Home / Romansa / The Stranger's Lust / 20. Nicholas Merlyn

Share

20. Nicholas Merlyn

Author: Sky
last update Huling Na-update: 2021-10-08 19:39:06

[Leyna Olivia POV]

Aku menikmati sepiring roti isi sebagai hidangan makan malam. Kudengar itu atas perintah Nona Muda Olivia dari para penjaga. Tentu saja itu berarti adalah perintah Dion yang mungkin sedang mengistirahatkan dirinya tanpa membersihkan tubuh terlebih dahulu. Satu-satunya yang mengganjal adalah hubunganku dengan Uncle Lancelot.

Entah apa yang terjadi tadi pagi dengan pria yang menjadi favoritku kalau berhubungan tentang hunting food. Semoga saja semuanya berjalan dengan lancar. Dion juga bukan tipikal pria yang ceroboh atau tidak bisa berpikir dengan cepat dan matang. Apapun yang terjadi juga dia harus bisa menjalaninya dengan baik.

Lagipula, kalaupun dia salah melangkah. Masih ada alasan yang bermutu untuk menopang langkah tersebut untuk tidak terendus oleh siapapun.

“Aku bosan,” kataku sambil duduk di papan kayu yang menjadi tempat tidurku selama ini. Aku diinterogasi oleh Kepala Divisi Hukum tadi pagi dan berjalan dengan mulus … kurasa. Aku mengenal Kepala Divisi tersebut, bisa dibilang dia sejenis hakim di Burk’s Falls.

“Bisa jelaskan apa yang Anda lakukan hari itu?”

Aku mengenang kembali setiap detik yang terbuang di ruang rapat dengan Hakim Johnson. Ya, begitu lah biasanya aku memanggilnya. Ruangan yang sama menjadi tempat aku bertemu dengan Dion pertama kali selama berjam-jam hingga dia melewatkan makan siang dan mengganjal kelaparan dengan teh melati.

“Itu hanya kesalahpahaman, Tuan.”

Aku tidak bisa menjawab lebih banyak sebagai pembuka. Karena sesuai dengan sikap Dion yang selalu menjawab dengan singkat sebagai kesimpulan dari seluruh kejadian cerita yang terjadi. Aku senang dia tidak melarikan diri dengan ragaku atau mungkin lebih parahnya melakukan sesuatu yang merugikan diriku sendiri.

Bagaimanapun aku akan kembali ke ragaku sendiri, bukan?

Begitu pun dengan dirinya. Hanya saja, aku dan dia belum mendapatkan cara untuk menormalisasikan kekacauan ini. Aku terkekeh geli ketika mengingat Hakim Johnson langsung menanyakan alasannya aku menjawab seperti itu. Biar lah penjaga tahanan kebingungan dengan sikapku yang tiba-tiba cenderung ini.

“Aku tidak pernah mencuri apapun dari ruangannya, Tuan. Aku mendapatkan perintah darinya untuk mengambil buku yang ada di laci mejanya dan dia langsung menuduhku seperti itu. Itu ruangan pribadinya, tentu saja tidak akan ada orang yang berada di sana selain aku dan dia.”

“Dia? Menurutmu, ada pelaku lain?”

Kalau boleh jujur, aku hanya ingin untuk segera bebas dari penjara ini. Setelah mendengar kesaksian Dion di ruang rapat itu, aku bisa memutuskan kalau itu hanya kesalahpahaman baginya, tetapi satu sisi juga bukan. Pemilik ruangan yang merupakan rekan kerja Dion hanya salah menangkap pelaku dan menjadi kesialan bagi jiwa pria yang sedang beradaptasi dengan ragaku di sana.

Atau mungkin, memang sengaja menjebak Dion Addison?

Aku tidak bisa menyimpulkan sesuatu yang tidak kualami. Yang perlu Dion lakukan adalah segera mencari bukti agar raganya tidak dibawa ke tahanan sebenarnya. Kudengar, hanya ada satu orang yang melihat kasus tersebut selain dia dan yang lainnya.

“Bukan pelaku lain, Tuan. Melainkan, memang dia pelakunya.”

“Menurutmu, pencurian itu memang benar terjadi tetapi, bukan Anda pelakunya. Seperti itu?”

Aku ingat sekali aku langsung mengangguk. Aku hanya menjawab seadanya, sesuai dengan cerita Dion yang memang sangat mendetil untuk dipahami, semuanya terdengar runtut.

“Berarti, kejadian pencurian itu terjadi sebelum Anda datang ke ruangannya. Di bawah jam sepuluh pagi. Menurut Anda, siapa yang menjadi pelakunya?”

Aku tidak bisa mengatakan pelakunya. Karena, aku tidak mau menghakimi siapapun. Dion hanya menerka karena seingatnya dia melihat pelaku lain itu masuk ke dalam ruangan saat dia akan melewati ruangan tersebut untuk mencapai ruangannya dengan dua guru lainnya.

“Saya tidak akan menganggap Anda menghakimi siapapun. Saya dan tim saya perlu kesaksian Anda untuk menuntaskan kasus pencurian ini.  Catatan kriminal Anda yang bersih jelas mengatakan Anda adalah warga Burk’s Falls yang baik. Hanya hidup berdua dengan seorang nenek yang merawat Anda sampai besar. Saya tidak akan menjatuhkan hukuman apapun pada Anda sebelum kasus ini terjawab sepenuhnya dengan objektif.”

Ini dia. Kalimat yang membuat aku selalu kagum dengan Hakim Johnson. Menurut kalian, kenapa dia bisa menjadi hakim kepercayaan Daddy selama delapan belas tahun dia bekerja?

Dia bisa diibaratkan menjadi role model kami semua serta calon hakim. Dia menegakkan berdasarkan logika bukan dengan keinginannya sendiri. Dalam bekerja dia tidak akan menghakimi walaupun nada bicaranya terkesan tegas, dia berusaha mengulik berdasarkan perkataan tersangka, korban, maupun saksi dan memecahkan misterinya.

Karena kepercayaan itu, aku bisa menjawab dengan penuh percaya diri. Aku sudah pernah bertanya pada Dion tentang ini dan kurasa memang sudah waktunya untuk membeberkan semuanya.

“Nicholas Merlyn.”

_The Stranger’s Lust_

To Be Continue

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Stranger's Lust   65. Between Two Choices

    “Jadi, hari ini adalah harinya?” Dion memangku tangannya yang sedang menggenggam sebuah bungkusan protein bars, mengunyah sambil melihat layar ponsel yang ditegakkan bersandar pada botol minumannya di meja. “Iya. Makan malam dengan kolega Tuan Chayton,” katanya yang telah menelan makanannya tersebut. Makan siang dengan dua protein bars di ruang istirahat di gedung balet yang secara kebetulan sedang sepi, membuatnya berpikir untuk menghubungi kekasihnya itu sekarang. Well, kekasih … Dion rasa dia harus bisa beradaptasi dengan julukan tersebut sekarang. “Kalau memang cowo itu yang bakalan datang, bagaimana menurutmu?” tanya Leyna yang berada di ujung telepon sedang mengecek tumpukan buku anak-anak dengan sebelah telinga kirinya tersumpal dengan Bluetooth earphone. “Aku tidak bisa menerimanya, bukan?” tanya Dion balik yang disetujui oleh jiwa perempuan yang berada di tubuhnya yang asli itu. Terkadang Dion berpikir berapa lama lagikah dia akan bersemayam di tubuh seorang wanita yang

  • The Stranger's Lust   64. Can't Go

    Setelah malam itu mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing, tidak ada lagi yang bertambah. Baik Dion maupun Leyna, keduanya sama-sama disibukkan dengan kegiatan sehari-hari dan Jumat sudah datang menjemput mereka. Dion sudah siap dengan balutan dress di bawah lutut dan duduk ke kursi meja makan yang sudah ditempati oleh tiga anggota lainnya. “Night, Dad, Mom, Quinza,” sapanya dengan binar riang di matanya. “Night, Leyna.” Sang Ibunda membalas sapaannya. Dia mengambil tempat di samping sang adik perempuan yang bermain dengan ponselnya daritadi. Sedangkan, laki-laki satu-satunya di keluarga inti tersebut sedang membaca berita dari ponselnya. “So, can we start?” tanya Aubrey yang melirik kedua anggota yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Dion memilih untuk tersenyum tipis ketika mengetahui kepada siapa yang dituju. Chayton dan putri bungsunya meletakkan alat komunikasi mereka di samping dan menjawab dengan kompak, “Sure.” Wanita tersebut mengangguk dan mulai meminta

  • The Stranger's Lust   63. Answer

    [Dion POV] Aku yang baru saja bisa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekalian merilekskan persendian yang rasanya kaku banget setelah duduk di meja makan mendiskusikan beberapa topik hangat dengan Tuan Chayton. Sedangkan, Quinza berada di kamarnya sendiri mengerjakan tugas sekolahnya di jam sebelas malam ini. Setelah berbelanja barang kebutuhan tadi, aku dan dia langsung menyimpan barang tersebut di dapur dan beberapa disisihkan untuk di simpan di tas yang khusus menampung pakaian ganti dan outfit latihan aku. Dan, ketika melihat namaku sendiri tertera di layar ponsel Leyna itu aku langsung mengangkatnya. “Hello?” Sejujurnya ntah kenapa malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya yang pernah kami lewati dengan berbicara melalui telepon. Leyna menjawabnya, pembicaraan mulai terasa aneh ketika lawan bicaraku itu menanyakan situasi di sini. Namun, tidak berapa lama, aku mengetahui jawabannya. Jawaban mengapa aku merasa canggung dan aneh dalam pembicaraan kami k

  • The Stranger's Lust   62. Accidentally Confession

    [Leyna POV] Aku melangkah keluar dari gedung sekolah dan menaiki sepeda yang menemani semua kegiatanku semenjak menjadi sosok yang dipanggil Dion Addison. Langit yang hari ini terlihat mendadak begitu cerah tidak digubris olehku sama sekali. Karena rasanya dari dalam hatiku terbakar sejak siang tadi. Sialnya sampai sekarang masih belum padam. Efek yang luar biasa dahsyat setelah guru perempuan itu seenak jidat menawarkan ini dan itu kepadaku. Maksudnya kepada Dion, tentu saja. “Memangnya dia tahu kalau Dion itu suka sekali dengan oatmeal dan smoothies yang beragam variasi cara untuk menikmatinya,” celetukku sambil mengayuh sepeda. Beruntung aku bukan seorang puteri keturunan kepala pemerintah sekarang ini. Ada untungnya juga menjadi seorang warga biasa yang memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Tentu saja kebanyakan warga di sini menikmati kehidupannya dengan biasa-biasa saja, bangun pagi, menyiapkan sarapan, mandi, berpakaian, pergi bekerja, pulang dan menikmati makan malam

  • The Stranger's Lust   61. Privacy Thought

    Dion meletakkan semua belanjaannya kepada kasir dengan tenang. Tidak, lebih tepatnya pura-pura untuk bersikap tenang dan biasa saja. Dia tahu Quinza daritadi melihatnya dengan tatapan yang menyiratkan untuk berbicara empat mata dengannya. Namun, dia bersikap tidak tahu-menahu. "Leyna," panggil Quinza yang berada di belakangnya berbisik mendekat sampai ke telinganya. Beruntung sekali dia sudah terbiasa dengan adik perempuan Leyna selama ini sehingga dia tidak lagi merasa terkejut. Sebuah dehaman menjadi jawabannya dan dia melihat ke arah monitor kasir yang sedang bergerak menghitung total pembeliannya. "Kamu serius sekarang? Si cowo yang kujelasin itu ada di belakang tahu," kata Quinza lagi, dia berbicara dengan bisikan meskipun terdengar seperti nada tinggi. "Dia orangnya? Charles, benarkan?" beo Dion yang melirik ke sosok di belakang anak bungsu keluarga kepala pemerintah ini. Lalu, kembali bertingkah seperti biasa. Yang lebih muda itu refleks menepuk pundak sang Kakak gemas. "

  • The Stranger's Lust   60. So, What Now?

    Pada satu waktu yang sama, Leyna juga sedang mengurusi nilai murid-muridnya di ruang guru. Dia tidak sendirian di ruangan tersebut, masih ada dua atau tiga guru yang juga duduk di sana melakukan tugas mereka masing-masing. Mengingat jam belajar-mengajar telah berakhir tiga jam yang lalu, Leyna dan guru-guru lainnya bisa beristirahat sejenak. "Sir. Dion," panggil seorang guru perempuan yang sering mengikutinya di setiap kesempatan yang ada. Maksudnya, mengikuti raga Dion, bukan jiwanya. Terkadang Leyna melamun dan berpikir bagaimana reaksi sekitar mereka kalau mengetahui bahwa orang yang di depan mereka bukanlah yang mereka kenali. "Ada apa, Miss?" tanya Leyna sesopan mungkin. Setelah mengetahui konsep dari kutukan aneh ini, Leyna berpikir untuk membatasi diri dengan dunia. Dia tidak bermaksud untuk besar kepala. Namun, siapa yang tidak akan jatuh hati ketika melihat raga seorang laki-laki yang tinggi jangkung, berpakaian rapi, dan bersikap lembut? Leyna mungkin adalah salah satun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status