Semua Bab CEO AROGANKU: Bab 11 - Bab 20
35 Bab
Insiden Penembakan
Nara menghabiskan makan siangnya. Ia meminum es kopi latte kesukaannya. "Kau terlihat lebih diam?" tanya Tania.Nara mengedikkan bahunya. Ia sedang malas bicara banyak. Bahkan hari ini ia tidak ingin bertemu klien manapun."Apa kau bertengkar lagi dengan Jo?""Tidak, dia malah jadi baik padaku""Bagus, kurasa dia memang menyukaimu Nara" kata Tania lagi. "Manuela sudah kembali" Kata Nara pelan. Tania meletakkan sendoknya. Ia menatap Nara menunggu kelanjutan ucapan Nara. "Kurasa ia akan kembali pada Jo Daniel dengan cara apapun""Apa Jo masih menyukai Manuela?""Kurasa tidak setelah Manuela mempermalukannya di hari itu. Jo bahkan tidak mau memandang wanita itu""Nara, apa kau sama sekali tidak tertarik pada Jo Daniel?"Nara terdiam dengan pertanyaan Tania. Ia sendiri bingung dengan perasaannya yang akhir-akhir ini sulit di kendalikan oleh akalnya. "Jika kau memang ada perasaan pada
Baca selengkapnya
Jatuh Cinta?
Dokter Edward terlihat keluar dari ruang operasi. Papa dan mama serta Nara segera mengerumuninya. "Operasi sudah selesai pelurunya berhasil di keluarkan. Jo akan di pindahkan ke ruang rawat"Semua terlihat lega termasuk Nara. Edward memandang Nara yang terlihat sangat sedih dan cemas. "Tenanglah dia tidak apa-apa" kata Edward mencoba menenangkan Nara"Nara mengangguk. Tak berapa lama perawat mendorong ranjang Jo menuju kamar rawat. Jo masih belum siuman karena pengaruh obat bius. Nara menatap wajah tampan yang tergolek di atas ranjang itu. "Nara kau pulanglah dulu biar papa dan mama yang menjaga Jo""Tidak ma, papa dan mama yang beristirahat saja biar Nara menjaga Jo disini, lagipula ada dokter Edward juga"Jo membuka matanya, ia merasakan sakit di lengan atasnya. Ia mengedarkan pandangannya."Kau mencarinya?" suara dokter Edward mengejutkan Jo yang baru siuman. "Dia aku suruh pulang, kasihan kelelahan menunggu d
Baca selengkapnya
Tamasya
Nara siap dengan baju santainya. Rambut ikal panjangnya diikat keatas sehingga terlihat lincah. Ia mengenakan topi koboi berwara krem terlihat serasi dengan bentuk wajahnya. "Kau belum bersiap?" Nara menatap Jo Daniel yang masih berdiri di depan cermin dengan stelan kemeja hitam dan celana panjang hitam, sepatu pantofel dan jam tangan kulit berwarna coklat tua. "Hei tuan, kita mau tamasya ke kebun binatang bukan mau meeting dengan kolega besar mu" Nara terkekeh melihat penampilan Jo."Memang apa yang salah dengan penampilan ku?""Ayo" Nara mendorong Jo duduk di atas kasur, ia pergi memilihkan baju untuk Jo. Nara menggeleng di lemari itu hanya tersimpan baju-baju formal. Nara menghubungi Ryan dan meminta tolong Ryan membelikan baju santai untuk Jo. Nara mengajak Jo tamasya ke kebun binatang karena Jo belum pernah ke tempat itu dan kebun binatang adalah tempat wisata yang paling Nara suka sejak kecil. Tak berapa la
Baca selengkapnya
Aku Akan Memberimu Pelajaran
Jo Daniel duduk di kursi kerjanya sembari menatap selembar foto dirinya dengan Nara. Foto itu diambil oleh Ryan sewaktu mereka bertamasya ke kebun binatang. Di foto itu Nara terlihat tertawa lepas, sementara Jo tersenyum lebar sembari menatap Nara. "Ryan" Jo memanggil Ryan yang terlihat sibuk menyiapkan materi untuk meeting nanti. "Ya tuan" Ryan berjalan mendekat ke arah meja kerja Jo. Ia berdiri terdiam menunggu Jo bicara. Ryan menatap selembar foto di tangan Jo. Ia ingat dirinya yang memberikan cetakan foto itu kemarin. "Apa menurutmu dia menyukai ku?" Jo tersenyum tipis menatap wajah Nara dalam foto itu. "Saya tidak tahu tuan, tapi kemungkinan itu ada" "Begitu ya" Jo berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati jendela kaca. Ia memandang keluar, menatap jajaran gedung pencakar langit di hadapannya. Empat bulan ia bersama Nara dengan status suami istri meski itu hanya kontrak belaka. "Maaf tuan, kenapa a
Baca selengkapnya
Kedatangan Elisa
Nara sedang melakukan tugasnya mengikat dasi untuk Jo. "Pulanglah lebih awal aku akan mengajakmu makan malam" Jo meraih jasnya dan memakainya sendiri tanpa bantuan Nara. Kecanggungan masih terasa diantara mereka berdua sejak kejadian ciuman brutal Jo pada Nara.  "Kenapa kau cuma diam?" Jo kesal karena Nara tidak menanggapi ajakannya. "Itu perintah dan aku harus menyetujuinya bukan?" kata Nara sambil berjalan keluar kamar Jo. Jo meraih lengan Nara dan menahan langkah istrinya itu. Nara berbalik mendongakan wajahnya dan menatap Jo.  "Permisi tuan" Ryan tiba-tiba muncul dan mengganggu adegan cangggung itu. "Ada apa?" tanya Jo yang masih menatap lekat wajah Nara.  "Ada nona Elisa menunggu anda" Jo memalingkan pandangannya dan menatap Ryan. Ia melepas lengan Nara yang di genggamnya. Nara bisa melihat perubahan mimik muka Jo. Sorot matanya terlihat berbeda. Jo berjalan cepat menuruni anak tangga. Pria itu berhenti memandang seorang wanita yan
Baca selengkapnya
Insiden
"Apa kau bersedia tidur denganku?" kata-kata itu terngiang di telinga Nara hingga membuatnya tidak bisa memejamkan mata semalaman. Ucapan Jo Daniel bak bisikan setan yang menggoda imannya. Dia pikir aku wanita macam apa? dasar pria sialan! batin Nara kesal sambil memukul gulingnya. Jam menunjukan pukul 6 pagi, Nara bergegas bangun dari tidurnya dan mandi. Semalam ia baru bisa tertidur menjelang jam 3 pagi. Nara merias wajahnya dan mengenakan kacamata minusnya. Ia bergegas menuju meja makan untuk sarapan. Ia mengambil nasi goreng dan krupuk udang di piringnya. Nara makan dengan lahap hingga ia lupa dengan tugasnya setiap pagi.  "Bagus kau mulai membangkang padaku" suara Jo mengagetkannya. Nara meletakkan sendok dan menepuk keningnya pelan. karena kesiangan ia lupa dengan rutinitas pagi meladeni kepentingan Jo Daniel. Di lihatnya Jo sudah rapi dengan stelan jasnya dan bibi Jang sedang melayani makan paginya.  "Maaf aku buru-buru karena harus menangani
Baca selengkapnya
Jo dan Elisa
Jo Daniel menghadiri peresmian galeri lukisan milik Elisa. Ia datang bersama Nara dan Ryan. Elisa menyambut Jo dan terlihat memeluk serta mencium pipi Jo. Nara memandangnya dari kejauhan. Ia pura-pura sibuk menganalisa beberapa lukisan di galeri itu padahal ia sama sekali tidak mengerti lukisan.  Ryan berdiri mematung mengawasi sekeliling sambil melihat-lihat lukisan Elisa.  "Nara kau disini?" Nicolas terlihat menghampiri Nara. Ia berjabat tangan dengan nara. Nicolas terlihat tampan dengan stelan jas berwarna hitam. "Oh ya aku datang ke kantormu kemarin tapi kau sudah pulang" kata Nicolas.  "Iya aku ada sedikit urusan diluar jadi langsung pulang begitu selesai menangani acara pernikahan"  "Kau kemari dengan Jo?" Nara mengangguk. Nicolas tahu sedikit banyak hubungan Jo dengan Elisa. Karena itu ia berniat mendekati Nara. "Nara besok ada film bagus, aku dengar kau suka ke bioskop untuk melihat film baru. Apa kau mau pergi denganku?" N
Baca selengkapnya
Tantangan Dari Nicolas
Hujan turun lebat disertai angin yang cukup kencang.  Nara tidak membawa mobil atau payung. Ia terjebak di halte dekat kantornya. Ponselnya juga mati, Nara berdiri gelisah menunggu taxi lewat dijalan itu. Ia pun tidak bisa memesan taxi online. Separun bajunya basah terkena air hujan. Nara semakin cemas karena waktu sudah jam 9 malam.  "Nara?" Nicolas muncul dihadapan Nara dengan sebuah payung. Nara mendongak menatap wajah Nicolas. Ia tersenyum bersyukur ada yang menemukannya. "Aku antar kau pulang" kata Nicolas iba.  Nicolas menjalankan mobilnya. Ditengah jalan ia berhenti karena terjadi kemacetan panjang. Ternyata didepan ada sebuah pohon besar tumbang dan menutup akses jalan. "Kita tidak mungkin menunggu pohon ini selesai di evakuasi, kau mau istitahat di rumahku saja?" Nara terlihat bingung. Ia tidak enak menginap di tempat seorang pria. "Ke rumah Tania saja" kata Nara. Tapi rumah Tania juga sejalan dengan arah kerumah Jo. Tidak ada pilihan lain Nic
Baca selengkapnya
Malam Pertama
"Aku akan membuatmu bertahan disisiku sampai kapanpun" bisik Jo di telinga Nara. Nara membuka matanya, kepalanya sedikit pusing. Ia memegang keningnya sendiri demamnya sudah turun. Jo memberinya obat dan mengompresnya tadi. "Kau sudah tidak apa-apa?" tanya Jo yang sudah berbaring di samping Nara. Nara terkesiap karena Jo membuka semua kancing kemejanya dan sebelah lengannya melingkar dipinggang Nara.  "Jo ada apa denganmu?!" Nara hampir bangkit dari tidurnya tapi Jo menahannya dengan kuat. Jo mendekatkan wajahnya ke wajah Nara. Ia mengusap lembut wajah Nara dan mengecup hidung Nara. Jantung Nara serasa ingin melompat keluar dengan perlakuan Jo Daniel padanya. "Jo hentikan kau sudah...." Bibir Jo menyambar bibir Nara secepat kilat. Ia melumat habis hingga Nara sulit bernapas. Jo melakukan tugasnya ia baru pertama kali melakukannya dan itu dengan Nara. Jo memeluk Nara dari belakang dan memejamkan matanya. Airmata Nara mengalir, ia menyerahkan keper
Baca selengkapnya
Menginap Di Apartemen Elisa
Jo pergi minum seorang diri karena Edward tiba-tiba membatalkan janji. Jo duduk dan meminum beberapa gelas sampai Elisa tiba dan menemukan Jo di meja sendirian.  "Kau seorang diri disini?" Jo menoleh menatap Elisa yang berdiri di samping Jo. "Kau sudah sembuh?" tanya Jo sedikit cemas menatap Elisa.  "Aku sudah sehat" Elisa duduk menemani Jo minum. Ia hanya memesan jus jeruk karena Jo melarangnya untuk minum. Jo sudah terlihat sedikit tak terkendali. Ia melonggarkan dasinya dan melepas dua kancing kemejanya. "Apa ada masalah?" tanya Elisa. Elisa sudah hafal perangai Jo Daniel sejak kecil. Jo menyeringai dan menegug minumannya kembali. "Dia membuatku gila" kata Jo menatap Elisa. "Maksudmu Nara istri kontrakmu itu?" tanya Elisa dengan nada tidak suka. "Daniel apa kau mencintainya?" Elisa curiga Jo Daniel jatuh cinta pada wedding planner itu. "Dia tidak mencintaiku Elisa!" "Kenapa kau bisa seceroboh ini jatuh cinta padanya?" 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status