Share

79 🩷

Penulis: Nyemoetdz Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-02 10:22:36

"Tidak perlu berharap untuk bertemu, karena itu hanya hal yang tidak mungkin terjadi. Sudah jangan bicarakan itu. Aku ingin menjalani hidupku bersamamu dengan keluargamu yang menerimaku."

Wira tertutup tentang keluarganya, meski dia seakan tidak suka dengan mereka. Tidak ada sedikit pun Wira menjelekan apa yang pernah menimpanya dari keluarga.

"Maaf, jika perkataan ku ini membuat hatimu terluka. Aku tidak mau kamu semakin terluka ketika mengetahui kebenaranya." Dia menghentikan olahraga dan berjalan ke arah istinya. Duduk dihadapan Sekar yang langsung menepelkan keningnya di kepala Wira.

"Walau Mas memang tidak pernah terbuka tentang keluarga, tapi tidak sedikitpun kata-kata buruk keluar dari mulutmu. Aku tau Mas sedang khawatir, semua akan baik-baik saja, Mas. Aku bersamamu."

"Terima kasih. Sebaiknya aku membantumu ke kamar." Wira menggendong tubuh istrinya dan menyudahi olahraga.

Dia juga berharap semua akan baik-baik saja ketika kebencian ibunya terus terngiang dalam hati dan pikir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   79 🩷

    "Tidak perlu berharap untuk bertemu, karena itu hanya hal yang tidak mungkin terjadi. Sudah jangan bicarakan itu. Aku ingin menjalani hidupku bersamamu dengan keluargamu yang menerimaku."Wira tertutup tentang keluarganya, meski dia seakan tidak suka dengan mereka. Tidak ada sedikit pun Wira menjelekan apa yang pernah menimpanya dari keluarga."Maaf, jika perkataan ku ini membuat hatimu terluka. Aku tidak mau kamu semakin terluka ketika mengetahui kebenaranya." Dia menghentikan olahraga dan berjalan ke arah istinya. Duduk dihadapan Sekar yang langsung menepelkan keningnya di kepala Wira."Walau Mas memang tidak pernah terbuka tentang keluarga, tapi tidak sedikitpun kata-kata buruk keluar dari mulutmu. Aku tau Mas sedang khawatir, semua akan baik-baik saja, Mas. Aku bersamamu.""Terima kasih. Sebaiknya aku membantumu ke kamar." Wira menggendong tubuh istrinya dan menyudahi olahraga.Dia juga berharap semua akan baik-baik saja ketika kebencian ibunya terus terngiang dalam hati dan pikir

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   78 🩷

    "Mas baik-baik saja?"Rasa khawatir langsung menghinggapi Sekar ketika mendengar cerita suaminya. Hal yang dia tahan beberapa waktu ini akhirnya diungkapkan, karena hanya Sekar yang Wira miliki ketika kenyataan tentang ibunya dia ketahui."Entahlah, aku hanya tidak bisa berpikir dengan benar. Besok pagi aku berangkat pukul 5 dan langsung ke Batalyon, tidak apa-apa kan?""Dengarkan Sekar, jangan mengalihkan pembicaraan. Sekar, Gala, dan keluarga di sini sangat sayang pada Mas. Jangan berkecil hati karena ini, mungkin ada satu alasan yang tidak bisa ibu Mas katakan. Hargai dia sebagai ibumu, jangan membencinya ya, Mas?" Sekar tidak mau jika masalah Wira dengan orang tuanya kian melebar dan membuat beban pikiran Wira."Aku tidak membencinya, aku sadar jika hidupku sekarang karena sebuah keberuntungan. Anak yang tidak diharapkan sepertiku hanya pantas menderita," sahut Wira."Apa Mas menderita hidup bersamaku? Jangan

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   77 🩷

    Triana harus menikah muda karena jebakan dari suaminya yang tak lain ayah Wira dan juga Gala, usianya masih sangat muda saat Triana menjadi seorang isteri. Belum lagi tak lama dia hamil, bukan malah senang. Triana merasa kehamilanya sebuah beban, dan alasan itu dia tidak begitu menyukai Wira. Karena Wira adalah kesalahan menurutnya."Tunggu! Aku belum selesai bicara denganmu!" Wira memilih pergi daripada terus mendengar kebenaran yang ibunya katakan. Hatinya tentu terluka, tapi bisa apa dia yang tidak bisa membantah sang ibu meski gurat kebencian tergambar jelas diwajahnya.Tidak ingin peduli, Wira memberikan berkas yang dipegang dan masuk ke kamar rawat Gala. "Apa sudah selesai, Mas?" tanya Gala."Sudah. Apa kau memerlukan sesuatu? Aku lelah sekali, ingin tidur sebentar tidak apa-apa kan?" Tetap berusaha tenang, tidak peduli dengan apa yang Triana katakan sedang dia lakukan."Mas istirahat saja."Wira berbaring d

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   76 🩷

    "Tidak ada anak yang merepotkan orang tua. Itu memang kewajiban kalian sebagai orang tua, jangan terkesan Mas Wira anak sulung lantas dia menerima semua beban tanggung jawab kalian sebagai orang tua. Pernah dia mengeluhkan apa yang dia rasakan? Tidak, bahkan padaku saja tidak. Aku merasa malu hidup dengan hasil keringatnya. Mana hati nurani kalian sebagai orang tua? Beri aku satu alasan kenapa Anda seperti menghindarinya. Bahkan saat darahnya ada ditubuh Anda, memberikan Anda kesempatan hidup, tidak ada rasa terima kasih sedikitpun padanya. Apa salahnya? Apa!" Kembali Gala bicara dengan nada tinggi. Dia sudah lelah dengan ini semua, kasihan Wira diperlakukan seenaknya sendiri. Harus menerima beban yang harusnya bukan tanggung jawabnya hanya karena Wira putra sulung. Triana tidak bisa menjawab, dia saja malu menatap putra sulungnya karena membiarkan dia menderita dengan memberikan beban besar mengasuh adiknya. Namun, untungnya karir yang Wira j

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   75 🩷

    "Memang bukti apa yang kamu miliki tentang anak bungsu Sutanto?" Setelah acara mereka sedang bersantai di rumah dinas. Sekar sendiri sudah tidur lebih awal karena memang sangat lelah."Saya tidak sengaja bertemu dengannya beberapa waktu lalu di parkiran sebuah Mall, ketika ingin membelikan keinginan Sekar. Dia bercumbu di depan mobil tanpa malu. Rekamannya masih saya simpan, ternyata berguna juga video itu.""Kamu tetap harus hati-hati, Nak. Jangan melawan orang seperti mereka. Cukup ayah yang bodoh berurusan dengan mereka," ucap Adi."Setidaknya Bapak lepas dari belenggu mereka." "Oh ya, untuk acara tujuh bulanan. Mau di adakan bagaimana?" Adi mengalihkan obrolan mereka."Sekar minta di rumah Semarang, di tempat nenek, tapi jadi atau tidak saya pastikan pada Sekar dulu."Malam itu tidak hanya membahas hal yang tadi terjadi, tapi juga membahas pekerjaan dan juga agenda Adi yang sebelumnya ditangan W

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   74 🩷

    "Tadi sudah dibilang gunakan sepatu saja, kenapa keras kepala mengunakan hils." Meski dengan marah, Wira membantu Sekar mengenakan sepatu cats yang diambilkan suaminya.Ada jamuan makan malam di istana kepresidenan, open house. Sekar dan Wira ikut serta dalam jamuan itu. Karena ini tidak sering Adi adakan, tamu yang datang banyak walau tidak bisa lama-lama, tapi mereka senang bisa bertemu dengan Presiden mereka."Nyaman sekarang?" Wira memastika istrinya yang sudah mengenakan sepatu."Lucu saja, Mas, mengenakan kebaya harus pakai sepatu." Memakai kebaya warna light blue sky, dengan perut yang sedikit buncit, membuat Sekar semakin cantik. Wira sendiri mengenakan kemeja polos dengan warna senada."Akan semakin lucu jika kamu malah kelelahan karena hils itu. Sekarang duduk di sini, jangan memaksakan diri." Perut Sekar sudah terlihat, usia kandungan masuk ke 6 bulan.Wira menatap tegas, agar istrinya tidak terus menja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status