Semua Bab SEMUA KARENA SUAMI KEDUA: Bab 31 - Bab 40
117 Bab
31. LUKA HATI ISTRI
"Pernikahan ini tidak punya masa depan, sebaiknya... kita berpisah..." Dengan lemah Ruth mengatakannya. Ia segera mengambil tasnya di sofa lalu memakai kacamata hitam, kemudian mengambil langkah tergesa keluar dari ruangan kerja Hizkia.  Pria itu dapat melihat luka memar memerah akibat terbentur meja kecil di tangan kiri istrinya. Seketika hatinya diselimuti rasa bersalah. "Ruth..." panggilnya, tidak lagi ada sahutan melainkan pintu telah tertutup rapi.  Hizkia menghela nafas dalam, mulai memindai keadaan yang sedang tidak baik. Pria itu mengacak-acak rambut belakang dengan geram sambil berjalan mondar-mandir.  Ruth pergi, menangis dengan raut tersakiti. Hizkia tidak bisa membiarkan istrinya pulang dengan kondisi kacau seperti tadi, hanya akan jadi pertanyaan oleh Endang.  Hizkia segera menghubungi Danu untuk meminta kunci mobilnya. Mereka bertemu di lobi perk
Baca selengkapnya
32. RAUP KEKUATAN
Ruth tiba di rumah sekira pukul delapan belas. Elkana yang telah mandi dan bersiap makan malam menyambutnya di ruang tamu. Ruth tersenyum pada anaknya yang berjalan ceria ke arahnya. Ruth memeluk Elkana penuh makna seolah-olah mereka telah berpisah lama. Elkanalah yang selalu menghiburnya di kala susah dan senang. Ruth menciumi wajah anak tunggalnya itu hingga Elkana cekikikan kegelian.  "Mama El... sudah pulang, Nak?" Endang tiba di ruang tamu kemudian menyapa, puas dirinya telah melihat menantunya pulang dengan kondisi yang baik. "Iya, Ma," ujar Ruth pendek. "Ayo, bersihkan diri dulu, lalu kita makan malam." Endang tidak menanyakan banyak hal, ia menjaga ketenangan hati Ruth yang baru saja pulang. Sebagai perempuan, Endang tahu benar Ruth sedang ada masalah, terlihat dari tatapan sayu Ruth. Entah masalah apa yang terjadi pada menantu dan anaknya.
Baca selengkapnya
33. KONSEKUENSI
"Mama El..." sapanya. Hizkia mengamati mata istrinya sembab dengan sisa air mata di pipi. Dilihatnya pula baskom berisi air dan serbet di tangan Ruth. Ruth mengabaikan sapaan Hizkia, ia menuju ke kamar kecil. Sambil duduk di depan cermin kamar kecil, Ruth mengompres tangan kirinya. Sakitnya tidak terasa lagi sebab tertutupi dengan rasa sakit di hati Ruth.  Berulang kali ia mencelupkan serbet ke air lalu memerasnya dan menaruh di tangannya yang memar. "Masih sakit?" tanya Hizkia di belakang tubuh Ruth. Pria itu memerhatikan sedari tadi tindakan Ruth mengobati tangannya yang memar. Pintu tidak tertutup sehingga Hizkia bisa masuk. Ruth melirik sebentar, dirinya lupa mengunci pintu. Kini merasa risih berada dekat Hizkia. Suara itu terkesan khawatir, tetapi setelah kejadian tadi di kantor, saat ini terdengar seperti ejekan bagi Ruth. "Senang?" Cemooh Ruth tanpa menatap teman bica
Baca selengkapnya
34. BEBAN PIKIRAN
Hizkia tidak begitu fokus dengan pekerjaan di kantornya. Segala laporan hanya dibaca sekilas, lalu ditandatangani. Syukur saja hari ini tidak ada agenda rapat sehingga ia hanya akan menghabiskan waktu di dalam ruang kerjanya.  Hizkia meminta pada Melina untuk menolak tamu dadakan yang ingin bertemu dengannya. Fokusnya pecah dengan persoalan yang kini membelit hubungannya dengan Ruth. Perempuan itu bahkan tidak menemui dirinya saat akan ke kantor. Ia juga menilai tidak ada rasa segan Ruth pada Endang. Namun, ia menyadari penyebabnya adalah kejadian di kantor kemarin. Siang hari, makan siang Hizkia diantar oleh Melina. Bukan Ruth yang datang ke ruangan.  "Siapa tadi yang mengantar ini, Mel?" tanya Hizkia. "Ojek online, Pak," jawab Melina. Melina izin keluar. Hizkia menatap nanar makan siang di meja kerjanya. Ia tidak yakin yang mengemas makan siang in
Baca selengkapnya
35. MEMAHAMI SITUASI
Ruth kembali duduk sesaat setelah Hizkia keluar lalu menutup pintu. Air matanya kembali berderai sewaktu ia menutup mata sembari meraup udara segar. Terdengar nafasnya bergetar. Hizkia tidak ingin berpisah. Itulah kesimpulan dari komunikasi mereka. Pria itu akan mengikat Ruth dalam perkawinan yang membuat mentalnya jatuh. Tidakkah Hizkia memiliki simpati sedikit pada dirinya? Ruth merasa kewalahan dengan respon hati dan tubuhnya. Suara-suara 'perpisahan' begitu kencang menggodanya, tetapi suara 'pertahankan' kecil terdengar hanya saja begitu sendu. Pada suara yang mana Ruth harus memberi perhatian lalu mengikutinya? Meskipun kata maaf telah terlontar dari Hizkia, akan tetapi pasti saja hubungan dengan Naomi terus terjalin disebabkan kerja sama perusahaan. Ruth berusaha menghentikan tangisnya dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya, menahannya sejenak, lalu dilepaskan kembali ke udara. Hizkia yang masih menggunakan pakaian kantor, tengah berd
Baca selengkapnya
36. SUAMI YANG LAGI PUSING
Sarapan bersama dengan kehadiran Ruth pagi itu, membuat suasana hati Hizkia sedikit membaik. Ruth masih belum banyak bicara, tetapi senyum tidak lepas dari bibirnya. Senyum untuk Elkana dan Endang, bahkan pada Ratmi dan Riyem juga mendapat senyuman itu. Sayangnya, pada Hizkia masih saja ditahan, yang lain tidak menyadarinya. Pria itu gerah, ia merasa seperti sejenis tikus yang menjijikkan dipandang sepasang mata indah itu. Ohh! Tanpa sadar Hizkia menekan sendok ke piring dengan agak kasar hingga dentingnya begitu nyaring terdengar. "Kenapa, Papa El?" tanya Endang menoleh pada anaknya. Hizkia berdehem untuk menormalkan dirinya kembali, "Tidak, Ma. Tidak ada masalah," ujarnya melirik sekilas Ruth yang fokus pada aktivitas makannya. Dalam kesempatan itu, Endang kembali menyampaikan akan kembali ke Medan besok karena mendapat jadwal mentoring dari istri pekerja perkebunan sawit milik
Baca selengkapnya
37. ISTRI BERSAMA PRIA LAIN
Sore hari saat Hizkia akan kembali pulang ke rumah, suara notifikasi pesan pendek terdengar dari ponselnya. Ada seseorang tanpa identitas mengirimkan pesan berupa gambar. Hizkia mengunduh gambar tersebut. Ia melotot mendapati istrinya duduk di sebuah cafe bersama laki-laki yang tidak lain adalah Kris. Di gambar itu menunjukkan istrinya sedang tertawa bahagia. Pikiran Hizkia semakin terganggu dengan gambar yang baru saja diterimanya. Mau ngapain lagi sih dia ini? Pikir Hizkia. Pria itu melihat nama cafe di dalam gambar, ia mengetik di pencarian nama cafe itu dan didapati bahwa lokasinya tidak jauh dari rumah Hizkia. Hizkia langsung saja melaju meninggalkan kantor menuju cafe yang dimaksud. 💕💕 Ruth sore ini izin pada mama mertuanya untuk ke supermarket dekat rumah mereka untuk membeli keperluan dapur. Ia ditemani oleh Danu. Hizkia hari ini memang tidak diantar Danu ke kantor, menyetir sendiri. Danu diminta menunggu di parkiran, Ruth akan men
Baca selengkapnya
38. TIDAK ADAKAH KESEMPATAN KEDUA?
Ruth yang baru saja tiba dengan nampan di tangan merasakan aura ketegangan di antara kedua pria di hadapannya. Ia meletakkan nampan dan mempersilakan keduanya untuk minum. Kris menyesap singkat minumannya."Ruth, aku harus undur diri duluan ya. Tadi ada panggilan dari saudaraku," kata Kris. Pria itu sudah tidak ingin berlama-lama."Loh! Minumannya belum juga habis setengah, Kris," heran Ruth.Kris tergesa menandaskan minuman yang telah dipesan oleh Ruth, meninggalkan bekas minuman di bibirnya."Hei, jangan terburu-buru nanti tersedak!" Hizkia melihat ada kekhawatiran dari Ruth pada temannya ini, padahal saat ia tadi meneguk minuman dengan tergesa-geram, Ruth bahkan tak memberi komentar.Hati Hizkia sedikit tercubit melihat adegan ini."Kris! Maaf... ada bekas minuman, di sini." Ruth menunjuk pinggiran bibirnya sendiri, ia melihat Kris mengelap dengan punggung tangan persis putranya Elkana lakukan bila makan.Ruth tertawa melihat tingkah temannya itu."Kamu ini lucu banget, pakai tisu
Baca selengkapnya
39. AMUKAN ENDANG
Endang mendengar penuturan menantunya lantas berdiri kemudian berlalu lalang, kepanikan tersirat jelas di wajah cantik yang mulai menua."Mama El yakin? Maaf! Mama ingin memastikan saja," ujar Endang setelahnya. Ia buru-buru menyampaikan maksud sebelum Ruth salah paham pada kalimatnya.Ruth mendongak, "Iya Ma. Hubungan mereka tidak pernah berakhir."Ia telah memutuskan berterus terang pada mama mertua agar kelak bila terjadi perpisahan, bukan karena alasan yang dibuat-buat.Nenek Elkana menjadi tidak sabar. Ia keluar kamar mencari anaknya untuk mengetahui kebenaran akan informasi yang baru saja diperoleh dari menantunya.Endang menengok Hizkia ke kamar anaknya, yang dicari tidak ditemukan. Lalu, ia mencari ke ruang kerja barulah menemukan Hizkia tengah membongkar berkas dari dalam lemari. "Papa El!" Endang masuk tanpa banyak kata dengan suara tegas. Hizkia terperanjat di tempat."Eh, Mama," ujar Hizkia setelah membalik tubuhnya
Baca selengkapnya
40. PERSIAPAN
Ruth telah selesai membenahi pakaian anaknya. Kini ia berada dalam kamar sendiri untuk mengemas pakaiannya. Ia dan Elkana akan turut Endang ke Medan.Hizkia melangkah ke kamar pribadinya setelah terlibat pembicaraan dengan Endang. Dari arah pintu, ia sempat memerhatikan Ruth yang sedang berkemas.Pria itu berjalan masuk perlahan, tiba di samping istrinya ia menahan tangan Ruth yang sedang memasukkan pakaian ke dalam koper. Ruth sempat terdiam melihat genggaman Hizkia di tangannya. Darahnya berdesir.Ruth lantas menolak, ia melanjutkan melipat pakaiannya dan menaruh ke dalam koper."Aku bakal jemput kalian," ucap Hizkia masih berdiri di samping Ruth.Ruth membisu."Aku akan ambil keputusan dalam dua pekan ini," ujar Hizkia serius.Ruth mondar-mandir berkemas agar tidak ada barang penting yang ketinggalan. Kali ini Hizkia merasakan aura cantik terpancar dari dalam diri Ruth terlebih saat istrinya berlenggak-lenggok di dalam kamar. Keteguhan, ketenangan, senyuman, tangisan hingga amarah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status