Share

Mempertanyakan anak

Author: Yusiriana90
last update Last Updated: 2022-11-15 08:31:06

Terpaksa Menjadi Wanita Malam 7

Aku bergegas mengambil tas dan segera pergi untuk melihat keadaan Naina.

"Tunggu ...." Tuan Alex mencegahku untuk pergi.

"Ada apa lagi, Tuan?" tanyaku buru-buru.

"Di bawah ada mobil yang sedang menunggu. Mobil itu akan mengantarkanmu pulang. Lagipula akan lebih cepat sampai di rumah daripada kamu harus menunggu taksi yang lewat," ucapnya perhatian.

Baru kali ini ada laki-laki yang memperlakukanku layaknya wanita terhormat. Ia tak sedikitpun menyentuhku, bahkan kini ia menyediakan mobil untuk mengantarkan aku pulang.

"Terima kasih, Tuan. Anda terlalu baik. Aku tak akan pernah lupa kebaikanmu." Aku berjalan keluar meninggalkan kamar Tuan Alex yang begitu mewah.

Benar saja, di bawah sudah ada mobil yang sedang menunggu.

"Mbak Hani?" tanya sopir itu memastikan.

"Iya, Pak," sahutku cepat.

"Silakan masuk, saya supir Tuan Alex. Beliau meminta saya mengantar Anda untuk pulang kerumah." Sopir itu dengan santun membukakan pintu untukku. Seolah aku seorang putri raja, diperlakukan dengan baik dan istimewa.

Selama perjalanan aku berulang kali menghubungi btulek Nur untuk menanyakan keadaan Naina sekarang. Kalo bisa menghilang sudah pasti akan kulakukan.

Jalankan kota nampak begitu lengang. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00 membuatku sampai di rumah dengan lebih cepat tanpa harus bermacet-macetan.

"Mbak Hani, saya di minta Tuan Alex menunggu. Siapa tau keberadaan saya nanti dibutuhkan," ucap supir tuan Alex. Lagi-lagi Tuan Alex sudah memikirkan keadaan kedepannya.

"Baik, Pak. Bapak tunggu saja di dalam mobil. Nanti jika saya butuh bantuan, akan memanggil Bapak," kataku cepat. Lalu masuk ke dalam rumah.

*

"Nduk Naina. Anak ibu yang cantik. Kamu kenapa sayang?" Langsung kupeluk tubuh kecilnya. Benar saja demamnya cukup tinggi.

"Bulek, sejak kapan Naina sakit? Tadi pas aku berangkat Naina masih sehat," tanyaku pada Bulek Nur.

"Sudah dari tadi sore. Tapi dia nggak mau ngomong sama bulek. Terus pas mau makan malam, Naina kelihatan lemas. Bulek cek suhu badannya, ternyata sudah demam tinggi. Tadi juga sudah bulek kasih penurun panas, belum terlihat reaksinya," jelas Bulek Nur tak kalah cemas dariku.

"Kita bawa Naina kerumah sakit ya, aku nggak mau kalo terjadi sesuatu sama dia." Bulek Nur mengangguk setuju. Aku keluar rumah, supir Tuan Alex masih menunggu di luar.

"Pak, bisa antarkan kami ke rumah sakit Welas Asih? Anak saya sakit, butuh pertolongan secepatnya," kataku panik.

Entah mengapa, aku bisa santai jika menghadapi masalah yang selalu menghampiriku. Namun tidak pada Naina, ia jantung hatiku. Aku akan panik dan semua jadi kacau karena pikiran yang tak karuan.

Kami menaiki mobil itu menuju rumah sakit. Tubuh Naina masih lemas. Mata Naina sedari tadi hanya terpejam dan tak mau terbuka.

"Haus, Buk," ucap Naina tiba-tiba.

"Kamu mau minum, Nduk?" tanyaku lirih. Ia mengangguk.

Bulek Nur mengambil botol minum yang sudah disediakan olehnya. Naina meminumnya cukup banyak.

"Naina anak kuat, harus sembuh ya!" kataku menghibur.

"Naina nggak apa, Buk. Ibu nggak usah cemas. Naina cuma capek, mau tidur dulu," ucap Naina makin lirih. Tak terasa buliran bening meluncur begitu saja.

"Sedari kecil kamu sudah menjadi anak yang kuat. Sekarang Naina juga harus kuat ya sayang," gumamku seorang diri.

Mobil memasuki area parkiran rumah sakit. Pak supir memarkirkannya tepat di depan pintu UGD.

"Sus, tolong. Anak saya sakit, demamnya tinggi. Tubuhnya juga sangat lemas." Aku menggendong Naina. Lalu datang perawat membawakan brangkar untuk tempat ia berbaring.

"Baik Bu, tunggu di sini ya! Kami akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu," ujar suster yang membantu Naina saat pertama datang. Aku mengangguk paham. Kubiarkan tenaga medis melakukan tugasnya.

*

"Keluarga dari pasien Naina?" kata dokter yang baru saja keluar dari ruang periksa.

"Saya, Dok."

"Begini, Bu. Anak ibu diagnosa sementara adalah gejala DBD. Tapi untuk lebih akurat akan melakukan uji lab darah. Apa ibu setuju?" papar dokter itu.

"Lakukan saja yang terbaik, dok," kataku yakin.

"Baik, silahkan lengkapi administrasi di ruang pendaftaran. Kami akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut." Dokter itu kembali masuk ruangan.

*

Sudah satu jam kami di ruang UGD. Akhirnya dokter kembali dengan membawa hasil lab darah milik Naina.

"Bu, Naina benar saja mengalami DBD dan harus di lakukan rawat inap. Menurut hasil dari uji serologi IgM-IgG, Naina positif DBD," jelas dokter lagi. Lemas rasanya mendengar itu.

"Saya akan bayar berapapun asal anak saya kembali sehat, Dok," ucapku pasrah.

"Kita akan melakukan tranfusi karena uji lab darah menunjukkan trombosit < 20 ribu dan harus tranfusi," tambah dokter lagi. Apapun itu aku menurut saja demi kebaikan Naina, jantung hati ibu.

Sopir Tuan Alex sudah kuminta untuk pulang. Aku berterima kasih karena sudah diantarkan ke rumah sakit. Sedang Bulek Nur menemani Naina yang sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Aku masih sibuk mengurus biaya untuk rawat inap dan biaya tranfusi.

"Hani ..." Aku menoleh untuk melihat siapa yang menyapaku.

"Kamu, ngapain kamu di sini?" ucapku sinis pada lelaki yang mematahkan hatiku. Siapa lagi kalo bukan Aldo.

"Kamu sendiri ngapain disini?"

"Bukan urusanmu," sahutku cuek.

Tiba-tiba suster datang.

"Ibu dari Naina," panggil suster tadi.

"Iya."

"Kami butuh tanda tangannya untuk tindakan tranfusi."

"Baik." Akupun menandatangani apa yang diminta oleh suster.

"Siapa Naina? Apa dia anakmu?" tanya Aldo ingin tahu.

"Sudah kubilang, apapun yang aku lakukan bukan lagi urusanmu," ucapku tegas dan meninggalkan laki-laki pengec*t itu.

Tapi tangganku dicekal kembali.

"Apa dia anakku?"

_________

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Di mana Naina?

    Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 19POV Hani Aku melajukan motor dengan kecepatan sedang. Ada rasa sedikit dongkol di hati. Ah, sudahlah. Nanti juga ilang dan lupa kalo sudah ketemu sama Naina.Sepulang dari pasar, kami sengaja langsung menjemput Naina di sekolah. Kulihat jarum jam angka di pergelangan tangan, kami sudah telat sepuluh menit. Semoga saja Naina masih mau menunggu.Tak butuh waktu lama, motor berhenti di depan sebuah taman kanak-kanak. Tapi ....Sepi, hanya ada beberapa anak yang mungkin juga sedang menunggu jemputan orang tuanya."Adek, kamu kenal Naina? Dia dimana ya? Kok nggak sama kalian?" Tanyaku pada salah satu anak yang ada di halaman sekolah."Naina sudah pulang. Naik mobil," sahut salah satu dari anak itu.Mataku membulat tak percaya. Bagaimana bisa ia pulang naik mobil?Gegas aku mencari guru Naina."Bu, dimana Naina? Kenapa nggak ada di sekolah? Saya baru datang untuk menjemputnya," cecarku pada guru Naina."Bukannya tadi ada saudara ibu Hani yang menjemput

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Naina Hilang

    Terpaksa Menjadi Wanita Malam bab 18 BSeiring berjalannya waktu, bulek Nur mau memaafkanku. Tapi dengan satu syarat, aku harus benar-benar berubah dan tak kembali bekerja di club Ambarita lagi. Ia bilang aku harus bertobat dengan sebenar-benarnya.Pagi ini setelah mengantarkan Naina ke sekolah. Kami bedua berencana belanja bahan untuk membuat kue dan roti. Untung saja masih punya motor yang bisa dipakai ke sana kemari."Nanti bulek akan buat kue untuk testi dulu, nduk. Setelah itu kamu bagikan ke tetangga terdekat. Biar mereka bisa merasakan, siapa tau di kemudian hari mereka mau pesan ke kita. Bagaimana menurutmu?" Usul bulek Nur padaku."Aku manut saja, sama bulek. Aku cuma bisa bantu modal sama tenaga. Soal management dan promosi bulek pasti lebih jago."Bulek Nur, memang termasuk ibu-ibu sadar teknologi. Walaupun kami dari kampung, tapi dunia perkotaan menuntut kami yang dari kampung untuk bisa mengikuti kemajuan teknologi.Diusianya yang sudah 42 tahun, dia sering di sebut juga

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Pendekatan

    Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 18 AAda rasa nyaman saat bercerita pada Haikal. Ia sangat menghormati wanita, tak banyak pria di sekelilingku yang bersikap sopan dan baik padaku. Kebanyakan mereka hanya ingin menikmati tubuhku. Tak banyak pula mereka yang sering melecehkahku. Tapi itulah resikoku dengan pekerjaan seperti ini.Hanya Haikal dan tuan Alex yang memperlakukan wanita pelac*r sepertiku dengan baik.Jika mengingat tuan Alex, aku akan kembali teringat sosok ibu. Ada kerinduan padanya. Tapi rasa rinduku terkalahkan dengan rasa amarah yang telah kupendam selama belasan tahun."Hai, kok ngalamun?" Ucap Haikal mengagetkanku."Ah, tidak." Aku tersenyum pias. Kami melanjutkan obrolan yang makin hangat.Malam makin larut. Rencana awal aku ingin berpamitan ke club Ambarita pun gagal. Mungkin aku akan menelpon Maria saja untuk berpamitan. Sudah tak mau menginjakan kaki di sana kembali. Hatiku sudah menolak untuk pergi ke sana.Haikal mengantarkan aku pulang. Seperti biasa, kehadir

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Video Viral

    Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 17"Aku sudah selesai. Terima kasih, atas makanan gratisnya. Besok lain kali kalo aku kesini lagi, biarkan aku membayar seperti pembeli pada umumnya," kataku memecah keheningan. Sepiring nasi goreng buatan Haikal sudah habis kumakan."Tentu saja, tapi tidak ada kata tak enak hati jika untuk teman. Bukankah kita sekarang berteman?" Ia mengedipkan sebelah matanya padaku. Senyum manis mengiringi tatapannya.Jadi ...?Dia masih mau berteman denganku, walau tahu siapa aku sebenarnya. Oh, Tuhan. Baik sekali dia."Terima kasih," ucapku kembali.Saat ingin berpamitan pulang, ada yang menepuk pundakku. Aku menoleh ke belakang."Halo, Hani sayang. Kamu doyan juga makanan kaki lima seperti ini?" Kata pria bertubuh cungkring ini. Kukira dia adalah salah satu pelanggan tetap di club Ambarita. Aku sering melihatnya di sana. Mungkin ia ke sini juga ingin menikmati makanan yang dijual Haikal."Maaf. Anda mungkin salah orang," Aku kembali memakai maskerku. Berpura-pu

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Rasa apa ini?

    Terpaksa Menjadi Wanita Malam bab 16 B"Iya, kak?""Saya mau yang mengantarkan makanan saya, dia." Aku menunjuk lelaki yang sedang memasak."Kalo di antar sama yang lain nggak mau, kak?""Ini buat kamu beli rokok." Aku menyelipkan uang dua puluh ribu rupiah di tangannya. Ia paham apa yang harus di lakukan.Aku bergegas menuju tempat makan out door yang memang di gunakan jika tempat makan di dalam tenda sudah penuh.Ini lebih berkesan daripada di dalam tenda. Bisa makan ditemani bintang dan bulan di langit yang nampak cerah malam ini.Sambil menunggu makananku jadi, aku memainkan ponsel. Sesekali berselancar di dunia maya. Dunia yang lebih kejam dari dunia nyata. Itu menurutku. Bagaimana tidak, di dunia maya, orang akan dengan mudahnya menghakimi, menghujat, menghina orang lain tanpa tau siapa sebenarnya orang itu. Adalagi yang membela mati-matian padahal belum pernah bertemu sama sekali. Banyak kasus penipuan dengan berbagai modus. Hingga tak jarang para korban rugi, baik secara mate

  • Terpaksa Menjadi Wanita Malam   Dia Beda

    Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 16"Bersyukur akhirnya mbak ayu bisa keluar dari dunia itu. Bapak sebenernya sedih, kalo lihat mbak ayu di bawa laki-laki," ujar pak Saman. Wajahnya kembali terlihat muram."Bapak kok tau, kalo saya sering di bawa laki-laki keluar?" Tanyaku menyelidik."Kadang saya suka nunggu depan club walau sebentar. Hanya ingin memastikan, mbak ayu baik-baik saja," ujar pak Saman membuatku terharu."Ya Allah, pak. Bapak baik banget sudah mau jagain saya," kataku sambil berkaca-kaca."Nanti pasti saya akan butuh jasa pak Saman kembali. Bukan untuk mengantarkan ke club tapi untuk mengantarkan kue, bapak mau 'kan?" Tawarku lagi padanya."Siap, mbak ayu. Tinggal telepon, bapak akan siap sedia," sahut pak Saman semangat.Setelah pak Saman pulang. Aku memesan taksi online terlebih dahulu. Ada suatu tempat yang ingin kukunjugi sebelum pergi ke club Ambarita. Semoga saja dia ada di sana. Taksi yang kutumpangi berhasil membelah padatnya kendaraan yang memenuhi jalanan i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status