All Chapters of Handa: Chapter 11 - Chapter 20
75 Chapters
11. Bersama Pakdhe
Di dalam kamarnya, Handa ­­sedang membuka­­ pon­­selnya, dilihatnya kiriman foto-foto tanda pembayaran segala keperluan pernikahan Hanin dan ­­Satria­­.­­ Handa menggaruk rambutnya meskipun tidak gatal­­, mengusap wajahnya dengan kasar, lalu ia melempar pon­­­­selnya di kasur dan terdiam duduk di tepian ranjang.­­ Dalam keheningan kamarnya terdengar suara Gunawan yang mengelegar membuatnya segera bangkit dan keluar dari kamarnya."Pakdhe!" gumam Handa kala melihat Gunawan di ruang tamu, Handa bergegas berlari menghambur ke pelukan Guna­­­­wan.­­ Handa tampak damai dalam pelukan pria paruh baya yang merupakan saudara tua papanya. Dalam dekapan sang pakdhe, Handa merasa terlindungi dan disayangi. Gunadi yang menyaksikan merasa teriris hatinya, seh­­­­arusnya dia yang memeluk Handa di saat seperti ini­­­­­, seharusnya dia yang menjadi tempat Handa berlari, seharusnya dia yang menjadi tempat Handa berbagi dan seharusnya dia yang menjadi tempat Handa berlindung. Tetapi kenyataan yang terj
Read more
12. Perjudian Handa dan Satria
Di kantornya, Satria berdiri menatap keluar jendela. Tatapan mata yang tampak sangat lelah penuh kekecewaan dan amarah. Saat segala yang dia miliki menjadi tak berguna karena tak mampu untuk membeli kebahagiaan. Perempuan yang dia cintai dan telah bersedia untuk bersatu dalam ikatan janji suci pernikahan memilih untuk meninggalkanya di saat-saat terakhir. Sedangkan seorang gadis biasa pun tak mudah ia dapatkan untuk menjadi pengganti, meskipun sudah diancam dan dia telah menunjukkan kekayaan yang dia miliki sebagai iming-iming.Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel Satria. Satria melihat ke layar ponselnya, terpampang nama kontak "Handa". "Halo!""....""Baiklah, aku segera ke sana."Satria menuju ke meja kerjanya, mematikan laptopnya dan merapikan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya. Lalu ia bergegas pergi meninggalkan ruangannya.***Mobil Satria memasuki pekarangan rumah Gunadi, tak lama kemudian Satria turun dari mobilnya. Satria terkejut saat melihat Gunawan ya
Read more
13. Satu Syarat dari Gunawan
Kini dua keluarga itu telah duduk bersama di ruang tamu untuk membicarakan pernikahan Handa dan Satria. Perdebatan yang alot terjadi antara Lisa dengan Gunawan. Berulang kali Harris mengusap punggung Lisa, berharap istrinya tersebut tidak terlalu terbawa emosi. Berbeda dengan Gunadi dan Marini yang sedari tadi memilih diam.Dua anak muda yang namanya sering disebut dalam perdebatan yang sedang berlangsung, menunjukkan reaksi yang berbeda. Handa tampak sering menahan senyumnya kala sang pakdhe yang dia andalkan hanya menanggapi emosi Lisa dengan jawaban yang terkesan konyol dan seadanya. Sedangkan Satria yang dari tadi memperhatikan Handa, hanya terdiam seolah tak mampu untuk melawan pesona dari senyum gadis yang seharusnya menjadi adik iparnya itu. Hingga pandangan mereka beradu, Satria melempar senyum sambil mengigit bibir bawahnya, membuat Handa menjadi salah tingkah dan segera memalingkan wajahnya. "Makanya Bu, dengarkan dulu kalau ada orang ngomong. Saya hanya memberi satu syarat
Read more
14. Sedikit Urusan
Kesepakatan telah tercapai, Satria dan kedua orang tuanya pun berpamitan untuk undur diri dari rumah Gunadi. Syarat yang diajukan Gunawan memang tidaklah memberatkan secara materi, tetapi komitmen pernikahan dengan orang yang baru ditemui bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi saat di dalam hati masih terukir nama wanita lain.Sebagai lelaki normal Satria tidak memungkiri dia pun memiliki rasa ketertarikan pada Handa, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu. Apakah rasa itu bisa diartikan cinta? Ataukah hanya ketertarikan fisik saja? Itulah yang sampai saat ini Satria belum bisa meyakininya. Jika berbicara tentang fisik, tentulah Hanin jauh lebih menarik dari Handa. Hanin memiliki lekuk tubuh yang hampir sempurna dan sangat seksi, serta memiliki daya tarik seksual yang tinggi . itulah sebabnya Satria begitu tergila-gila dengan gadis yang menjadi sekretarisnya itu sebelum akhirnya mereka memutuskan akan menikah.Sedangkan Handa, hampir sama sekali tidak ada yang menarik. Tubuh kecilnya
Read more
15. Sehari Bersama
Mobil Satria memasuki area parkir sebuah kafe, sebelum turun dari mobil Handa melihat sekeliling kafe, seakan tak menemukan alasan yang tepat Satria mengajaknya datang ke tempat tersebut. "Resepsinya di sini? Atau ngurus katering?" tanya Handa, memberondong Satria. "Saya lapar, kita makan siang dulu," jawab Satria sambil melepas sabuk pengamannya dan segera keluar. Handa pun segera mengikuti Satria, tetapi saat ia akan membuka pintu mobil, dengan sigap Satria sudah membukakannya. Handa tampak salah tingkah menerima perlakuan Satria, bahkan setelah keluar dari mobil, Satria segera meraih pinggang Handa lalu melingkarkan tangannya dan mereka berjalan memasuki kafe layaknya sepasang kekasih. Saat Handa berusaha melepaskan tangan Satria, Satria justru semakin mempererat pegangannya. "Nggak usah berlebihan, Mas." Lama-lama Handa merasa tidak nyaman dengan perlakuan Satria kepadanya. "Aku ini calon suamimu," ucap Satria dengan nada dingin dan pandangan tetap lurus ke depan. Handa tak i
Read more
16. Sehari Bersama 2
Handa dan Satria kini telah sampai di bridal, Handa sedang mencoba kebaya pengantin berwarna putih gading dan bawahan kain batik. Tubuh mungil Handa tidak pas dengan kebaya yang dipesan Hanin. Hanin memang mempunyai lekuk tubuh yang nyaris sempurnya sedangkan Handa cenderung kurus dan flat. Handa dan Satria terpaksa memilih kebaya yang sudah jadi karena memang waktu yang sudah sangat mepet, dan kebaya tersebut tinggal dirapikan sedikit untuk membuatnya pas di tubuh Handa. Satria memainkan ponselnya membuka-buka kembali foto prewedding dengan Hanin yang mengenakan kebaya pengantinnya. Gambaran pasangan pengantin yang menjadi impian banyak orang, raga yang nyaris sempurna dalam balutan pakaian yang mewah, senyum bahagia yang merekah dari kedua bibir mereka, dan pandangan saling memuja terlihat jelas dalam foto-foto di ponsel Satria. Pintu ruangan yang digunakan Handa fitting kebaya terbuka, pantulan bayangan Handa tanpak jelas di cermin. Itu wajah Handa, tubuh Handa, mata Satria tak sa
Read more
17. Hanin
Mobil Satria melaju kencang dalam gelapnya malam yang berhiaskan lampu jalan, wajahnya tampak lelah beberapa kali ia menyugar rambutnya dan mendengus kesal. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar. Satria memijit-mijit pelipisnya, tetapi tetap saja tidak mengurangi beban yang ia rasakan. Bahkan umpatan-umpatan pun keluar dari mulutnya, tetap saja tidak mampu merubah suasana hatinya yang sedang kacau. Penyesalan terbesar hari ini adalah saat secara tak sengaja matanya menatap tubuh Handa yang berbalut kebaya pengantin. Tubuh mungil itu terlihat sangat menarik. Entah karena tubuh Handa yang memang mempesona ataukah sang perancang yang begitu hebat hingga baju rancanganya mampu membuat pemakainya tampil nyaris sempurna. Mobil Satria memasuki perumahan untuk kelas menengah di pinggiran kota, lalu berhenti di pekarangan rumah dua lantai. Satria membunyikan bel rumah, tak lama kemudian pintu terbuka. Hanin muncul dari balik pintu dan segera menyambut Satria. Satria mem
Read more
18. Menjelang Akad
Satria keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk di pinggangnya. Dia berdiri berdiri berkacak pinggang di depan satu stel jas pengantin yang sudah disiapkan di atas tempat tidurnya. Hari ini dia akan menikah, meskipun dua kakak beradik itu telah mengisi hatinya, tetapi Satria tetap berharap dia akan menikah dengan sang kakak. Menikah dengan Hanin adalah sesuatu yang sudah ia rencanakan dan merupakan impiannya. Bukan hanya lamanya kebersamaan dengan Hanin tetapi hubungan mereka sudah terlalu jauh.Satria mengambil ponsel di atas nakas, lalu menulis pesan yang dikirim ke "HANINDYA".@SatriaArga[Aku menunggumu Untuk menikah denganku hari ini]Satria tersenyum saat di samping pesan yang ditulisnya sudah ada tanda dua centang biru, yang menunjukkan bahwa pesan tersebut sudah dibaca. Belum sempat Satria meletakkan ponselnya, ponsel itu berbunyi dan tampak ada pesan dari "HANDA".@Handa[Masih ada waktu untuk mundur]@SatriaArga[Tidak]@Handa[Sudah siap menjalani pernikahan ta
Read more
19. Akad Nikah
Ballroom hotel sudah didekorasi dengan mewah dan megah untuk pelaksanaan akad nikah dan resepsi pernikahan. Dengan latar pelaminan, Satria sudah duduk di depan penghulu. Tampak Gunawan duduk di dekatnya sebagai saksi pihak Handa. Satria dan Gunawan saling berpandangan, tak berapa lama kemudian Satria mengalihkan pandangannya tampak tidak nyaman.Beberapa kali pandangan Satria tertuju pada pintu masuk ballroom, sampai detik ini dia masih berharap akan menikah dengan Hanin. Satria berharap Hanin segera tiba di hadapannnya dan melanjutkan pernikahan yang sudah mereka rencanakan selama ini. Satria berusaha menutupi rasa gugupnya, tangannya menyentuh saku celana memastikan cincin pernikahannya dengan Hanin telah ia bawa. Semua pandangan kini beralih ke arah Handa yang memasuki ruangan diapit oleh Gunadi dan Marini. Bahkan Satria pun segera berdiri memandang Handa dan menyambut calon pendampingnya, getaran dalam hatinya tak bisa ia pungkiri, bahkan tanpa ia sadari pandangan mata penuh puja
Read more
20. Serasa Cosplay
Akad nikah berjalan dengan lancar, begitu juga resepsinya. Kedua mempelai dan keluarganya tampak bahagia dan selalu melemparkan senyum pada setiap tamu yang datang. Senyum yang mampu menutupi gejolak di hati mereka, perasaan yang tidak mampu mereka ungkapkan. Senyum yang menjadikan mereka pelakon yang handal."Kau tampak menikmati acara ini." Satria berbisik di telinga Handa sambil melihat para tamu undangan yang sedang menikmati hidangan."Serasa cosplay Mas." Handa menatap Satria dan tersenyum lebar. "Kebaya ini membuat saya merasa sedang Kartinian. Tak ada alasan untuk tidak menikmatinya." Jawaban yang aneh bagi Satria, dia tak habis pikir gadis yang baru saja ia nikahi menganggap pesta pernikahan mereka layaknya perayaan Hari Kartini.Beberapa kali perayaan hari Kartini yang dia jalani, Handa terpaksa menggunakan kebaya Laksmi, istri Gunawan. Selain itu dandanannya pun sangat sederhana, hanya dengan polesan bedak, lipstik seadanya serta rambut yang dicepol ditutup hairnet dan dihi
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status