Share

Bab.4 Siapa Dia Sebenarnya ?

Author: Merisa storia
last update Huling Na-update: 2023-12-11 20:03:46

Seketika mata Sofia membelalak lebar saat membalikkan selembar foto usang yang tersimpan tertelungkup di dalam laci meja kamar itu. Potret klasik yang menampilkan sosok pria yang tak asing baginya.

"Hah, ini kan mas Alvian sewaktu SMP. Mengapa ia berfoto dengan si pria aneh itu? Siapa dia sebenarnya ?" monolog Sofia sembari lekat memandangi foto di genggamannya.

Rasa penasaran menguasai benak Sofia. Dengan tak sabar ia merogoh isi laci lebih dalam, berharap menemukan petunjuk lain yang dapat mengungkap misteri pria asing dalam foto itu. Namun nihil, tak ada apa pun di sana selain beberapa barang pribadi biasa seperti jam tangan dan sisir.

Saat tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba sayup terdengar suara deru mesin mobil yang familier. Asalnya dari arah halaman depan rumah megah itu.

"Apakah itu mobilku ?" gumam Sofia.

Ia bergegas menyibak tirai jendela kamar, mencari sumber suara. Benar saja, mobil sedan merahnya sudah terparkir manis di sana.

Tak lama, pintu mobil terbuka. Sesosok pria bertubuh tinggi tegap melangkah keluar dan berjalan menuju pintu utama, hingga menghilang dari jangkauan pandang Sofia.

Tok.tok.tok

Sebuah ketukan mengagetkan lamunan Sofia. Ia menduga pria tadi sudah tiba di depan kamarnya untuk menyerahkan kunci mobil. Namun dugaannya keliru.

"Permisi, Nona." Suara lembut seorang pelayan wanita menyapa.

"Masuk!" sahut Sofia.

Perlahan daun pintu kamar membuka. Pelayan ramah itu masuk sembari membawa nampan berisi hidangan - semangkuk sup iga dengan sepiring nasi hangat, dilengkapi potongan pepaya segar dan teko kaca berisi air putih. Ia meletakkannya dengan hati-hati di meja.

"Silahkan, Nona." ucapnya sopan.

"Tunggu!" Secara refleks Sofia menghentikan langkah pelayan yang hendak undur diri.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanyanya seraya berbalik menghadap Sofia.

"Siapa Reyfaldi sebenarnya ?" Sofia mengajukan pertanyaan yang sedari tadi mengusik benaknya pada pelayan senior rumah itu.

Kerutan samar muncul di dahi si pelayan, pertanda kebingungan. Dengan ragu ia bertanya balik,

"Loh, mengapa Nona bertanya siapa Tuan? Bukankah Nona sudah mengenalnya? Sehingga Tuan membawa Nona kerumah ini."

"Tidak! Saya tidak mengenalnya. Secara tidak sengaja, saya bertemu denganya. Kemudian, terpaksa saya harus bermalam disini." jelas Sofia.

Pelayan wanita itu terdiam, ekspresinya sulit ditebak. Tatapannya menelisik penampilan Sofia dari ujung kepala hingga kaki dengan seksama.

"Maaf, Nona. Untuk hal itu, sebaiknya Nona bertanya langsung saja pada Tuan Reyfaldi." Jawabnya diplomatis seraya menundukkan kepala.

"Permisi..." Ia pun undur diri, menutup pintu perlahan meninggalkan Sofia dengan sejuta pertanyaan.

Perut Sofia yang sedaritadi meronta kelaparan kini menjadi prioritas utama. Ia melahap hidangan lezat di hadapannya dengan nikmat, melupakan sejenak berbagai teka-teki tentang identitas tuan rumah misterius itu. Kehangatan sup iga dan nasi mengisi tubuhnya yang lelah dan menggigil kedinginan.

Drrrtt... Drrrtt...

Getar ponsel mengagetkan Sofia yang baru saja menyeka mulutnya usai santap siang. Sebuah pesan singkat masuk, dari suaminya, Alvian.

[Saya ceraikan kamu sekarang juga! Dan secepatnya akan saya urus semuanya!]

Seketika pandangan Sofia mengabur oleh airmata yang menggenang. Rasa tidak percaya, marah, kecewa bercampur jadi satu. Bagaimana mungkin Alvian tega memilih wanita lain dan mencampakkannya begitu saja?

Luka di hatinya berdenyut nyeri tak tertahankan. Dikhianati setelah bertahun-tahun setia dan penuh pengorbanan, rasanya sungguh menyakitkan.

Esok hari Sabtu, bertepatan dengan hari libur kerja pasangan itu. Sofia sudah bertekad menemui Alvian langsung untuk meminta penjelasan dan mengambil barang-barangnya dari apartemen yang sarat kenangan pahit.

Berbagai pikiran berkecamuk dalam benak Sofia malam itu. Ia bingung harus pergi dan tinggal di mana, setelah bibi Ella menjual satu-satunya rumah miliknya.

"Sepertinya saya harus mencari kos-kosan." gumamnya.

Ya, tinggal di kamar sewaan mungkin pilihan terbaik saat ini, ketimbang menumpang di rumah orang asing yang aneh dan mencurigakan.

Sambil bersandar di ranjang dengan selimut membungkus hangat, Sofia sibuk menjelajahi internet melalui ponsel.

[Info kos-kosan jakarta selatan] ketiknya di kolom pencarian G****e.

Jemarinya menggeser layar ke bawah perlahan, dengan teliti membaca setiap iklan kos-kosan yang muncul. Hingga terhenti pada sebuah iklan menarik dengan lokasi tak jauh dari kantornya. Sofia membulatkan tekad akan mendatangi kos itu esok hari.

Rasa kantuk perlahan menyergap Sofia. Ia pun memutuskan untuk beristirahat, bersiap menghadapi hari esok yang menantang.

"Baiklah Mas, saya akan hadapi kamu esok!" tekad Sofia dalam hati diiringi hembusan napas panjang.

Keesokan pagi, hangatnya sinar mentari menerobos malu-malu dari balik tirai jendela. Mengerjapkan mata, Sofia terbangun dari lelapnya. Ia bangkit menuju jendela, menyibak tirainya lebar-lebar.

"Ck, Waah.. ternyata halamannya bagus" decak kagum meluncur dari bibirnya.

Pemandangan taman luar tertangkap jelas oleh netranya. Tiga orang pelayan wanita dengan rapi membersihkan pekarangan, menyapu dedaunan, mencabuti rumput liar dan memasukkannya ke dalam kotak sampah. Salah satunya adalah Mbok Nah yang menyambutnya kemarin.

Menyaksikan itu, benak Sofia kembali dipenuhi tanda tanya besar tentang identitas sang pemilik rumah mewah ini. Gerak-geriknya, auranya, serta segala fasilitas mewah yang tersedia, jelas jauh di atas level Sofia seorang pegawai biasa.

"Aaargh.. bodo amatlah. Lagi pula, aku tak tertarik untuk mengenal lebih dalam pria aneh itu" ia bergumam sendiri.

Hari ini Sofia bertekad merealisasikan rencana yang telah disusunnya semalaman. Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan busana yang dipinjamkan pelayan - setelan kaos putih dan celana hitam pas di tubuhnya, Sofia melangkah mantap keluar kamar.

Manik matanya menjelajah sekeliling, mengingat-ingat arah menuju pintu keluar.

"Kalau tidak salah dari sini belok ke kiri." ucapnya dalam hati.

Namun baru beberapa langkah, suara si pelayan ramah mengagetkannya dari belakang.

"Nona, anda mau kemana?" tanyanya sopan.

Sofia menoleh, "Aku akan pergi untuk menyelesaikan masalah."

"Ini kunci mobil anda, Nona. Maaf, semalam saya lupa untuk memberikanya pada, Nona." Pelayan itu menyerahkan kunci mobil yang nyaris terlupakan oleh Sofia.

Setelah menerima kuncinya, Sofia hendak beranjak pergi, tetapi sekali lagi pelayan itu memanggilnya.

"Silahkan sarapan dulu, Nona. Sudah saya siapkan di atas meja makan!" pintanya.

Sofia tertegun. Mungkin sebaiknya ia mengisi perut sebelum memulai hari yang melelahkan. Terlebih masakan di rumah ini begitu lezat menggugah selera.

"Baiklah, aku akan sarapan dulu." sahut Sofia dengan senyum.

Mengikuti langkah si pelayan, Sofia tiba di ruang makan yang indah dengan sentuhan dekorasi minimalis namun elegan. Lampu gantung cantik menjadi pusat perhatian, membuat Sofia berdecak kagum dalam hati.

"Silahkan duduk, Nona!" Pelayan itu menarikkan kursi, mempersilakan Sofia duduk dengan sopan.

Lamunan Sofia buyar. Ia mengalihkan pandangan ke meja makan. Seketika matanya terbelalak lebar.

"Hah ! Kamu ?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 114

    "Mbooook ...!" Teriak Ella memecah keheningan. Mbok Nah segera berlari menghampiri Ella. Ia kaget melihat cairan yang sudah tergenang di kaki Sofia. "Nona ... Anda akan melahirkan?!" "Segera hubungi Reyfaldi! Aku akan membawa Sofia kerumah sakit bersalin!" titah Ella panik. Dengan panik. Wanita itu segera memboyong Sofia masuk ke dalam mobil peninggalan orang tua Sofia yang terparkir di halaman rumah Reyfaldi. Kemudian, Ella menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit bersalin tempat Sofia memeriksakan kehamilannya. Untungnya, wanita yang sempat menjadi pengemis itu sudah ahli dalam mengemudikan mobil. Sehingga, tak membutuhkan waktu yang lama untuk Sofia bisa tiba di Rumah sakit. Ella berlari ke bagian administrasi. Untung saja saldo di rekeningnya terisi uang hasil penjualan beberapa hari kebelakang. Sekitar 10 juta Ella melakukan deposit di rumah sakit tersebut. Tim medis segera bertindak dengan cepat. Sofia ditangani dengan sangat baik di rumah sakit

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 113

    Sofia keluar dari ruangan tak layak huni tersebut. Ia menyeka air mata di pipi kemudian berbicara dengan Reyfaldi sambil berbisik."Sayang ..., bisa tolong Paman Danu? Aku sangat tidak tega melihatnya," ucap Sofia seraya menitikan air mata. Reyfaldi kemudian menyeka air di pipi Sofia dengan lembut. "Tentu, Sayang. Saya akan segera memanggil ambulace." Sofia mengangguk dan tersenyum haru. "Terima kasih, Sayang." Tak lama berselang, sebuah mobil ambulance tiba di depan jalan. Tim medis segera membawa Danu ke rumah sakit untuk diperiksa. Ella masuk dan duduk di dalam ambulance. Sedangkan Sofia bersama Reyfaldi mengikuti dari belakang. Setibanya di rumah sakit, Reyfaldi segera memesan kamar kelas VVIP, yaitu kamar termahal yang tersedia di rumah sakit tersebut. Danu segera ditangani oleh tim medis. Beberapa pengecekan dilakukan oleh dokter. Beruntung, bukan penyakit berbahaya yang diderita oleh Danu. Melainkan hanya asam urat namun cukup akut. "Sofia ... ruangan ini pasti sangat mah

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 112

    "Bibi Ella?" Wanita yang tengah hamil besar itu beringsut mundur kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan Ella di ruang tamu. Ia merasa sangat benci pada Bibinya itu. Namun, Reyfaldi langsung mencekalnya. "Ayolah, Sayang ... bukankah tadi kamu berniat akan memaafkannya," bujuk Reyfaldi. "Tuhan saja pemaaf, apagi kita yang hanya sebagai hamba," tambahnya lagi. Sofia termenung beberapa saat. "Baiklah ..., aku akan menemuinya!" Wanita bertubuh besar itu kemudian berbalik badan dan melangkah kembali ke ruang tamu. Ia menjatuhkan bokongnya dengan pelan di atas sofa. Sedangkan Reyfaldi memilih untuk menunggu di dalam kamar, tak ingin mencampuri urusan bibi dan keponakan itu. "Sofia ... akhirnya kamu mau menemuiku." Mata wanita itu berkaca-kaca. "Aku benar-benar minta maaf atas perbuatanku dan Paman Danu. Kami melakukannya karena sangat terdesak. Pada saat itu, kami selalu diancam oleh debt collector. Sehingga kami merasa stress dan gelap mata. Tidak ada cara lain bagi kami selai

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 111

    Pria yang menjabat sebagai CEO itu membungkuk lalu mendaratkan kedua tangannya di lengan bagian atas Alvian. Kemudian, mengangkat tubuh itu ke atas. "Jangan lakukan itu. Kamu tidak perlu bersimpuh di hadapanku!" Lagi-lagi, Alvian berucap terima kasih pada Reyfaldi. Pun juga dengan wanita tua yang sedari tadi berdiri di sana. Ia meminta maaf dan mengucapkan banyak terima kasih pada Reyfaldi. "Mulai minggu depan. Kembalilah ke perusahaan. Jadilah kepala produksi yang tidak akan mengecewakan saya lagi!" tutur pria tampan itu. Kepala yang semula menunduk, langsung terangkat wajahnya. "Apa?! Apa aku tidak salah dengar, Rey?" Reyfaldi tersenyum sekilas. "Bekerjalah lebih giat, agar kehidupan anakmu terjamin!" Alvian menyatukan kedua telapak tangannya seolah berterima kasih pada Reyfaldi. "Aku akan berusaha jadi karyawan terbaik. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kamu berikan, Rey!" Pria yang mengenakan kemeja hitam itu berpamitan. Ia berniat segera pulang karena mengingat

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 110

    Alvian bergegas naik ke dalam mobil milik tetangganya yang menawarkan bantuan padanya. "Maaf, pak. Saya menjadi merepotkan," ucapnya pada Bapak pemilik mobil. "Tidak sama sekali, Pak." Ambar tidak mengetahui kejadian yang terjadi semalam pada anaknya itu. Ia mengira, selama Clara bekerja menjadi LC karaoke, rumah tangga Alvian baik-baik saja. Bagai tersambar petir, tiba-tiba saja wanita tua itu mendengar kabar jika menantu kesayangannya itu kecelakaan bersama pria lain secara mengenaskan. Dan yang paling membuatnya merasa tercengang adalah berita tentang perselingkuhannya bersama pria beristri. Tak banyak berkata. Di dalam perjalanan, mereka hanya terdiam. Ambar dan Alvian masih merasa sulit untuk memahami apa yang tengah terjadi. "Kamu harus menjelaskan banyak hal pada ibu, setelah ini!" cetus ambar. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang dituju. Alvian dan Ambar melangkah dengan sedikit keraguan dan ketakutan. Mereka merasa tida

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 109

    Keributan yang terjadi di kediaman Alvian membuat para tetangga penasaran. Beberapa warga mengintip dari balik jendela menyaksikan pertengkaran yang terjadi. Ketua RT dan beberapa warga di pemukiman itu langsung menghampiri rumah Alvian untuk mencari tau dan melihat keadaan Alvian. Namun, mereka dikagetkan oleh suara teriakan Alvian yang menyatakan bahwa dirinya ingin mati. Segera, mereka menerobos masuk ke dalam rumah Alvian tanpa permisi. Melihat Alvian yang telah siap menghujamkan pisau ke dadanya. Sontak, salah satu warga berteriak. "Hentikan!! Kamu tidak boleh melakukannya!" Alvian otomatis membuka matanya. Salah satu warga yang datang langsung menyambar pisau yang berada di dalam genggaman tangan Alvian. Kemudian, meyadarkan lelaki itu dari tindakan bodohnya. Alvian menangis tak terkendali. "Tenang ... tenangkan diri anda, Pak Alvian. Beberapa orang warga mengelus pelan punggung Alvian. Sementara, satu orang lainnya mengambil segelas air minum lalu meminumkannya pada Alvian

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 108

    "Sofia?!" Ella menatap lekat Sofia. Penyesalan langsung menyeruak di hatinya. "Maafkan Bibi, Sofia ...."Tatapannya berpindah pada bagian perut Sofia yang sudah dalam keadaan hamil besar. "Kamu sudah hamil?! Akhirnya kamu hamil juga, Sofia!" tatapnya sayu. "Dimana Alvian?" Wanita berusia 47 tahun itu mengedarkan pandang. Ia melihat sosok pria tampan berperawakan atletis dan terlihat kaya berdiri di dekat Sofia. "Mengapa kamu tidak bersama Alvian?" tanya Ella. Sedari tadi Sofia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Jantungnya berdegup kian kencang karena menahan emosi.Ella memegang tangan Sofia. Namun, Sofia menghempaskannya dengan kasar. "Jangan sentuh aku!" bentaknya. Reyfaldi mendekat. "Maaf, Anda siapa?" tanyanya pada Ella. "Saya Ella, Bibinya Sofia!" jawabnya dengan nada bergetar. "Kamu, siapa?" tanya Ella balik. "Sudah! Tidak usah pedulikan dia. Dia bukan Bibiku. Aku sama sekali tidak mengenalnya!" sergah Sofia seraya mendelik.Sofia kemudian menarik lengan Reyfaldi untuk ma

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 107

    "Pagi, sayang ... hari ini jadi, kan?" tanya Sofia pada lelaki yang baru saja membuka matanya. "Iya, Sayang!" jawab Reyfaldi dengan suara khas bangun tidur. Hari ini, Sofia berniat berbelanja kebutuhan persiapan untuk kelahiran bayinya. Sebuah kamar khusus untuk bayi akan ia persiapkan. Yaitu, kamar bekas Sofia sewaktu pertama datang ke rumah tersebut. "Lihat, Sayang ... aku ingin seperti ini interiornya." Tunjuk Sofia pada layar ponselnya memperlihatkan gambar ruangan bayi yang bernuansa white soft blue.Perkiraan Dokter, bayi yang tengah di kandung oleh Sofia adalah berjenis kelamin laki-laki. Sesuai dengan harapan Reyfaldi yang sangat menginginkan anak laki-laki agar dapat melanjutkan perusahaannya. "Baiklah, Sayang. Saya akan segera menghubungi jasa interior agar bisa secepatnya selesai."Reyfaldi langsung meraih ponselnya dan menghubungi jasa interior. Ia meminta agar secepatnya dilakukan renovasi sesuai dengan permintaan Sofia. Mengingat waktunya sudah tidak banyak lagi. Se

  • Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan   Bab. 106

    Wanita pelakor itu terbelalak. Ia langsung berjalan mendekati Sofia. Namun, wanita yang tengah hamil besar itu langsung berbalik badan mencoba menghindar dari Clara. Tapi, wanita jalang itu malah mengejar Sofia. "Sofia ... aku mohon jangan katakan ini pada Alvian!" Jalang itu terus memohon dengan wajah memelas. "Tenang saja! Lagi pula, itu bukan urusanku!" ucap Sofia dengan raut dingin tak peduli. Clara menoleh pada Reyfaldi. Pria yang menundukan wajahnya itu hanya diam mematung. "Pak, Reyfaldi ... tolong jangan-," "Siapa ini?" pangkas pria yang bersama Clara. Mendengar suara bariton dari balik badannya, mata wanita perusak rumah tangga orang itu langsung membola dengan sempurna. Cepat, ia berbalik badan dan mengubah mimik wajahnya menjadi tersenyum manis. "O-ya, ini kenalkan temanku, namanya Sofia dan ini suaminya!" ujar wanita itu seraya mengarahkan tangannya pada Sofia dan Reyfaldi. Dengan senyum masam, keduanya mengulurkan tangan menyambut ajakan bersalaman pria tua yang be

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status