Share

9. pertarungan sengit Tania dan Arini

"Aku nggak ada maksud apa-apa, Mbak. Hanya saja, laki-laki jika sudah mendua biasanya yang kedua yang lebih diprioritaskan. Apa lagi sekarang aku tengah hamil anaknya Mas Reza, suami kita. Tapi Mbak nggak usah khawatir, aku akan tetap meminta Mas Reza untuk tetap sama Mbak Tania. Dan tidak akan meninggalkan Mbak Tania. Aku tahu, Mbak pasti terluka sekali 'kan dengan kabar ini? Aku paham, Mbak. Sekarang Mbak harus banyak sabar ya, aku turut prihatin atas apa yang terjadi dengan Mbak saat ini. Mbak mau makan? Biar aku suapin."

Seolah tidak merasa bersalah sedikitpun atas apa yang dia lakukan, dia memberi perhatian padaku. Sungguh, dia ternyata adalah perempuan licik. Sangat terlihat jelas gambaran di wajahnya dia merasa menang atas perlakuannya.

"Sekarang aku minta kamu pergilah dari sini. Dan juga aku minta kamu pulang ke rumahmu, dan jangan lagi kamu tampakkan batang hidungmu di hadapanku. Aku memecatmu sekarang juga."

"Benarkah? Wah, dengan senang hati Mbak, tapi maaf, aku nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status