All Chapters of Gelora Cinta Enrico: Chapter 1 - Chapter 10
130 Chapters
PROLOG
Francesca   Seorang wanita cantik dengan rambut berwarna coklat expreso, berjalan sempoyongan. Dia sudah menegak terlalu banyak alkohol. Kepalanya sudah mulai berputar,  tubuhnya sangat lelah, dan akal sehat sudah mulai hilang. Saat ini dalam pikirannya yang ada hanya keinginan untuk melampiaskan emosi. Di tangan kiri wanita tersebut terdapat segelas anggur merah, sedangkan di tangan kanannya dia memegang botol minuman keras itu yang masih sisa seperempat. Dengan kedua tangan yang penuh, wanita itu berjalan sambil merancau. Dia berjalan menyisiri lorong rumahnya di lantai dua. Sesekali dia menghentikan langkah kakinya dan mengontrol keseimbangan tubuhnya yang tak beraturan. Kembali di tegaknya anggur merah tersebut. Bibir merahnya mengeluarkan tawa mengerikan.  "Di mana kau anak kecil, ayooo keluarlah dan menari dengan mommy. F R A N C E S C A A A kemarilah sayang ... Ayo temani mommy, hahahaha." Tawanya terdengar semakin keras.
Read more
Opera House
FRANCESCA   OPERA HOUSE   La Fenice Opera House. Gedung pertunjukan mewah itu terisi penuh. Para pengunjung datang dengan menggunakan pakaian indah dan mewah.  Mereka bersikap sangat anggun dan tampak berkelas. Disalah satu balkoni yang paling besar di lantai atas, tempat dimana dua orang pria bernama  Enrico dan Leonardo sedang menikmati acara,  pria gagah nan rupawan yang ditemani empat orang wanita cantik dengan penampilan yang memukau. Kedua orang pria itu tampak sangat menyukai pertunjukan hari ini, menikmati simfoni musik dengan sepenuh hati.  Wajah kedua pria itu sanggup membuat setiap wanita yang melihatnya tak mampu memalingkan wajah, meskipun demikian mereka berbeda karakter. Seorang yang berperawakan lebih ting
Read more
Castle
FRANCESCA EPISODE 2 "Hmm ... ehh ... mommy ... dingin mom ...." gadis cantik itu meringkuk dalam tidurnya. Dia menekuk kedua kaki hingga ke perut dan mendekap erat dengan kedua tangan mungilnya, bagaikan posisi janin dalam kandungan. Namun sayang  sekali hal tersebut tidak mengurangi rasa dingin yang dia rasakan. Tidak ada angin yang berhembus, namun udara terasa dingin menusuk tulang.  Gadis itu semakin mempererat pelukannya. Matanya masih terpejam dengan erat. Rasa dingin yang menusuk tulang,  tak mampu menggugah rasa kantuk yang begitu kuat dia rasakan. Matanya terpejam dengan rapat sementara bibirnya tak berhenti mengigau, memanggil ibunya.  Bibirnya mulai membiru, giginya bergemala
Read more
KABUR
EPISODE 2   KABUR                               ❤❤❤   Francesca menengadahkan wajahnya, ketika mendengar suara kunci membuka pintu. Tampaknya dia tidak sendirian di tempat ini. Di balik pintu itu, ada seseorang yang mungkin mengetahui bagaimana dia berada di tempat ini. Sorot mata gadis itu penuh harap memandang pintu yang mulai terbuka perlahan. Dengan secepat kilat, Francesca turun dari tempat tidurnya berlari mendekati pintu. Hatinya sudah dipenuhi dengan rencana. Dia  akan menerobos keluar dari ruangan pengap ini, begitu pintu terbuka.
Read more
Tertangkap
Gadis itu berlari menuruni tangga yang melingkar dengan cepat. Dia tidak memperhatikan jika selain kamar pengap yang dia tempati sebelumnya, ruangan di luar sangat mewah.Tangga batu yang dia turuni dari atas menara berubah menjadi marmer indah di lantai selanjutnya. Anak tangga yang saat ini dia turuni dengan cepat tersebut terbuat dari marmer Italily  kualitas nomor satu.  Pikirannya hanya tertuju pada akhir dari anak tangga, yang  ingin segera dicapainya, agar dapat menemukan jalan keluar. Pergi jauh dari rumah dan pria sakit jiwa itu. Beberapa kali dia menoleh ke belakang, khawatir jiia pria itu menyusul sebelum dirinya sempat menyentuh anak tangga.  Suara teriakan marah dari Enrico membuat Francesca gugup. Gadis itu terkejut mendengar langkah kaki yang cepat menuruni tangga, hingga disaat anak tangga terakhir dia capai
Read more
Makanan paling menjijikan
Gadis itu masih terdiam kaku untuk sesaat. Kakinya terasa tak bertenaga dan sukar digerakan. Apalagi hawa dingin yang teramat sangat, membuat aliran darah menjadi sedikit lambat mengaliri kakinya.    Sesaat kemudian ... dia merasakan otot-otot tubuhnya sudah mulai melemas dan bisa bergerak.   Francesca berusaha menopang tubuhnya yang gemetaran oleh rasa dingin dan takut. Dia adalah gadis yang tumbuh di daerah panas. Hawa dingin 5°C ini terasa sangat membekukan bagi tubuh mungilnya. Francesca dengan sisa kekuatan melihat ke sisi tempat tidur, mencari kain tipis yang sebelumnya menutupi tubuh.    Rasa lapar dan haus mengalahkan rasa lelah dan dingin yang dia rasakan. Kain tipis itu tak mampu membantu mengusir hawa dingin yang dia rasakan. Apalagi dinding-dinding batu
Read more
Kenyataan pahit
Malam sudah bergulir diterpa oleh cahaya mentari pagi. Kegelapan sirna digantikan dengan terang. Udara dingin sedikit demi sedikit mulai menghangat akibat sinar matahari yang muncul di ufuk timur. Suara deburan air laut terdengar samar-samar. Alam semesta tampak begitu indah.   Enrico terbangun dengan tubuh segar dan perasaan bahagia. Dia membuka jendela dan memandang deburan air laut sambil tersenyum lebar. Hembusan angin laut yang dingin dan kering, dia terima dengan sukacita. Hari ini, dia akan melemparkan sebuah kenyataan kepada Fransisca. Enrico tertawa membayangkan raut wajah gadis cantik itu jika membaca berkas yang dia terima. Tentu saja dia pasti akan shock.   Semua ini bermula dengan pertemuan pertamanya dengan Francesca di gedung Opera. Pertemuan itu menguak luka masa lalu dan membuat bara dendam muncul kembali. Enrico mul
Read more
Jatuh Sakit
Francesca meringkuk menahan lapar dan dingin yang semakin menusuk. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan hawa yang dingin. Udara dingin menusuk meskipun tidak ada salju. Francesca yang dibesarkan di udara pantai yang tropis, membuatnya kesulitan beradaptasi dengan dingin. Sudah tiga hari dia kelaparan. Hanya air payau dan segelas teh hangat di pagi hari  yang membuat gadis itu bertahan.  Matanya lapar tertuju pada seonggok roti yang ada dilantai. Roti yang sudah mulai berjamur dan kotor. Dia sengaja membiarkan roti itu tetap di lantai. Supaya Enrico tidak menghina dirinya dengan menuduh menikmati makanan sampah. Dalam keadaan kelaparan pun, harga diri tetap di junjung tinggi.   Sepanjang hari yang dapat dia lakukan hanyalah menggesek biola dan memanjatkan doa. Francesca yakin Tuhan itu ada. Seperti
Read more
Sadar
Gadis malang itu terbaring lemah diatas tempat tidur. Wajahnya sudah mulai berwarna, tidak sepucat seperti beberapa hari sebelumnya. Cairan infus itu tampaknya berhasil memberikan asupan makanan dalam tubuhnya.   Sudah dua hari Francesca tidak sadarkan diri. Suhu tubuhnya sudah kembali normal. Setiap hari seorang pelayan membersihkan tubuh gadis itu dan mengoleskan air madu di bibir Francesca yang pecah-pecah. Kini bibirnya  merona alami kembali.    Tuhan itu memang ada. Dia mendengarkan jeritan hati dan doa Francesca, dengan mengirimkan Leonardo untuk menyelamatkan gadis itu. Setidaknya saat ini gadis malang yang masih terbaring lemah, sudah berada di ruangan yang lebih baik dan mendapatkan perawatan.   Hampir setiap saat setelah kembali dari lada
Read more
Memantau
Gemercik suara air dari pancuran, mengguyur tubuh Francesca. Ini air hangat pertama yang dia rasakan mengaliri kulitnya, setelah tujuh hari terkurung di kediaman Enrico. Francesca menikmati aliran air yang membasuh tubuhnya dengan penuh syukur. Sudah tujuh hari, gadis cantik itu tidak mandi. Tubuhnya yang berangsur membaik, membuat dia memaksakan diri untuk mandi.   Francesca menggosok seluruh tubuh, membuang kulit kering yang sudah mulai mengelupas. Hawa dingin di pulau ini membuat kulitnya menjadi kering.Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam dibawah aliran air hangat, Francesca mengeringkan tubuhnya. Dia mengenakan bathrobe sebelum keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang masih menggulung di atas kepala.   Francesca duduk di depan meja rias, mematut dirinya. Mata dan pipinya tampak mulai cekung. Tapi it
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status