin merepotkanmu sama sekali, Sayang. Aku bisa pergi sendiri dan dulu aku juga sendirian ketika hamil London. Kau bahkan tak meneman

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Saling Terbuka dan Penuh Cinta

    Vanilla menghela panjang napasnya dan merasakan ketulusan dari ucapan Arvy.“Tidak, ini semua karena salahku.”“Jangan membahas hal itu lagi, oke?” kata Arvy dan Vanilla mengangguk.Arvy tak ingin melihat ke belakang dan hanya ingin menjalani masa depan yang indah bersama Vanilla dan juga London.Baru saja Arvy ingin kembali memagut bibir Vanilla, namun suara tangis London terdengar dari sebelah kamar.“Ups sorry,” kata Vanilla dan berbalik pergi mendatangi sang buah hati.Arvy menghela nafasnya dan menuju ke kamar London. Arvy melihat mata London kini sudah terbuka lebar.Arvy mengambil alih gendongan Vanilla dan menggendong London.“Hei, kau ingin tidur bersama Daddy?” Arvy menciumi wajah lucu London dan membawa putrinya itu ke kamarnya.Vanilla mengikuti langkah Arvy di belakangnya.“Aku akan mandi dulu,” kata Vanilla.“Hmm, aku akan menjaga London,” sahut Arvy yang tampaknya kegiatan ranjangnya terjeda iklan karena London.**Setengah jam kemudian, Vanilla keluar dari kamar man

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Semakin Mesra

    ArvanArvy membuka matanya ketika dia mendengar suara tangis London dari kamar sebelah. Pria itu kemudian membuka matanya dan tak melihat Vanilla di sampingnya. Arvy berpikir mungkin Vanilla sudah berada di kamar putri mereka.Lalu Arvy beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar London sembari mengusap wajahnya yang masih tampak mengantuk dan matanya berat untuk terbuka. Namun, Arvy tak melihat Vanilla di sana. Pria itu kemudian mengambil London dari box bayinya dan menggendongnya.Seperti biasa, London akan langsung tenang jika Arvy menggendong dan mengayunnya pelan. London tampak menutup matanya lagi dan sepertinya tadi Vanilla sudah menyusui London karena bibir bayi kecil itu tampak basah.Setelah London tertidur kembali, Arvy kembali meletakkan putrinya ke dalam box bayinya dan menyelimutinya lalu menciumnya.Arvy kemudian keluar dari kamar dan mencari keberadaan Vanilla. Pria itu berjalan ke arah dapur dan melihat Vanilla sedang meminum obat karena di meja yang ada depannya

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Reaksi Obat

    TOKTOKTOKPintu kamar mandi terketuk dari luar dan bisa dipastikan itu adalah Arvy.Vanilla menggigit gigit bibirnya sendiri dan masih mondar mandir di dalam kamar mandi dengan menggunakan pakaian dalamnya saja."Vanilla? Kau di dalam?" tanya Arvy dari luar pintu."Ya," jawab Vanilla dan tubuhnya semakin gelisah."Oke," sahut Arvy dan tak mengetuk pintunya lagi.Beberapa detik kemudian, Vanilla memutuskan untuk keluar karena dia sudah tak tahan lagi. Dia memilih untuk menuntaskannya bersama Arvy daripada berendam di dalam bathtub yang terisi air dingin.CEKLEKVanilla keluar dengan menggunakan handuk saja yang terlilit di dadanya. Vanilla melihat Arvy tampak sudah membuka bajunya dan membuat gairah Vanilla semakin tinggi dan tak tertahankan lagi. Ya, mungkin hanya dengan cara ini semuanya bisa dimulai tanpa ragu oleh Vanilla daripada memulainya dengan cara normal karena dia pasti akan sangat malu jika harus memulainya terlebih dulu.Vanilla menghampiri Arvy dan memegang tangannya.

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Usaha Izzy

    Keesokan harinya, Izzy datang ke mansion Vanilla setelah sebelumnya dia menemui Arvy di perusahaannya. Izzy mulai mengetahui dan mencerna masalah yang sebenarnya terjadi di antara Arvy dan Vanilla setelah Arvy menjelaskan hubungannya dengan Vanilla yang semakin membaik namun hanya seperti teman atau sahabat saja--tidak lebih.Dan kali ini Izzy akan campur tangan. Sebelum menuju ke mansion, tadi Izzy menyempatkan pergi ke sebuah rumah sakit di mana teman Glow memberikan obat pada Izzy atas perintah Glow tadi sore.Setelah itu, Izzy pun pergi ke mansion Arvy untuk bertemu Vanilla dan cucu tunggalnya--London.Setibanya di sana, Izzy langsung menemui Vanilla yang ternyata sedang makan malam sendirian."Mom?" ucap Vanilla ketika melihat Izzy tiba di mansionnya secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan."Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu?" tanya Izzy dan mencium pipi sang menantu."Aku sangat baik. Mommy tak bilang akan kemari," jawab Vanilla yang kemudian berdiri."Duduklah, ayo kita makan bersa

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO buta   Hubungan Yang Berjalan Apa adanya

    Dengan langkah pelan setelah seharian bekerja, Arvy memasuki mansion megah yang selalu menunggu kedatangannya. Bangunan tersebut seolah menyambutnya dengan hangat, tetapi hatinya hanya memiliki ruang untuk dua wanita yang berarti segalanya baginya yaitu putrinya, London, dan istrinya, Vanilla.Tanpa ragu, Arvy mengarahkan langkahnya menuju kamar kecil yang didekorasi dengan beragam warna pastel. Di dalamnya, bayi kecil London tengah tertidur dengan wajah yang tak terbantahkan cantiknya. Wajah lucunya yang menawan dan bibirnya yang lembut mencairkan hati Arvy setiap kali dia melihatnya."Selalu membuatku merindukanmu, Honey," gumam Arvy berbisik dan kemudian menciumnya perlahan. Setiap hari dia meluangkan waktu setiap hari untuk bersama London, meyakinkan dirinya bahwa dia adalah ayah yang baik bagi sang putri.Kehidupan Arvy selalu berputar dalam lingkaran dua wanita ini, meskipun hubungannya dengan Vanilla belum seperti pasangan suami-istri biasa. Meskipun sudah dua bulan sejak pern

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status