All Chapters of Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20
98 Chapters
Bab 11
Mereka berdua sangat terkejut melihatku ada diruangan pak Herman. Terlebih si gund*k itu. "Dek kok kmau disini, mas tadi pagi kerumah sakit kamu gak ada"."Sengaja mau kasih kejutan buat kalian"."Kejutan apa?" Tanyanya heranAku hanya memutar bola mata malas, malas melihat dua penghianat itu. Sebelum mereka datang pak Herman sudah menyiapkan proyektor untuk memutar video yang aku kirim. Pasti mereka sangat terkejut."Disini kejutannya". Kata pak Herman sambil menunjuk kearah layar."Pulanglah Mil, aku akan cari istri dan anakku." Bentak mas Wira."Gak mas, sebelum kamu berjanji akan menikahiku, biarlah mereka pergi atau mat* sekalian agar gak ada lagi pengganggu!""Jaga ucapanmu Mil, aku tidak akan menikahimu"."Mas ini anakmu, dia harus punya ayah"."Aku tak yakin itu anakku""Tega kamu ngomong gitu mas".Suara mereka terdengar begitu jelas. Semua kejadian malam tadi terekam walaupun tidak begitu sempurna.Mas Wira tampak emosi melihatku. Aku tak takut dengan apa yang akan dia laku
Read more
Bab 12
Pov WiraAku Wiranata Prayoga seorang suami yang sangat beruntung beristrikan Kanaya Amelia, dia wanita tangguh, penyayang dan penurut. Rumah tanggaku berjalan mulus bahkan tanpa celah, sudah hampir empat tahun menikah.Kebahagiaan kami makin bertambah ketika Kanaya melahirkan bayi laki-laki mungil yang aku bernama Dimas Aksara Prayoga. Hubungan Kanaya dan semua keluargaku juga sangat baik terlebih dengan adik perempuanku Gina, mereka sangat dekat, walaupun keluargaku tinggal di Provinsi yang berbeda.Kanaya sangat memanjakanku dan juga Dimas, disamping menjalankan bisnis online-nya, namun tak mengurangi sedikitpun perhatiannya untukku dan anakku. Dia perempuan sempurna dimataku, tak ada satu alasanpun untukku meninggalkannya. Urusan kantorpun tak pernah ada masalah yang berarti, bahkan omset penjualan makin naik, tak ayal bonus penjualankupun makin bertambah.Setiap kali aku mendapatkan bonus tak lupa aku membelikan hadiah kecil untuk Kanaya dan Dimas. Mereka adalah belahan jiwaku.
Read more
Bab 13
Mila mengajaku liburan ke Curup, Curup merupakan daerah di kabupaten Rejang Lebong. Banyak sekali destinasi wisata disana.Salah satunya adalah Danau Mas Harun Bastari, disisi danau sebelah kiri ada villa yang view-nya langsung mengarah ke danau. Mila mengajakku kesana, untah untuk apa.Rencanaya aku akan mengajak Kanaya dan Dimas liburan. Tapi karena foto itu akhirnya aku menyetujui ajakan Mila.Selama di Curup Mila selalu menggodaku, tapi aku tak gentar, ketika malam aku sengaja pergi mencari angin malam dan aku memutuskan untuk tidur dimobil. Rasanya ingin sekali aku meninggalkan perempuan gil* itu di Villa, dan pulang memeluk Kanaya dan Dimas, namum foto itu."Mas kemana sih kok semalam tinggalin Mila sendiri". "Kan sudah aku bilang aku tidak mau"."Mas aku hamil". Mila menyodorkan tespect bergaris dua."Kenapa kamu kasih ke aku? aku bukan suamimu, akupun bukan kekasihmu!""Ini akibat perbuatanmu waktu dihotel beberapa minggu yang lalu mas.""Aku tidak yakin itu anakku, aku tidak
Read more
Bab 14
Lega hatiku setelah melihat Kanaya sudah ada dirumah. setelah mendekati area rumah ternyata, itu bukan Kanaya melainkan Mila. "Untuk apa lagi perempuan itu kesini". Batinku kesal.Aku mencari anak kunci yang selalu kusimpan didalam tas kerja. Setelah menemukan anak kunci, aku langsung mamebuka pintu dan langsung masuk kedalam rumah tanpa mempedulikan keberadaan Mila yang sedari tadi merengek. Namun perempuan itu justru mengikutiku sambil terus mengomel. Kututup pintu dengan sedikit membanting. Melihat reaksiku seperti ini, Mila tersulut emosi dan menggedor-gedor pintu rumahku."Mas, buka pintunya, mas." Panggilnya sambil terus menggedor pintu. Aku yamg pusing mendengar ocehannya, lantas membuka kembali pintu yang tadi kututup."Kamu bisa tida mengikutiku seperti ini?""Mas pokoknya kamu harus nikahin aku, aku gak mau tahu mas.""Selagi janin itu belum terbukti anakku maka tidak akan ada pernikahan." Ucapku penuh penekanan."Jadi kamu tega biarin anak ini tanpa ayah, oke kalau itu ma
Read more
Bab 15
Ada rasa sesal yang menggelayut manja dipundakku, apa langkahku sudah tepat? Melaporkan skandal mas Wira dan Mila ke pak Herman dan berujung pemecatan mereka. Mas Wira selama ini baik bahkan sangat baik, hanya saja mulai berubah ketika sepulang dari acara gathering waktu itu."Dek maafin mas." Mas Wira mendekatiku yang tengah melamun didepan mesin cuci. Aku terperanjat dan pura-pura memilah-milah baju yang akan aku cuci."Kamu melamun dek?" Tanya mas Wira."Mas, mas laki-laki kan? Mas harus bertanggung jawab atas perbuatan mas." Ucapku pelan, tak ada lagi semangat dalam hidupku. "Mas akan buktikan kalau yang dikandung Mila bukan anak mas." Mas Wira masih dengan pendiriannya."Jadi untuk apa dia minta pertanggung jawaban mas kalau mas gak tidur sama dia?""Dengerin mas dulu ya.""Oke mas, coba mas jelaskan.""Waktu acara gathering, mas dijebak, pak Herman menyuruh mas ambil sesuatu dikamar hotel, namun ketika mas sampai disana, malah ada Mila dengan pakaian yang tidak pantas, mas lang
Read more
Bab 16
Aku menyimpan gawai kedalam tas, dan beres-beres barang Dimas selama dua hari disini, sementara mas Wira asyik bermain dengan Dimas. Ada rasa bersalah ketika aku melihat keakraban mereka."Nay Mila tadi kesini." Ucap mbak Gita setengah berbisik."Hah Mila?" Balasku sedikit terkejut, ada apa perempuan itu datang kesini.Mas Wira dan aku saling berpandangan"Hah Mila? Ngapain dia kesini mbak?""Nyariin kamu Nay.""Mau apa dia Nyari Kanaya mbak?" Sahut mas Wira."Gak tau Wir, dia tadi tiba-tiba datang terus marah-marah, terus diusir sama petugas keamanan.""Emang stres dia mbak." Sahut mas Wira lagi.Mbak Gita hanya mengangkat kedua bahunya, setelah itu dia sibuk mengotak-atik gawainya. "Kamu sama mereka sudah selesai Nay?" Tanya mbak Gita sambil melirik kearah mas Wira."Nanti aku ceritain mbak kalau udah dirumah, panjang ceritanya, ntar terputus malah gak seru." Pungkasku sambil nyengir kuda."Aneh ini anak, rumah tangga udah diujung tanduk masih sempat-sempatnya cengir-cengir.""Buk
Read more
Bab 17
"Wira Keluar kamu, jangan jadi pengecut!".Dor...dor...dor...Suara memekakan telinga itu terdengar lagi. Dimas yang masih ketakutan aku larikan kekamar, sedangkan mas Wira, Kang Dani dan bapak menemui tamu yang tak tahu diri.Kusibakkan horden untuk melihat siapa yang berteriak-teriak diluar. Tampak diluar pria paruh baya dan seorang perempuan."Itu kan bapak ya Mila, tapi perempuan itu siapa ya? Apa Mila?" BatinkuAku tak ingin Dimas melihat kegaduhan ini, akhirnya ku ungsikan Dimas kerumah mbak Gita, aku tidak ingin nantinya Dimas melihat dan mendengar orang itu berbicara kasar, karena dari kedatangannya saja sudah tidak ada adab.Aku keluar dari pintu belakang dan berlari menuju rumah mbak Gita."Assalamualaikum mbak.""Walaikumsalam, Nay, Dimas ada pada kok panik gitu?" Mbak Gita menyambut Kami dengan wajah khawatir kemudian mengambil alih menggedong Dimas."Ada bapaknya Mila dirumah, dia teriak-teriak kayak orang kesurupan mbak, aku nitip Dimas dulu ya.""Iya Nay, kalau ada apa-
Read more
Bab 18
Sudah satu minggu aku dirumah ibu, selama disini aku tetap menjalankan bisnis online. Mas Wira hampir setiap hari menanyakan kabar Dimas. Hari itu aku sedang membabat rumput yang sudah tumbuh subur di halaman rumah ibu. Sesekali ngobrol dengan ibu-ibu yang lewat didepan rumah, sedangkan ibu dan bapak sudah berangkat kekebun. Dimas tengah bermain tanah disamping rumah. Aku sengaja membiarkan dia bermain di alam. Sementara Maya, adik perempuanku satu-satunya masih sekolah. Terdengar bunyi gawaiku yang kuletak diruang tamu. Ada panggilan tak terjawab dari mas Wira dan satu pesan. [Dek Alhamdulillah rumah kita sudah laku, hasil penjualan sudah mas transfer ke rekening kamu ya, besok mas antar barang-barang sisa yang kemaren belum sempat di bawa][Alhamdulillah makasih banyak mas][Iya dek, sebenarnya mas berat mau ngelepas rumah itu, banyak kenangan disana, tapi mas butuh modal untuk buka usaha][Gak apa-apa mas, nanti beli lagi kalau sudah ada rejeki] Jawabku lagi.Kemudian aku cek m-
Read more
Bab 19
Jantungku hampir meloncat ketika membaca pesan dari perempuan sint*ng itu, bisa-bisanya aku yang dibilang kegatelan, gak sadar dia seperti apa.[Maaf ya mbak aku gak ada waktu ngurusin kamu][Eh jangan sombong kamu, sekarang aku yang menang, mas Wira sudah menceraikanmu dan akan menikahiku][Pernikahan bukan ajang untuk mencari pemenang, kalau mas Wira menceraikanku, memang itu aku yang minta] send lalu blokir, aku tak mau berurusan dengan perempuan itu lagi.Dulu aku sangat dekat dengannya bahkan aku sering menginap dirumahnya, karena aku dulu waktu SMA sudah tinggal dikostan, sedangkan Mila tidak, rumahnya dengan sekolah relatif dekat.Jika weekend aku sering nginap dirumahnya ketika tidak pulang kerumah ibu dan sesekali Mila aku ajak nginap dirumahku, karena aku memang jarang pulang. Kadang kalau aku tidak pulang dikosan sendiri tak ayal Mila ikut nginap dikostanku, pak Nurdin juga sangat baik, tapi setelah lulus SMA, aku aku melanjutk
Read more
Bab 20
[Assalamualaikum mas] kukirim pesan melalui aplikasi berlogo gagang telfon."[Walaikumsalam dek, udah dapat rukonya][Belum mas, masih keliling, maaf mas, aku mau kirim sesuatu, siapa tau nanti bisa menjadi bukti][Apa Nay?]Kemudian kukirim foto yang barusan ku ambil, gambar seorang pria berumur dengan gadis muda yang katanya kini tengan mengandung anaknya mas Wira.Ck, miris sekali, bisa-bisanya dia jalan dengan pak Herman, padahal sebentar lagi akan menikah dengan Mas Wira.[Makasih banyak ya dek, ini bisa membatu dan menambah bukti][Sama-sama mas]Akupun meneruskan makanku bersama mbak Gita sambil sesekali memyuapi Dimas. "Ada apa Nay, kok ku kayak sembunyi-sembunyi gitu? Mbak Gita penasaran."Lihat kearah pukul sembilan mbak, coba tebak siapa mereka?""Astaghfirullah, itu kan.""Ssttt... jangan keras-keras, nanti mereka lihat kita." Mbak Gita mengangguk."Foto Nay, kirim ke Wira!""Udah mbak aman."Aku terus memperhatikan mereka, sayangnya obrolan mereka tak terdengar, kalau ak
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status