Semua Bab Aira's : Bab 1 - Bab 10
72 Bab
00.00 Prolog
"Aku juga anakmu, darah dagingmu. Seharusnya jika aku terluka kamu juga sama merasakannya." Aira— *** Ridwan membawaku ke toilet dekat gudang yang ibu maksud. Di sini sangat sepi bahkan kotor sekali. Tapi dengan terpaksa aku harus rela membersihkan toilet ini.  Ridwan juga seperti tidak enak hati telah menyuruhku membersihkan toilet rusak ini. Ta
Baca selengkapnya
01. Aira's
"Anakmu punya sinar bintang di langitnya masing-masing. Percayalah saat kamu membedakannya sama saja kamu sudah menorehkan luka di hati kecilnya." ***Anak ketiga dari tiga bersaudara, yaitulah aku. Terlahir  sebagai anak perempuan yang selalu dituntut untuk tegar dan kuat.Mungkin secara f
Baca selengkapnya
02.Aira's
"Bukan orang lain saja yang bisa dibanggakan, aku juga." Aira — *** SMA Nusa Bakti. Dikenal dengan pendidikannya yang bagus dan pengajaran yang sangat extra. Tak heran alumni sekolah ini banyak yang menyandang gelar sarjana dengan beasiswa kuliah di luar kota bahkan negeri.  Penghuni SMA ini adalah manusia pintar dan jenius nan ambisius. Walau ambis, tapi tidak memiliki suasana t
Baca selengkapnya
03. Aira's
"Aku juga anakmu, darah dagingmu. Seharusnya jika aku terluka kamu juga sama merasakannya." Aira- *** Ridwan membawaku ke toilet dekat gudang yang ibu maksud. Di sini sangat sepi bahkan kotor sekali. Tapi dengan terpaksa aku harus rela membersihkan toilet ini.  Ridwan juga seperti tidak enak hati telah menyuruhku membersihkan toilet rusak ini. Tapi kar
Baca selengkapnya
04. Aira's
"Aku rela memisahkan diri. Dari pada bersama namun terluka." Aira — *** Jam beker berbunyi nyaring membangunkanku tepat di pukul 04.00. Walau masih mengantuk tetap terpaksa bangun sebab hari ini jadwalnya aku mencuci baju.  Aku duduk di tepi ranjang. Rasanya kepala ini pusing dan badan terasa dingin. Apa karena kemarin sore aku menerobos hujan? Sudahlah! Dari pada kena marah ayah
Baca selengkapnya
05. Aira's
"Elusan lembutmu dulu, masih membekas di benak. Seakan memberitahukan bahwa kau masih menyayangiku sebagai seorang anak."   Aira—   ***   Upacara bendera siang tengah dilaksanakan untuk penutupan kegiatan M
Baca selengkapnya
06. Aira's
"Jika malam adalah ketenangan. Biarkan aku menikmatinya dua puluh empat jam penuh tanpa kendala." Aira— *** Tepat sasaran. Ayah dan ibu sudah bersidekap di kursi ruang tamu. Memandang tajam ke arahku yang baru saja membuka pintu.  Bahkan ayah membanting buku ke meja lalu berdiri. "Kenapa pulang terlambat lag
Baca selengkapnya
07. Aira's
"Anak adalah harta yang paling berharga bagi orang tua yang baik." Aira— *** Ketika membuka mata yang terlihat hanya silau lampu. Yang terdengar suara tetes demi tetes cairan, bahkan saat tangan kiri diangkat rasanya ngilu.  Saat mata sempurna terbuka barulah aku tau ini di mana. Rumah sakit. Apa ini nyata? Selama ini jika sakit mana ada aku dibawa ke rumah sakit.  
Baca selengkapnya
08. Aira's
"Saat air mataku jatuh karena kalian, hatiku sama sekali tak punya dendam." Aira— *** Aku tersenyum kecut melihat kedatangan ayah dan ibu. Bukan keinginan mereka melainkan atas permintaan kak Andi yang memaksa.  Mereka juga membawa buah tangan untukku. Tapi tatapan mereka seolah-olah tak ingin berada di sini.  Kak Andi juga seperti mengerti, namun
Baca selengkapnya
09. Aira's
"Karena kebodohanku orang yang menganggap pun perlahan mulai merenggang." Aira— *** Tertutup sejadah dan terlipatnya mukena putih, adalah saksi di setiap aku meminta kepada sang kuasa.  Setelah sholat isya ku rebahkan tubuh lemah ini. Menatap langit kamar. Di sana ada bayangan indah masa kecil dan bayangan pahit masa depan.  Terdengar riuh di ruang keluarga. Canda tawa atas kerind
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status