Share

bab 8. Dada bergemuruh

Author: Dewi
last update Last Updated: 2024-03-31 10:58:27

Saat Hans selesai menelepon entah mengapa rasa di dalam dadanya berdegub dengan kencang,

Dan dia pun memgang dadanya dengan kedua tangannya.

"Kenapa jantung ku berdetak tak karuan."

Dan dia pun menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkan kembali.

Itu di lakukannya untuk menetralkan senam jantungnya yang lumayan cepat.

Tok too tok..

Suara orang yang mengetuk pintu.

"Masuk." seru Hans dari dalam rungannya.

Dan ternyata yang masuk adalah Vania.

"Selamat siang bapak, ada apa bapak memanggil saya?" tanya Vania sambil berdiri di depan Hans.

Hans pun yang tengah duduk dia pun menatap dari bawah tubuh Vania.

Dia menatap kaki Vania lalu tatapan itu menjalar sampai atas.

"Apa kamu yang bernama Vania?" tanya Hans.

Dan Vania pun menganggukan kepalanya.

Dan Hans pun mempersilahkan duduk.

"Aku ingin mengetahui siapa kamu?" lanjut Hans.

Dan Vania yang mendengar itu dia pun mengerutkan dahinya, "Mati aku, apa jangan-jangan dia sudah mengetahui siapa aku?" ujarnya dalam hati.

Dan Vania berpura-pura tak paham apa yang dimaksud oleh bosnya tersebut kenapa bosnya ingin mengetahui dirinya.

"Maksudnya bagaimana ya pak?" tanya Vania.

Hans yang mendengar itu dia pun langsung terkejut, dia bingung harus mengatakan apa, sejujurnya dia hanya ingin bertemu dengan Vania secara langsung untuk membuktikan siapa Vania itu, apakah benar dia sesosok wanita misterius 7 tahun lalu.

"Ya enggak, saya hanya ingin tahu siapa kamu, kenapa kamu tadi berani memberi masukan yang keras?" jawab Hans yang ngeles.

Vania hanya tersenyum kecil di sudut bibirnya mendengar itu. Dia diam tidak menjawab.

"Oh iya kamu sudah menikah?" tanya Hans langsung karena Hans sudah tak sabar untuk mengetahui siapa sosok Vania tersebut.

Vania terdiam sejanak,

Dia berpikir,,

"Sudah, saya memiliki 2 orang anak pak." jawab Vania langsung dan tak basa-basi.

Mendengar jawab Vania, Hans pun menghembuskan nafas panjangnya dan dia memejamkan matanya sejenak.

"Bapak jika tak ada kepentingan mendesak, saya ijin keluar ya," seru Vania yang memecahkan pikiran Hans saat itu.

"Ini sudah sore, kasihan kedua anak saya menunggu saya di rumah." lanjut Vania.

Dan Hans pun menganggukan kepalanya dan dia pun mempersilahkan Vania untuk keluar. "Iya silahkan kamu bisa pulang sekarang." seru Hans.

Dan Vania pun keluar dari ruangan Hans dengan langkah kaki yang cepat, setelah keluar dari ruangan Hans dia pun menghembuskan nafasnya panjang-panjang.

Dan dia pun memegang dadanya dengan kedua tangannya dan merasakan jika jantungnya berdegup begitu sangat kencang.

Dan dia pun memutuskan untuk segera pulang, "Sudah pukul 4 sore anak-anak pasti menungguku," Sambil melihat jam yang ada di tangannya.

Vania pulang dengan menaiki taksi online, entah kenapa perasaannya begitu sangat bahagia melihat bosnya yang tak lain adalah laki-laki yang pernah bersamanya.

Vania merasa bahagia jika laki-laki yang bernama Hans tersebut belum memiliki pasangan dan yang membuat Vania jauh lebih bahagia itu karena berusaha mengulik siapa dirinya.

"Ah sialan harusnya aku berkata jujur." gerutunya pada dirinya sendiri.

Namun Vania sejenak terdiam dengan perkataannya.

Dia terus menimbang-nimbang hal apa yang harus dilakukannya.

"Jika aku harus jujur aku takut dia akan kehilangan banyak reportasinya, dan kemungkinan terjadi dia tak akan mengakui anaknya." ujarnya adalah hati.

Vania pun menatap gedung-gedung dari jendela sambil memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.

"Atau bahkan dia bisa mengakui anaknya dan mengambil mereka disisiku, itu adalah kemungkinan bisa terjadi, entah mana ya terjadi di antara pemikiranku itu, berarti yang jelas aku harus menyembunyikan ini demi keamanan anak-anakku." lanjutnya.

Yang mulanya Vania tak mengharapkan kehadiran kedua anaknya namun hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun silih berganti tahun.

Perasaannya begitu besar kepada kedua anaknya, dan yang jelas Vania tak ingin kehilangan anaknya begitu saja karena rasa cintanya yang sudah sangat melekat sempurna.

Sebelum Vania pulang dia pun menyempatkan diri untuk membeli sebuah oleh-oleh dia membeli sebuah makanan untuk dimakan bersama dengan kedua anaknya,

Vania pun tersenyum di sudut bibinya,

Dia sangat berasa bahagia memiliki kedua buah hatinya melebihi apapun.

Dan dia pun melanjutkan perjalanan pulangnya.

Sesampai di apartemen dia membuka pintu dan disembut dengan kedua anaknya yang sedang menunggunya di ruang tamu.

"Mamaaaa," teriak mereka yang sudah menahan rindu kepada Vania.

Dan Vania pun membuka lebar-lebar kedua tangannya mereka berdua yang tengah berlari kepada dirinya.

"Ooh sayang mama juga merindukan kalian." jawab Vania sambil memeluk kedua anaknya.

Dan Vania pun menyuruh kedua anaknya untuk mengambil piring dan makan bersama,

"Ayo kita makan bersama-sama ini siapin, mama mau ganti baju dulu ya." seru Vania sambil memberikan sebuah bungkusan kresek kepada kedua anaknya.

Dan mereka pun menyiapkan apa yang diperintahkan oleh Vania, mereka anak-anak yang sangat nurut kepada orangnya.

"Sudah selesai anak-anak?" tanya vania yang keluar dari kamarnya sambil memakai sebuah baju tidur lengan panjang dan celana panjang.

Dan mereka pun makan bersama-sama.

"Oh ya mah di kantor mamah nggak ada tah om-om yang mau sama mama?" tanya Vero kepada Vania yang membuka obrolan.

Vania yang mendengar itu dia pun mengerutkan dahinya, "Siapa juga yang mau sama mama, mama sudah punya dua anak. Jadi nggak ada yang mau sama mama." jawabannya dengan enteng.

Mendengar jawaban dari mama mereka, membuat Vero dan Vino saling menatap satu sama lain,

Sepertinya mereka memiliki bahasa yang tak dimengerti, yang mengerti hanyalah mereka berdua.

Vania yang sudah tidak mood dengan makannya karena pertanyaan dari kedua anaknya dia pun lekas menghabiskan makanannya,

"Oh ya nanti piring mama dicuci ya, mau mama mau bekerja dulu supaya kita punya banyak uang dan bisa membelikan apapun barang yang kalian minta ke mama." seru Vania sambil beranjak dari duduknya.

Dan dia pun pergi meninggalkan kedua anaknya yang masih duduk sambil makan.

"Ehmm mama alasan pasti dia menghindar dari pertanyaan kita." seru Vero sambil melirikan matanya menatap kepergian mamanya dari meja makan.

Vino pun menghabiskan makanannya di piring. "Bagaimana kalau kita besok ke kantor mama tanpa sepengetahuan mama. Kita mata-matai mama bagaimana?" usul Vino kepada Vero.

Vero mendengar itu dia pun berpikir keras,

Dia takut jika mama mereka marah.

"Eh Vino kantor mama itu agak jauh loh." ujar Vero.

"Kita ini sudah besar, negara ini aman jadi nggak perlu khawatir, lagian sekolah kita nanti juga dekat dengan kantor mama."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   hidup bahagia

    "Ya sudah kalau begitu ikut saya ke kantor polisi, aku ingin kalian menjadi saksi atas peristiwa ini, dan saya akan melindungi privasi kalian." ucap Hans.Dan mereka pun yang tengah duduk langsung terkejut mereka membulatkan mata mereka masing-masing karena mendengar hal tersebut."Hah kenapa ke kantor polisi pak?" tanya wanita yang memakai baju berwarna merah.Dan Hans menjelaskan apa yang tengah terjadi, dan menjelaskannya secara perlahan terhadap mereka.Dan atas dasar itu juga Vania memberikan sebuah kompensasi diantara mereka karena mereka sudah mau memberikan kesaksian di kepolisian."Ya sudah semua kesepakatan sudah kita atur saatnya kita pergi ke kantor polisi," sahut Vania yang tak ingin mengulur-ngulur waktu.Dan mereka malam itu juga langsung membuat laporan terhadap Sisilia dan juga Cantika atas dasar pencemaran nama baik, Dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam mereka keluar dari kantor polisi, dan mereka yang tengah berdiri di parkiran saat ini tengah menerima amplop

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status