Share

3 High Taste And Class

last update Last Updated: 2025-07-01 23:42:36

"Sebenarnya, aku ingin mengajak kamu untuk menetap di Inggris, Ivy," ujar Ali tiba -tiba.

Ivy dengan cepat mengangkat kepalanya, menatap Alistair, dan menatap kebingungan pada Alistair.

"Apa kamu mau kita berdua tinggal di kota asal kamu? Kalau kita pindah dan menetap di sana, siapa yang akan menggantikanmu sebagai CEO di hotel ayahmu ??"

"Robert akan menggantikan aku, aku sudah membahas hal ini dengan adik laki -laki dan orang tuaku beberapa hari yang lalu," jawabnya dengan santai dan tenang, sementara Ivy terlihat masih kebingungan.

"Kamu bisa mengatakan itu dengan mudah karena kamu memiliki adik laki -laki yang mendukung kamu, sementara adik perempuanku tidak ingin menjalankan perusahaan ayahku. Jadi, siapa yang akan menggantikanku kalau aku pindah ke Inggris bersamamu?" Ivy mengeluh.

"Kalau begitu pindahkan saja bank milik ayahmu ke Inggris," canda Alistair membuat Ivy cemberut.

"Ali ... bagaimana caranya perusahaan milik ayahku dipindahkan ke Inggris ??" Ivy bertanya kesal.

"Bisa saja kalau kamu mau," jawab Alistair dengan santai tanpa memikirkan bagaimana perasaan Ivy pada saat itu.

"Aku tidak ingin tinggal di Inggris," Ivy menolak dengan nada tegas.

"Sayang, kamu tahu betapa aku ingin tinggal di sana. Ibu dan kakekku tinggal di Inggris, aku merindukan mereka," jawab Alistair dengan tenang.

"Kalau kamu ingin bertemu mereka, kamu dapat mengunjungi ibu dan kakekmu kapan saja kamu mau. Bahkan ketika kamu menikah dengan aku, kamu akan bertemu mereka, kan?" Ivy tersenyum tipis.

"Tapi pertemuan itu hanya sementara, aku tidak bisa bertemu mereka setiap hari, setiap kali ... aku benar-benar ingin mengobrol dengan mereka seperti sebelumnya," Alistair mengambil napas dalam-dalam seraya matanya menerawang jauh ke suatu tempat.

"Aku mengerti perasaanmu Sayang, ayolah jangan sedih. Secepatnya kamu akan memiliki keluarga baru, kamu juga punya aku." Ivy tersenyum lebar ketika dia memandang Alistair, ia mencoba menghibur kekasihnya.

"Ngomong-ngomong, sekarang jam berapa? Apa sudah jam 9?" Alistair bertanya pada Ivy, mengubah topik pembicaraan.

"Aku tidak tahu," jawab Ivy datar.

Alistair mengambil ponsel yang dia

simpan di saku celana panjangnya, lalu dia melihat ke ponselnya.

"Jam berapa? Apa sudah jam 9?" Ivy menatap ponsel Alistair.

"Oh, rupanya sudah jam 9:15. Ayo, Ivy. Toko gaun pengantin buka sekitar jam 9:30. Tempatnya cukup auh dari sini." Alistair berkata dengan sedikit terburu-buru.

"Kenapa kamu tidak membawaku ke toko gaun pengantin yang berada di Distrik Jorge? Bukankah semua gaun di sana bagus-bagus dan mewah?" tanya Ivy.

"Kamu benar, semua gaun pengantin di toko memang bagus dan mewah, tapi aku tahu seleramu, kamu tidak akan menyukainya ketika kamu sampai di sana." Alistair mendekatkan wajahnya pada wajah Ivy.

"Bagaimana kamu tahu kalau aku tidak akan menyukai semua gaun yang dipamerkan di sana?" Ivy bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Kamu tahu ... seleramu sangat tinggi dan berkelas. Meskipun ada banyak gaun yang juga berkelas, kamu pasti tidak akan menyukainya karena seleramu berbeda." Alistair menjelaskan.

"Bagaimana kalau kamu mengajakku ke sana? Mungkin di antara gaun-gaun itu ada satu atau dua yang aku suka. Selain itu, jika kamu ingin mengadakan pesta kecil di New York atau di Inggris, apa aku perlu mengenakan gaun yang mewah dan berkelas? Ayo, antar aku ke sana, Ali sayang." Ivy membujuk, senyum manis terpancar di wajah Ivy.

"Tidak, aku tidak akan mengajakmu ke sana. Aku akan mengajakmu ke bridal house pilihan ibumu."

"Apa?? Jadi ibuku yang memilih bridal house itu ??"

"Tentu saja, ibumu yang memilihkan semuanya untuk hari pernikahan kita ."

"Tapi kita yang akan menikah, bukan ibuku. Kita berhak untuk memilih semuanya, mulai dari kartu undangan, tempat resepsi, dan gaun pengantin," tandas Ivy.

"Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan," ujar Alistair tanpa henti.

"Baiklah, ayo pergi sayang," balas Ivy dengan penuh semangat.

"Ayo." Alistair meraih dan menggenggam lengan Ivy dengan penuh kasih sayang dan hangat.

Sesaat kemudian, mereka berdua meninggalkan taman dan saling merangkul, mereka melangkah ke tempat parkir yang terletak di depan taman bunga, kemudian masuk ke MPV merah Alistair.

"Setelah mencoba gaun pengantin di Sapphire Bridal House, kamu juga harus mencoba gaun pengantin lain di Ruby Bridal House, oke? Aku tidak ingin mengecewakan ibumu," ucap Alistair santai.

"Terserah kamu saja. Kamu benar-benar menantu yang sangat baik," jawab Ivy sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu juga menantu perempuan yang sangat baik dan sempurna untuk keluarga Andrews." Alistair memuji dia, menatap Ivy sejenak, lalu dia memusatkan pandangannya kembali ke jalan raya yang mengarah ke Distrik Palm.

"Untuk gaun yang akan dikenakan di Paris nanti, biarkan aku yang memilihnya," ucap Ivy.

"Baik, Nona," Alistair menyeringai pada Ivy yang tampak kesal.

🌻🌻🌻

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Transmigration To Emerald Kingdom   9 Putus

    Alistair melihat bahwa panggilan itu telah membuatnya berada dalam kebingungan, karena Ivy tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Alistair tanpa alasan yang jelas. Sementara Scarlett yang berada di samping Alistair tersenyum jahat setelah mencuri dengar percakapan antara Ali dan Ivy. "Sedikit lagi aku akan memilikimu, Alistair. Kamu pasti bisa melupakan Ivy," gumam Scarlett tersenyum licik. Alistair menyimpan ponselnya kembali di saku kemejanya. Dia menatap Scarlett yang sedang menatap pantai, Scarlett menyusut air matanya dan berpura-pura bersikap manis di depan bosnya. "Apa kamu baik -baik saja, Pak? Aku minta maaf kalau aku bertanya, kenapa Nona Ivy tiba-tiba memutuskan hubungannya denganmu? Bukankah kalian akan segera menikah?" Scarlett bertanya. "Aku tidak tahu. Aku tidak mengerti kenapa Ivy tiba-tiba memutuskan hubungan kami." Ali mengambil napas dalam-dalam. "Mungkin Nona Ivy memiliki alasan yang jelas sampai dia memutuskan hubungannya denganmu. Kamu seharusnya tida

  • Transmigration To Emerald Kingdom   8 Pemandangan Yang Menyakitkan Hati

    Minggu pagi, seperti biasa Ivy dengan kakak perempuannya berjalan-jalan di Plumb Beach, menikmati suasana pagi yang begitu sejuk dan cerah, mereka makan minum sambil menatap ke arah laut biru yang indah. "Kak, pantai ini sangat indah ya, terutama jika kita mengunjunginya saat matahari terbenam," ucap Ivy sambil menikmati angin yang bertiup lembut ke wajahnya, dia tersenyum tipis. Rosa mengangguk perlahan, dia tersenyum lebar pada Ivy. "Aku sangat suka pemandangan di sini." "Aku juga." Ivy menatap sisi lain pantai dan tanpa sengaja kedua matanya tiba -tiba memelototi seorang pria yang paling dia cintai sedang memeluk wanita lain di seberang sana, dan ia langsung salah sangka terhadap Alistair. Tanpa Ivy sadari, air matanya perlahan -lahan menetes di pipinya dan hatinya sangat sakit seperti dicabik-cabik rasanya. "Vy, ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba menangis?" tanya Rosa yang terkejut ketika dia melihat Ivy menangis. Rosa memandangi adik perempuannya yang sedang melihat Alistair d

  • Transmigration To Emerald Kingdom   7 Rencana Licik Scarlett

    Alistair melihat Ivy sangat kesakitan, lalu dia menyentuh tangan wanita itu berharap dapat menenangkannya. "Sayang, apa masih sangat sakit?" Alistair bertanya dengan ekspresi khawatir. "Ya ... sakit banget," jawab Ivy lirih. Alistair mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ketika dia melihat Ivy hampir tidak sadar. "Alistair, perutku sakit," ucap Ivy pelan sambil menyentuh perutnya yang terasa lebih menyakitkan. Segera mobil yang dikendarai oleh Alistair berhenti di depan rumah sakit. Dia segera turun dari mobil dan menggendong Ivy menuju lobi rumah sakit. "Tolong bantu tunangan saya!" Alistair berteriak pada perawat yang sedang berjalan ke lorong rumah sakit. Melihat ada seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan, perawat itu segera membawa brankar yang diletakkan di depan ruang IGD, lalu Alistair perlahan-lahan meletakkan Ivy di brankar itu. "Tuan, Anda tenang dulu ya, dokter akan memeriksa kondisi wanita ini," ujar perawat bertubuh jangkung dan berkacamata. B

  • Transmigration To Emerald Kingdom   6 Apa yang terjadi pada Ivy?

    Setelah memilih dan mengenakan gaun pengantin dengan model off-shoulder, dengan ornamen pita putih di bagian perut, manik-manik, dan payet berbentuk bunga di bagian atas juga di bawah gaun, Ivy mengenakan gaun kedua yang ia pilih dengan model putri duyung juga off-shoulder.Dia mendekatkan dirinya di depan cermin, berputar dengan senyum bahagia, auranya yang cantik dan bersinar terpancar dengan jelas dari wajah Ivy. Dia sangat elegan dan sempurna. Beberapa saat kemudian, Ivy keluar dari ruang pas mendekati Alistair yang masih menunggunya di sudut ruangan yang digunakan untuk memajang berbagai model tuksedo pernikahan, serta berfungsi sebagai kamar pas. Ivy perlahan-lahan melangkah ke arah kekasihnya di sofa merah minimalis, lalu dia memanggil Alistair. "Ali ..."Ketika Ivy mendekatinya, Ali sedang mengirim pesan ke sekretarisnya melalui aplikasi obrolan kuning. Saat mendengar suara Ivy, dia menghentikan aktivitasnya sejenak dan perlahan-lahan menoleh ke Ivy. "Ali, apa kamu suka ga

  • Transmigration To Emerald Kingdom   5 Beautiful and Graceful Like a Queen

    "Oke, kalau begitu aku akan mencoba gaun pengantin ini dulu. Bu, di mana ruang pasnya?" Ivy bertanya setelah dia melihat gaun pengantin yang di pasang manekin, ia terlihat sangat bersemangat. Kemudian pemilik bridal house mendekati Ivy dan berkata kepadanya. "Ruang pas ada di lantai 3, Nona. Tunggu sebentar, saya akan meminta asisten saya melepas gaun itu dari manekin terlebih dahulu."Ivy mengangguk dan tersenyum ramah pada bridal house itu. "Terima kasih, Bu.""Sama-sama," jawabnya, lalu dia meninggalkan ruangan tempat gaun pengantin dipajang di lantai 2, melangkah menuruni tangga melingkar putih, lalu memasuki ruangan lain. Dia mendekati salah satu asistennya yang sedang memasukkan beberapa gaun pengantin ke dalam lemari kaca."Audrey, kemari," ucap wanita jangkung dan ramping itu. Asisten pemilik Sapphire Bridal House itu bergegas menutup pintu lemari kaca, lalu beralih ke Caroline. "Ya, Bu." Dia berjalan ke Caroline yang berdiri di dekat pintu masuk ruangan. "Ayo ikut aku ke

  • Transmigration To Emerald Kingdom   4 Bridal House dan Gaun Pengantin Yang Indah

    Alistair akhirnya mengalah dan mengajak Ivy ke Sapphire Bridal House untuk memilih gaun pengantin yang sesuai dengan seleranya. Sekitar tiga puluh lima menit kemudian, mereka tiba di distrik Jorge dan Alistair dengan cepat melajukan mobilnya ke arah bridal house.Ivy tampak sangat antusias ketika dia melihat toko gaun pengantin yang terletak di sisi kiri jalan tidak jauh dari posisi MPV Alistair. Ivy dengan cepat membuka jendela mobil, menjulurkan kepalanya ke luar jendela, lalu dia tersenyum lebar. "Ah, akhirnya kita sampai di sini," ucapnya dengan gembira. Sesaat kemudian mereka tiba di depan bridal house, tanpa menunda-nunda Alistair memarkirkan MPVnya di sana dan meraih lengan Ivy. "Ayo, Ivy. Kita masuk ke dalam," ujar Alistair, menatap kekasihnya dengan penuh kasih sayang. "Ayo," sahut Ivy. Kemudian mereka memasuki toko lalu menyapa pemilik toko gaun pengantin yang duduk di belakang meja. "Selamat pagi, Bu," ucap Ivy dan Alistair bersamaan. "Selamat pagi, Tuan, No

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status