Share

Bab 3 - Darah vs Prestasi

Author: Night Shade
last update Last Updated: 2025-08-22 10:27:48

“Papa! Aku anak kandung kalian!”

Nichelle mencoba menyadarkan David, tetapi ayah kandungnya itu sudah tidak berniat mengubah keputusannya.

Hilbert pun sama. Ia kembali memojokkan Nichelle, karena baginya Nichelle adalah halangan untuknya menjadi penerus keluarga Armeyn.

“Kamu memang tidak layak jadi keluarga Armeyn, Nics!” Hilbert menegaskan ulang. “Kembali saja ke keluarga asuhmu. Sepertinya kamu lebih cocok di sana!”

Ayah dan kakaknya meninggalkan Nichelle di ruangan itu. Tersisa dirinya dan sang ibu—Claire Armeyn.

Melihat Claire masih di sana bersimbah air mata, hati Nichelle masih berharap. “Mama. Tidak mungkin kan, kalian mengusir anak kandung kalian sendiri?”

Claire melangkah mundur sambil menutupi setengah mukanya dengan lengan. “Nichelle, Nak. Andai kamu bertingkah baik dan penurut seperti Sarah, mungkin tidak akan begini.”

“Tapi Ma—“

“Nics!” Claire memotong ucapan putrinya. “Kalau sampai foto seperti itu tersebar di luar sana, keluarga Armeyn juga akan menanggung malu. Sebaiknya kamu turuti perintah Papamu!”

Nichelle mengepalkan tangannya, geram. “Ma! Sarah yang berselingkuh dengan Franz! Kalau ini juga beredar di luar sana—“

Netra Claire berubah tajam. Menatap Nichelle dengan pandangan penuh ancaman.

“Beredar di luar?” tanya Claire geram.

“Apa kamu memang berniat menenggelamkan keluarga Armeyn, Nics?! Kau kembali untuk merusak nama keluarga ini, kan?!” tukas Claire tak punya hati.

Seperti tersambar petir di siang bolong, hati Nichelle benar-benar dikejutkan dengan tuduhan sang ibu.

Nichelle benar-benar tidak paham, bagaimana bisa mereka lebih memihak Sarah ketimbang dirinya.

Memang, Nichelle dan Sarah tertukar di hari kelahiran mereka. Sementara Sarah hidup bergelimang kemewahan dalam keluarga Armeyn, Nichelle hidup berkecukupan di keluarga Howard.

Ketika keluarga Howard menjemput Sarah, gadis itu bersikeras tak ingin lepas dari keluarga Armeyn. Pada akhirnya, Nichelle menjadi kakak bagi Sarah.

Seharusnya, bukankah Nichelle yang mendapat lebih banyak perhatian? Kenyataannya, benar-benar di luar dugaan Nichelle.

“Ma—“

Claire berbalik memunggungi Nichelle kemudian berkata, “Ingat! Bagi keluarga Armeyn, nilai seseorang lebih berharga dari sekedar hubungan darah! Kalau kau ingin kembali, mungkin kau bisa minta maaf pada Sarah.”

“Mama!” Nichelle mencoba menyentuh hati sang ibu.

Namun, sama seperti sang ayah dan kakak, ibunya pun tak menoleh untuk melihat ke arah Nichelle untuk kedua kalinya.

Sampai seorang kepala pelayan turun membawakan koper Nichelle. “Nona Nichelle, mohon jangan menambah beban pikiran Tuan David lagi. Saya sudah memanggil taksi untuk Anda, Nona.”

Netra Nichelle terbelalak mendengar kalimat itu bisa keluar dari seorang kepala pelayan. Ia disadarkan bahwa keberadaannya di keluarga itu tidak pernah diharapkan.

Dengan tangan gemetar Nichelle menarik kopernya dan pergi dari kediaman Armeyn. Kini namanya bukan lagi Nichelle Armeyn. Hanya Nichelle.  

Dan benar saja. Di depan teras rumah, taksi sudah menunggu.

Sang kepala pelayan menambahkan, “Anda bisa pergi ke mana saja, taksi itu akan dibayar oleh keluarga Armeyn. Sebagai bentuk kasih sayang terakhir.”

Hati Nichelle sakit mendengarnya, tetapi ia menelan semua itu untuk sementara.

'Lihat saja kalian! Aku akan mencari cara agar bisa menghancurkan semua yang sudah kalian bangun!’

Dengan tekad itu, Nichelle meninggalkan kediaman Armeyn. Ia memilih menetap di sebuah motel murah. Ia hanya perlu membayar 50 Yuro (setara Rp 1 juta) untuk 20 hari ke depan.

Sementara menunggu kamar hotelnya disiapkan, Nichelle duduk di lobi. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir. Kejadian selama 2 hari ini terus terulang dalam ingatannya.

“Nona Nichelle, kamar Anda sudah siap.”

Sembarangan, Nichelle menyeka wajahnya yang basah. Ia kemudian berdiri untuk mengikuti staf motel tersebut.

Namun, tiba-tiba tangan Nichelle ditarik pelan oleh seseorang yang menyerukan namanya.

“Dad?!” Nichelle terkejut melihat Thomas Howard—ayah asuhnya, ada di sana. Tanpa bisa dicegah, Nichelle memeluk Thomas, menangis seperti anak kecil.

“Astaga, Nak! Apa yang terjadi?” Suara Thomas yang bernada khawatir itu semakin membuat Nichelle menangis lebih keras.

Setelah tenang, Nichelle menjelaskan garis besar yang terjadi padanya dalam 2 hari ini dan kenyataan bahwa ia baru saja diusir oleh keluarga kandungnya.

“Kita pulang, Chel!” putus Thomas. “Kalau memang mereka tidak menerimamu, biarlah itu menjadi kerugian mereka!”

Nichelle pun menurut. Ia segera mengurus pembatalan motel dan pulang bersama Thomas. Kembali ke kota Piermo.

***   

3 minggu berlalu. Kondisi Nichelle tiba-tiba memburuk. Nafsu makannya pun hilang.

Khawatir pada putri asuhnya itu, Thomas dan istrinya—Maria, memutuskan untuk memanggil teman mereka, yang kebetulan adalah dokter di kota Calcio.

“Terakhir makan apa memangnya?” tanya dokter tersebut sambil duduk di samping tempat tidur Nichelle.

“Makan Biasa, Bast. Aku yang masak kok,” jawab Maria khawatir.

Dokter bernama lengkap Bastiven Moore itu mengangguk. Ia mulai mengecek kondisi Nichelle.

“Mungkin alergi makanan. Atau—hm ....”

Dokter itu bergumam sendiri. Bertanya dan menjawab sendiri. Membuat Thomas dan Maria semakin panik.

“Bast, apa putri kami baik-baik saja?”

Bastiven melepas stetoskopnya dan tersenyum. “Selamat, kalian akan jadi kakek nenek!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 116 - Ini Pernikahan Atau Penculikan?!

    “Kalian benar-benar tidak mau membocorkan seperti apa gambaran dekorasinya?” tanya Nichelle pada ketiga anak kembar itu. Hari ini adalah hari pernikahan Nichelle dengan Dominic. Tentu saja, mereka sudah dipingit 3 hari sebelum hari pernikahan ini dan sekarang Nichelle sedang dalam perjalanan menuju lokasi. Karena Mybell bersikeras menjadi tim dekorasi, maka Nichelle sama sekali tidak tahu di mana dan seperti apa penampakan tempat yang akan ia gunakan untuk pernikahan. “Tidak bisa, Momma!” Mybell membuang muka sambil bersedekap, tak ingin goyah karena permintaan sang ibu yang biasanya selalu melemahkan mereka. “Mungkin sedikit saja? Indoor atau outdoor, begitu?”Mybell tersenyum licik. “Indoor dan Outdoor!”Bibir Nichelle mengerucut. “Kenapa ada dua begitu? Apa besar? Atau kurang besar sampai harus pakai jalan? Apa ini akan seperti lagu zaman dulu, Tenda Ungu?”“Hahaha! Lagu apa itu? Aku tidak tahu, Mom!”Tak ingin membahas lagu, Nichelle kembali ke pertanyaan awal. “Well, jadi, ap

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 115 - Perpisahan

    “Ha! Nonsense!” sentak David tidak terima kenyataan itu. “Lagipula, tidak mungkin keluarga Giorgen akan menerima anak dari pasangan pemilik perkebunan. Dia pasti membutuhkan nama Armeyn!”Bersamaan dengan itu, Hilbert datang dengan wajah pucat pasi. “Ma, Pa! Lihat ini! Ada yang mengirimnya padaku!”“Apa lagi, Hilbert?!” David menjadi sensitif dan mudah marah. Hilbert tak berani menyerahkan ponselnya pada David. Bisa-bisa giliran benda itu yang akan dihancurkan sang ayah. Jadi, ia membaca saja apa yang ingin ditunjukkannya. “CEO Giord Group mengumumkan rencana pernikahannya! Wanita misterius itu ternyata adalah CEO sekaligus owner Delmar Co.Ltd. yang baru.”Netra David membulat seketika. Di saat ia membuang putri kandungnya, banyak orang-orang hebat memberikan segalanya pada sang putri.David jatuh terduduk di kursinya. Pandangannya kosong, tidak ingin percaya apa yang diucapkan Hilbert. “Tidak mungkin ….” Sadarlah David, Nichelle tak lagi butuh nama keluarga Armeyn yang tidak ada

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 114 - Nichelle dan Keluarga Armeyn

    “Nics! Darah lebih kental daripada air! Kami ini keluarga kandungmu!”Sentakan dari Claire menyadarkan Nichelle bahwa wanita itu mulai kehabisan akal untuk membawanya pulang. Entah kenapa ia bisa menebak isi kepala semua orang di keluarga Armeyn saat ini. ‘Setelah Sarah menyebabkan banyak kerugian baik secara materi maupun moril, mereka ingin aku tampil membersihkan nama keluarga Armeyn?! Mungkin otak mereka yang perlu dibersihkan!’ keluh Nichelle dalam hati.Nichelle mendengus geli. “Bukannya itu kata-kataku? Saat dulu aku memohon agar kalian mendengarkan aku. Memihak padaku.”Wajah Claire merah padam menahan malu. Ia baru ingat itulah yang diucapkan Nichelle saat dulu David memalingkan wajah darinya. Mengusirnya dari kediaman Armeyn.“Aku tidak yakin maknanya sama. Tapi setidaknya, dulu aku sangat tulus menyayangi kalian dan tidak ingin kehilangan kalian. Bukan karena kalian menguntungkanku!”Ucapan Nichelle seolah menjadi tamparan keras bagi Claire. Anak perempuan yang mereka buan

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 113 - Kedatangan Sang Ibu Kandung

    “Apa aku bisa lihat CCTV dulu, Tina?” tanya Nichelle. “Trauma juga kalau tidak tahu siapa tamu yang mencariku.”Tina mengangguk paham. Ia segera menghubungi bagian IT untuk mengirim rekaman CCTV saat ini pada Nichelle. Betapa terkejutnya Nichelle ketika melihat siapa yang datang berkunjung ke kantornya. “Buat apa dia ke sini?!” gumam Nichelle, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Bagaimana Non?” tanya Tina bersiap untuk pergi mengusir tamu itu. “Saya bilang saja Nona tidak masuk hari ini. Bagaimana?”Nichelle mengangguk. “Sepertinya itu keputusan bagus untuk saat ini.”“Oke! Kalau begitu saya infokan resepsionis dulu, Nona.”“Thanks, Tin!”Tina tersenyum lebar sebelum ia pergi. “Ya, Nona!”Namun, beberapa detik kemudian, Nichelle melompat dari kursi kerjanya dan mengejar Tina. Ia memegangi tangan Tina yang sudah menggenggam gagang telepon, lalu berkata, “Tina! Saya temui saja!”“Oh? Di ruang rapat atau di meja terbuka saja?”“Di tempat dia duduk saja.”Tina mengangguk.

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 112 - Isi Hati Maria

    “Tenang saja. Daddy kalian ini sudah menyiapkan penjaga.”Dominic bergabung dalam pembicaraan mereka sambil memangku Mybell. “Kalian tenang saja.”“Penjaga?” Ketiga anak itu memiringkan kepala, tidak paham penjaga seperti apa yang dimaksud Dominic. “Apa dia ninja?” tanya Zayn penuh antusias. Komentar Helios lain lagi. “Mungkin dia tipe assassin. Pembunuh bayaran!”Dominic tergelak mendengarnya. “Aku mencarikan seorang kepala pelayan yang terbiasa menghadapi kondisi penuh ancaman. Jadi dia bisa bela diri.”Triplet itu mengangakan mulut mereka, takjub dengan sang ayah yang langsung bertindak. “Kalau begitu, Momma bisa menikah dengan tenang!” seru Mybell senang.Bahkan Dalton dan Annabel tergelak mendengar kesimpulan Mybell yang ringkas itu. “Sebaiknya kalian juga segera mandi.” Annabel mengusulkan kemudian. “Aku sudah memanggil satu asisten untuk mengurus anak-anakmu, Nichelle. Kau fokus istirahat saja.”Netra Nichelle membelalak kaget. “Asisten?! Astaga! Aku menyusahkan kalian!” “

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 111 - Ragu Meninggalkan Perkebunan

    “Chef!” panggil Nichelle pelan. Nichelle dan Dominic tiba di ruang tunggu di depan pintu area bedah. Hatinya berdebar kencang, was-was dengan kondisi terkini yang mungkin terjadi. “Apa sudah ada kabar kondisi Mom dan Dad?”Thador sang koki memasang wajah muramnya sambil menggeleng. “Belum ada satu orang pun keluar dari ruangan itu, Nona Nichelle.”Mereka hanya bisa berdoa dan berharap Tuhan berbelas kasihan memberi kesempatan Nichelle untuk hidup bersama Thomas dan Maria lebih lama lagi.Menunggu hampir 2 jam dalam keputusasaan, akhirnya lampu di atas pintu area operasi redup perlahan. Tak lama kemudian, Dokter Bastiven keluar sambil melepas semua perlengkapan operasinya. “Dokter Bas!” Nichelle langsung meneriakkan nama sang Dokter. Bastiven mencari siapa yang memanggilnya dan tersenyum melihat Nichelle di sana. Namun, melihat kondisi Nichelle, Bastiven langsung bertanya, “Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau di kursi roda, Chel?” “Nichelle pingsan karena kelelahan dan stres, D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status