Handphonenya berdering, salah satu anak buahnya menelfonnya bahwa mereka sudah sampai di sini. Akhirnya Aciel segera membayar pesanannya dan berlalu menyusul ke parkiran.
Aciel menatap tajam satu-persatu anak buahnya. "Kita memiliki misi dari bos Jaccob. Bos meminta kita menyelidiki apa yang sudah terjadi pada wanitanya selama 4 hari bersama dengan Lucas. Aku ingin membagi 2 kelompok, kelompok pertama bersamaku ke rumah sakit. Kelompok 2 dipimpin Liam cari di mana keberadaan Lucas dan Ashley," ucap Lucas pada mereka.
"Bos ingin nanti pagi semua laporannya sudah siap," imbuhnya tegas. Para anak buahnya mengangguk.
Mereka lalu berpencar masing-masing. Aci
Sudah hampir 3 minggu Maria belum sadar, setiap hari Jake selalu menemani Maria. Bahkan dia tidak meninggalkan sedikitpun dari rumah sakit itu. Semua pekerjaan kantornya dialihkan pada Kenzo, dan pekerjaan di Mansion kembali diambil alih oleh Aciel.Rose setiap hari datang ke rumah sakit, membawakan makanan dan baju untuk tuannya.Jake benar-benar menyesali perbuatannya selama ini pada Maria. Dia berjanji, jika Maria sadar dia akan memperlakukan wanita itu sebaik mungkin.Hari-harinya tampak kacau, hanya ada Maria yang ada dipikirannya. Jake bahkan mengabaikan penampilannya. Dia membiarkan dagunya ditumbuhi bulu-bulu halus, rambutnya juga sudah nampak gondrong.Hari ini, seperti biasa Aciel, Kenzo dan Sean datang ke rumah sakit. Mereka senantiasa menjenguk Maria dan menemani Jake di sela-sela waktu mereka."Hai Jake, aku membawakan makanan kesukaanmu. Rose bilang jika kau belum makan dari semalam," ucap Sean mendekat, dia duduk di sofa yang ada di hadap
"Dokter, aku tidak ingin lelaki ini ada di sini," ucap Maria, dia memandang dokter Nathan dengan sorot yang sama saat melihat Jaccob.Ada kemarahan terlihat jelas di mata indah itu, kesedihan yang tidak dapat ditahan membuat air mata itu mengalir dari mata bermanik coklat. Maria masih menatap tajam dokter Nathan, meskipun begitu, tersirat permohonan agar dokter Nathan menuruti keinginannya.Sedangkan Jake masih tegang memandang Maria tak percaya. Di lihat lagi wanita yang berhasil memikat hatinya itu dengan dalam. Tanpa sadar, tangannya meremas tangan Maria yang masih digenggamnya.Maria sedikit meringis merasakan hal itu, dia menoleh cepat ke arah Jake. "Keluar Jake, aku tidak ingin melihatmu lagi," ucapnya dingin."Jika kau tidak keluar, akan ku pastikan aku akan bunuh diri sekarang juga," ancam Maria yang masih melihat Jake duduk mematung di sampingnya."Jake," panggil dokter Nathan pelan. Dia mengedipkan matanya saat Jaccob memandangnya. Dia aka
Sera menggeram kesal saat salah satu pembantu Lucas mengusir dirinya. Dia memaksa untuk masuk ke rumah untuk menemui lelaki pujaan hatinya itu. Tapi anak buah Lucas bersikukuh jika Lucas tidak ada di rumah.Sera yang kesal itu menodongkan pistol pada salah satu anak buah Lucas agar memberitahunya di mana Lucas saat ini berada.Mereka awalnya enggan untuk memberitahu, tapi ternyata Sera adalah orang yang nekat, dia menembak kaki salah satu anak buah Lucas.Sera tersenyum puas saat salah satu anak buah Lucas memberikannya alamat. Sera memang orang yang tidak suka main-main, dia akan melakukan apapun agar dia bisa mencapai tujuannya.Akhirnya Sera melajukan mobilnya ke alamat yang tertulis di kertas itu, perjalanan yang memakan waktu hampir 3 jam tidak dihiraukan olehnya. Yang terpenting sekarang, dia bisa menemui orang yang dicintainya. Sungguh, dia benar-benar merindukan lelaki itu.Sera mengklakson mobil saat tiba di sebuah Mansion berpagar tinggi.
Maria turun ke lantai bawah, pagi ini dia terbangun dalam keadaan lapar. Dia tidak ingin merepotkan Rose yang beberapa hari ini selalu melayaninya, dia sudah sembuh dan dia ingin melakukannya sendiri.Ketika sampai di ruang makan, langkahnya menjadi kaku dan pelan. Di sana ada Jaccob dan Aciel yang sedang sarapan juga.'Sial' batin Maria. Dia lupa jika Jake selalu sarapan sebelum jam 7 pagi. Dia merutuki dirinya sendiri karena sudah turun di jam seperti ini. Jika dia berbalik dan pergi, yang ada dia hanya dianggap pengecut oleh Jake.Akhirnya Maria mendongakkan kepalanya dengan angkuh, berjalan dengan langkah tegas dan duduk di samping Aciel."Pagi Aciel," sapa Maria lalu mengambil roti dan selai yang ada di depannya.Hati Jaccob memanas, dia memandang Maria dengan tajam. Tapi yang dipandang seolah tak menganggap keberadaan dirinya.Suasana tegang menyelimuti ruang makan itu, Aciel hanya meringis karena sedaritadi Maria mengajaknya ngobr
"Kenzo," teriak Jake begitu panggilan itu terangkat. "Ke ruanganku cepat!" bentaknya lalu membanting asal-asalan handphone itu ke meja.Jake menyenderkan tubuhnya pada kursi kerjanya sambil memijit pelan pelipisnya. Sungguh, dia sangat ingin mencincang orang saat ini.Ketika pintu ruangan itu terbuka dan Kenzo masuk ke dalam. Jake segera membanting salinan berkas ke tubuh Kenzo. Dia menatap nyalang Kenzo yang menjadi sekretarisnya saat di kantor itu."Apa maksudnya? Kenapa proyek Vilent menggugat perusahaan kita? Di mana surat perjanjian yang sudah di tandatangani itu!" teriak Jake marah pada Kenzo.Hari ini dia dikejutkan dengan kabar yang sangat tidak menyenangkan. Seorang partner kerjanya tiba-tiba membatalkan proyek hunian Vilent secara sepihak.Jake tidak tahu pasti kenapa itu bisa sampai terjadi, bukankah seharusnya mereka yang rugi jika sampai Jake menggugatnya. Karena Jake mempunyai surat perjanjian di atas hitam-putih."Buka
Dibandingkan dengan Maria, Jaccob sedang berkutat dengan laptopnya saat ini di kantor. Dia benar-benar jengah dengan hal yang dilakukan Sera.Setelah mengetahui jika Sera mencuri dokumen penting miliknya, Jaccob tak tinggal diam. Dia menyuruh bawahannya untuk menyelidiki siapa Sera sebenarnya. Dan hal yang membuatnya ingin mencekik wanita itu adalah, ternyata dia berkerja sama pada Lucas.Jake juga baru tahu partner kerjanya yang membatalkan proyek vilent juga telah disogok oleh Lucas. Hal itu membuat Jaccob tak tinggal diam. Kemarin dia benar-benar membuat pelajaran dengan pimpinan perusahaan itu. Anak buah Jake berhasil menculiknya, dan Jake dengan senang hati menyiksa lelaki tua itu.Meskipun Jake rugi jutaan dolar, tapi dia sangat puas bisa melihat lelaki tua itu menderita. Sekarang hanya tinggal mengejar parasitnya saja. Dia akan membuat perhitungan pada Sera dan Lucas.Malam ini Jake datang ke bar miliknya. Dia menunggu kedat
Maria sedang berkutat dengan make-up di depan meja riasnya. Sejak dia menjadi model, Maria sudah bisa memakai make-up sendiri saat ini.Dia memperhatikan lagi dirinya yang terpampang di cermin itu, tinggal sentuhan terakhir dengan lipstik maka semuanya sudah selesai.Maria mengambil sebuah tas slempang yang senada dengan gaun merah cherynya. Dia tersenyum berjalan keluar dari kamar. Saat dia berbalik menutup pintu kamarnya, Maria kaget melihat Jake yang berdiri di dekatnya, diam dan menatapnya tajam.Maria berdehem sebentar, dia mengalihkan pandangannya tidak ingin menatap Jake terlalu lama. Dia segera pergi dari sana, entah mengapa suasana hatinya menjadi sedikit buruk melihat Jake yang hanya mendiamkannya seperti itu."Aku akan mengantarkanmu Maria," ucap Aciel yang tiba-tiba juga sudah ada di dekat Maria. Membuat Maria yang masih memikirkan Jake jadi sedikit kaget."Oh... Tidak usah, aku bisa mengemudikan mobil sendiri Aciel," ucap Maria membuka
Jake mengerjapkan matanya dengan malas. Dia menyembunyikan wajahnya dari sinar matahari pagi ke ceruk leher Maria. Dia semakin mendekatkan tubuhnya ke wanita itu, tangannya memeluk erat perut Maria.Maria sedikit terganggu tidurnya karena tingkah Jake. Dia memaksa membuka matanya, kepalanya sangat sakit. Dia masih memikirkan apa yang terjadi semalam ketika mendapati sebuah tangan melingkar di perutnya.Spontan Maria kaget dan langsung terduduk, dia lebih kaget lagi saat tubuhnya telanjang dan ada seorang lelaki di sampingnya. Dia segera menarik selimut itu untuk menutupi tubuhnya."Mary, apa yang kau lakukan. Kembalilah ke sini, masih terlalu pagi untuk bangun."Deg...Maria kaget mendengar suara lelaki itu, tangannya bergerak membalik wajah yang bersembunyi di bantal."Oh shit, Jake apa yang kau lakukan padaku?" teriak Maria. Dia segera bangun dan berdiri dari ranjang. Dirinya masih merasa bingung den