Lahat ng Kabanata ng Menikahi Pria Angkuh: Kabanata 11 - Kabanata 20
135 Kabanata
Part11
Zira tidak terima Keyla berkata kasar pada ibunya, meski memang ibunya kini hanya terbaring di rumah sakit karena penyakit stroke dan gagal ginjal yang dideritanya, hingga hampir setahun ibu Zira harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan tidak cukup sedikit uang untuk membayarnya. Tapi ibu adalah harta paling berharga bagi Zira, dan ia tidak akan pernah rela siapapun menghina ibunya termasuk adik tirinya. Zira sudah menjual sebagian harta orangtuanya, namun uangnya habis tidak hanya untuk perawatan ibunya saja, tapi juga untuk judi oleh ayah tirinya dan Keyla yang gemar shopping. Meski Zira selalu menegur hobi mereka yang tidak berguna, namun ia selalu kalah dan harus mengalah dengan sifat-sifat mereka. 
Magbasa pa
Part12
"Tuan Steve anda benar-benar orang yang istimewa, sebuah keberuntungan bagi seorang wanita bisa ada di pangkuan anda saat ini," ucap seorang wanita sexi yang berpakaian minim tengah bergelayut manja di pangkuan Steve.   Steve menyeringai, "Lakukan tugasmu, jika kau mampu memuaskanku malam maka aku akan memberikan apapun yang kau inginkan!" ucap Steve sembari memegang dagu wanita itu.   Wanita itu pun tersenyum, lalu mencium bibir Steve dengan lembut, perlahan tangannya membuka satu persatu kancing baju Steve dan melepaskannya.   Ia Pun melepaskan kaitan penutup dadanya, tangannya bergelayut pada tubuh Steve yang kekar, dengan lidahnya ia menelusuri setiap inci dada bidang Steve dengan liarnya.   Steve berusaha menca
Magbasa pa
Part13
"Selamat malam tuan Steve?" sapa Han dengan sopan.   "Hemmm!"   "Ini berkas-berkas untuk proyek danau merah yang harus anda tandatangani sebelum besok pagi saya berikan kepada kontraktor,"   Steve menerima berkas yang Han berikan dan menandatanganinya.   Han menunggu dalam diamnya namun dalam hati ia bergumam, "Semoga setelah ini aku bisa pulang tanpa tugas baru yang gila lagi."   "Besok carikan aku wanita yang benar!" ucap Steve sambil menyodorkan berkas yang ada di tangannya.   "Tapi tuan bukankah pelayanan jeni sangat baik?"   "Apa kau
Magbasa pa
Part14
"Anda Zira Oliviana?" tanya orang tersebut yang di jawab anggukan oleh sang pemilik nama.   "Tuan Bram sudah menunggu, tolong ganti pakaian anda sebelum menemuinya, dan tidak ada penolakan karena ini perintah beliau." ucap seorang pria yang memberikan paper bag pada Zira.   Zira memang tidak punya pilihan saat ini, demi ibunya dia menurut dengan apa yang diperintahkan ayah tirinya. Ia menerima paper bag tersebut dan mengikuti pria yang seperti seorang bodyguard tersebut.   "Silahkan anda ganti pakaian Anda dulu nona Zira," ucap pria tersebut menunjuk arah kamar mandi.   Zira mengangguk dan mengayunkan kakinya ke arah kamar mandi, dan ia pun membuka paper bag tersebut.  
Magbasa pa
Part15
"Lepaskan saya tuan," tolak Zira berusaha memberontak. "Aku sudah membayar mahal dirimu untuk menyelamatkan keluargamu dan sekarang kamu berani membantahku, cepat ikut aku dan layani aku, setelah itu kita akan bersenang-senang malam ini, hahahaha!" "Lepaskan aku! aku tidak mau melayani tua bangka sepertimu!" pekik Zira kembali. Plaaaaaakkkk! Tamparan keras mendarat di pipi Zira hingga terlihat jelas bekas tangan kasar pria tersebut di kulit mulusnya, Zira hanya meringis menahan sakit yang terasa di pipinya. "Jika kamu menolak melayaniku malam ini, maka aku tidak akan segan-segan menyuruh orang untuk menghabisi nyawa ibumu," ancam Bramanto.&nb
Magbasa pa
Part16
Zira berusaha bangun dari sofa dan mencoba menghindari Steve, namun Steve menariknya kembali hingga tubuhnya terjatuh di sofa. Kini tubuh Zira di tindih Steve, ia menatap pria yang ada diatasnya dengan tatapan kebencian. "Apa anda tidak punya perasaan dan tidak bisa sedikit saja menghargai seorang wanita yang tidak berdaya," ucap Zira. "Ooohhh, jadi sekarang kamu merasa sebagai wanita yang tidak berdaya?" ucap Steve remeh. Zira diam tak menanggapi ucapan Steve, kini pandangan mereka saling beradu, Zira menatap Steve dengan penuh kekesalan dan kebencian namun sebaliknya Steve menatap Zira dengan tatapan meremehkan. Steve menjauhkan tubuhnya dari Zira, ia menatap gadis yang kini tertunduk di sofa. " Bagaimanapun juga aku sudah melepaskanmu dari pria tua itu, aku mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menolongmu. jadi..., apa yang akan kamu lakukan untuk membayar semua itu gadis bodoh?" Zira terdiam sejenak dengan pikiran yang dipenuhi kebingungan, namun bagaimanapun juga akhirn
Magbasa pa
Part17
"Maaf ibu siapa dan ada perlu apa?" tanya Zira berusaha tenang dan sopan.   "Bukankah aku sudah bilang pada Beni kalo pagi ini rumah sudah harus kosong!" Jawab ibu yang berwajah judes itu di hadapan Zira dengan nada tinggi tanpa menyebutkan siapa dirinya.   "Maaf maksud ibu bagaimana?" tanya Zira kembali yang semakin di selimuti rasa bingung.   "Aku sudah membayar lunas rumah ini dan aku tidak suka bertele-tele, cepat keluar dari rumah ini atau kami akan memaksamu dengan cara kasar!"   "Tapi Bu, aku tidak merasa menjual rumah ini ke siapapun dan ini rumah ayah kandungku, jadi tidak akan ada yang menjual rumah ini tanpa seizin dariku," jelas Zira.   "Tapi ke
Magbasa pa
Part18
"Bagaimana keadaanmu sekarang," ucap seorang pria. Ia menghampiri Zira dengan membawa secangkir teh hangat dengan senyum ramah di bibirnya. "Aku baik-baik saja ka Rian," jawab Zira pada Rian, Kakak dari sahabatnya, Mia. "Syukurlah kalau kamu sudah merasa baikan. Minumlah ini untuk menghangatkan tubuhmu." Zira menerima teh hangat yang Rian berikan, "Terima Kasih ka." ucapkan di balas senyum Rian. "Apa ka Rian yang membawaku kemari?" "Bukan," jawab Rian sambil menggeleng. "Mia menemukanmu tidak sadarkan diri di gubuk ronda saat dia hendak menjemputmu untuk berangkat kerja, ia membawamu kemari dan memintaku untuk menjagamu dan kebetulan hari ini aku libur." Zi
Magbasa pa
Part19
"Benar, lebih baik kamu tinggal di sini bersama kami," Mia menambahkan. "Terimakasih, tapi aku tidak mau merepotkan kalian," "Kami tidak merasa direpotkan, justru aku akan lebih tenang jika kamu berada di sini dan bisa menjadi teman Mia. Kamu tidak perlu kuatir, aku tidak akan mengganggumu," jelas Rian. "Benar kata kak Rian Zira, siapa tau juga dengan kalian sering bertemu kamu bisa mengingat sedikit kenangan tentang kak Rian." Mia menatap kakak yang tengah menatap Zira lekat. Zira pun akhirnya menyetujui saran Mia dan kakaknya. "Ckckck liat deh yang kemarin nggak masuk kerja, kelihatannya hari ini seneng banget, hmmmm enak ya? baru satu tahun kerja di sini tapi sudah dapat perhatian khusus dari pak Hardi? apa sih r
Magbasa pa
Part20
"Tu, tuan! anda?" ucap Zira menatap orang yang mencegatnya yang ternyata adalah Steve. Zira menggigit bibirnya merasa sedikit takut menatap Steve, ia tau Steve pasti sangat marah dan tidak akan memaafkannya karena dia sudah melewati batas waktu untuk mengembalikan uang Steve.   "Apa kamu berusaha menghindar agar tidak perlu membayar hutangmu gadis bodoh?"   "Bukan begitu tuan, saya hanya...,"    "Hanya apa? dasar wanita licik, beraninya kamu bermain-main denganku!"   "Tuan saya bisa jelaskan,"   "Maaf nona, apa anda jadi saya antar?" ucap supir taxi yang sedari tadi menunggu Zira.   "Diam dan
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status