All Chapters of Bos Arogan itu Mantan Pacarku: Chapter 81 - Chapter 90
127 Chapters
bab. 81 kedatangan rey
“Viv, aku mencintaimu. Aku terlalu mencintaimu. Aku bahkan tak reja jika ada yang mengusikmu seperti tadi, menyalahkanmu.” Haikal terus memelukku, seperti anak kecil yang sedang melakukan pembelaan kepada ibunya. Air mata lelaki yang biasanya pantang luruh, kini mendadak membanjiri tanganku yang terus dikecupnya. “Haikal, hentikan tangismu. Kamu laki-laki kan? Dan laki-laki pantang menangis.”“Aku tak tahu kenapa aku secengeng ini jika di depanmu, Viv. Aku tak tahu.”“Sudah, berhentilah menangis. Cepat datangi Lesta, minta maaf lah kepada ia. Kamu seorang kakak dan kamu harus menjadi panutan. Jika salah, kamu harus gentel untuk mengakuinya.”Lelaki itu terdiam, lalu menampakkan senyum tipis. “ Terima kasih, Viv. Aku memang tak salah menempatkan htiku kepada wanita spertimu.”Lelaki itu pamit ke kamar Lesta, sedangkan aku kembali masuk ke dalam kamarku. Di sana, aku menjatuhkan diri ke atas kasur, dengan pandangan yang terus menatap langit-langit kamar. Bayangan Rey terus mampir dal
Read more
bab. 82 undangan
“Viv, mau kemana kamu?” tanya Haikal yang mendapati diriku hendak keluar kamar dengan tergesa. “E... Itu ..., ada-,”“Turunlah, aku akan menyusul,” jawab Haikal yang sepeti sudah tahu apa yang akan aku ucap. Mataku berbinar, mendapati lelaki yang begitu kurindu akan hadir di depan pelupuk mataku. Meskipun aku tak tahu harus berbuat apa jika di depannya, tapi setidaknya melihat keadaannya yang sedang baik-baik saja membawa sebuah kebahagiaan tersendiri. “Dimana Haikal, Viv?” tanya Rey yang kini tengah duduk di kursi tamu, menatap tajam ke arahku. seorang pelayan maju menghampiriku. “Maaf, Bu. Ada pak Reynan mau bertemu ibu dan bapak.”“Panggilkan Haikal di kamar.”Aku terus berjalan menuruni anak tangga, mendekat ke arah Reynan yang sedang duduk di kursi meneguk kopi panas yang tersaji. “Rey, kopi tak bagus untuk lambungmu,” ucapku lirih menatap cangkir yang di pegangnya. Laki-laki itu tersenyum. “Apa? Maksudmu ini?” ia melihatkan isi cangkir putih di depannya, kopi hitam dengan
Read more
bab. 83 tak sengaja bertemu
Kutatap lekat undangan pernikahan itu, dimana ada nama Rey dan seorang perempuan tertulis di sana, bahkan tampak juga foto Rey bersama seorang wanita di dalamnya. Bermanik mata biru dengan rambut panjang dan gaun mewah. Hatiku yang tadinya teriris, kini kembali menganga. Ditambah lagi taburan garam dan jeruk nipis yang membuat sayatan itu semakin menyakitkan. ‘’Viv, kamu harus bahagia. Bukankah kamu juga sudah menikah? Rey juga pantas untuk mengejar kebahagiaannya,” ucapku menatap cermin besar di depanku, kembali mencoba berkompromi kepada keadaan yang semakin menjauhiku dari yang namanya kebahagiaan. Ponselku bergetar, dan tertulis nama Haikal di dalamnya. Aku masih enggan untuk menjawab bend tersebut, lebih memilih membiarkannya begitu saja, menata hati yang semakin tak jelas rasanya. Aku seperti kembali dikurung rasa sepi, dimana secercah cahaya terasa enggan menghampiri. “Viv, Haikal kurang baik apa? Dia yang selama ini ada untukmu, ia juga begitu mencintaimu, apa kamu akan ter
Read more
bab. 84 Bersama Rey
“Reynan,” ucapku lirih memandang wajah laki-laki berada di hadapku. Kedua mata kami saling berpadu, dengan bibir yang saling terkunci. Menyelam kepada pikiran masing-masing. Syarat otakku mengirimkan sinyal kepada seluruh tubuh, hingga badan terasa kaku, tanpa tercipta gerak sama sekali, hanya alunan jantung yang kini berirama tak menentu. Hembusan nafas yang segar, bersamaan aroma wangi yangi yang begitu kurindukan, kembali memutarkan memori indah dimana aku terus menghabiskan waktu bersamanya. “Maaf, Nona Haikal. Apa anda baik saja?” tanya Rey yang kini melepas pelukannya, setelah memastikan aku berdiri sempurna. Untuk sesaat aku begitu menikmati pelukan itu, hingga kembali ke dalam alam nyata, dimana ada jarak antara aku dan lelaki di depanku. Aku mengangguk. “Lain kali hati-hati,” ucapnya yang tampak dingin. “Rey, kamu baik?” tanyaku sambil menatap tubuh yang seperti membeku. “Seperti yang kamu lihat, aku baik.”Aku memindai ke seluruh tubuhnya, tak ada yang berubah, Rey te
Read more
bab. 85 hanya berdua
Agasthi cewek yang begitu ceria, ia bahkan sama sekali tak merasa canggung kepadaku.“Viv, aku senang sekali rey punya teman. Kata karyawan kantor, rey itu pendiam dan galak. Aarogan sekali.”‘Apa? Rey kerja? Bukankah kepemimpinannya saat itu dipindah alihkan kepada orang lain? Sebenarmya apa yanh terjafi? Aku tak ,engetahui semuanya.’“Viv, dengar aku kan?” tanya agasthi dengan nada khas manjanya.“IYa, aku dengar.”“Kamu tahu kan kalau rey itu bos yang galak dan arogan?”Aku menggeleng.“Kalian kan berteman, harusnya tahu dong, Viv.”Langkah kami untuk sesaat berhenti Ketika mendapati mobil rey beradfa di parkiran, mobil yang sama dengan yang biasa kami tumpangi sebelumnya. Yang berbeda, dulu hanya kita yang masuk berdua, dan saat ini aku jadi yang ketiga dan bukan siapa-siapa.“Viv, cerita dong, tentang suamiku itu kayak apa?’ tanya agasthi yang begitu antusias, bahkan ia lebih memilih duduk di jok belakang bersamaku, dari pada di depan Bersama calon suaminya.Seperti seorang supir
Read more
bab. 86 berbuat aneh-aneh
“Apa maksudmu?” tanyaku menatapnya dengan aneh.“Dulu tiap kali kita bertemu, kamu selalu memamerkan senyummu, saat ini kamu lebih pendiam dan tak menjamuku dengan senyuman, bukankah itu artinya kamu tak Bahagia Kembali bertemuku?”‘Kamu salah, Rey. Salah besar. Andai ada mesin kejujuran dan memainkan di depannya, pastilah kamu akan tahu jika saat ini aku benar-benar merindukanmu, bahkan aku tak bisa menggambarkan betapa bahagianya aku saat Kembali melihat dirimu, merasakan pelukanmu, dan hembusan hangat nafasmu. Yang aku pikir semua tak akan nyata.’“Kamu terlalu cepat mengambil kesimpulan, Rey.”“Kamu salah. Kamu lah yang terlalu cepat mengambil kesimpulan,” ucapnya rey dengan dingin.“Apa maksudmu?”“Kamu yang terlalu cepat melupakan janji-janji yang telah kita buat bersama. Apakah aku sama sekali taka da artinya untukmu, Viv?”“Oh, maafkan, aku hampir lupa salah memanggilmu. Maaf, Nona Haikal.”Aku terdiam, mendengan penuturan dingin dari lelaki di depanku ada rasa sakit yang tak
Read more
bab. 87 pantai
“Rey, hentikan!” ucapku yang semakin panik.Aku tak bisa membayangkan, bagaimana perasaan haikal jika tahu aku semobil dengan reynan, terlebih lagi saat ini kami berjalan bersama di belakangnya.Lelaki itu seperti tak menggubrisku, justru ia memepercepat laju kendaraannya dengan bringas, berbelok arah dengan menikung, begitupun Ketika menginjakkan opedal rem, tubuhku yang saat ini tak memakai sabuk pengaman hingga terpental.“Turunlah, Viv.”Pintu mobil dibuka oleh rey, hingga menampakkan sebuah pantai nan sepi dan seperti terasing. Tak ada sedikitpun tanda-tanda kehidupan di sini, kecuali para burung yang beterbangan dengan riangnya.Dengan ragu aku menurut, apalagi saat rey mengulurkan tangan, membantuku untuk turun, reflek aku menerima bantuan itu.Kutatap pemandangan nan indah itu, air yang membiru dan tenang, dnegan pasir putih di tepinya, bersamaan dengan ombak lembut yang mnyapa. Tanganku sedikit ditarik oleh lelaki di sebelahku, hingga dengan cepat gelombang lembut menyapa kak
Read more
bab. 88 Romeo dan juliet
Aku meneguk air mineral dari rey, menyisakan separuh botol dan mengembalikan kepadanya.“Kenapa gak dihabiskan?” “Untukmu.”Lelaki itu tersenyum tipis. “Kenapa? kamu benar-benar takut aku menaruh racun untukmu? Dan kamu memintaku meminumnya untuk memastikan?”Dengan cepat rey membuka botol kemasan, dan meneguknya sampai habis. Untuk sesaat aku memang memikirkan hal yang sama, kami meminum racun berdua seperti kisah Romeo dan Juliet, tapi mungkinkah rey melakukan itu kepadaku? Sedangkan aku tahu saat ini dihatinya sudah ada Wanita lain.Kami duduk bersama di bibir pantai dengan kaki yang diluruskan, untuk sesaat ombak datang menyapa, membasahi kaki kami, dan membawa pasir pantai menyentuh kulit, hingga air itu Kembali berlalu ke laut, dan beberapa saat kemudian melakukan hal yang sama. Angin sepoi menyapa, dimana tiap rengkuhan rasa dingin itu, membawa beberapa helai rambutku terbang hingga kuncir kuda yang dibuat reynan tampak menari, mengekspose leher jenjangku.Aku menatap air laut
Read more
bab. 89 ciuman itu seperti candu
Rey melepas ciumannya, lalu membersihkan bibirku yang basah. Entah kenapa aku hanya diam diperlakukan seperti ini, aku hanya diam sekan terus menikmati tanpa perlawanan sedikitpun. Meskipun logikaku berusaha menolak, namun hatiku terus menjawab jika aku juga menginginkannya.“Gantilah bajumu di mobil, bajumu basah semua. Tadi kamu beli baju bukan?”Tanpa jawaban, aku hanya berlalu meninggalkannya, melakukan perintah itu begitu saja. Di dalam mobil aku mengambil baju yang tadinya kubeli di mall, dengan perlahan melepas pakaian yang kukenakan, dan menggantinya dengan yang baru, sedangkan mata ini terus focus kepada lelaki yang dari tak beranjak dari duduknya. Masih bertahan dengan angin sepoi yang menyapa di bibir pantai.“Rey, kamu juga ganti baju,” ucapku sambil memberikan kaos berkerah yang sejujurnya akan kuberikan kepada haikal. Lelaki itu berdiri dan tersenyum. “Terima kasih.”Aku menutup mata Ketika rey tiba-tiba melepas kaos yang dikenakannya begitu saja, hingga sebuah senyuman
Read more
bab. 90 Berpisah
Dering ponsel terdengar, sedangkan aku tahu benda milikku telah kehabisan daya, hingga lelaki di sebelahku tampak meraih tas miliknya di jok belakang, mengambil benda yang menampakkan foto agasthi di dalamnya.“Kenapa gak diangkat, Rey?” tanyaku ktika lelaki itu membiarkan panggilan itu begitu saja.“Aku tak ingin merusak momenku denganmu, Viv.”Lelaki itu Kembali menekan pedal ges, hingga kendaraan roda empat ini mulai Kembali berjalan dengan perlahan.“Rey, diangkat saja!” perintaku, Ketika kudengar Kembali dering yang tadinya berhenti kini Kembali terdengar Kembali.Lelaki itu mengambil ponselnya, lalu menekan tombol off begitu saja, tanpa memastikan siapa yang memanggilnya.Kendaraan roda empat ini terus melaju, menyusuri jalan yang mulai gelap, dengan bulan dan bintang yang menjadi penerang kami, hingga beberapa kilo meter selanjutnya barulah tampak lampu jalan dengan nyala yang tak begitu terang. Lokasi pantai yang sedikit menjauh dari keramaian itu, seperti menjadikan tempat in
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status