Tanggung jawab bukan hanya di mulut saja tapi juga dilakukan secara nyata.
* * * * *
Xander memandang gadis muda yang berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit. Terlihat darah yang sebelumnya membasahi kulit putih wanita itu sudah dibersihkan. Sebagai gantinya kepala gadis itu sudah diobati dan diperban. Beruntung sopir Xander belum melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga luka gadis itu tidak parah.
Xander tak mampu mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Bahkan ketika sopirnya meletakkan gadis itu di belakang mobil dan membaringkan kepalanya di pangkuan Xander, pria itu tidak bisa berhenti memandang ke arah gadis itu. Xander memperkirakan usia gadis itu mendekati usia dua puluhan. Jauh sekali dengan umurnya yang saat ini mencapai usia tiga puluh dua tahu
Hmm... Xander mulai tergoda nih. Tapi Keira masih sangat muda. Apakah mereka bisa bersatu ya?
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha