Udara sore di kafe seberang Galaxy Entertainment terasa lembap, tapi lembut.Dinding kaca besar menampakkan jalanan sibuk yang perlahan mulai lengang, sementara di dalam ruangan, aroma kopi dan roti panggang menguap perlahan, mengisi udara yang sepi dengan kenyamanan yang aneh. Di sudut dekat jendela, Nora duduk tegak, tubuhnya tampak kaku, jemarinya memainkan sedotan yang sudah bengkok. Di hadapannya, seorang wanita anggun berusia sekitar akhir lima puluhan menatapnya dengan tenang.Saphira Ardawijaya, ibunda dari kekasihnya, Dirgantara.Di antara mereka, dua gelas es kopi yang airnya sudah mencair, menandakan perbincangan yang lama terhenti di antara gugup dan kebisuan.“Maaf kalau tiba-tiba saya datang dan mengejutkan kamu,” ucap Saphira akhirnya, suaranya lembut tapi tegas, seperti nada bicara seseorang yang sudah lama terbiasa memimpin ruang, tapi sore ini, ia berbicara dengan hati-hati.Nora meneguk ludah, lalu mencoba tersenyum. “Nggak apa-apa, Tante.”“Kamu...” Saphira menata
Last Updated : 2025-10-06 Read more