Share

Gelora Cinta Enrico
Gelora Cinta Enrico
Penulis: Taurus Di

PROLOG

Francesca

Seorang wanita cantik dengan rambut berwarna coklat expreso, berjalan sempoyongan. Dia sudah menegak terlalu banyak alkohol. Kepalanya sudah mulai berputar,  tubuhnya sangat lelah, dan akal sehat sudah mulai hilang. Saat ini dalam pikirannya yang ada hanya keinginan untuk melampiaskan emosi.

Di tangan kiri wanita tersebut terdapat segelas anggur merah, sedangkan di tangan kanannya dia memegang botol minuman keras itu yang masih sisa seperempat. Dengan kedua tangan yang penuh, wanita itu berjalan sambil merancau.

Dia berjalan menyisiri lorong rumahnya di lantai dua. Sesekali dia menghentikan langkah kakinya dan mengontrol keseimbangan tubuhnya yang tak beraturan. Kembali di tegaknya anggur merah tersebut. Bibir merahnya mengeluarkan tawa mengerikan. 

"Di mana kau anak kecil, ayooo keluarlah dan menari dengan mommy. F R A N C E S C A A A kemarilah sayang ... Ayo temani mommy, hahahaha." Tawanya terdengar semakin keras.

Kali ini dia menegak  red wine  di tangannya sampai habis. Wanita itu mengusap tetesan anggur merah  yang membasahi bibir, dengan punggung tangannya. Dia kemudian menuangkan sisa cairan beralkohol di botol ke dalam gelas.

Tangan yang gemetaran, tidak dapat menuangkan cairan merah itu dengan sempurna. Tetesan red wine yang membasahi ubin  tidak dia perdulikan. Botol kosong itu dia geletakan begitu saja di lantai. Kembali bibir dengan lipstik warna merah menyala itu, berteriak kencang.

"F R A N C E S C A ... yuhuuuu ... di mana kau sayang? Kemarilah ... ada yang mommy ingin katakan padamu," ucapnya kembali sambil terhuyung. 

Wanita itu tiba di kamar dengan pintu berwarna merah muda. Dia membuka pintu kamar tersebut. Sungguh menyedihkan keadaan kamar itu, meskipun rumah tersebut tergolong sangat mewah, tetapi kertas dinding di kamar dengan pintu bercat merah muda itu kelihatan sudah usang, bisa dilihat dari beberapa bagian yang terkelupas, menampakan dinding yang lembab.

Belum lagi keadaan sprei berwana merah muda dengan gambar teddy bear, alas tempat tidur  tersebut sudah koyak dan dijahit ulang di beberapa bagian.  Di sudut ruangan terlihat sebuah meja dengan beberapa boneka dan mainan bekas, yang juga sudah tampak kumal dan rusak. Kamar ini terlihat bagaikan pemandangan buruk di dalam rumah mewah.

"Francescaaaaa, yuhuuuu ....."

Wanita tersebut masuk dan terus berteriak memanggil nama  Francesca. Matanya menelusuri seisi kamar mencari buruannya. Dia hampir saja keluar dari kamar itu, ketika didengarnya isakan tangis yang tertahan.

Wanita itu segera menuju ke arah lemari kecil di sudut ruangan. 

Tangan rampingnya menggoyangkan pegangan pintu lemari dengan kasar. Dia menggedor dan berusaha membuka paksa lemari itu. Sesuatu di dalam lemari itu dia yakini adalah anak yang dia cari. 

Sementara di dalam lemari, seorang gadis kecil meringkuk ketakutan. Dia memeluk boneka teddy bearnya yang sudah kumal. Bibir kecilnya, dia benamkan ke atas kepala teddy bear agar tak bersuara. Sementara mata gadis kecil itu sesekali memandang ketakutan ke arah pintu lemari yang hampir terbuka. 

"F R A N C E S C A ... keluarrr!" 

Goncangan di pintu lemari tempatnya bersembunyi, semakin kencang. Lemari itu telah dimodifikasi dengan meletakan kunci geser di dalam lemari oleh pelayan rumah, untuk memudahkan gadis kecil itu bersembunyi sewaktu-waktu. Tempat persembunyian teraman yang dia miliki, kini  sudah ketahuan.  Air mata ketakutan bercucuran dengan deras. Tubuhnya gemetaran menahan rasa takut. 

Gadis kecil itu menjerit histeris ketika pintu lemari sedikit terkuak dan mata wanita itu menatapnya dengan sadis. Gadis kecil yang bersembunyi dalam lemari saat ini, bagaikan mangsa yang hampir tertangkap hewan buas. Wajahnya pucat, matanya melotot, bibir mungil itu bergetar dan keringat dingin mengucur dari tubuhnya yang gemetaran.

Brak! Brak! Sekuat tenaga wanita mabuk itu menarik pintu lemari kecil tersebut. Pintu lemari  akhirnya terbuka.  Wanita cantik yang sedang mabuk dan penuh amarah itu, menyeringai lebar. Buruannya sudah dia temukan dengan pemandangan indah, meringkuk ketakutan.

"Ampun mommy ... ampun," ucapnya penuh rasa takut.

"Kau seharusnya tidak bersembunyi dariku!" Wanita itu kemudian mengangkat tubuh mungil gadis kecil tersebut dan membantingnya ke atas tempat tidur dengan keras, hampir membentur dinding.  

Gadis kecil itu menjerit pilu sambil memohon ampun. Siksaan seperti itu sudah sering dia rasakah setiap kali wanita berambut expresso itu mabuk. Itu sebabnya dia selalu bersembunyi ketika melihat wanita yang tak lain ibunya,  memegang gelas anggur merah. 

"Berani-beraninya kau bersembunyi dariku anak nakal! " Tangan wanita itu terayun hendak menamparnya,  ketika suara seorang anak lelaki yang berusia lima tahun lebih tua dari bocah perempuan, menghentikan.

"Jangan pukul dia!" ucapnya lantang. 

"Diam di sana! Jangan campuri urusanku!" Wanita itu kemudian menoleh kearah gadis kecil itu.  Dia menarik rambut gadis  itu dan kemudian mencemgkeram kuat bahu kecilnya.  

Bocah lelaki yang melihat kekerasan itu, tidak tinggal diam, dia bergerak cepat mendekati wanita tersebut dan mendorong tubuhnya dengan kuat, sehingga wanita itu jatuh dengan kepala membentur lantai sangat keras. Keningnya mulai berdarah. Serangan itu membuat amarahnya semakin memuncak.

Wanita dewasa itu segera bangun lagi dan mencengkeram bahu anak lelaki itu. Pergulatan terjadi, wanita itu berkali-kali memukul bocah lai-laki itu. Francesca kecil yang melihatnya, berinisiatif untuk menolong. 

Gadis kecil itu mendekati wanita itu dan menarik rambutnya dengan sekuat tenaga, hingga dirinya terjerembab ke lantai dengan rambut palsu yang berada di genggaman tangannya. Francesca kecil menjadi ketakutan melihat rambut palsu yang ada di genggamannya. Dia mengira jika kulit kepala wanita dewasa itu terkelupas karena tarikannya. Dan ia semakin takut ketika wanita itu menjadi histeris. 

"Berikan rambutku! Berikannnn! Anak nakal, kalian akan aku buat jeraaaaa!" Wanita itu dengan kasar merampas rambut palsunya dari tangan si gadis kecil. Disaat dirinya panik hendak mengenakan rambut palsu, bocah lelaki itu  menarik tangan si gadis kecil, membawanya  lari keluar dari dalam kamar.

Mereka berlari dengan cepat menyusuri lorong lantai dua dan menuruni tangga ke lantai dasar. Mereka terus berlari mencari persembunyian ke arah dapur dan berhasil di tolong oleh satu-satunya pelayan wanita tua di rumah itu.

Tak lama kemudian Francesca kecil mendengar teriakan wanita itu dan suara benturan yang keras. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi bisa merasakan jika sesuatu yang buruk sudah menimpa mommy-nya.

Gadis kecil  yang ketakutan itu bersembunyi dalam pelukan si bocah lelaki yang sedari tadi melindunginya. Kedua tangan bocah lelaki itu menutupi telinga dan matanya. Rasa penasaran membuat dia mengintip melalui punggul pria kecil yang memeluknya, saat itulah dia melihat darah mengalir di dekat tangga. Francesca seketika merasa pusing dan segalanya menjadi gelap. 

Taurus Di

Novel ini adalah hak karya Taurus Di yang sudah di kontrak oleh GoodNovel. Dilarang mengcopy isi cerita, memfoto isi konten, menulis ulang meskipun mengganti nama tokoh. Dilarang plagiat. Banggalah atas karya anda sendiri.

| 6
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lieyuin
Apa yang hubungan kedua pria itu dengan Francesca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status