Share

Kesepakatan

Author: Edka22
last update Last Updated: 2024-04-18 16:26:02

Tiara syok bukan main saat Aditya mengatakan jumlah uang yang sangat fantastis itu. Satu milyar! Sudah pasti itu adalah jumlah uang yang sama sekali tidak terpikirkan Tiara. Sekadar menyentuh atau melihatnya saja ia tidak pernah.

Keterkejutan Tiara semakin menjadi saat Aditya meminta pada Boy agar membawa uang tersebut. Dan kini uang satu milyar ada di hadapan Tiara yang berada di dalam koper.

Tiara lalu menatap ke arah Aditya. Ia ingin bicara tapi mulutnya terasa begitu kelu tidak bisa untuk berkata-kata. Hanya sebuah tatapan yang mengisyaratkan apa dia serius?

“Uang itu bisa jadi milikmu asalkan kamu bersedia menikah denganku. Bagaimana? Tawaranku menggiurkan bukan?”

Memang, ini tawaran yang sangat menggiurkan. Dia tidak perlu menjual tubuhnya dan dinikmati oleh pria brengsek. Namun... dia sadar ini sama saja harga dirinya sudah dibeli. Masa bodoh! Ini demi ayahnya, ayahnya lebih penting daripada harga dirinya.

Tapi... Tiara masih bingung. Apakah kehormatan dirinya bisa terjamin? Apakah pria itu tidak akan menyentuhnya? Dia tidak yakin jika ini hanyalah sebatas pernikahan kontrak. Bagaimana setelah menikah pria itu justru meminta dirinya untuk melayani dirinya. Ya, dia tahu meskipun nantinya mereka sah suami istri.

Yang Tiara takutkan ketika dia meminta dirinya menunaikan kewajiban setelah itu ia ditinggalkan dalam keadaan hamil. Tiara menggeleng cepat. Tidak! Tentu saja ini tidak ingin terjadi. Dia ingin sebuah jaminan agar hidupnya tetap aman saat pernikahan itu telah usai.

“Apa yang membuat kamu ragu?”

Pertanyaan Aditya membuat Tiara tersadar dari angannya dari pertanyaan-pertanyaan yang masih terasa ambigu.

“Apakah hanya sekadar pernikahan kontrak saja? Aku tidak perlu melakukan sesuatu yang memang mesti dilakukan oleh sepasang suami-istri?” tanya Tiara sedikit ragu. Dia takut pria di depannya merasa tersinggung.

Dugaan Tiara salah. Justru Aditya malah tertawa terbahak-bahak, bukanlah marah.

“Tenang saja! Kamu tidak usah terlalu formal dalam menjalani pernikahan kita nantinya. Kita hidup masing-masing. Kamu silakan lakukan apa pun yang kamu mau termasuk aku. Kita jadi sepasang istri hanya di waktu tertentu. Ngerti kan?”

“Beri bukti agar aku percaya dan bisa memegang ucapan darimu.”

Aditya mendesah. Sepertinya Tiara belum mengerti juga.

“Ini buktinya. Bukti jika aku tidak akan berbuat aneh-aneh.” Aditya menepuk-nepuk kertas yang ada di atas meja. “Ini adalah surat perjanjian pernikahan kita.”

Tiara meraih kertas yang ada di atas meja. Hanya ada dua lembar kertas. Dengan saksama Tiara membaca poin demi poin dalam surat perjanjian itu. Tidak ada yang aneh justru sangat menguntungkan baginya. Hanya ada satu di poin terakhir yang ia tidak mengerti maksudnya.

“Maksudnya ini apa, Tuan Aditya?” ucap Tiara seraya menyebut nama Aditya sesuai nama yang tertulis di bagian bawah sebagai pihak pertama.

“OH, itu maksudnya. Surat perjanjian sewaktu-waktu bisa berubah sesuai kehendakku. Bisa di perpanjang, dipersingkat atau apa pun itu. Tentunya tanpa persetujuan dari kamu.”

“Aku gak mau! Bagaimana jika Tuan mengubah perjanjian ini dan akan merugikanku.”

Aditya tertawa lagi. “Tenang saja aku tidak akan melakukan apa pun yang bisa merugikan kamu. Percayalah.”

Tiara sedikit ragu, begaimana dia bisa percaya jika Aditya tidak begitu meyakinkan. Dan satu hal yang terlintas di benak Tiara. Jika Aditya siapa tahu seorang penjahat wanita.

Aditya menghela napas seraya menutup kembali koper yang berisi uang satu milyar. “Jadi kamu tidak bersedia? Baiklah aku tidak akan memaksa padahal kapan lagi kamu bisa mendapatkan uang sebesar ini hanya dalam waktu semalam. Padahal dengan uang ini kamu bisa menyembuhkan ayahmu—“

“Tu-tunggu! Kenapa Anda tahu masalah ayahku? Siapa sebenarnya Anda?”

“Kamu tidak perlu tahu aku terlalu jauh. Cukup tahu namaku saja. Dan aku harap jangan coba-coba mencari tahu atau kamu akan menyesal.”

Sungguh perkataan Aditya semakin membuat dirinya takut. Tapi... Ayahnya bagaimana? Dia tidak ingin ayahnya sampai kenapa-kenapa dia masih menginginkan ayahnya sembuh. Masalah tahu dari mana dan siapa sebenarnya pria di hadapannya ini tidaklah penting yang penting uang yang ditawarkan itu bisa jadi miliknya, serta ayahnya bisa secepatnya dioperasi.

“Baiklah aku bersedia menandatangani kontrak pernikahan ini. Ini hanya satu tahu kan?” tanya Tiara memastikan.

“Iya, tentu saja.”

Tiara menarik napas dalam-dalam ia berharap ini adalah keputusan yang benar. Tidak masalah jika ia harus melakukan pernikahan dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Tiara pun akhirnya menandatangani pernikahan kontrak itu meskipun dengan perasaan yang tidak bisa untuk ia jelaskan. Sejurus kemudian Aditya membawa surat kontrak pernikahan itu. Ia melihat seraya tersenyum -senyum kecil. Hal itu membuat Tiara berigidig takut.

“Mutiara Latifa, usia sembilan belas tahun, nama ayah Leo kansil, ibu Maria dan kakak Sofia.” Aditya mengulang-ulang data Tiara.

Aditya lalu memberikan koper hitam yang berisi uang satu milyar. Dengan perasaan bahagia Tiara meraih koper itu. Besar harapan Tiara agar ayahnya bisa sembuh setidaknya apa yang ia korbankan untuk sang ayah membawakan hasil.

“Besok aku akan ke rumah sakit. Aku akan memintamu dari ayahmu. Meskipun kita tahu ini hanyalah pernikahan kontrak tetap saja aku harus menghormati ayahmu, dia masih hidup dan dia yang akan menjadi walimu. Sekarang pulanglah! Persiapan dirimu untuk esok menyamhutku.”

Tiara berdecak. “Untuk apa aku harus menyambutmu? Kamu bukan orang penting yang mesti disambut.”

“Kau lupa? Sepertinya ingatan kamu begitu buruk. Baru juga beberapa menit lalu kita telah menyepakati sebuah kontrak pernikahan. Itu artinya aku ini calon suamimu. Sudah sepatutnya kamu sambut.”

Terserah! Mungkin satu kata itu yang terucap di hati Tiara. Dia tidak peduli, biarkan saja apa pun yang ingin Aditya lakukan.

Sekitar pukul dua belas malam Tiara sampai di rumah sakit. Boy asisten Aditya yang mengantar. Sebelum masuk ke dalam Tiara menyempatkan berterima kasih pada Boy. Menurut Tiara Boy berbeda. Ia lebih bisa menhhar seorang wanita.

“Terima kasih....”

“Boy. Namaku Boy,” ucap Boy saat Tiara tidak ingat namanya.

“Ah, iya, makasih, ya, Boy.”

“Hm. Aku harap kamu bisa bekerja sama dengan baik.”

“Jangan khawatir aku tidak akan mengecewakan kalian.”

Setelah obrolan singkat itu usai, Boy segera melajukan mobilnya menuju kediaman Aditya. Sementara Tiara masih menatap kepergian Boy hingga tidak tampak lagi oleh mata.

“Dia begitu baik. Sangat berbeda jauh dengan bosnya itu. Aku bahkan lupa namanya. Huh. Sekarang aku lebih baik berpikir bagaimana cara memberi tahu Ayah. Aku gak mau jika Ayah sampai serangan jantung karena mnede berita mendadak ini.”

Lalu Tiara pun cepat-cepat masuk dan segera ke ruangan ayahnya. Sampai di ruangan ayahnya Tiara bernapas lega. Ia membuka dan menutup pintu secara perlahan agar suara pintu tidak mengganggu tidurnya.

Tiara mencium puncak kepala Leo setelah sebelumnya ia meletakkan koper berisi uang, lalu duduk dengan tangan yang terus memegangi tangan Leo. “Aku mendapatkan uangnya, Yah. Ayah akan sembuh, ayah akan sembuh.”

Tidak terasa air mata Tiara mengalir membasahi kedua pipinya. Ini adalah tangis kebahagiaan sebab kemungkinan ayahnya sembuh semakin besar. Tiara tidak hentinya memegang tangan Leo dan ia ciumi. Dengan tertunduk dan menempel tangan Leo pada wajahnya ia terus terisak-isak. Meskipun pelan namun orang akan tahu dia sedang menangis.

“Ayah, aku begitu bahagia. Aku sudah tidak sabar ingin melihat ayah sembuh. Kita tata kembali kehidupan kita dengan uang itu mari kita—“

“Uang apa yang kamu maksud?”

Tiara tertegun saat mendengar suara yang sangat ia kenali. “Ayah.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Satu Milyar    Pertemuan keluarga

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini."Dia pu

  • Wanita Satu Milyar    Menipuku

    Dalam perjalanan menuju rumahnya, Aditya tidak hentinya memainkan handphone. Terkadang seulas senyum terbit di bibir Aditya. Sontak saja hal demikian membuat Boy takjub, karena pemandangan seperti ini jarang sekali terjadi. Boy begitu penasaran apa sebenarnya yang sedang tuannya lihat? Hingga dirinya tersenyum senyum sendiri. Sungguh pemandnagan yang langka. "Tuan apa yang terjadi?" tanya Boy pada Aditya. Aditya yang ditanya langsung mengalihkan tatapannya ke Boy. "Wanita itu sudah ada di depan rumah, dia bodoh! Ia memilih diam di depan gerbang , padahal kamu memberikannya kunci rumah itu bukan?" tanya Aditya pada Boy, Boy yang tengah menyetir itu tiba-tiba merasa kesulitan untuk menelan salivanya sendiri. Dia lupa memberikannya. "Maaf Tuan sepertinya aku lupa memberikan kunci rumah itu." boy merasa menyesali , ia teledor kali ini. "Apa kamu tidak mendengarkan perintahku? Aku kan bilang kirim dia alamat rumah dan kuncinya, biar dia menunggu di sana,'' sentak Aditya "Maaf,

  • Wanita Satu Milyar    Istriku menunggu di rumah

    Rachel syok, ia tidak percaya jika Aditiya sudah menikah, padahal Ia sudah percaya diri jika Aditiya tidak mungkin memiliki pengganti dirinya. namun dugaannya salah, justru ia harus mengetahui fakta Aditya sudah menikah. "Kamu bohong kan, kamu sengaja ingin membuat aku cemburu. Kamu sebenarnya masih mencintaiku. Hanya saja, Kamu marah karena aku meninggalkanmu. dan Kamu berpura-pura sudah menikah," Rachel berkata dengan percaya dirinya . ia kekeh meyakini sikap dan perkataan Aditya itu bohong. Jika dia belum menikah belum memiliki istri. "Terserah kamu mau percaya atau tidak yang pasti, apa yang aku katakan itu fakta, kenyataan. jika tidak percaya datanglah besok ke sini, aku akan membawa istriku ke kantor,'' terang Aditya. Ia ingin membuat Rachel berhenti mengganggunya. Rachael tertawa begitu kerasnya, entah apa yang membuat ia tertawa seperti itu. "Jangan kira aku Bodoh, Aditya. Sekarang ada begitu banyak cara.. termasuk kamu, bisa saja kamu ngaku menikah padahal belum menikah.

  • Wanita Satu Milyar    Bukan Calon Istri

    Rachel marah dan merasa tidak terima saat mendengar Aditya sudah memiliki calon istri. Ia menduga-duga jika perubahan sikap Aditya memang karena hal ini. Tidak bisa! Rachel tidak rela! Aditya harus jadi miliknya selamanya.Saat ini Rachel sedang di jalan menuju kantor Aditya. Ia ingin mendengar langsung dari bibir Aditya dan ia harap apa yang Monica katakan tidaklah benar. Jika pun itu benar Rachel bersumpah akan merebut Aditya bagaimanapun caranya. Apalagi posisinya sangat kuat karena mendapatkan dukungan dari Monica. “Aditya ... kau hanya milikku dan selamanya akan tetap seperti itu,” gumam Rachel di sela aktivitas menyetir. Sementara itu di kantor milik Aditya, ia baru saja kembali dari pertemuan dengan klien. Ia merasa lelah karena siang ini dirinya melewatkan makan siang. Ia melihat jam yang terpasang di tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul dua siang lebih. “Boy aku melewatkan makan siangku. Tolong belikan aku makan siang,” titah Aditya pada Boy.Tanpa menolak Boy

  • Wanita Satu Milyar    Bersama Wanita Lain

    ***Tiara menatap nanar kartu nama yang ada di tangannya. Tertera nama Aditya Dika, nomor telepon serta alamat kantor dan alamat rumah. Ia sama sekali tidak tahu apa sebenarnya tujuan dari Aditya melakukan kontrak pernikahan ini. Namun mata dan hati nuraninya gelap. Tergelapkan oleh sogokan uang sebanyak satu milyar. Uang yang entah harus berapa puluh tahun lamanya ia kumpulkan. Ini hanya dalam semalam uang sebesar itu sudah ia dapatkan dengan risiko selama satu tahun penuh tinggal bersama suami kontraknya. Lamunan Tiara buyar tatkala Leo memanggil namanya. Mungkin Leo melihat anaknya yang tengah melamun. “Tiara, Mutiara!” panggil Leo.“Eh, Ayah. Kenapa? Haus? Lapar? Atau mau makan buah?” Seketika Tiara jadi salah tingkah sendiri. “Tenang! Ayah tidak mau itu semua,” tutur Leo.“Lalu ayah mau apa? Biar Tiara belikan.”“Ayah hanya ingin bicara sama Kamu saja, Nak. Tentang kamu dan suamimu.”Tiara diam. Ia bingung sendiri rasanya ia tidak memiliki semangat jika harus mem

  • Wanita Satu Milyar    Kedatangan Rachel

    Aditya tertegun melihat seorang wanita berdiri tepat di hadapannya. Lalu secara tiba-tiba memeluk dan memberikan kecupan di pipi dan bibir Aditya. Merasa lancang, Aditya pun langsung mendorong tubuh wanita itu. “Menyingkir, Rachel!” Wanita yang baru saja memberikan kecupan singkat itu adalah Rachel—mantan kekasihnya. Rachel terkejut mendapatkan perlakuan seperti ini dari Aditya sebelumnya tidak seperti ini. “What happened, Babe? Kenapa kamu mendorongku?” Tanpa menjawab pertanyaan Rachel, Aditya melewatinya begitu saja. Seperti yang sudah-sudah Aditya mengambil handsanitezer lalu menyemprotkan pada tangan. Sementara pipi dan bibirnya ia lap pakai tisu basah. Melihat sikap Aditya membuat Rachel semakin bingung dibuatnya. “Babe, are you, oke?” tanya Rachel tak percaya. Aditya menatap ke arah Rachel. Sebenarnya saat ia mengikrarkan membenci wanita saat itu pula Aditya seperti alergi disentuh wanita. Kulitnya akan terasa terbakar lalu muncul ruam-ruam. Namun saat bekas sentuhan wan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status