Semua Bab DERSIK: Bab 21 - Bab 30
198 Bab
21.Sosok itu lagi
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sendari tadi. Saat ini Fia sedang berjalan menuju parkiran sekolah. Saat berjalan melewati lapangan sekolah tiba-tiba ada bola mengelinding ke arahnya. Dengan datar Fia menatap ke arah bola tadi, sebab saat dia melihat bola itu tiba-tiba ingatannya perputar pada kejadian beberapa minggu yang lalu saat dia bersantai di taman belakang dan tiba-tiba ada kepala menggelinding di kakinya. “Hey! Lepar sini bolanya!” kata seseorang sambil melambaikan tangan ke arah Fia. Dengan datar Fia menatap ke arah orang tadi dan tanpa minat Fia berjalan begitu saja tanpa ada niat untuk mengembalikan bola tadi ke pemiliknya. “Woy! Budeg ya lu!” kata orang tadi sambil menatap ke arah punggung Fia dengan tajam. “Udahlah Rif, lu juga yang salah” kata teman setimnya. “Salah gue di mana? Gue cuma minta bantuan dia buat ngoper bola ke kita” kata Arif dengan nada suara tak terima. “Bukan karena itu, lu salah karena nyuruh dia” kata temannya dengan malas. “Ck!” decaknya de
Baca selengkapnya
Chapter 22
Malam harinya Fia berdiam diri di dalam kamar bersama buku pelajarannya. Dia sedang mengerjakan tugas yang di berikan guru tadi siang. Dengan wajah serius Fia mengerjakan tugas miliknya. Sedangkan dengan Disa, tak berbeda jauh dari Fia. Saat ini Disa sedang mengerjakan tugasnya tapi sendari tadi pikirannya tak bisa fokus. Dia sedang berpikir tentang sikap Fia yang akhir-akhir ini berbeda. “Disa!” panggil mama Disa dengan nada suara keras yang membuat Disa terkejut. “Ada apa ma? Bikin Disa kaget aja” kata Disa dengan raut wajah kesal. “Kamu kenapa? Mama panggil dari tadi gak nyaut-nyaut” kata mama Disa dengan raut wajah bertanya. “Enggak ma, Disa gak apa-apa” kata Disa dengan senyum menyakinkan. “Kamu tau kan Dis, mama gak suka di bohongi” kata mama Disa dengan wajah serius. “Iya ma, Disa tau dan Disa gak bohong kok” kata Disa dengan nada menyakinkan. “Ya udah mama keluar dulu, belajar yang benar jangan melamun terus” kata mamanya dengan nada penuh peringatan. “Iya mama ku say
Baca selengkapnya
23.Mimpi
Fia sudah bersiap untuk tidur. Dengan rasa kantuk yang sudah mulai menyerang perlahan Fia menuju ke dunia mimpi. Deru nafas Fia mulai teratur menandakan dia sudah masuk ke dunia mimpi. Tanpa di sadari ternyata sendari tadi ada yang memantau sosok Fia dari kejauhan. Sekali kedipan mata sosok tadi hilang entah kemana. Di alam bawah sadar Fia. "Tumben gue mimpi biasanya gak pernah" gumang Fia dengan nada heran. "Ini jalannya ke mana?" gumang Fia dengan heran. Dengan tenang Fia berjalan menyusuri jalan setapak yang ada di depannya. "Gak ada ujungnya apa gimana?" gumang Fia dengan kesal. Bagaimana tak kesal sendari tadi dia berjalan tapi belum juga bertemu sesuatu hal yang menarik. Sendari tadi hanya ada jalan setapak dan pemandangan pohon yang menjulang tinggi. "Ck! Buang-buang waktu" kata Fia dengan kesal dan menatap ke sekeliling dengan malas. Saat sedang menatap kesekeliling entah kenapa dia merasa tubuhnya di hisap ke dalam lubang. Fia menutup matanya dengan rapat saat cahaya p
Baca selengkapnya
24.Tamu tak di undang
Fia yang melihat itu hanya bisa berdiam diri di tempat. Belum selesai dengan rasa terkejutnya sosok tadi melancarkan serangan kepada Fia. "Akhh!" ucap Fia sambil menghalangi wajahnya dari serangan sosok tadi. Saat dia masih sibuk menyembunyikan wajahnya dengan samar dia mendengar suara adiknya yang sedang memanggil namanya dan dalam waktu bersamaan dia merasakan tubuhnya di guncang. "Kakak bangun!" suara Fiko adik Fia yang mencoba membangungkan sang kakak dari tidurnya. Dengan sedikit terkejut dan nafas memburu Fia bangun dari mimpi buruknya tadi. Melihat kondisi sang kakak yang seperti itu membuat Fiko memberikan air putih kepada kakaknya. "Kenapa kak?" tanya Fiko dengan nada suara heran. "Cuma mimpi buruk" balas Fia dengan nafas yang mulai teratur. "Kirain apaan" kata Fiko dengan nada remeh. "Ngapain lu ke kamar gue?" tanya Fia dengan sinis. "Gak sekolah lu? Udah jam enam pagi" kata Fiko sambil berjalan keluar dari kamar kakaknya dengan langkah tenang. "Jam enam?" gumang Fi
Baca selengkapnya
25.Menyebalkan
Mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Dengan kesal dan sewot Fia meninggalkan Yuan begitu saja. "Gadis itu..." kata Yuan sambil menatap punggung Fia dengan datar. "Tak ada rasa terima kasih" lanjutnya sambil melangkahkan kakinya menuju ruang ke ruang. Sesampainya di kelas Yuan menatap sosok Fia yang sedang membaca buku dengan konsentrasi penuh. Dengan langkah pelan Yuan menuju ke bangkunya, sesekali dia curi pandang pada sosok Fia. Sedangkan orang yang di tatap Yuan tak menyadari itu. Dia masih tenang dengan kegiatannya. Hingga ada seseorang yang mencari gara-gara dengannya. 'Brak' Meja Fia di gebrak tanpa alasan yang jelas. 'Oh ayolah ini masih pagi' batin Fia dengan malas. “Lu yang namanya Fia?” tanya orang tadi dengan raut wajah sombong. “Hm” balas Fia dengan raut wajah tak berminat “Lu gak usah sok dingin buat ngambil perhatian orang lain bisa gak?!” kata orang tadi dengan raut wajah kesal. “Gue? Cari perhatian orang lain? Gak guna” kata Fia dengan tenang. “Gue palin
Baca selengkapnya
Chapter 26
Fia yang melihat tatapan itu merasa sedikit aneh. Dalam benaknya bertanya apakah dia punya salah kepada sosok itu? Tapi seingatnya tidak. Fia tak terlalu menganggap pusing sosok tadi. Tapi terbesit rasa penasaran dibenaknya. Bagaimana tak penasaran semenjak ia mendapat kelebihannya banyak sesuatu hal yang menganjal dan untuk urusan hantu bernama Rita dia tak tau apakah masalah itu sudah selesai atau belum. Tapi akhir-akhir ini dia melihat ada yang aneh dengan Disa entah itu hanya perasaan atau memang benar. Fia merasa kalau Disa menyembunyikan sesuatu kepada Yara. Tapi dia tak bisa berbuat banyak. ‘Entahlah mungkin itu hanya perasaanku saja’ batin Fia mencoba tak perduli. Akhir-akhir ini juga dia sudah bisa mengendalikan bakatnya dan itu semua berkat pamannya. Bahkan sekarang dia bisa berkomunikasi dengan pelindungnya. ‘Kak’ panggil Diana dengan senyum manisnya, tapi jika orang lain yang melihat itu mungkin menganggap itu senyuman seram. “Kenapa?” balas Fia dengan lirih takut ada
Baca selengkapnya
Chapter 27
Fia terus berjalan menyusuri koridor dengan langkah santai. Hingga ada musibah yang hampir menimpanya. Ada pot bunga dari lantai dua terjatuh dan hampir menimpa di kepalanya untunya ada seseorang yang tepat waktu menyelamatkannya. ‘Akhh!’ jerit beberapa siswi yang melihat adegan di depannya. “Lu gak apa-apa?” tanya seorang pemuda dengan sedikit wajah panik. “Gue gak apa-apa. Makasih udah tolongin gue” kata Fia dan bangkit dari duduknya. Dengan dingin Fia menatap ke atas untuk mencari tau siapa pelakunya tapi dia tak menemukan siapa-siapa. Hanya ada kesunyian di lantai dua. ‘Siapa dalangnya?’ batin Fia dengan perasaan heran. “Oh ya kenalin nama gue Arif ketua tim futsal dan salah satu pembina pramuka di sekolah ini” kata Arif dengan nada bangga. “Oh” balas Fia dengan raut wajah datar. “Nama lu siapa?” tanya Arif dengan wajah di buat santai. “Fia” balas Fia sekenannya dan mulai berjalan menjauh dari Arif dengan tenang menganggap kejadian tadi tak pernah terjadi padanya. “Aneh l
Baca selengkapnya
Chapter 28
Di pintu kantin berdiri segerombol siswa sambil menatap ke sekeliling kantin. “Itu ada Yuan sama Fia, duduk di sana aja” kata Didon sambil menunjuk ke arah meja yang di tempati oleh Fia dan Yuan. “Boleh, ayok” kata Alvin dengan senyum mengembang. “Kayaknya gak cukup buat kita” kata Yara yang masih berdiam diri di tempatnya. “Cukup kayaknya” kata Didon sambil menatap ke arah bangku yang di duduki oleh Fia dan Yuan. “Gue bilang gak cukup ya gak cukup! Gue sama Disa duduk di sini aja” kata Yara dengan nada suara tak suka dan menggeret tangan Disa secara paksa ke arah meja di dekat mereka. “Serah lu berdua” kata Andi sambil menatap tak suka ke arah Yara. “Tapikan kita kesini bareng mereka” kata Irvan menengahi. “Mereka yang mau pisah duduk” kata Andi dengan tenang dan berjalan ke arah meja Yuan dan Fia. “Gue duduk di sini juga” kata Irvan dengan tatapan tak suka. “Ck, serah lu pada lah” kata Alvin dengan wajah malas. “Aneh lu bertiga” kata Didon dan berjalan menyusul langkah Alv
Baca selengkapnya
Chapter 29
Pagi harinya Fia sudah bersiap dengan baju santainya. Untuk hari minggu kali ini Fia memutuskan untuk bersepeda santai sekeliling kompleks. Dengan perasaan senang Fia berjalan keluar dari kamar. “Mau ke mana kak?” tanya Fiko sambil menatap Fia dengan heran. “Mau sepeda santai, kenapa?” tanya Fia dengan heran. “Sama siapa aja?” tanya Fiko sambil menatap ke arah Fia dengan raut wajah penuh selidik. “Sendiri” balas Fia dengan tatapan malas. “Oh” balas Fiko dan kembali masuk ke dalam kamar. “Untung adek coba enggak, udah gue basmi lu” gumang Fia sambil menatap ke arah pintu kamar Fiko dengan kesal. Fia mulai berjalan menuruni anak tangga dengan tenang. “Bunda Fia pamit keluar” kata Fia sambil menatap sosok bundanya yang masih sibuk di dapur. “Mau ke mana?” tanya bundanya dengan heran. “Mau keliling kompleks” jawab Fia sambil berjalan ke arah bundanya. “Ya udah hati-hati di jalan” kata bundanya sambil mengelus kepala Fia. “Fia pamit dulu bun” kata Fia sambil mencium pipi bundany
Baca selengkapnya
Chapter 30
Fia terus berjalan sambil menuntun sepedanya. Pandangannya yang kosong dan pikiran yang memikirkan sesuatu. Membuatnya tak fokus akan jalan yang sedang dia lewati. Beberapa menit kemudian Fia sudah sampai di jalan yang cukup sepi. “Gue di mana?” kata Fia dengan lirih sambil melihat ke sekelilingnya. “Bisa-bisanya sampai di sini” kata Fia dan ingin berbalik arah tapi tubuhnya terasa kaku dan tak bisa di gerakkan seperti ada magnet pada tubuhnya. “Gue kenapa?” kata Fia dengan bingung. ‘Gadis bodoh!’ tiba-tiba ada suara yang menggema di sekitar Fia. “Clesia?” kata Fia dengan lirih. ‘Haha, kau mengenali suaraku? Baik sekali’ kata Clesia yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Mau apa lagi kau Clesia!” kata Fia dengan nada marah. ‘Apa kau kira aku akan berhenti begitu saja setelah kau melupakanku?’ kata Clesia dengan senyum sinisnya. “Aku tak melupakanmu Clesia” kata Fia dengan lirih dengan tatapan mata sedih. ‘Bohong!’ kata Clesia dengan marah. “Aku benar-benar tak melupakanmu. K
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status