Share

Rendah Diri

"Jadi kamu di sini sampai kapan?" tanya Prima setelah menidurkan Aleta. Meski belum memiliki anak sendiri, tetapi Prima sudah luwes dalam hal mengasuh anak. Karena selama ini ia memang sangat dekat dengan keponakan-keponakannya.

"Nunggu ada keputusan pengobatan Aleta mau gimana," jawab Alya.

Prima langsung menggeser duduknya menghadap Alya. Mengambil bantal sofa lalu diletakkan di pangkuannya. "Emang siapa yang mutusin? Dokter?"

Alya menggelengkan kepalanya.

"Terus? Arfan?"

Alya menghela napas berat. "Kalau aja ... aku punya banyak uang ya, Prim?"

Sekali lagi Alya menghela napas. Kali ini ia tersenyum miris. Ingin rasanya ia tertawa terbahak-bahak, menertawakan dirinya sendiri. Kadang ingin ia bertanya, apakah hidup memang setidak adil ini? Namun, mau bertanya seribu kali pun, tidak akan mengubah apa-apa.

"Emang mau Arfan gimana?"

Alya menatap Prima cukup lama. Setelahnya ia menunduk baru menjawab, "Mamanya minta program bayi tabung di luar negeri."

"Bayi tabung?" kejar Prima. "Kamu s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status