Share

167. Hati Yang Sesak

"Ayo kita bercerai."

Richard, yang pulang dengan penerbangan tercepat demi bertemu istrinya, berhenti sejenak saat membuka bajunya, tapi hanya sesaat.

Dia segera melanjutkan, membuka kancing sisa rompinya yang sebagian terbuka. Richard pasti mendengar ucapan Jeany tadi dengan jelas, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Dengan punggung menghadap Jeany, ekspresinya tetap tersembunyi.

Jeany dengan gugup menggigit bagian dalam bibirnya. Wanita itu bisa merasakan sedikit darah di dagingnya yang halus.

Melontarkan kata 'cerai' dengan santai pada suami yang sudah lama tidak dia temui terasa tidak masuk akal bahkan bagi dirinya sendiri.

Mempertimbangkan hal itu, Jeany seharusnya benar-benar bingung, tapi dia tidak bisa melihat

perubahan apa pun.

Richard, setelah dengan rapi menggantung pakaiannya yang sudah dibuang, berbalik. Jeany bergidik secara refleks saat sepasang mata hitam tajam menatap wajahnya.

"Apa yang tiba-tiba kamu katakan, Jeany?"

Ekspresinya terlihat lelah.

Jelas ini bukan sam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status