Home / Mafia / The Mafia's Deceptive Bride / BAB 9 - DINDING BERBISIK

Share

BAB 9 - DINDING BERBISIK

Author: Shiva Jodi
last update Last Updated: 2025-12-24 23:16:36

Aroma cat minyak yang tajam menusuk hidung, namun Alana tidak lagi merasa terganggu. Baginya, bau itu adalah satu-satunya hal yang nyata di rumah besar yang terasa seperti simulasi ini. Kanvas di hadapannya penuh dengan goresan kasar warna merah tua dan biru pekat.

"Nyonya, Anda belum menyentuh teh Anda sejak satu jam yang lalu," suara lirih Bi Inah memecah keheningan studio.

Alana tidak menoleh. Kuasnya masih menari liar. "Aku tidak lapar, Bi. Tehnya pasti sudah sedingin hatinya."

"Maksud Anda Tuan Atlas?" Bi Inah mendekat, meletakkan nampan baru. "Tuan sedang pergi urusan bisnis. Biasanya beliau pergi tiga sampai empat hari."

Alana berhenti mendadak. Ujung kuasnya meneteskan warna merah ke lantai marmer. "Bisnis apa, Bi? Bisnis membersihkan mayat atau bisnis menipu orang-orang sepertiku?"

Bi Inah menunduk, matanya melirik ke arah pintu yang terbuka sedikit. "Saya hanya pelayan, Nyonya. Dinding di rumah ini punya telinga, dan mereka sangat suka berbisik kepada Tuan jika ada yang bica
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 17 - MENETAPKAN ATURAN BARU

    Alana berdiri. Ia baru saja merobek kabel komunikasi terpenting milik Atlas, dan semenit sebelumnya, membenturkan Buku Besar keras-keras ke lutut Atlas yang terluka. Sensasi adrenalin membanjiri rasa jijik. Darah kering mengeras di tangan Atlas saat ia membuka mata yang tadi terpejam. Ekspresi kejutan total sudah sirna, berganti menjadi penerimaan dingin. Atlas menatap lurus ke Buku Besar yang kini terbaring di atas nakas, kemudian kembali pada Alana.“Sapaan yang kasar dari Nyonya Buku Besar,” desahnya, rasa sakitnya terdengar jelas, meskipun disembunyikan. “Jadi, apa syaratnya sekarang? Katakan semuanya. Cepat. Sebelum jaringanku, atau Jaringan Agra, mendeteksi kerusuhan ini.”“Kau memberiku koin untuk membuat Julian sibuk. Itu rencanamu yang buruk, Adhitama. Rencana yang seharusnya aku nikmati sendirian,” balas Alana, suaranya tenang, datar. Ia berjalan ke pinggiran ranjang perawatan dan mengambil sarung tangan lateks baru dari bungkusan yang tersedia.

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 16 - MAKAM SANG PEMILIK

    Atlas meraup sesuatu yang berada di bawah bantalnya...Benda itu berdetak. Dan dalam kelelahan ekstrem, suara berdetak benda yang diraih Atlas, radio komunikasi daruratnya, adalah hal pertama yang menembus ketakutan Alana. Bukan senjata. Ia melihat objek itu berderak, sinyal dimatikan dalam keheningan sesaat, sebuah gerakan rahasia, halus, dan insting seorang pengendali jaringan. Ia tahu Atlas sudah mati hanya jika seluruh planetnya hancur total.Alana tidak bisa menggerakkan senjatanya. Pistol Bi Inah masih gemetar di tangannya, tetapi tubuhnya membeku. Aroma darah segar terlalu tebal, bercampur bau antiseptik yang menusuk dari bangsal kelas atas Sanitarium Dharma Asih ini. Bau itu tidak bisa menutupi kehancuran yang terpampang di ranjang.Atlas Varma. Wajahnya keabu-abuan. Keringat membasahi dasarnya, yang disaring melalui alat pendingin yang menempel di leher dan lengannya. Dia mengenakan baju rawat berwarna gelap, robek, dengan beberapa kain putih mele

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 20 - PELAJARAN MALAM

    “PERINGATAN! Pintu bangsal sudah dibuka dengan kartu bypass. Kunci kode Nomar Alpha,.status gagal! Revisi Prosedur…”Deru pintu hidrolik yang bergeser masuk seiring bunyi peringatan otomatis terdengar mematikan, diikuti oleh tap-tap elegan langkah kaki yang sangat teratur. Matriark Varma. Wajahnya yang keriput tapi kejam, bersiap menuntut nyawa atau Buku Besar. Atlas mengeluarkan sumpah serapah dalam bahasa Jawa Kuno, mencoba untuk bergeser di ranjangnya, tetapi gerakannya hanya berakhir dengan erangan tajam. Luka jahitan amartirnya terbuka sedikit, mengirimkan rasa panas menusuk.“Sialan!” Alana melompat. Insting pertama: membela diri. Dia mencengkeram Buku Besar, pusat operasi mereka, dengan tangan kirinya, dan menarik pistol kecil yang disembunyikan Bi Inah dari ikat pinggang daruratnya dengan tangan kanan.“Jangan gunakan senjata! Itu jebakan!” bentak Atlas, nadanya tiba-tiba tegang. “Dia menginginkan pembenaran untuk kekerasan. Dia tidak dat

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 19 - KEBENARAN DI BELAKANG TOPENG

    Alana menarik benang yang terakhir. Gunting logam tipis itu memantulkan cahaya putih dingin. Atlas mengerang pelan, tubuhnya bergetar sedikit karena tegangan yang baru saja terjadi. Luka di bahunya terbuka, bernanah ringan, tetapi lukanya sekarang bersih. Perban sudah diganti dengan material *biotech* yang dingin, menjaga infeksi agar tidak menyebar ke aliran darah.Ia melangkah mundur, ponsel darurat di tangan Atlas itu masih memancarkan cahaya. Gambar Matriak Varma berdiri kaku di luar gerbang Sanitarium Dharma Asih terasa seperti petir yang menyambar ketenangan artifisial mereka.“Sistemmu pasti bocor total. Hanya itu penjelasan satu-satunya,” ujar Alana, nadanya serak karena stres yang baru dipikul, menatap wajah pucat Atlas.Atlas mengatupkan rahangnya. “Bukan sistemku, Nareswari. Ini tentang protokol Varma lama. Semua keluarga tahu Dharma Asih adalah jaringan pelarian pribadiku. Matriark sedang mencari tahu seberapa parah lukaku. Dia tidak akan menye

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 18 - JARINGAN AYAH

    PERINGATAN! Pagar Zona 3 TELAH DITEMBUS OLEH ENAM ORANG BAWAHAN PEMBERSIHAN DARI FAksi Varma BARAT. PERTAHANAN OTOMATIS TIDAK BERFUNGSI. REVISI PROTOKOL—”Pintu bangsal yang kedap suara itu bergetar keras karena benturan pertama, menggetarkan tulang-tulang Atlas yang terluka di ranjang. Sensor tubuh Atlas berdentum. Alarmnya berdering keras, memekakkan telinga Alana.“Sialan!” teriak Atlas, memaksa dirinya bangkit, wajahnya pucat pasi menahan tusukan tajam di perutnya. “Aku tidak bisa bergerak! Alana, kamu harus mengambil alih protokol DEFENSE B.1!Alana terpaku. Seluruh keberanian kalkulatifnya menghilang saat suara sepatu bot menggemuruh mendekat. Enam orang. Berjarak kurang dari seratus meter. Ia baru saja bersumpah menjadi manajer aset vital; kini ia dihadapkan pada kenyataan, manajernya adalah tubuh kotor Atlas dan buku di tangannya hanyalah data yang lambat.“Aku… aku bahkan tidak tahu panelnya di mana!” Alana berseru, melihat dinding di sek

  • The Mafia's Deceptive Bride   BAB 15 - PANGGILAN YANG DITUNGGU

    "Keluar, Nareswari! Kau takkan lari dari yang satu ini! Kau tak punya pelindung!" bentak suara bariton keras dari balik pintu. Kunci baja dipasang, kemudian terdengar gerutuan besi. Mereka menguncinya dari luar, meninggalkan Alana terperangkap di kamar pengap berbau ikan dan lembap itu.Alana bergerak dengan cepat. Tidak ada waktu untuk panik. Kekejaman situasi adalah energi yang mengalir, bukan membebankan. Ia tahu suara bariton itu, itu pasti seorang operator lapis kedua dari faksi Julian, yang dikirim ke sini karena kecerobohannya. Operator itu pasti melacak sinyal satelit Danu, mengabaikan rumor yang dibuat-buat, dan datang untuk membersihkan. Mereka tidak datang untuk bernegosiasi.“Tutup mulutmu! Kalau aku mati di sini, Julian akan mati karenaku juga!” seru Alana balik. Itu gertakan, gertakan yang lemah karena dia hanya memiliki pistol kecil dan nol peluang jika mereka menerobos masuk.“Jangan menggertakku! Nareswari! Atlas Adhitama telah dimusnahkan! Dan Buku Besar itu tidak ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status