Semua Bab Menikahi Pria Angkuh: Bab 21 - Bab 30
135 Bab
Part21
Pintu lift terbuka. "Aduuuuhhhh!" rintih Zira karena merasa sakit pada pergelangan tangannya yang sedari tadi di genggam Steve dengan kuat, Steve pun melepaskan tangan Zira dengan kasar. Zira melihat sekeliling apartemen yang besar dan tertata rapi, sembari mengelus pergelangan tangannya yang masih terasa linu. "Rumah ini indah banget, semuanya tertata rapi!" batin Zira takjub. Matanya semakin tak berkedip saat mendapati Steve yang sudah melepaskan kemejanya dan memperlihatkan keindahan tubuhnya yang kekar. "Apa kamu masih ingat konsekuensi karena tidak tepat waktu?" tanya Steve. Namun Zira tak memberikan jawaban dan masih terhipnotis dengan tubuh Steve yang di hiasi beberapa kotak tahu di perutnya. "Hei gadis bodoh apa kamu tuli sekarang!" Hardik Steve membuat Zira seketika merasa kaget hingga hampir melototkan matanya dan terbangun dari lamunannya, dan seketika Zira membuang pandangannya. "Maaf tuan tapi aku belum memiliki uangnya," jelas Zira. "Aku tidak peduli." "Tapi aku be
Baca selengkapnya
Part22
"Apa kabarmu Zira?" tanya wanita tersebut. "Maaf apa aku mengenalmu?" Wanita tersebut menyeringai, "kenal...? bahkan lebih dari kenal." Zira tetap mencoba dan berusaha untuk mengingat siapa wanita cantik di hadapannya, namun dengan susah payah ia tetap tidak bisa mengingatnya. "Bella, apa kamu mengenal wanita ini?" tanya rekan kerjanya. "Ya. Dia teman sekelasku dulu. Tapi sayangnya, setelah dia hilang ingatan dia melakukan hal yang membuatku malu mengakui jika pernah mengenalnya." Bella menyunggingkan senyuman dan kembali menatap Zira. "Bella apa kamu lihat tadi wanita ini diseret oleh tuan Steve n
Baca selengkapnya
Part23
"Zira, kok kamu malah cengengesan gitu sih?" tanya Mia kesal. "Habis ekspresi wajah kamu lucu sih." "Haaaiis! aku tuh serius Zira! sebenarnya kamu di apain sih sama dia, apa yang terjadi di antara kalian berdua?" Tegas Mia kembali. "Sebenarnya nggak di apa-apain sih, dia maksa aku ke sana cuma buat ngomong supaya aku kerja sama dia buat nyicil hutang aku ke dia," jelas Zira. "Oohhhh," jawab Mia dengan nada panjang sambil manggut-manggut seperti burung perkutut, Mia pun perlahan melajukan mobilnya kembali, "huff! aku sampai kuatir banget takut kamu di apa-apain sama tuh cowo, kan kasian kak Rian bisa tambah sakit hati," imbuh Mia. "Pikiran kamu terlalu jauh
Baca selengkapnya
Part24
"Jangan dengarkan apa yang dia katakan padamu Zira, dia hanya berusaha memprovokasimu." Zira mengangguk, namun dia bisa melihat ada ketegangan di wajah Mia. Entah apa yang sebenarnya terjadi, namun Zira  tidak ingin mempertanyakan pada Mia, lagipula masalah saat ini yang harus dihadapi cukup membuatku lelah pikirannya. "Ok, sampai ketemu nanti malam sayang," celetuk Mia. Ia memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk apartemen. Mobil Mia tentu tidak bisa masuk ke halaman apartemen elit nan mewah tersebut, tidak sembarang orang bisa dengan mudah masuk kedalamnya. Penjagaan yang ketat mewajibkan setiap orang harus memiliki kartu khusus untuk bisa melewati penjagaan di gerbang depan atau setidaknya mereka h
Baca selengkapnya
Part25
Zira berusaha memejamkan matanya sambil bergumam dalam hati, "Kapan singa ini kembali, dan kenapa tiba-tiba dia ada di belakangku dengan penampilan mengerikan seperti ini." "Kamu harus membiasakannya, lagi pula aku pun belum sepenuhnya telanjang!" ucap Steve enteng sambil mengambil segelas air putih. Zira pun melotot kaget dengan perkataan Steve, "Mana mungkin aku bisa terbiasa dengan penampilan anda yang primitif seperti ini?" ucap Zira lirih sambil mengalihkan pandangannya. "Apa bisa lebih keras bicaranya agar aku bisa mendengarnya dengan jelas!" ucap Steve mendekati Zira. "Ok, ok ok! tolong anda jangan mendekat dengan penampilan seperti ini tuan! ini adalah pemandangan ekstrim untukku," ucap Zira mengarahkan kedu
Baca selengkapnya
Part26
"Dengarkan aku baik-baik! aku sudah bilang kamu hanya bisa berhenti bekerja padaku setelah hutangmu lunas, dan kamu sudah menyetujuinya, apa kamu pikir bisa mengubahnya," ucap Steve menatap tajam dengan tangan yang masih menggenggam rambut Zira. "Tuan saya hanya...," "Diam!" hardik Steve, "Jangan bermain-main denganku atau aku bisa menyakitimu dan orang-orang terdekatmu, dan bukan hal yang sulit untukku melakukan semua itu." Steve melepaskan genggaman tangan pada rambut Zira  secara kasar, Steve berlalu meninggalkan Zira yang masih terdiam di dapur, Zira terduduk lemas di lantai dapur, ia bersandar di meja dengan perasaan yang tidak karuan, ada rasa takut dan menyesal di hatinya. "Tuhan kenapa aku harus bertemu
Baca selengkapnya
Part27
Dengan perasaan yang penuh tanda tanya Han menghampirinya Steve, ia benar-benar tidak mengira gadis yang berani dan ceroboh itu ada di dalam apartemen steve. Mana mungkin Steve yang dingin dan tidak mudah mengizinkan orang asing mendekatinya tapi justru membiarkan seorang wanita muda yang baru ia kenal berada di dalam rumahnya. Ini adalah hal yang baru bagi Han dan sengat membingungkan baginya. Meskipun Steve sangat sulit di tebak, tapi ini jauh di luar dugaan Han. "Tuan Steve, kenapa gadis itu berada di sini?" tanya Han ragu. "Itu karena kamu yang tidak becus melakukan pekerjaan, hingga aku harus turun tangan sendiri untuk mengurusnya!" jawab Steve sambil melirik Han. 
Baca selengkapnya
Part28
Mata Zira melotot ke arah uang yang tertera nominal sepuluh juta pada kertas yang mengikat uang ratusan ribu itu, "apa ini artinya aku akan berhenti bekerja di sini?" ucap Zira sambil tersenyum setelah melihat uang di depan matanya. Itu adalah hal yang sangat menyenangkan baginya jika benar uang di hadapannya adalah simbol dia diberhentikan kerja di rumah Steve. Namun pertanyaannya justru di jawab dengan tatapan tajam Steve yang membuatnya langsung menggigit bibir dan menundukkan kepalanya kembali menghadap piring di depannya. "Ya Tuhan, apa aku sudah salah bicara? kenapa dia menunjukkan muka singanya kembali?" gumam Zira dalam hati. "Jika kamu berani mengatakan hal itu lagi, m
Baca selengkapnya
Part29
Zira merasa bingung bagaimana harus menjelaskan pada Rian, ia belum sempat mengatakan tentang alasannya malam seperti ini belum pulang. "Masuklah, kita pulang sekarang, lagipula sangat bahaya jika seorang perempuan berjalan sendiri saat malam seperti ini." Zira mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil, ia duduk di samping kemudi dengan perasaan canggung. Selama dalam perjalanan pulang suasana dalam mobil sangatlah tenang, bahkan bisa dibilang terlalu sepi karena mereka berdua saling diam. Zira merasa bingung harus bicara apa, ditambah ia masih terpikirkan dengan ucapan Bella tadi, mungkinkah dulu dia adalah wanita yang hina? dan pria di sampingnya saat ini adalah pria yang pernah ia goda dan rebut dari wanita lai
Baca selengkapnya
Part30
"Oh my God, Steve...! apa yang kamu lakukan!" hardik wanita paruh baya yang kini berada di ambang pintu ruangan dengan sedikit amarah di wajahnya, Cristin yang tengah duduk di pangkuan Steve pun sontak langsung berdiri.   Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Steve itu pun langsung menoleh ke arah Han dan William yang tadi mencegatnya. "Jadi ini alasan kalian melarangku masuk," semprotnya pada kedua orang kepercayaan Steve tersebut dan ia pun kembali menatap putranya.   "Mah kenapa harus bikin ribut di kantor, ada apa?" tanya Steve santai namun tak di jawab oleh mamanya.   Roselly justru menatap tajam ke arah wanita yang tengah berdiri santai di samping putranya.   Ibu mana yang akan suka jika melihat anak kesa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status