LOGIN親友が私に彼女の夫の愛人になってほしいと頼んできた。 私が30歳の時、夫を亡くした。 親友は彼女の夫と共謀して私を酔わせ、彼女の夫のベッドまで連れて行った。 その後、親友は「美緑、彼が他の女性と関係を持つのが心配なの。あなたなら信頼できるわ」と言った。 彼女の夫は「写真と動画を撮ってある。大人しくしろ。さもないとお前と娘の人生はおしまいだ!」と脅してきた。 そうするなら、打ち返された時、後悔しないでほしいものだ!
View MoreBesar pasak daripada tiang.
***
"Aku bukan orang jahat jadi tolong lindungi aku kali ini saja."
Rezan tidak terpengaruh, ia berniat membukakan pintu namun sekali lagi, Ratu menggagalkannya. Ia tarik tangan Rezan kemudian melingkarkan tangan pria itu ke tubuhnya, Ratu melompat cepat dan melilit pinggang laki-laki itu dengan kakinya. Ratu mencium paksa sang dokter yang masih terkejut, berusaha terus mendobrak pertahanan Rezan yang tampak ingin menyudahi ciuman mereka. Punggung Ratu membentur tembok, kini ia terkunci di sana dengan tubuh Rezan masih mengimpitnya dalam dekapan panas.
Rezan pun tampaknya mulai malas melakukan perlawanan, ia biarkan saja Ratu melakukan apa yang ia mau tanpa berniat melayani. Ratu mengecup leher pria itu dan kembali mencium bibir Rezan, apalagi ketika pintu berhasil dibuka, gadis itu semakin memperdalam ciumannya dan menyembunyikan wajahnya di balik wajah Rezan. Orang-orang yang membuka paksa ruangan itu langsung salah tingkah disuguhi pemandangan yang tidak senonoh. Rezan berbalik, menatap dingin orang-orang itu.
"Ada apa?" tanyanya.
***
Satu hari sebelumnya ...
Mulut Ratu menganga membaca laporan tagihan bulan ini yang melebihi ambang batas kemampuan dompetnya. Tidak seharusnya dia terlena dengan barang-barang yang sebenarnya tidak gadis itu butuhkan. Inilah kekurangan Ratu, dia suka kalap kalau sudah dipertemukan dengan tas, sepatu, pakaian, dan aksesoris yang menyilaukan matanya. Ratu tidak bisa tidur tenang jika tidak membawa pulang barang-barang yang melambai-lambai cantik ke arahnya sepanjang mata memandang. Alhasil, gadis itu lupa bahwa keadaannya sekarang sama sekali berbeda dengan keadaannya yang dulu.
Ratu sudah jatuh miskin, bisnis orang tuanya bangkrut sehingga menyisakan banyak hutang yang melilit gadis itu dan adiknya sampai sekarang. Terhitung sudah tiga tahun sejak orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan gadis itu menjalani kehidupan sebagai orang serba kekurangan tapi jiwa sosialitanya tak kunjung padam. Ratu ingin mengubah kebiasaannya tapi ia tak sanggup, gadis itu selalu memegang teguh prinsip bahwa ia dilahirkan sebagai RATU dan akan tetap hidup seperti itu apa pun kondisinya. Prinsip yang sungguh tidak mawas diri memang tapi mau bagaimana lagi, Ratu benar-benar tidak sanggup meninggalkan gaya hidupnya yang dulu.
"Seratus juta? Gila, tagihan kartu kredit gue banyak banget. Bego, bego, bego! Gaji lo jadi bartender berapa sih, Ratu. Bisa-bisanya lo kalap di momen kayak gini."
Ratu menempel lembar tagihan itu ke permukaan jidatnya, beberapa detik kemudian kepala itu pun terjun membentur meja makan yang terbuat dari kayu. Gadis itu tidak meringis, sakit di keningnya tak seberapa dibanding rasa frustrasi yang tengah menyerang gadis itu saat ini. Bagaimana tidak frustrasi, hari ini adalah jatuh tempo tagihan hutang kedua orang tuanya. Ia harus mencicil warisan hutang itu sebesar 5 juta per bulan. Belum uang sewa rumah yang akan jatuh tempo empat hari lagi. Gadis itu memeriksa isi kulkasnya pun sudah tandas, ia harus segera belanja untuk persediaan satu bulan ke depan sedangkan sekarang, Ratu tidak memegang uang sepeser pun.
"Mati aja lo, Tu, mati!" gumam Ratu sambil terus menjedotkan kepalanya pada meja sampai keningnya memerah.
"Masa gue jual lagi sih tas yang baru gue beli, itu kan limited edition," galau Ratu sambil menimbang keputusan dalam kepalanya.
Jika dihitung-hitung, belanjaan Ratu kalau dijual kembali mungkin akan menghasilkan uang sebesar 50 juta. Sedangkan 50 juta lagi tidak akan kembali karena Ratu menghabiskannya untuk senang-senang. Sekali lagi, gadis ini adalah definisi dari manusia tidak tahu diri. Dia dan hedonismenya sungguh menyusahkan.
Tok tok tok!
Ratu terperanjat dari kursi lalu sembunyi di bawah meja sampai ia meringis tanpa suara karena tak sengaja lututnya terbentur kaki meja.
"Mampus, itu pasti si Bandot dan antek-anteknya. Astaga, kagak bisa apa bikin orang lega dikit. Hobi banget bikin gue jantungan."
Ratu memeluk lututnya sambil merapatkan bibir, ia tahan desakan ingin batuk yang mengusik kenyamanannya sampai mata gadis itu berair dan dadanya sesak. Keadaan ini sungguh menyiksa. Bagai buah simalakama, kalau Ratu batuk maka ia akan mati di tangan para lintah darat. Jika menahan batuk, mungkin gadis itu akan mati karena sesak napas. Mending yang mana? Mati di tangan rentenir atau mati karena menahan batuk? Oh, sungguh, keduanya bukan alasan elite untuk mengakhiri hidup. Tidak keren sama sekali, pikir Ratu.
"Kak, ini Nayla, kakak ada di dalam?" seru seseorang di luar sana.
Mendengar suara sang adik memanggil, Ratu pun bernapas lega lantas ia batuk-batuk keras. Segera gadis itu berlari membukakan pintu lalu menarik Nayla masuk dan mengunci kembali pintu berwarna cokelat itu. Dengan tergesa Ratu mendorong tubuh Nayla agar lebih masuk dan menyuruh adiknya duduk di kursi yang menghadap meja makan.
"Kenapa gelap banget, Kak?" tanya Nayla mendapati ruangan di sana gelap gulita, hanya sebuah lilin yang menyala terang di atas meja.
"Sengaja, biar disangka rumah ini kosong sama tetangga. Si Bandot pasti datang sebentar lagi."
Nayla terdiam, menyaksikan ekspresi panik kakaknya lekat dalam temaram cahaya lilin di sekitar mereka. Tiga tahun sudah Nayla melihat kakaknya kepanikan seperti ini, setiap akhir bulan maka Ratu kehilangan momen untuk bernapas lega. Seolah setiap detik ada peluru yang siap menembak isi kepalanya, dia begitu sigap, waspada, dan terkadang ketakutan. Nayla tidak tega.
"Hutang kita pada mereka seberapa banyak, sih, Kak? Sudah tiga tahun Kakak mencicil tapi belum lunas juga."
Sejak awal, Nayla memang tidak pernah diberitahu nominal hutang yang diwariskan orang tua mereka. Ratu selalu menanggungnya sendiri dan berkata bahwa hutang itu tidak terlalu banyak dan sebentar lagi akan lunas. Awalnya Nayla percaya, makanya dia tidak pernah terlalu ambil pusing masalah itu tapi akhir-akhir ini—seiring dengan seringnya para rentenir menagih ke rumah kontrakan mereka, Nayla mulai curiga bahwa hutang kedua orang tuanya tidak sekecil seperti apa kata Ratu.
"Setahun lagi lunas, Nay. Kamu enggak usah khawatir. Eh, kamu sudah makan?"
Nayla menggeleng lalu menyimpan kantung keresek yang dibawanya di atas meja.
"Aku beli nasi Padang buat kita berdua, kita makan sama-sama ya," kata Nayla lalu berdiri untuk mengambil alat makan.
"Nay, kakak kan sudah bilang, kamu jangan beliin jajanan apa pun buat Kakak. Itu uang jajan kamu, pakai buat keperluanmu, jajan yang enak dan mahal di kampus. Jangan terlalu irit kayak orang susah," ceramah Ratu benar-benar lupa diri. Nayla menanggapinya dengan senyum tipis.
"Aku cuma mau makan malam bareng Kakak aja. Sebentar lagi kan Kakak berangkat kerja, pulang subuh, terus paginya sudah kerja lagi sama kak Surya. Akhir-akhir ini kita jadi jarang ketemu karena kakak semakin sibuk. Jangan terlalu banyak ngambil kerjaan, Kak, kasihanilah tubuh Kakak."
"Yang penting kan sehat, toh selama ini kakak kuat-kuat aja, Kok."
"Tapi tetep aja Kak—"
"Udah, Nay, enggak apa-apa, kok. Kakak kuat. Gimana belajar kamu di kampus?"
"Biasa aja, Kak. Kerjaan Kakak gimana?"
"Ya, gitu-gitu aja."
"Inget ya Kak, jangan sampai—"
"Iyaaa ... jangan sampai membiarkan tamu mata keranjang bertindak kurang ajar sama Kakak, itu kan yang mau kamu bilang?"
"Iya, Nay khawatir banget sama Kakak. Bisa enggak, Kakak berhenti kerja di kelab malam?"
"Enggak bisa, Nay, kamu tenang aja. Kakak enjoy kok kerja di sana. Kamu tahu kan dari dulu Kakak suka clubing. Pokoknya kamu fokus aja sama kuliah kamu, belajar yang rajin dan jangan sampai beasiswa itu hangus karena nilai-nilai kamu turun. Inget ya, Nay, kamu satu-satunya harapan Kakak saat ini."
Nayla termangu diam, ia menatap kakaknya dengan pandangan menerawang. Pada akhirnya Nayla tersenyum tipis hingga ia mendapat elusan lembut di kepalanya.
Aku ingin membantumu, Kak.
***
面白いことに、私も前は紅梅をそんな風に睨みつけていた。「おばさん、ここをつねってもいいですよ。ここが痛いはずです」私は親切に指導していた。紅梅は長い間何も食べておらず、あちこち動き回った上に、ショックで気を失ってしまった。劇的なことに、新之助は不育症だと診断された。後天的なものだ。私と直子がやったことだった。花菜は目の前が真っ暗になって後ろに倒れそうになり、私は彼女を受け止めて紅梅の横に寝かせた。彼女が再び目を覚ましたとき、親子鑑定の結果が出ていて、実子と判明した。しかし新之助も花菜も信じなかった。二人は紅梅を追い出そうとして揉み合いになり、その際紅梅は転んで早産になった。赤ちゃんが生まれ、もう一度親子鑑定を行った。医師は溜息をつきながら言った。「高橋さんの不育症は後天的なもので、奥さんの妊娠した子供は恐らく彼の最後の子供になるでしょう」結果はやはり実子だった。女の子だった。花菜は泣き叫び、紅梅が不倫をしたせいで孫が生まれ変わってこないと言い、さらに他の男と逃げようとして新之助に毒を盛ったとも言いふらした。病院中の人が紅梅を先入観で見るようになり、悪意のある言葉が針のように彼女の体を刺した。彼女はいつも顔を覆って泣き、自分の苦労を訴えたが、誰も同情してくれなかった。新生児は保育器の中にいて、彼女は母乳が出せず、姑が身を屈めて強く吸い、針も使い、紅梅を激しく刺すと、やっと最初の一杯を得ることができた。彼女は痛みで泣き叫び、私は横で嘲笑って言った。「何を演じているの?そんなに痛くないでしょう、蚊に刺されたくらい。あなたは大げさよ」姑は顔を曇らせ、針を持って彼女の体を刺そうとした。私は急いで注意した。「おばさん、この場所を刺せば問題ないですし、十分痛いはずです」彼女は私に賞賛のまなざしを向け、紅梅は悪い目つきで私を睨んだ。しかしすぐに、彼女はそんな目つきができなくなった。花菜が腕を上げ、思いきり紅梅の体を刺すと、紅梅はあちこちに逃げ回った。私は拍手して応援した。「おばさんすごいです!おばさん最高です!そうやって懲らしめるべきですよ、当然の報いですわ!」この数日間、忙しく動き回って、新之助と紅梅の世話を手伝い、保育器にいる赤ちゃんも見に行った。彼らの生活が混乱している時に、直子と共謀
裁判所は翔平の財産を差し押さえ、私に400万円以上の賠償金を支払った。私はそのお金を手に入れ、直子に40万円を渡して、「お金に困ってないのは分かってるけど、早く手を打たないと!」と言った。彼女は頷き、それから毎日の二品と汁物が、いつの間にか三品と汁物、四品と汁物に変わっていった。ついにある日、新之助が私の家で食事をしているときに、突然吐血して倒れた。私は慌てることなく彼の頭を数回蹴り、スープを数口無理やり飲ませ、指紋認証で携帯のロックを解除して私と直子と彼が一緒に写っている写真や動画を削除してから、救急車を呼んだ。一連の騒動の後、彼が意識を取り戻すと、白衣を着た医師は深刻な表情で言った。「性行為は控えめにしないと。奥さんが美人だとは言え、このまま続けると死ぬ可能性がありますよ」新之助は目を見開いて信じられない様子だった。彼は何度も頷いた。直子がどうやったのか分からないが、他の二人の若い女性も病室に来た。新之助を抱きしめて大泣きしている。私たち二人は暗黙の了解で退室し、家に帰ってそれぞれのレシピで薬を煎じた。朝は彼女が主の薬を、私が補助の薬を飲ませ、一見何の変哲もない薬材の中には、極めて危険な成分が含まれていた。入院中、紅梅が憔悴した様子で訪れ、彼女の滑らかな首には多くの引っ掻き傷があった。私を見るなり、傷ついた虎のように威嚇に来た。「美緑、あなたの仕業でしょう!」私は無実を装い、できるだけ無害に見えるよう答えた。「紅梅、何を言ってるの?私はずっと新之助の看病をしてたわ」新之助もモゴモゴと同意するような声を出したが、彼はすでに脳卒中の症状が出始めていた。口が歪み、目が斜めになっていた。紅梅は彼の様子に大きな衝撃を受け、すぐに駆け寄って状況を尋ねたが、この時の新之助はもう言葉を発することができなかった。以前彼女が貧乏だと罵った男も病院に押しかけてきて、大騒ぎをし、紅梅が彼を誘惑して妊娠したのに結納金が少ないと言って寝たきりの脳卒中患者と結婚しようとする厚かましさを非難した。新之助は怒りのあまり気を失ってしまった。紅梅は叫びながら男を殴ろうとしたが、押し倒されてしまった。その男は状況を見るや否や、すぐに逃げ出した。前回同様に出血が始まったが、今回は彼女はベッドから動けなかった。出産予定
新之助の社会的な関係の中に、佐藤直子という女性がいた。彼女は詐欺の前科があり、刑務所に入っていた過去がある。出所後、少し慎重になり、他に特技もないため、手っ取り早く愛人として生きることにした。彼女の愛人たちの中で、新之助が最も寛大だった。彼は公職の立場を利用して、彼女のために住宅を全額購入し、彼女の名義に移転した。市の中心部の物件で、わずか700万円だった。140平方メートル以上の住宅で、通常は最低でも2000万円する。直子は新之助にとても満足していた。彼の態度と金銭面に満足していた。直子は新之助をしっかりと掴んだと思い込み、彼が外に養っているのは自分だけだと信じ、次第にこの40代の落ち着いた男性に心を寄せるようになった。しかし、彼女は知らなかった。彼女は三分の一に過ぎなかったことを。妻の他に、新之助には三人の愛人がいた。私は直接的に目的を告げ、新之助が他の女性たちと親密にしている動画や写真を彼女に見せた。彼女の目の中の感情が、衝撃から、動揺、失望、途方に暮れ、そして平静へと変化するのが見えた。「なぜ私があなたを助けると思うの?」彼女は目を上げ、嘲笑うように言った。「この家はあなたの手元に残すよう手配できる。それに、佐藤さん、あなたももう若くないでしょう。結婚して子供を持つのが一番いい選択でしょう。良い結婚相手を紹介するわ」私はウインクして、提案を持ちかけた。彼女は躊躇することなく、すぐに同意した。「いいわ、私は何をすればいいの?」「私は漢方医だから、誰にも気付かれないように彼を脳卒中にすることができる。そうすれば何も話せなくなり、たとえ問題が起きても、あなたは無事逃げられるわ」「取引成立!」私たちは手を打って誓い、この会話は全て対面で行われ、証拠は残さなかった。帰る時、私は彼女に薬膳のレシピと電話カードを渡した。「毎晩彼に食事をさせて。朝に特別な食事を用意しておく。そして......この電話カードは、コネを使って入手した匿名番号なのよ。私も同じものを持っている。使用後は紙を燃やし、記録を削除してください。携帯電話は大きなショッピングモールの中古市場で購入することを忘れないでください」「わかった」脳卒中の計画は順調に進み、私も翔平の弱みを掴むことができた。彼が金に困ってい
その日以来、新之助は病院に入院することになった。私に頭を割られ、治療が必要だったのだ。紅梅は携帯電話で私を呪い続けていた。一週間にわたるSNSでの位置情報の追跡の末、彼らはついに紅梅の住所を特定した。行動を開始した。最初に彼女を見つけたのはチンピラの親分だった。金に困っていた彼は人脈が広く、紅梅を脅して数十万円を恐喝し、それで満足した。彼は派手に遊ぶ方だが、程よいところで引き際を心得ていた。他の連中は違った。最も荒れていた元カレが訪れた時、紅梅はすでに崩壊寸前だった。ナイフを手に取り、目を血走らせて叫んだ。「お前たちこの貧乏人!一生ろくでなしのくせに、当時は私と遊ぶのに金を借りて、今でも貧乏なままじゃないか。死んでしまえ!」貧しい者ほどプライドが高い。その男は彼女の言葉に刺激され、彼女の髪を掴んで引きずり出し、彼女の腹の子供は自分の子だと大声で叫んだ。紅梅は彼に捨てられた女で、何度も彼のために堕胎し、今の夫は豚のような愚か者だから、こんな女も受け入れたのだという。紅梅は必死に抵抗し、もみ合いの中でナイフの先が男の腕を切り裂いた。怒った男は何発も平手打ちを食らわせ、紅梅は地面に倒れ込んだ。誰かが警察に通報しようとしたが、他の人々に止められた。「これは家庭内の問題だ。彼女の夫は体面を重んじる人だから、彼に電話して処理してもらおう」そうして新之助が来た。周りの人々の混乱した説明を聞き、その場で紅梅を何度も平手打ちした。「この、よくも俺を裏切ったな!」紅梅は地面に倒れ、体の下から真っ赤な血が流れ出した。探偵は群衆の中に隠れ、これら全てを撮影していた。私はその動画を見て、深いため息をついた。ざまあみろ、あいつはこうやって痛い目に遭うべきだ。でないと、あのバカな頭にはバカな考えしか浮かばない。気分が良くなって仕事を始めた。病院は基本給に診察人数による歩合給が加算される仕組みだ。現在、診察医は私ともう一人のベテラン女性の二人だけだ。二人とも子持ちで、前回は彼女が私の代わりを務め、今回は彼女の保護者会のために私が代わりを務めた。職場の雰囲気は良好で、給料も悪くない。何度かの追跡調査の結果、夫が酔っ払い運転をしていた時の助手席には、あの男が座っていたことが分かった。田中翔平という28歳の男で