All Chapters of Pembalasan Untuk Pengkhianat: Chapter 51 - Chapter 60
89 Chapters
Ancaman
"Eh, pandai kali Istrimu itu bersandiwara," ujar Ibu yang mulai tersulut emosi."Bu, tapi yang Ibu lakukan ini keterlaluan, masa Leha sampe sobek-sobek begini bajunya!" ucap Mas Juna yang menunjukkan kekecewaannya kepada Ibu Mertuaku itu.'Rasakan.' batinku tertawa melihat wajah Ibu yang semakin geram."Juna, dia sendiri yang sobek tuh baju, Ibu gak tahu apa-apa!" bentak Ibu yang tidak terima dengan tuduhan anaknya itu."Bu, maaf. Juna rasa Leha gak segila itu, dari awal Ibu datang saja, Ibu selalu mencari masalah dengan Leha. Juna cukup sabar, Bu. Tapi tolong, jangan kekerasan seperti ini, biar bagaimanapun, Leha ini Istrinya Juna, Bu."'Wow, suamiku mulai masuk perangkapku, tak akan kubiarkan mertua aneh ini menguasai harta dan Suamiku.'"Durhaka kamu! Gak percaya pada Ibu sendiri, malah percaya dengan wanita penuh drama ini," bentak Ibu sambil menunjuk-nunjuk wajahku."Ampun Bu. Jangan benci Leha, Leha t
Read more
Nora datang
"Jun, Juna...," Ibu berteriak memanggi nama Mas Juna berulang kali.Mas Juna keluar dari kamar, kuikuti dengan menggendong Baim yang sudah terbangun."Ada apa? Bu." Mas Juna bertanya dengan wajah lesu."Ibu lapar, belikan makanan!" titahnya dengan tangan berkacak pinggang."Kamu gak masak? Leha," mas Juna bertanya kepadaku."Ibu gak Sudi makan buatan tangan Istri kamu itu, jijik.""Astaghfirullah, Bu. Tolong jangan begini, kita ini Keluarga, satu rumah.""Ibu gak peduli, kalau perlu usir saja wanita ini, kamu nikah lagi aja Nak. Untuk apa punya Istri yang jahat sama Ibu kamu.""Nikah lagi? Mas. Kamu mau usir aku?" tanyaku mendelik."Perempuan gak berguna buat apa juga Jun? Mending cari wanita karir, yang banyak duitnya.""Benar Mas Jun..., Aku gak berguna juga. Aku dan Baim cuma nyusahin kamu, tukang porotin uang, dan jadi benalu di rumah mewah kami ini." Aku sengaja menyind
Read more
Fitnah
"Hai, Kak Juna, sudah pulang?" tanya Nora yang tiba-tiba datang memasuki area dapur, ia lalu bersalaman dengan Mas Juna. Dan mencium punggung tangan suamiku yang merupakan Kakaknya itu.Disusul Ibu yang berada tepat di belakang anak perempuannya."Kak, tadi Ibu gak ada makan siang sama sekali, makanan semua di habiskan sendiri oleh Mbak Leha." "Leha, apa itu benar?"tanya Suamiku dengan wajah memerah."Di iyakan aja dah, biar tukang fitnah senang!" sahutku cuek."Leha..., jaga sikap kamu!" bentak Mas Juna sambil menggebrak meja makan. Anakku langsung menangis histeris karena terkejut mendengar teriakan dari Suamiku itu.Aku tersentak, lalu meraih Baim yang tengah menangis kencang. Kupandangi wajah mereka satu-persatu, terlihat Mas Juna langsung menunduk, sedangkan Ibu dan Nora nampak tersenyum puas melihat kejadian tadi."B***S*T..." kata-kata itu meluncur begitu saja tepat kuarahkan p
Read more
Kecewa
"Nora, kamu di sini itu sama saja buat masalah!" ucap Mas Juna."Juna..., Nora ini adik kamu! Masa kamu begitu sama dia!" cecar Ibu yang tidak terima anak perempuannya di larang tinggal di rumah ini."Bu, semua demi kebaikan kita, nanti Nora bertengkar terus sama Leha!" sahut Mas Juna lagi."Alasan kamu saja! Bilang saja kamu terbebani dengan adanya kami," jawab Ibu dengan wajah cemberutnya."Ah, sudahlah, capek ngomong sama kalian," ujar Mas Juna. Ia berlalu keluar rumah meninggalkan dua wanita itu."Bu, Mas Juna bucin banget sama Leha, jangan di biarkan! Kasihan itu," ucap Nora mengompori Ibunya itu."Ibu juga gak habis pikir!" jawab Ibunya dengan wajah frustasi, mereka berdua duduk dalam hening.Tak lama kemudian, keluarlah dua bocah tengil anak si Nora itu dari dalam kamar Neneknya.Mereka berlari kesana kemari membuat rumahku berantakan. Bahkan teras rumah pun kotor dengan tanah, yang mereka mainkan.
Read more
Masalah
"Aku kecewa sama kamu! Mas. Kamu seolah menutup mata dengan keculasan mereka!" lirihku."Maaf, Dek. Mas serba salah dalam hal ini," ujarnya dengan wajah sedihnya."Mulai besok, aku akan aktif kembali ngurus toko, Mas silahkan cari kerjaan lain.""Lalu Baim bagaimana? Kamu di rumah saja, Dek. Urus Baim.""Aku bisa gila jika terus di rumah, Baim gampang! Aku bawa dia ke toko, sambil ngontrol. Dan ingat, mulai besok Mas cari kerjaan lain," ujarku sambil berdiri, meninggalkan Mas Juna yang terdiam mematung.Terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah, aku bergegas memasuki kamar membawa Baim. Mereka pasti akan ngamuk ketika masuk kamar, melihat begitu banyak pasir serta tanah di dalam kamar Ibu.Aku tersenyum sinis membayangkannya.Terdengar suara ribut-ribut dari bawah, aku melihat dari lantai atas."Apa ini, Juna. Kenapa begitu banyak pasir dan tanah di dalam kamar Ibu?" tanya Ibu ke
Read more
Ketahuan
"Mulut kamu semakin gak bisa di toleransi, sekarang mending kamu pulang, cepat!" bentak Mas Juna kepada Nora yang memandang pilu pada kakaknya. Ia seakan tak percaya kakaknya bisa melakukan hal sekasar itu kepadanya."Kak, kenapa kakak berubah sekasar ini?" Nora menatap Nanar kepada Mas Juna. "Kamu sendiri yang mau di kasarin. Leha itu benar, jangan membabu di rumah ini, kamu di izinkan nginap saja sudah sukur! Nora."Nora menatap nanar kepada Kakaknya, lalu beralih sinis menatapku, aku menyunggingkan senyum remeh kepadanya."Yasudah, urus keluarga kamu! Mas. Aku mau ke toko!" ujarku sambil berjalan melewati Ibu. Namun dengan kasar Ibu mencengkeram lenganku."Mau ke toko mana? Siapkan sarapan untuk kami, jangan jadi Istri tidak berguna kamu!" hardik Ibu sambil mendorongku dengan kasar. Hampir saja aku kehilangan keseimbangan, jika Mas Juna lambat menangkap tubuhku yang terhuyung-huyung. Padahal aku lagi menggendong bayi Ba
Read more
Jatuh cinta
Seketika Nora terperanjat, ia bersimpuh di bawah kaki kakaknya itu, mengiba agar tidak di tagih hutang."Nora belum ada uangnya, Kak. Maaf, Nora gak bakal ulangi kesalahan ini lagi.""Pergi, kemasi barang-barang kamu! Kakak gak mau pelihara maling di sini," ujar Mas Juna dengan marahnya."Juna, jangan begitu sama Adik kamu!" bentak Ibu yang tak suka anak perempuannya di perlakukan kasar oleh Mas Juna."Maafkan, Juna, Bu. Jika Ibu keberatan, ibu boleh pergi bersama Nora.""Kamu ngusir ibu? Jun.""Jika itu yang terbaik, Juna mencintai kalian, juga mencintai keluarga Juna. Tapi jika kalian tidak mencintai keluarga Juna, dengan berat hati, ikutlah Ibu bersama Nora.""Kak, Nora kan bukan orang kaya, mana mungkin nampung Ibu juga, yang ada nambahin beban," ucap Nora."Lihat anak kesayangan Ibu! Dia terang-terangan menolak dan menganggap Ibu beban," ujarku mengompori mereka."Diam kamu!" bent
Read more
Disiram
pov Ibu°'Kurang ajar banget si Leha ini, dia begitu pandai memutar balikkan fakta, bahkan pandai pula mengadu domba. Mantu durhaka emang, kini Juna lebih membela dia dibanding aku Ibu kandungnya, bahkan ia sampai tega mengusir Nora, anak perempuan kesayanganku dari rumah mereka.' batinku semakin terluka, kala mengingat tangisan anak kesayanganku, yang harus pulang ke rumahnya.Anakku pernah bilang, kalau suaminya itu sangatlah pelit dan selalu keluar kota. Kesempatan itu kadang digunakan anakku untuk berselingkuh, demi mendapatkan uang untuk ia dan anak-anaknya makan. Kadang juga, Juna anakku yang memberi adiknya itu sejumlah uang yang lumayan besar.Aku kini tak boleh bertengkar dengan Leha, meskipun rasanya menatapnya saja aku meradang, namun apalah daya. Dari pada aku diusir Juna ke rumah Nora, jelas aku pun tak mau hidup susah disana, sudah cukup kulewati masa- masa susah itu.Aku berniat keluar pagi jalan-jalan, jenuh di rumah te
Read more
Minta kawin
Semenjak kejadian penyiraman air ikan bau busuk itu, Ibu mertua tidak berani unjuk gigi keluar rumah, ia bahkan seperti anak remaja yang patah hati. Jarang mandi dan tidak mau makan, parahnya lagi, nangis melulu.Mas Juna dan aku semakin kebingungan menghadapi tingkah Ibu mertua yang kini puber ke dua."Dek, Mas sekarang di terima kerja, di gudang karet. Gajinya memang nggak seberapa, tapi dari pada nggak kerja, kan lebih baik Mas terima saja tawaran itu.""Gak apa-apa, Mas. Yang penting mas mau kerja saja, aku udah senang!" ujarku sambil mengulas senyum tipis."Terimakasih, Sayang! Tapi gajinya cuma dua juta saja, itu pun rencananya bakal Mas bagi ke Ibu lagi. Apakah kamu keberatan?" tanyanya kepadaku."Tentu tidak, tapi Mas juga jangan lupa untuk membayar hutang itu.""Yaudah, nanti Adek jual aja mobil, Mas. Sisanya buat Mas beli motor!"'Aku mengernyitkan dahi, apa sebenarnya yang kini Suamiku mau, ia se
Read more
BAU benalu
"Juna, Ibu mau Pernikahan ala-ala princess di negeri dongeng!" ucapnya sambil tersenyum malu-malu.Mas Juna melongo, ia menatapku dan Nora yang seakan tak kalah syock nya dengan permintaan wanita yang bergelar Ibu itu."Bu, jangan malu-maluin, sudah tua juga!" protes Nora yang tidak terima dengan permintaan Ibunya itu."Eh, jangan begitu sama Ibu sendiri. Biar bagaimanapun, membahagiakan orang tua itu wajib bagi anak-anaknya!" sahut Mang Udin yang tidak terima calon istrinya itu di protes."Terimakasih, Sayang! Kamu benar-benar lelaki idamanku," tukas Ibu dengan tersipu malu.Aku semakin menggeleng-geleng melihat tingkah mereka berdua yang lupa usia.Tak ingin banyak berdebat, akhirnya aku dan Mas Juna menyetujui permintaan Ibu Mertua yang nyeleh itu. Kami pun mulai mempersiapkan acara pernikahan Ibu dan Mang Udin.Semua telah siap, tinggal menunggu penghulu datang! Jika biasanya para calon pengantin menggu
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status