Semua Bab Menikahi Pria Angkuh: Bab 31 - Bab 40
135 Bab
Part31
"Nyonyah Roselly maafkan perlakuan kami tadi," ucap Han. "Heh! kalian ini benar-benar keterlaluan, aku ingin bertemu anakku sendiri saja kalian larang," ucap ketus Roselly pada mereka. "Maaf Nyonyah tapi tadi kan kita punya alasan karena tuan sedang ada tamu penting," William memberi alasan. Plaakkk! Roselly memukul kepala William, sedangkan Han menahan tawanya saat melihat William yang meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya. "Dengar baik-baik Will, jika yang berada di dalam adalah istri Steve baru kamu boleh melarangku masuk, tapi kalo hanya sekedar wanita murahan yang tidak penting sama sekali, maka siap-siap saja kamu saya hukum!" gertak nyonyah be
Baca selengkapnya
Part32
Kali ini Han seperti tidak berdaya, ia benar-benar bingung dengan keinginan tuan mudanya itu, tiba-tiba ia pun mengingat sesuatu. Cristin, ia berharap wanita itu tidak mengecewakan Steve malam ini, jika Cristin bisa memuaskan Steve di atas ranjang maka selesai sudah semua masalah. "Tuan, bagaimana jika anda mencobanya dengan Cristin," ucap Han. Steve mengingat wanita yang beberapa menit yang lalu ada di pangkuannya, wanita itu cukup menggairahkan dan membuat jantungnya sedikit berdebar. Steve tersenyum menatap Han dan mengucapkan keinginannya, "Atur tempat untuknya malam ini." "Baik tuan." ******
Baca selengkapnya
Part33
"Beraninya kamu bicara seperti itu padaku hah! apa kamu sudah bosan hidup." Steve menatap tajam Cristin dengan tajam membuka wanita tersebut hanya bisa menggigit bibirnya. Dia benar-benar merasa takut dan menyesal dengan apa yang telah diucapkan, namun semuanya sudah terlambat dan diapun tau Steve bukanlah seorang pemaaf dan selalu serius dalam setiap ucapannya. Habislah riwayatnya kali ini, dia benar-benar sudah membangunkan seorang monster. Steve melepaskan rambut Cristin secara kasar hingga wanita itu tersungkur ke lantai, dia pun langsung pergi meninggalkan Cristin dalam ruangan tersebut. "Sial! dasar pria tidak normal," gumam Cristin melihat kepergian Steve. 
Baca selengkapnya
Part34
"Tuan! Kenapa anda ada di sini?" ucap Zira yang belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya. Steve mengambil gelas di atas meja yang masih ada sedikit sisa air minumnya lalu menyiramkannya ke Zira . Byuuurr!  Air membasahi wajah Zira membuatnya tercengang, Steve menatapnya tajam. "Apa kamu pikir aku membayarmu untuk tidur," ucapnya sinis, "cepat buatkan kopi untukku!" pintanya. "Sebentar tuan, nyawaku belum kumpul semua!" ucap Zira malas. Braaakkk! Steve memukul sofa sekuat tenaga membuat Zira kaget dan langsung berdiri, dia pun segera bergegas ke dapur sambil bergumam, "Kenapa beruang itu tiba-ti
Baca selengkapnya
Part35
Ini bukan rumahnya dan tidak ada sehelai pakaian pun yang ia miliki disini. Zira menatap kearah lemari dan mencoba untuk membukanya. "Hemmm ada pakaian wanita disini, apa mungkin ini adalah pakaian yang dia siapkan untuk wanita yang datang kemari untuk memuaskannya," gumam Zira. Zira mengambil salah satu baju tidur untuk dia kenakan, masa bodoh dengan pemiliknya saat ini, lagipula zira mengambil yang paling jelek diantara baju tidur yang ada, dia pun terpaksa memakainya, andaikan dia membawa baju miliknya mana mungkin dia sudi memakai pakaian orang lain. Zira mengambil ponselnya hendak menghubungi Mia, seketika matanya terbelalak saat melihat ponselnya tidak bisa dinyalakan karena kehabisan baterai. Mana mungkin dia
Baca selengkapnya
Part 36
"Kenapa anda tidak tanya langsung pada tuan Steve ?" jawab Han. Zira menoleh ke belakang di mana Steve tengah duduk memainkan ponselnya, lalu dia menoleh kembali ke arah Han. "Anda juga pasti tahu alasannya kan? tolong katakanlah," desak Zira. Namun Han hanya menggelengkan kepalanya. "Huuuufftt!" Zira menghela nafasnya dan kembali menoleh ke arah Steve hendak memberanikan diri untuk bertanya, namun melihat wajah Steve yang dingin dia pun mengurungkan niatnya dan kembali menoleh ke arah Han, "Tuan Han lebih baik anda katakan sebelum aku mati penasaran, dan aku tidak mungkin bisa bertanya padanya!" ucap Zira sambil menunjuk Steve Dengan ekor matanya, namun ucapannya hanya di jawab senyuman oleh Han. "Darimana kamu tau namanya?" ucap Steve tiba-tiba. "Tuan anda kan selalu memanggil namanya, karena saya tidak tuli jadi saya mendengarnya!" jawab Zira enteng namun Steve meliriknya dengan tajam membuat Zira langsung kembali duduk ke posisinya. "Jangan terus mengajaknya berbicara, atau ka
Baca selengkapnya
Part37
"Jangan banyak bicara!" Hardik Steve. Pantang menyeh Zira tetap melanjutkan ucapannya, "Emm, tuan sebenarnya aku merasa bingung, kenapa anda membawaku kemari tapi anda bilang aku bisa secepatnya melunasi hutang-hutangku pada anda, lalu apa hubungannya kedua hal ini?" "Bisakah kamu jangan terlalu banyak bicara!" bentak Steve. Zira  mengangguk dan menyerah untuk minta penjelasan, percuma saja bertanya pada seekor singa lapar, sekarang dalam pikirannya yang penting hutangnya segera lunas. Namun belum jauh Zira melangkah, ia kembali menoleh ke arah Steve dan kembali bertanya, "Tuan, anda tidak bermaksud memaksaku untuk menikahi anda bukan?" Steve yang mend
Baca selengkapnya
Part38
"Lalu saya harus memanggilnya apa?" "Terserah!" jawab Steve ketus. Zira mengepalkan tangannya yang tersembunyi, dia menghela nafas membuang rasa kesal, "Kakak Han bisakah anda mengantarkan aku ke Rumah Sakit?" "Rumah sakit? apa Anda sedang sakit nona?" tanya Han kaget, Steve pun sedikit melirikan matanya saat mendengar ucapan Zira. "Tidak, aku hanya ingin menjenguk seseorang." Han menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban Zira, dan seperti biasa tanpa ekspresi di wajahnya. Karena jarak dari butik ke rumah sakit tidak terlalu jauh, jadi tidak perlu memakan waktu yang lama untuk segera sampai ke sana. 
Baca selengkapnya
Part39
Zira langsung membelalakkan matanya mendengar ucapan Steve, ia pun langsung menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tidak Tuan, tidak. Tolong lepaskan tangan anda, itu sudah cukup membantuku."   Steve menyeringai melihat kegugupan Zira, namun saat dia tidak sengaja menatap ke arah tubuh Zira, tiba-tiba tubuhnya terasa panas, dan sesuatu terasa sesak di dalam celananya, seketika ia langsung melepaskan Zira, Steve membuang mukanya dan keluar dari kamar mandi sambil bergumam dalam hati, "Sial, kenapa tubuh gadis bodoh itu sangat menggodaku."   Zira bergegas memakai kaosnya kembali yang masih basah, ia duduk di pinggiran bathtub sambil bergumam, "Aku membenci pria ini Tuhan, aku benar-benar membencinya. Dia manusia paling menyebalkan di muka bumi ini," ucapnya sambil mengepalkan tangan.  
Baca selengkapnya
Part40
"Atau kegagalanmu akan membuat hutangmu semakin bertambah lima kali lipat," ucap Steve. Zira langsung melotot mendengar jawaban Steve, "Tuan itu tidak adil." Yang benar saja. Satu kesalahan akan digantikan dengan lima kali lipat hutangnya. Tidak bisa di bayangkan seberapa banyak dan entah bagaimana Zira melunasinya nanti. Steve menyeringai. "Maka jangan sampai membuat kesalahan dan lakukan semuanya dengan benar." Zira menahan rasa kesalnya, dalam diamnya kini otaknya tengah berfikir keras, ia sedang berlatih dalam hati, menyiapkan segala sesuatu untuk berakting dan menjamin kesuksesannya. Mobil melaju dengan mulusnya, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah g
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status