Share

Bertemu Abie

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-03-19 06:13:56

Zahra mengetik hasil wawancaranya, ia tidak kesulitan karena asisten Hisyam mengirimkan data yang di jnginkan Zahra. Tentu saja atas seijin Hisyam. Semenjak kejadian itu, Zahra sering menghindari Hisyam. Ia menjauhkan diri sampai pindah kamar segala.

Gadis itu tersinggung karena Hisyam hanya menginginkan tubuhnya. Tidak mencintainya. Zahra memaklumi kalau cinta Hisyam sudah habis untuk Winda almarhum istrinya. Apalagi mendengar perkataan Brenda membuat perasaannya makin campur aduk.

Usai mengetik di laptop tanpa sadar Zahra terserang rasa kantuk. Dia menyandarkan kepalanya di atas meja. Lama-lama tertidur juga saking ngantuknya.

Sementara di kamar utama, Hisyam tidak menemukan keberadaan Zahra. Dia panik karena semua pakaian Zahra tidak ada di lemari. Langsung Hisyam merogoh ponselnya barangkali Zahra meninggalkan pesan. Ternyata benar, gadis itu meninggalkan pesan pendek, kalau pindah di kamar sebelah.

"Om, maaf aku pindah di kamar sebelah. Aku pingin sendiri dulu," pesan Zahra.

His
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Hartini
zahra.. aku gedeg sama kamu. cewek songong tdk tahu diri
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Penjelasan Dari Hisyam

    Abian dan Abel datang ke rumah Papanya. Mereka penasaran dari cerita Zahra kemarin. Tetapi Zahra tidak menceritakan keseluruhan kejadiannya. Ia ingin Abian mendengarnya sendiri dari Hisyam.Di ruang tamu, duduk seorang wanita tua berkerudung sederhana, dengan wajah lembut penuh gurat lelah.“Papa…” panggil Abian, “siapa beliau?”Hisyam menarik napas. “Beliau… Ibu Papa. Raisa.”Abian tertegun. “Ibu Papa? Bukannya… nenek sudah meninggal?”Hisyam menunduk. “Papa juga berpikir begitu. Tapi ternyata… beliau hidup. Dan selama ini… beliau hidup di jalanan. Nenek Raisa adalah ibu kandung Papa. Sedangkan nenekmu yang biasa kamu kenal sudah meninggal itu adalah ibu angkat Papa."Raisa menatap Abian, suaranya pelan, serak.“Maafkan nenek, Nak… Maaf karena nenek nggak pernah ada buat Papa kamu… dan buat kamu.”Abian menatap sang ayah, matanya bergetar. “Papa… kenapa Papa nggak pernah cerita?”Hisyam melangkah mendekat, menatap mata putranya.“Papa nggak berniat nyembunyiin.Papa kira udah lama men

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Berita Bahagia

    Abel berdiri terpaku di depan wastafel. Tangannya bergetar saat menatap dua garis merah yang muncul jelas di test pack.“Ya Tuhan…” bisiknya lirih. Dadanya berdebar. Antara tidak percaya dan gugup.Sejenak ia terdiam. Lalu… tanpa pikir panjang, ia melangkah cepat ke kamar.Abian masih tertidur lelap di ranjang. Nafasnya teratur, wajahnya tenang.“Sayang…” suara Abel bergetar. Ia sentuh bahu suaminya.Abian bergumam, matanya setengah terbuka. “Hmm, ada apa Sayang?”Abel menelan ludah, lalu tanpa banyak kata, ia sodorkan test pack itu.Abian mengerjapkan mata. Ia ambil test pack itu, menatapnya beberapa detik… lalu duduk tegak.“Serius nih?” suaranya agak serak.Abel mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku hamil …”Abian terdiam. Lalu tiba-tiba, ia menarik Abel ke pelukannya erat.“Alhamdulillah…". “Ini kabar paling luar biasa, Bel… Aku… aku bakal jadi ayah?”Abel tersenyum dalam pelukan suaminya, air matanya jatuh tanpa bisa di tahan.Abian masih memeluk Abel, seolah enggan melep

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Istri Kebanggaan

    Langkah Hisyam mantap memasuki rumah besar di sudut kota itu — rumah yang sejak kecil lebih sering ia lihat dari jauh ketimbang merasakan kehangatan di dalamnya. Di ruang tengah, duduklah pria tua dengan rambut memutih dan sorot mata tajam yang selama ini ia panggil Kakek."Kakek…" Suara Hisyam terdengar berat. "Ada hal yang ingin saya tanyakan."Kakek menatapnya, menutup buku di tangannya. "Apa?"Hisyam menarik napas, menahan gemuruh di dadanya. "Tentang Ibu… tentang Raisa."Seketika, wajah tua itu berubah kaku. Untuk sesaat, keheningan menggantung di antara mereka."Apa maksudmu?" tanya Kakek akhirnya, suaranya serak."Aku bertemu dengan seorang wanita… yang ternyata… katanya… dia adalah ibuku." Hisyam berusaha menahan gejolak emosinya. "Seorang pemulung… yang datang ke makam Papa… Kakek tahu soal ini?"Sorot mata Kakek melembut, tapi ada sesal yang jelas terpancar. Ia bersandar di kursi, menghela napas panjang seolah beban bertahun-tahun menindih pundaknya."Kau memang berhak tahu…

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Masa Lalu

    Raisa memandangi foto bayi mungil yang ada di tangannya. Matanya berkaca-kaca, seolah terjebak dalam pusaran waktu yang membawanya kembali ke masa lalu. Ia tidak menyangka, bayi mungil dengan pipi tembam dan senyum polos itu kini telah tumbuh menjadi pria dewasa yang begitu tampan bernama Hisyam. Tangannya bergetar pelan saat mengusap wajah mungil dalam foto itu. “Kamu tumbuh begitu cepat, Nak…” bisiknya lirih. Hisyam, dengan sorot mata tajam namun penuh kelembutan, sering membuat Raisa terpana. Ada banyak jejak masa lalu di wajahnya, garis rahang yang tegas, senyum yang hangat mengingatkan Raisa pada seseorang… dan pada luka yang tak pernah benar-benar sembuh. “Kalau saja waktu bisa kuputar,” ucap Raisa pelan, menatap kosong ke arah jendela. “Mungkin aku tak akan pernah membiarkanmu lepas dari pelukanku…” Raisa masih terpaku menatap foto itu. Jemarinya bergetar, tak hanya karena kenangan masa kecil Hisyam, tapi karena rahasia besar yang selama ini disimpannya rapat-rapat, bahkan d

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Gairah Hisyam

    Hisyam memutuskan pulang. Ia tidak bisa gegabah, tidak bisa langsung mempercayai wanita yang tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai ibunya. “Bisa saja dia mengaku-ngaku. Mungkin dia hanya ingin sesuatu dariku... uang? Atau entahlah ...?” pikir Hisyam sambil menatap kosong ke jalanan dari balik jendela mobilnya. Namun batinnya berteriak. Ada suara dalam dirinya yang menolak semua keraguan itu. Sesuatu yang tak bisa ia jelaskan, seakan tubuhnya mengenali wanita itu lebih dulu daripada pikirannya. Sorot mata wanita itu—lelah, tapi hangat. Sentuhan tangannya kasar, tapi menggetarkan. Sedari kecil, Hisyam hanya tahu satu sosok ibu: perempuan lembut yang biasa menyiapkan sarapan dan mengusap kepalanya sebelum tidur. Istri papanya. Satu-satunya wanita yang ia panggil ibu selama ini. Tapi wanita itu yang berdiri lusuh di pemakaman pagi tadi mengguncang seluruh ingatannya. “Kalau dia bukan ibuku, kenapa tatapan matanya terasa seperti rumah?” bisiknya lirih. Kepalanya pening. Hatinya kac

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Wanita Misterius

    Pagi itu, mentari belum sepenuhnya naik saat Hisyam melangkah pelan menyusuri jalan setapak di pemakaman. Suasana lengang, hanya terdengar kicau burung dan desir angin yang membuat dedaunan kering berguguran. Ia membawa seikat bunga melati, kebiasaan setiap kali menziarahi makam sang Papa.Namun langkahnya terhenti saat melihat sosok asing berdiri membelakangi pusara ayahnya. Seorang wanita. Tubuhnya kurus terbungkus baju lusuh dan rok panjang yang usang. Rambutnya tergerai acak-acakan. Di sebelahnya ada karung kecil yang biasa digunakan para pemulung. Ia tidak sedang menangis, namun tatapannya nanar, diam membatu seperti sedang memendam ribuan kisah dalam hati.Hisyam menyipitkan mata, mencoba mengenali. Tapi wajah wanita itu tak terlihat jelas. Ia ingin bertanya, tapi ada sesuatu yang membuatnya urung. Entah rasa segan, curiga, atau mungkin... takut pada jawaban yang akan ia dapat.Beberapa menit kemudian, wanita itu meletakkan seikat bunga kertas di atas makam, lalu membungkuk dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status