All Chapters of Dendam Birahi Penakluk Hati: Chapter 21 - Chapter 30
185 Chapters
Aku melepasmu
Dinar sudah selesai mandi dan masak untuk ia makan malam, seperti hari-hari sebelumnya sejak dia masak sendiri Dinar selalu menyimpan makanan itu untuk Dirham dia meja, lelaki itu sekarang jarang sekali datang untuk bertemu dengannya, Kadang Jeff dan Steve juga kebagian, tapi Dirham tidak memperbolehkan itu kalau ketahuan.  Setelah makan Dinar membersihkan Dapur, dia sudah terbiasa dirumah itu sekarang, toh Dirham tidak akan mengijinkan ia pergi, jadi Dinar memutuskan untuk menjalani saja kehidupannya sekarang ini. Tapi dalam doanya selalu disertakan keinginan untuk hidup seperti orang lain, kehidupan yang normal bisa kemana saja. “Hari ini masak apa?” Dinar yang sedang asik mencuci piring dan barang dapur lainnya terlonjak kecil karena kaget dengan suara Dirham yang datang tiba-tiba. “Mmmm, aku masak udang sambal, dan telur dadar, ada sayur bening juga, kamu mau makan?”“Mmm, bolehlah. Siapa tahu bisa masuk citarasaku.” Dinar menyiapkan mak
Read more
Jangan muncul lagi di depanku
“Atau, mau tetap tinggal bersamaku dalam rumahku?”Dengan cepat Dinar menggeleng berulang kali, apa yang dialaminya kini seperti mimpi, dia sudah dilepaskan. Akhirnya dia bebas seperti dulu lagi.“Terima kasih, aku tidak akan muncul di hadapanmu lagi, dan tidak akan menceritakan ini semua pada orang lain. Atau buat laporan polisi.” lancar ucapan mulut Dinar membuat Dirham terbelalak kaget. ‘Lapor polisi? lancang!’“Aku tidak akan berpikir panjang tentang Arfa dan ibumu kalau ini sampai pada urusan polisi, faham itu?” Dinar segera mengangguk laju. ‘Sialan! berani dia mengancamku’ Dirham memukul setir dengan geram kecepatan mobil ditambah lagi, membuat Dinar ketakutan. Gadis itu terus menunduk tidak mau melihat wajah Dirham yang memerah menahan amarah. Kebisuan menyelimuti mereka, Dirham tidak menoleh sedikitpun kepada gadis di sebelahnya, ucapan Dinar tadi benar-benar menaikkan darahnya.  Mobil berhenti di depan gang tempat kosnya, Dinar sebenar
Read more
Reunian
Dirham terbelalak melihat siapa yang datang, dia membuka pintu lebih lebar. Julia. Sungguh nekad gadis ini, berani datang meskipun waktu di telepon tadi sudah diacuhkan.Dirham menilik penampilan gadis cantik di depannya itu, sangat fashionable dan sexy. Rambut yang dibentuk Curly dan agak pirang itu dimainkan dengan manja. “Hei, Am. Sorry aku maksa kali ini, nggak enak dong datang sendiri, lagian teman-teman pada pengen ketemu kamu, secara idola kampus yang dingin. Dan incaran para mahasiswi. Kan?” “Masuk dulu Jue, aku bersiap bentar. Ada mama di dalam.”“Jadi, bisa pergi ke acara Linda nih?” wajah Julia berubah ceria. Dirham hanya mengangguk memberi isyarat pada gadis itu supaya masuk. ‘Nggak sia-sia aku nekad datang samperin dia, memang siapa sih yang bisa nolak pesona seorang Julia.’ monolog gadis itu sambil berjalan masuk menuju ruang tamu. “Ma, ada Julia.” “Sore Tante, maaf datang tiba-tiba, nggak ngabarin dulu.”“A
Read more
Diselamatkan lagi
Jaket hoodie yang dipakai orang itu terbuka bagian atasnya, mata Dinar membulat melihat siapa yang sedang menarik lengannya. Tatapan mata mereka bertemu. Dua hati kembali bergetar karena kedekatan posisi mereka sekarang. Seketika Dinar teringat pesan Dirham tadi pagi. ‘Jangan muncul di hadapan ku lagi’ tapi lihat sekarang, bahkan belum juga sehari sudah bertemu lagi. Apa rencana mu, Tuhan? “Aku antar pulang.” suara berat Dirham menyudahi tatapan itu. “Aku masih bekerja, nggak bisa pergi gitu aja.”“Dia akan mempermalukan mu di dalam.”“Dia hanya emosi sesaat.” Dinar menarik paksa tangannya dari pegangan Dirham. “Kau tidak kenal siapa dia. Hubungi temanmu dan katakan kamu tidak enak badan.”“Tapi... ”“Lakukan Di, aku tidak suka ada keributan di tengah acara, dan di depanku. Memalukan!” Dinar mencari ponselnya di dalam saku celana.“Del, aku tidak enak badan, aku pulang dulu ya. Maaf banget tidak bisa membantumu sampai akhir acara,
Read more
Delapan minggu
“Kamu kemana aja Di, aku sama Delia sampe muterin rumah besar itu tadi malam.” Edo langsung memberondong Dinar dengan pertanyaan-pertanyaan saat gadis itu baru hendak memakai apronnya di loker belakang.“Aku kaga enak badan, tapi kan sudah pamit bilang sama Delia.” Dinar mengikat tali apronnya di belakang pinggang. “Itu juga kami sudah puas nyariin kamu. Baru ada kejelasan. Naik apa? kan bisa ngasih tahu aku dulu biar aku antar pulang,”“Kasian Delia kalau ditinggal sendirian kerja, banyak banget tuh tamu. Lagian sekarang aku udah aman kok, santai aja,”“Kamu nggak tahu aku khawatir banget tadi malam.” Nada bicara Edo perlahan, seperti menyembunyikan sesuatu.  “Udah ah, jangan dibahas lagi, thanks udah khawatirkan aku.” Dinar menepuk bahu Edo dan pergi meninggalkannya sendirian, semangat kerja pagi ini perlu dipertahankan. Dia sudah rindu dengan kerjanya, juga teman-teman yang baik dengan dia.Edo hanya termangu setelah kepergian Dinar.‘Kamu bis
Read more
Bungkam
Seperti tersambar petir, tubuh Dinar langsung tegang, dunianya terasa gelap, ia duduk tegak dan kaku di atas kursinya,  dokter Vera tersenyum pada gadis muda itu.“Pasti anak pertama ya?, Jadi tegang seperti ini, ada keluhan apa?” Dinar tidak tahu harus menjawab apa, dia bingung, hamil? Ini tidak pernah terlintas di pikirannya sama sekali. Dia hamil anak Dirham, anak luar nikah. Wajah Dinar pucat lesu.  “Ibu Dinar.” “Iya dok, maaf saya tidak menyangka saja, ini terlalu cepat.”“Ibu ada keluhan apa? kandungan Ibu sehat, kalau soal mual itu sudah biasa ya Bu, morning sickness. Bisa dikurangi dengan makan es krim, atau makan buah yang ibu sukai,” Dinar masih pucat dia tidak tahu harus menjawab apa dari pertanyaan dokter Vera.“Saya tidak merasa apapun dok, mungkin belum. Cuma pagi tadi waktu mau kerja, perut saya terasa mual banget.”“Itu perkara biasa saat awal kehamilan Bu, makan yang teratur ya Bu, yang bergizi, banyak sayur ataupun ik
Read more
Gila bayang
Dinar menutup wajahnya dengan bantal, ia terbaring lemah di atas tempat tidurnya, pikirannya berkecamuk, 'Dirham Assegaff akan mengakhiri masa lajangnya dengan seorang model seksi bernama Julia' itu berita yang baru saja dibaca di online news. Ada rasa marah dan kecewa di hatinya, tidak ada perasaan sama sekali. Dinar bingung, kalau ia bertahan tinggal di Jakarta berarti ia harus siap untuk menjawab pertanyaan dari teman-temannya serta orang yang dikenalnya. Ia takut anaknya akan dipandang rendah dan dihina. Tapi kalau pergi jauh, maka ia harus mencari alasan yang tepat untuk resign dari Restoran Azhar, memberi sebab yang masuk akal untuk ia beri pada Bu Ambar, Om Doni juga Zaky.  Lalu Delia dan Edo, pasti semua akan bertanya-tanya kenapa baru masuk kerja sudah resign lagi. Dinar menekan bantal itu makin kuat ke wajahnya, haruskah ia akhiri saja hidupnya sekarang? Nggak! Mati bukan akhir segalanya.Itu bukan jalan penyelesaian. Akhirnya Dinar tertidur karena
Read more
Keputusan Berat
Dirham memasuki sebuah restoran mewah, pandangannya meliar mencari dimana meja papanya yang sedang dinner meeting bersama beberapa relasi bisnis yang akan membicarakan tentang kerjasama projek mereka di daerah Jawa timur. Projek besar yang memakan biaya milyaran rupiah, dia adalah salah satu orang yang ditunjuk oleh papanya untuk mewakili perusahaan AAD Group. Karena papanya harus memimpin perusahaan di kota ini. ‘Itu dia,’ akhirnya dia melihat papanya sedang melambaikan tangan memberi tanda keberadaannya.  Dengan langkah pasti Dirham mendekati meja  yang sudah ditempati oleh beberapa orang yang terlibat dalam projek besar itu. “Selamat malam semua, maaf saya datang lambat kena macet tadi.”Dirham menyapa mereka semua, ada yang mengangguk faham ada yang hanya tersenyum ada juga yang menatap tajam seolah berkata dalam hati 'Ini rupanya anak kebanggaan Assegaff'. “Jakarta mana pernah tidak macet. Kecuali dini hari.” sahut Aldiano salah s
Read more
Tekad bulat
Pagi itu Dinar menyelesaikan semua urusannya sebelum dia pergi jauh meninggalkan kota Jakarta. pertama, ia menemui ibu kostnya, memberitahu kalau ia sudah tidak menyewa di sana lagi, setelah itu ia pergi ke Restoran Azhar untuk mengantar surat resign, tentu saja keputusan tiba-tiba itu pasti akan mengundang seribu tanda tanya dari para staf tempat dia bekerja, Edo apalagi, dia tidak bisa menerima surat resign itu awalnya, tapi keputusan Dinar sudah bulat dia tidak akan mundur dan menunda kepergiannya. Dinar mengacuhkan bujukan Edo. Zaky yang pagi itu sudah ada di restoran juga merasa kaget dengan keputusan Dinar, tapi dia tidak ada hak untuk menahan keputusan gadis itu, sementara tangis Delia tidak dapat dibendung, Delia bahkan sampai tidak mau berbicara dengan Dinar ketika sahabatnya itu baru menyuarakan niatnya, tapi Dinar memberinya janji akan selalu menghubungi ia nanti setelah tiba di rumahnya. Dalam benak Delia, dia yakin kalau sahabatnya itu ada masalah berat yang tid
Read more
Kangen Ibuk
Dinar meninggalkan mall dengan hati yang berkecamuk, entah kenapa setelah melihat kemesraan Dirham dan wanita seksi tadi hatinya jadi sakit, sedih. Apa mungkin itu cuma reflek perasaan seorang ibu untuk anaknya, sedangkan dari awal dia sudah bertekad untuk tidak lagi menemui lelaki itu, tidak mau masuk dalam dunianya yang nanti akan makin membuat dirinya terluka karena kebenciannya.  Dinar ke mall tujuannya untuk membeli beberapa barang yang nantinya di butuhkan di tempat barunya, siapa sangka dia melihat Dirham sedang jalan dengan Julia, melihat Julia yang serba dengan kesempurnaan membuat Dinar merasa tidak percaya diri, rupanya seperti itulah selera seorang Dirham Assegaff, ayah dari anak dalam kandungannya. Anak yang tidak dikehendaki ayahnya, anak yang tidak disangka keberadaannya oleh dirinya sendiri. Dinar teringat isi obrolan Dirham dengan ibunya di telepon beberapa minggu lalu, lelaki itu belum siap untuk menjadi seorang ayah, itulah s
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status