Share

Bab 6 - Mencari Daddy

Author: Night Shade
last update Last Updated: 2025-08-22 10:29:24

"Huh? Zayn? Kamu  sudah pulang, Nak. Yang lain ke mana?" 

 

Nichelle baru saja keluar dari kamarnya setelah mandi sore dan terkejut melihat ruang makan kosong.  

 

Biasanya pukul 4 sore seperti ini, Helios sudah mulai mengecek keuangan restoran sambil menikmati camilan buatan Zayn dan Mybell sibuk dengan kacanya. 

 

Dengan wajah tenang dan datar Zayn menjawab, "Mybell pergi ke pertemuan pertama untuk syuting film, Mom. Lalu Heli, sepertinya tidak ada kerjaan dan ikut dengan Mybell setengah jam lalu." 

 

"He ... tumben sekali. Heli jarang-jarang temani Mybell datang ke lokasi syuting begitu," komentar Nichelle sambil menikmati salad sayur dan roti panggang beserta kroninya. 

 

Tiba-tiba Zayn menoleh ke arah Nichelle, dengan senyum licik yang sangat tipis. Biasanya, kalau sudah begitu, Zayn akan melontarkan kalimat-kalimat sarkas yang menyayat hati. 

 

Nichelle mematung ketika putra bungsunya itu mulai ceramah.  

 

"Mungkin Heli sedang mencoba menjadi pengganti Daddy yang tidak pernah kami tahu keberadaannya, Momma." 

 

Hati Nichelle seperti tertembak panah beracun. Makanan Zayn sudah tak bisa ia rasakan lagi. 

 

Tak peduli dengan reaksi ibunya, Zayn melanjutkan, "Sepertinya Momma saja tidak cukup untuk mengisi tangki kasih sayang Mybell." 

 

Nichelle menyerah. Semua ini memang salahnya sebagian, karena bisa terjebak dan bercinta dengan orang tak dikenal. Dan sebagian besar adalah kesalahan mereka yang menjebaknya. 

 

Melihat kekalahan Nichelle, Zayn tersenyum diam-diam. la berbisik pelan, "Tenang saja, Mom, Kami akan menangkap Daddy untuk Mom!" 

 

"Kamu bilang apa, Zayn?" Suara putranya itu terlalu kecil dan samar untuk didengarnya. 

 

Kali ini Zayn tersenyum lebar. "Habiskan makananmu, Mom. Aku ingin ditemani nonton film." 

 

*** 

 

Sementara itu, di lokasi syuting. Mobil sedan Rolleys seharga €159.000 terparkir manis di depan lobi gedung perusahaan Giord Entertainment. 

 

Mybell turun bersama Cathy sementara Helios hanya membuka kaca jendelanya.  

 

Dahi Mybell berkerut heran. "Kamu nggak turun, Heli?" 

 

Cathy mengangguk. Memiliki pertanyaan yang sama dengan artis cilik yang dimanajerinya itu. 

 

Namun, Helios menggeleng. "Aku perlu Uncle Raul untuk antar ke suatu tempat. Sepertinya nggak jauh dari sini." 

 

Tak ingin mengganggu apapun rencana Helios, Mybell tak banyak bertanya. "Oke. Kembali dalam waktu 2 jam Heli." 

 

"Oke! Bye Bell, Aunt Cathy!" Helios terlihat bersemangat melambaikan tangan sementara mobil melaju cepat meninggalkan lobi kantor entertainment.  

 

"Tuan Helios, Anda mau ke mana?" Raul, sang supir bertanya cepat.  

 

Di depan mereka sudah ada jalan bercabang. Butuh arahan dari majikannya.  

 

Menyadari itu, Helios langsung menjawab, "Belok kiri, Uncle. Ke gedung Giord Group." 

 

Wajah Raul penuh pertanyaan. Ia heran, apa alasan anak sekecil Helios datang ke perusahaan besar itu? 

 

Namun, Raul hanya seorang pekerja yang digaji untuk menjadi supir dan penjaga putra-putri majikannya. Jadi, ia tak punya hak untuk mencari tahu apa yang dikerjakan mereka.  

 

"Baik, Tuan Heli." 

 

Gedung itu hanya berjarak 10 menit berjalan kaki. Jadi, tak butuh banyak waktu untuk mereka tiba dengan mobil.  

 

Dengan wajah kanak-kanaknya, Helios membuka pintu sendiri dan turun.  

 

Sebelum menutup pintu, Helios sempat berpesan, "Uncle, kau parkir saja di dekat gedung entertainment. Aku bisa jalan kaki nanti." 

 

"Baik." 

 

Sementara Raul pergi, Helios berbalik menuju gedung utama perusahaan terbesar di Calcio Pusat.  

 

Tentu saja, ia dihentikan oleh satpam yang berjaga di luar. "Hey, hey, hey! Kenapa anak kecil ada di tempat seperti ini? Apa kamu tersesat, Nak?" 

 

Helios menatap satpam itu dengan penuh pertimbangan. 'Tidak mungkin kubilang kalau aku datang untuk mengurus virus yang menyerang Giord Group. Jadi, harus bilang apa?' 

 

Sementara Helios menimbang jawaban, satpam tua itu menambahkan, "Kalau kau tersesat, Paman bisa minta resepsionis untuk mencarikan orang tuamu." 

 

Helios menggeleng. "Aku mencari Daddy!" 

 

Satpam tersebut terkekeh. "Itu juga yang Paman katakan padamu, Nak! Siapa nama Daddy-mu? Biar Paman carikan." 

 

"Ah! Dia—" 

 

"Master Helios?!" pekik seseorang dari kejauhan, memotong percakapan Helios dengan satpam tua itu. "Saya yang menghubungi Anda, Master!" 

 

Satpam lobi tercengang mendengar panggilan itu. 'Anak siapa dia? Sampai dipanggil dengan sebutan master.' 

 

"Paman satpam, terima kasih. Sudah ada yang menjemputku. Dadah!" 

 

Helios berbalik menghampiri lelaki yang memanggilnya tadi. Pria itu terlihat sangat kusut itu. Seolah tak terurus bertahun-tahun. 

 

Sambil terbungkuk-bungkuk lelaki dengan wajah sebagian tertutup janggut dan kumis itu berkata, "Terima kasih karena sudah membereskan virus itu dalam waktu cepat. Kami semua terselamatkan, Master. CEO kami hampir memecat semua orang." 

 

Helios terkekeh canggung. Ia akan merasa bersalah kalau sampai mereka dipecat karena virus yang ia kirim. Untung saja, ia memutuskan untuk langsung menangani dari rumah, sebelum datang ke kantor Giord Group. 

 

'Ternyata rumor soal orang itu benar. Dia orang yang kejam dan brutal. Apa benar dia ayah kami?' batin Helios pedih. 

 

Helios takkan rela membiarkan ibunya memiliki suami kasar. Walau dia banyak uang, bahkan pemilik negara sekalipun, tidak akan ia serahkan sang ibu. 

 

Larut dalam pikirannya sendiri, Helios tak sadar sudah dibawa ke lantai teratas gedung megah itu. Lantai 36. 

 

"Master, kita sudah sampai. Mari keluar." 

 

Mereka melangkah melewati pintu lift dan berhadapan dengan seorang pria bertubuh standar dengan senyum ramahnya.  

 

"Saya antar sampai sini, Master. Beliau adalah Tuan Tark, asisten pribadi CEO kami." 

 

Tark mengulurkan tangannya yang disambut langsung oleh Helios.  

 

"Selamat datang–ehm, Tuan Helios. Bos kami sudah menunggu Anda." 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 116 - Ini Pernikahan Atau Penculikan?!

    “Kalian benar-benar tidak mau membocorkan seperti apa gambaran dekorasinya?” tanya Nichelle pada ketiga anak kembar itu. Hari ini adalah hari pernikahan Nichelle dengan Dominic. Tentu saja, mereka sudah dipingit 3 hari sebelum hari pernikahan ini dan sekarang Nichelle sedang dalam perjalanan menuju lokasi. Karena Mybell bersikeras menjadi tim dekorasi, maka Nichelle sama sekali tidak tahu di mana dan seperti apa penampakan tempat yang akan ia gunakan untuk pernikahan. “Tidak bisa, Momma!” Mybell membuang muka sambil bersedekap, tak ingin goyah karena permintaan sang ibu yang biasanya selalu melemahkan mereka. “Mungkin sedikit saja? Indoor atau outdoor, begitu?”Mybell tersenyum licik. “Indoor dan Outdoor!”Bibir Nichelle mengerucut. “Kenapa ada dua begitu? Apa besar? Atau kurang besar sampai harus pakai jalan? Apa ini akan seperti lagu zaman dulu, Tenda Ungu?”“Hahaha! Lagu apa itu? Aku tidak tahu, Mom!”Tak ingin membahas lagu, Nichelle kembali ke pertanyaan awal. “Well, jadi, ap

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 115 - Perpisahan

    “Ha! Nonsense!” sentak David tidak terima kenyataan itu. “Lagipula, tidak mungkin keluarga Giorgen akan menerima anak dari pasangan pemilik perkebunan. Dia pasti membutuhkan nama Armeyn!”Bersamaan dengan itu, Hilbert datang dengan wajah pucat pasi. “Ma, Pa! Lihat ini! Ada yang mengirimnya padaku!”“Apa lagi, Hilbert?!” David menjadi sensitif dan mudah marah. Hilbert tak berani menyerahkan ponselnya pada David. Bisa-bisa giliran benda itu yang akan dihancurkan sang ayah. Jadi, ia membaca saja apa yang ingin ditunjukkannya. “CEO Giord Group mengumumkan rencana pernikahannya! Wanita misterius itu ternyata adalah CEO sekaligus owner Delmar Co.Ltd. yang baru.”Netra David membulat seketika. Di saat ia membuang putri kandungnya, banyak orang-orang hebat memberikan segalanya pada sang putri.David jatuh terduduk di kursinya. Pandangannya kosong, tidak ingin percaya apa yang diucapkan Hilbert. “Tidak mungkin ….” Sadarlah David, Nichelle tak lagi butuh nama keluarga Armeyn yang tidak ada

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 114 - Nichelle dan Keluarga Armeyn

    “Nics! Darah lebih kental daripada air! Kami ini keluarga kandungmu!”Sentakan dari Claire menyadarkan Nichelle bahwa wanita itu mulai kehabisan akal untuk membawanya pulang. Entah kenapa ia bisa menebak isi kepala semua orang di keluarga Armeyn saat ini. ‘Setelah Sarah menyebabkan banyak kerugian baik secara materi maupun moril, mereka ingin aku tampil membersihkan nama keluarga Armeyn?! Mungkin otak mereka yang perlu dibersihkan!’ keluh Nichelle dalam hati.Nichelle mendengus geli. “Bukannya itu kata-kataku? Saat dulu aku memohon agar kalian mendengarkan aku. Memihak padaku.”Wajah Claire merah padam menahan malu. Ia baru ingat itulah yang diucapkan Nichelle saat dulu David memalingkan wajah darinya. Mengusirnya dari kediaman Armeyn.“Aku tidak yakin maknanya sama. Tapi setidaknya, dulu aku sangat tulus menyayangi kalian dan tidak ingin kehilangan kalian. Bukan karena kalian menguntungkanku!”Ucapan Nichelle seolah menjadi tamparan keras bagi Claire. Anak perempuan yang mereka buan

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 113 - Kedatangan Sang Ibu Kandung

    “Apa aku bisa lihat CCTV dulu, Tina?” tanya Nichelle. “Trauma juga kalau tidak tahu siapa tamu yang mencariku.”Tina mengangguk paham. Ia segera menghubungi bagian IT untuk mengirim rekaman CCTV saat ini pada Nichelle. Betapa terkejutnya Nichelle ketika melihat siapa yang datang berkunjung ke kantornya. “Buat apa dia ke sini?!” gumam Nichelle, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Bagaimana Non?” tanya Tina bersiap untuk pergi mengusir tamu itu. “Saya bilang saja Nona tidak masuk hari ini. Bagaimana?”Nichelle mengangguk. “Sepertinya itu keputusan bagus untuk saat ini.”“Oke! Kalau begitu saya infokan resepsionis dulu, Nona.”“Thanks, Tin!”Tina tersenyum lebar sebelum ia pergi. “Ya, Nona!”Namun, beberapa detik kemudian, Nichelle melompat dari kursi kerjanya dan mengejar Tina. Ia memegangi tangan Tina yang sudah menggenggam gagang telepon, lalu berkata, “Tina! Saya temui saja!”“Oh? Di ruang rapat atau di meja terbuka saja?”“Di tempat dia duduk saja.”Tina mengangguk.

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 112 - Isi Hati Maria

    “Tenang saja. Daddy kalian ini sudah menyiapkan penjaga.”Dominic bergabung dalam pembicaraan mereka sambil memangku Mybell. “Kalian tenang saja.”“Penjaga?” Ketiga anak itu memiringkan kepala, tidak paham penjaga seperti apa yang dimaksud Dominic. “Apa dia ninja?” tanya Zayn penuh antusias. Komentar Helios lain lagi. “Mungkin dia tipe assassin. Pembunuh bayaran!”Dominic tergelak mendengarnya. “Aku mencarikan seorang kepala pelayan yang terbiasa menghadapi kondisi penuh ancaman. Jadi dia bisa bela diri.”Triplet itu mengangakan mulut mereka, takjub dengan sang ayah yang langsung bertindak. “Kalau begitu, Momma bisa menikah dengan tenang!” seru Mybell senang.Bahkan Dalton dan Annabel tergelak mendengar kesimpulan Mybell yang ringkas itu. “Sebaiknya kalian juga segera mandi.” Annabel mengusulkan kemudian. “Aku sudah memanggil satu asisten untuk mengurus anak-anakmu, Nichelle. Kau fokus istirahat saja.”Netra Nichelle membelalak kaget. “Asisten?! Astaga! Aku menyusahkan kalian!” “

  • Triplet Jenius : Mom, Kami Temukan Suamimu!   Bab 111 - Ragu Meninggalkan Perkebunan

    “Chef!” panggil Nichelle pelan. Nichelle dan Dominic tiba di ruang tunggu di depan pintu area bedah. Hatinya berdebar kencang, was-was dengan kondisi terkini yang mungkin terjadi. “Apa sudah ada kabar kondisi Mom dan Dad?”Thador sang koki memasang wajah muramnya sambil menggeleng. “Belum ada satu orang pun keluar dari ruangan itu, Nona Nichelle.”Mereka hanya bisa berdoa dan berharap Tuhan berbelas kasihan memberi kesempatan Nichelle untuk hidup bersama Thomas dan Maria lebih lama lagi.Menunggu hampir 2 jam dalam keputusasaan, akhirnya lampu di atas pintu area operasi redup perlahan. Tak lama kemudian, Dokter Bastiven keluar sambil melepas semua perlengkapan operasinya. “Dokter Bas!” Nichelle langsung meneriakkan nama sang Dokter. Bastiven mencari siapa yang memanggilnya dan tersenyum melihat Nichelle di sana. Namun, melihat kondisi Nichelle, Bastiven langsung bertanya, “Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau di kursi roda, Chel?” “Nichelle pingsan karena kelelahan dan stres, D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status