Semua Bab RIAN RAINA: Bab 41 - Bab 50
111 Bab
PART 40
"Ngapain lo?" tanya Rian melihat Andi yang sedang sibuk menulis.Andi menoleh sejenak pada Rian."Salin PR Matematika.""Oh.""Oh? Kok lo keliatan santai? Emang lo udah kerjain PR?" tanya Andi."Paling juga udah dikerjain sama Raina. Iya kan, Yan?" sahut Liam.Rian menggeleng. "Gue kerjain sendiri."Keduanya menatap Rian sedikit terkejut. Apa mereka tidak salah dengar? Rian mengerjakan PR sendiri? Biasanya kalau Rian tidak menyuruh Raina mengerjakan PR, maka cowok itu pasti tidak akan mengerjakannya. Namun kali ini Rian mengerjakan PR-nya sendiri. Hampir tidak bisa dipercaya."Serius lo?" tanya Andi.Rian mengangguk."Kok gue kurang yakin, ya?" gumam Andi pelan, namun masih bisa didengar oleh Rian."Terserah kalau lo gak mau percaya sama gue.""Eh, enggak. Gue percaya kok sama lo.""Liam." Liam menoleh pada Andi."Kok gue ngerasa ada yang aneh sama Rian, ya?""Aneh k
Baca selengkapnya
PART 41
"Kenapa gak dimakan martabaknya?" tanya Rian.Rian kini sedang berada di rumah Raina. Cowok itu sengaja datang ke sana untuk meminta Raina membantunya mengerjakan PR.Rian semakin bingung dengan Raina karena cewek itu tidak menjawab pertanyaannya, melainkan malah memberikan tatapan sinis."Lo kenapa?" tanya Rian."Kenapa tadi lo pulang bareng Wanda? Bukannya lo gak pernah mau pulang sama dia?" Pertanyaan yang sedari tadi ingin Raina tanyakan akhirnya ditanyakan juga.Rian mendadak tersenyum. "Oh, Wanda. Jadi lo cemburu sama dia?" "Jawab gue.""Kebetulan gue gak sama siapa-siapa. Lo juga gak mau pulang sama gue, jadi gue sama Wanda aja."Sebelumnya, Rian sempat ke kelas Raina untuk pulang bersama cewek itu, namun Raina menolak. Dan kebetulan ketika Wanda meminta untuk pulang bersamanya, ia melihat Raina. Rian langsung mengiyakan permintaan Wanda. Ia sengaja melakukannya karena ingin tahu bagaimana reaksi dari Raina.
Baca selengkapnya
PART 42
Andi dan Liam menatap bingung Rian ketika melihat cowok itu datang ke parkiran bersama Wanda."Loh, Yan, gue pikir tadi lo ke kelas Raina buat jemput dia. Kok malah sama cewek jadi-jadian ini?" tanya Andi masih dengan wajah bingungnya.Wanda melotot ke arah Andi. Tidak terima karena Andi mengata-katainya."Lo bilang gue cewek jadi-jadian? Gak ngaca lo cowok jelek."Andi tertawa. "Kalau gue jelek gak mungkin banyak cewek mau sama gue. Emangnya lo ngejar-ngejar cowok orang udah gitu gak dapat lagi."Wanda semakin kesal dengan Andi."Nyebelin banget sih lo jadi orang.""Gak ngaca? Lo lebih nyebelin. Tanyain aja sama satu sekolah nyebelin mana lo atau gue. Pasti mereka bakal jawab lo.""Yan, kok lo bisa betah sih temenan sama orang nyebelin kayak dia?""Gak tahu."Ria
Baca selengkapnya
PART 43
Raina mengatur napasnya sembari menyeka keringatnya dengan handuk kecil yang ia bawa. Raina baru saja selesai jogging dan kini ia sedang berada di taman untuk beristirahat.Karena sudah cukup lama tidak berolahraga, ia merasa cukup lelah. Kalau saja tadi mamanya tidak memaksanya untuk jogging, mungkin sekarang ia masih betah tidur di kasur sembari memeluk erat gulingnya. Apalagi hari ini adalah hari Minggu."Minum." Raina terkejut ketika seseorang menempelkan botol air mineral di pipinya.Raina menoleh, tatapannya berubah datar ketika tahu kalau orang tersebut adalah Rian."Ambil minumnya. Gak usah takut, minumannya belum expired kok."Karena haus, Raina pun menerima air mineral tersebut. Setelah membuka tutup segelnya, Raina meminumnya hingga setengah."Udah haus masih aja gengsi," sindir Rian."Lo ngapain ngikutin gue? Kurang kerjaan lo?" ketus Raina."Emang salah kalau gue mau ketemu pacar gue?""Pacar atau babu?"
Baca selengkapnya
Part 44
"Na, ada Rian di depan. Katanya mau ketemu lo," ucap Luna saat baru tiba di kelas.Raina yang menaruh kepalanya di atas meja seketika langsung bangun. "Ngapain dia mau ketemu gue?" tanya Raina."Gak tahu. Temuin aja orangnya sebelum dia bete sama lo."Raina bangkit berdiri lalu berjalan keluar kelas untuk menghampiri Rian."Ngapain lo ke kelas gue pagi-pagi? Mau suruh gue kerjain tugas lo lagi? Sorry, ya, tapi gue udah gak mau nurutin semua perintah lo lagi. Gue capek," ucap Raina panjang lebar.Sekarang saja Raina masih merasa lelah, perihal kemarin.Raina tidak bisa membayangkan, kalau kemarin ia tidak pingsan mungkin Rian akan menyuruhnya mengerjakan tugas sekolah cowok itu yang cukup banyak. Dan mungkin saja ia tidak bisa masuk sekolah hari ini."Kenapa lo berangkat pagi-pagi? Lo hindarin gue?""Enggak. Ngapain juga gue hindarin lo?" Raina berbohong. Ia memang sengaja berangkat sekolah pagi-pagi agar tidak bera
Baca selengkapnya
PART 45
Rian menatap malas Andi yang berada di depan rumahnya. Cowok itu tersenyum lebar sembari melambaikan tangan. Rian pikir yang datang adalah ojek online yang mengantar makanan pesanannya. Karena tadi Rian sempat memesan makanan di aplikasi online."Hai Rian.""Ngapain lo malam-malam ke sini? Gak ada rumah lo?" tanya Rian ketus."Santai dong. Gak usah marah-marah. Lagian gue ke sini cuma bentar doang kok. Pengin kasih informasi aja.""Informasi apa?""Permisi. Selamat malam." Keduanya langsung menoleh.Rian tersenyum ketika makanan pesanannya sudah tiba. Ia langsung mendekati ojek online tersebut lalu mengambil makanan pesanannya."Wah, pesan makan apa lo? Keliatannya enak, nih. Bagi gue boleh?" tanya Andi masih terus menatap kantung kresek yang dipegang Rian.Rian langsung menyembunyikannya ke punggungnya."Gak! Buruan lanjutin omongan lo yang tadi," suruh Rian."Gue mau aja lanjutin, tapi bagi dulu makanan lo."
Baca selengkapnya
PART 46
Raina menatap Rian datar. Cowok itu kini berada di rumahnya. Walaupun Raina sudah berulang kali menyuruh cowok itu untuk menghubunginya ketika datang, tetap saja tidak pernah dilakukan oleh Rian."Hari ini gue sibuk. Gak terima tugas apa pun dari lo," ucap Raina.Rian tidak membalas ucapan Raina. Ia malah menarik lengan Raina membuat sang empunya langsung berontak. "Lo ngapain narik-narik gue? Lepasin gak?" "Ikut gue.""Ngapain gue harus ikut lo?" "Ikut aja gak usah banyak nanya.""Ya jelas gue harus tahu lo mau bawa gue ke mana baru gue ikut.""Ke rumah gue," ucap Rian."Rumah lo? Ngapain?" tanya Raina."Ck! Udah dibilang ikut aja.""Tunggu gue ganti baju dulu. Gue gak mungkin ke rumah lo pakai celana pendek kayak gini," ucap Raina sembari menatap celana pendek selutut yang dikenakannya."Ya udah buruan."*****"Aunty Ana!" Raina terkejut ketika Alea berlari mendekati
Baca selengkapnya
PART 47
Dian menghampiri Raina yang sedang memasak di dapur. "Na, kamu masak?" tanya Dian. Raina menoleh pada Dian kemudian tersenyum. "Pagi Ma. Iya, aku lagi masak nasi goreng." "Mama cobain dong." "Oke, Mama coba, ya." Dian menerima sesendok nasi goreng yang sudah disendok oleh Raina. "Gimana Ma? Enak gak? Atau keasinan?" tanya Raina penasaran. "Enak kok. Enak banget." "Beneran? Mama gak bohong, kan?" Raina memastikan. Dian mengangguk. "Ini lebih enak daripada yang terakhir kamu masak. Mama gak bohong." Raina tersenyum lega. "Syukurlah, kalau gitu Mama tolong siapin nasi gorengnya, ya. Aku mau mandi dulu. Takut telat." "Iya, makasih banyak, ya, karena kamu Mama gak perlu repot-repot siapin sarapan," ucap Dian. "Mama gak perlu bilang makasih sama aku. Aku gak ada apa-apa dibanding Mama yang tiap pagi siapin aku sarapan." ***** Selesai bersiap-siap dan sarapan bersama kedua orang tuanya, Raina menyiapkan bekal untuk Rian. Karena tujuan utama ia memasak pagi ini adalah karena cowo
Baca selengkapnya
PART 48
"Lama banget sih nyapunya," ucap Rian merasa jenuh menunggu Raina yang sedang menyapu kelas. Karena tadi pagi Raina tidak sempat menyapu kelas, jadi ia harus menyapu kelas saat kelas berakhir."Kalau lo mau pulang ya pulang aja. Gue kan gak suruh lo nungguin gue," ucap Raina masih sibuk menyapu.Raina memang tidak meminta Rian untuk menunggunya piket. Rian sendiri yang datang ke kelasnya dan menunggunya. Padahal tadi Raina sudah menyuruh cowok itu untuk pulang duluan.Rian bangkit berdiri kemudian berjalan mendekati Raina. Tanpa seizin Raina, Rian langsung mengambil sapu yang dipegang Raina."Balikin sapunya Rian. Jangan buang-buang waktu gue."Rian keluar dari kelas sembari memegang sapu. "Eh, sini lo!" Panggil Rian ketika melihat seorang cowok melintas."Gue?" tanya cowok itu menunjuk dirinya."Iya lo lah. Buruan sini!" Dengan segera cowok itu menghampiri Rian."Lo sapu ini kelas." Rian
Baca selengkapnya
PART 49
"Rain, lo gimana sih? Kenapa kemarin lo gak piket?" Raina yang baru tiba di kelas cukup terkejut ketika mendapat pertanyaan dari salah satu temannya yang merupakan ketua kelas di kelas mereka.Itu berarti cowok kemarin yang disuruh Rian untuk menggantinya menyapu tidak melaksanakan tugasnya. Harusnya Raina tidak boleh percaya begitu saja pada cowok itu. Walaupun hanya masalah membersihkan kelas, tapi menurut Raina ini cukup fatal untuknya. Karena kalau ini terjadi lagi, mungkin saja ia akan dinilai sebagai orang yang tidak bertanggung jawab."Sorry, Si, gue kemarin nyapu, tapi gak selesai karena gue buru-buru jengukin teman gue yang lagi sakit." Raina berbohong. Raina tidak mungkin jujur karena kalau ia berkata jujur, pasti ia akan semakin dimarahi."Apa pun alasannya lo harus selesaikan tanggung jawab lo dulu.""Iya, sekali lagi gue minta maaf. Kalau gitu hari ini biar gue yang gantiin piket aja.""Oke, kalau lo ulangin lagi gue bakal laporin Bu W
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status