Share

Bab 3. Nyonya Lie

Nyonya Lie menekuni berbagai berkas yang berserakan di meja. Wajahnya nampak kusut. Sambil menyeruput kopi, pandangannya terus terpaku pada berkas-berkas laporan yang harus dia tanda tangani. Ada beberapa tawaran kerjasama dari perusahaan lain. Nyonya Lie harus menganalisa dulu dengan penuh ketelitian. Sedari muda, dia memang sudah terlatih untuk tidak boleh mudah percaya pada orang lain, meskipun itu teman dekat.

Ditelitinya lagi kalimat demi kalimat yang tertera dalam berkas pengajuan itu. Hmmm, kira-kira seberapa besar potensi dari kerjasama ini ya? berapa besar keuntungan yang akan diraih perusahaaanya? huuuft, sialan! Kenapa bayangan itu muncul lagi. Seketika kosentrasinya buyar. Nyonya Lie segera menghempaskan kertas yang sedang dipegangnya dan berhenti sejenak.

Pikirannya kembali mengurai kejadian itu, saat dia mendapati Laura dan putra kesayangannya tidur dalam satu selimut. Dilihatnya, gadis blasteran Jerman itu nampak mencumbu putranya. Benar-benar keterlaluan! berani sekali dia melakulan hal itu pada anakku!

Untung saja, instingnya sebagai Ibu kuat. Nyonya Lie seolah tahu apa yang sedang terjadi pada anaknya. Maka dibatalkannya kepergiannya ke Singapura dan memutuskan untuk kembali ke rumah.

Benar saja. Begitu tiba di rumah, nampaklah pemandangannya menjijikkan itu. Tubuh polos Laura yang hanya berbalut selimut memeluk mesra tubuh Lucas yang masih berpakaian lengkap. Wanita blasteran itu nampak begitu liar. Seperti Singa Betina yang sedang bersiap-siap melahap mangsanya yang sudah tidak berdaya. Pintu kamar Lucas yang dibanting dengan keras menjadi saksi kemarahan Nyonya Lie. Dengan sangat geram, dia memaki-maki Laura dan mengusirnya. Untung saja, dia belum terlambat. Entah apa yang akan terjadi nanti jika Sang Putra Kesayangan sampai melakukan hubungan terlarang itu? Laura yang tidak menyangka kedatangan Nyonya Lie sangat terkejut dan tertunduk malu. Dikenakannya pakaiannya dan segera pergi. Belum sempat berlalu, Nyonya Lie menarik rambutnya dan menampar wanita muda itu.

Saat itu, Lucas nampak lemas. Gadis murahan itu pasti sudah memasukkan sesuatu dan membuat Lucas tidak sadar. Motif klasik....Dengan begitu dia akan menjebak Lucas dan akan meminta Lucas untuk menikahinya. Motif yang pernah hampir dilakukan Kasandra, mantan sekretarisnya dulu. Sungguh, Nyonya Lie tidak menyangka, gadis yang nampak polos dan pendiam seperti Kasandra ternyata mempunyai rencana busuk. Dia jatuh cinta setengah mati pada Lucas sampai nekad ingin menjebaknya. Dan untungnya cepat diketahui oleh Nyonya Lie.

Tanpa sengaja, Nyonya Lie mendengar percakapan Kassandra dengan beberapa temannya. Kassandra berencana menjebak Lucas dan membuatnya mabuk saat pesta perayaan malam tahun baru. Saat itu, perayaan malam tahun baru akan diadakan di Villa di daerah Cisarua. Beberapa staf perusahaan berkumpul dan merencanakan perayaan malam tahun baru. Tak disangka, Kassandra ingin membuat jebakan agar bisa tidur dengan Lucas. Gila, benar-benar gila. Nyonya Lie sudah mengatakan pada Kassandra tidak akan hadir di acara itu, karena dia ada rencana untuk mengunjungi perjamuan yang diadakan teman-teman sosialitanya. Dan Lucas diminta datang untuk mewakili dirinya. Kejadian itu memang sudah lama, waktu itu Lucas baru saja lulus dari fakultas kedokteran.

Benar-benar tak disangka, Kassandra merencanakan tindakan serendah itu. Nyonya Lie sangat bersyukur bisa mengetahui rencana busuk Sang Sekretaris. Segera direkamnya lebih lanjut obrolan-obrolan Kassandra dengan teman-temannya itu. Kassandra pun dipanggil dan tak berkutik. Tamat sudah kariernya sebagai sekretaris. Dia pun dipecat.

Entah karena insting seorang Ibu yang selalu ingin melindungi anaknya, Nyonya Lie selalu tahu setiap kali ada ingin berbuat jahat pada anaknya. Hatinya gelisah dan tidak menentu, setiap kali akan terjadi sesuatu pada Lucas. Ikatan batin antara ibu dan anak memang begitu kuat. Ikatan yang tak akan terpisahkan oleh apapun, meskipun jarak dan waktu menghadang.

Nyonya Lie mengakui, ketampanan putranya memang sangat luar biasa. Perpaduan antara Tionghua Indonesia dan Perancis. Pesonanya sudah memikat sejak kecil. Banyak orang yang mengagumi dan menyukainya. Tidak hanya karena pesona ketampanannya tapi juga kecerdasan dan kebaikan hatinya. Lucas memang ramah kepada siapa saja. Dan seringkali keramahannya itu banyak disalah artikan.

Teringat lagi dalam kejadian waktu Lucas SMA. Lucas pernah hampir dikeroyok oleh beberapa pemuda di sekolahnya, karena dianggap terlalu sok tampan dan sok tebar pesona. Beberapa pemuda di sekolah itu merasa tersaingi dengan ketampanan dan pesona Lucas yang selalu memikat siswi-siswi di sekolah itu. Mereka pun merencanakan siasat ingin mencelakai Lucas. Lucas dicegat di tengah jalan saat sedang mengendarai motornya sepulang dari sekolah. Saat itu Nyonya Lie yang sedang berada di kantor mendadak gusar. Hati dan pikirannya tidak tenang. Nalurinya seolah berkata, sesuatu yang buruk akan terjadi pada Lucas.

Dicoba dihubunginya ponsel Lucas, tapi tidak diangkat. Akhirnya, diperintahnya Parto untuk menjemput Lucas dari sekolah. Parto pun bergerak cepat. Ternyata benar saja, di tengah jalan Parto melihat Lucas sedang jatuh tersungkur dikelilingi beberapa anak laki-laki berseragam putih abu-abu.

Parto pun bersigap menolong Lucas dan segera membereskan insiden itu. Anak-anak pengeroyok itu lari tunggang langgang. Parto segera membawa Lucas ke dokter tapi sebelumnya dia mampir dulu ke sekolah Lucas dan melaporkan kejadian itu ke kepala sekolah sekalian juga ke kantor polisi terdekat. Tanpa diperintah oleh Nyonya Lie, Parto begerak sendiri. Parto memang selalu bisa diandalkan. Makan tidak heran jika Nyonya Lie menjadikannya orang kepercayaan.

Belajar dari berbagai kejadian yang menimpa Sang Putra Kesayangan, membuat Nyonya Lie semakin yakin dan sadar. Bahwa Lucas adalah belahan jiwanya yang tidak bisa terpisahkan. Setiap kali terjadi sesuatu yang buruk pada Lucas, dia selalu bisa merasakannya. Jiwanya mendadak resah dan tak karuan setiap kali Lucas akan mengalami bahaya. Dan hal itu membuatnya semakin ingin melindungi Lucas. Lucas memang bukan anak kecil atau remaja lagi, tapi entah kenapa semakin tumbuh dewasa, bahaya tidak pernah lepas mengintai anak itu? membuat Nyonya Lie selalu tidak tenang. Khawatir Lucas akan jatuh dalam bahaya, dalam perbuatan dosa dan nantinya itu akan berimbas pada kehidupan dirinya, pada kesuksesan yang sudah dia raih saat ini selama bertahun-tahun? tidak....Tidak. Nyonya Lie tidak sanggup membayangkan.

Diambilnya segelas air putih yang tergeletak di sudut meja dan diteguknya sampai habis. Bayangan masa lalu kembali menyeruak, semua berputar-putar di kepala Nyonya Lie. Seperti potongan slide film. Bermunculan silih berganti. Membuat kepalanya terasa begitu pusing. Dalam slide pertama, muncul bayangan dirinya ketika muda, dengan tubuh langsing dan wajah polos lalu berganti dengan bayangan dirinya yang sedang hamil besar, duduk memojok disudut ruang, dengan wajah penuh isak tangis. Berbagai makian dan hinaan terlontar padanya. Lalu sepasang tangan memukul dan menarik rambutnya ke belakang. Teriakan dan makian terdengar lagi. Lalu muncul lagi sosok bayangan dirinya dalam keadaaan jatuh tersungkur, .meratapi kebodohannya. Hinaan, cibiran dan lagi-lagi makian tertuju padanya. Membuat telinganya terasa mau pecah....Tidak, tidak....Tidak......

"Ida.... Cepat ke ruangan saya sekarang!" panggilnya lewat intercom. Dadanya mulai sesak. Kepalanya makin terasa pusing... Semuanya mendadak kabur dan berkunang-kunang. Dirogohnya saku tasnya dan mulai mencari sesuatu. Obat vertigo...Inilah yang dibutuhkannya untuk meredakan nyeri hebat yang dirasakannya saat itu.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status