All Chapters of Saat Ibu Mertua Berdiri Dipihakku: Chapter 51 - Chapter 60
69 Chapters
Part51
"Hentikan sandiwara konyol kamu!" Ratih menahan tangan Lena yang masih histeris saat memukul-mukul perutnya sendiri.Wanita paruh baya itu tahu bahwa Lena sengaja melakukan hal itu untuk menarik perhatiannya. Namun demi anak yang dikandung gadis itu, Ratih mengalah.Dia khawatir anak yang dikandung Lena benar-benar anak Dimas. Tentu saja dia tak tega jika anak itu harus meninggal akibat ibunya yang sedang frustrasi.Lagipula semua orang tahu bahwa Dimas dan Lena berpacaran. Mau tidak mau tuduhan sebagai ayah dari anak yang dikandungnya adalah Dimas. Rasa tanggung jawab adalah pesan yang selalu ditanamkan Ratih pada putra semata wayangnya itu."Biarin aja dia, Ma! Itu bukan anak Dimas. Terserah dia mau menggugurkan anak itu atau tidak!"Dimas tak lagi terkecoh oleh sandiwara wanita yang dulu dicintainya itu."Tega kamu, Dim! Begini cara kamu? Habis manis sepah dibuang? Kamu mau membuang aku setelah mendapatkan wanita yang lebih muda? Laki-laki macam apa kamu?" Lena merasa begitu terpuk
Read more
Part52
Dalam perjalanan, tak henti-hentinya air mata Ratih mengalir. Ternyata keputusannya untuk menikahkan Dwi dan Dimas harus berakhir seperti itu. Ratih merasa bersalah karena merasa telah menghancurkan masa depan dan cita-cita Dwi. Untuk itu dia ingin segera memperbaikinya.Sonia pulang dengan diantar sopirnya, sedangkan Arya menawarkan diri untuk mengantar Dwi dan Ratih pulang. Dia tak sampai hati melihat Dwi begitu terpukul atas perbuatan suaminya."Ma, kenapa mama mengusir mas Dimas? Dwi jadi merasa bersalah. Biar Dwi aja yang pergi, ya?" Dwi membuka percakapan di dalam mobil.Arya yang sedang menyetir, menoleh ke arah Dwi yang duduk di sampingnya."Memangnya kamu mau ke mana? Kamu tega ninggalin mama?" Ratih mengusap air matanya "Tapi mas Dimas anak mama. Apa kata orang nanti kalau tau mama mengusir mas Dimas karena Dwi?""Apa kamu juga bukan anak mama? Sudahlah, Dwi. Biar saja Dimas seperti itu. Dia harus belajar bertanggung jawab atas perbuatannya. Kamu fokus aja sama kehamilan ka
Read more
Part 53
Dwi terdiam. Hatinya kini menangis. Baru saja dia berniat mengecap indahnya pernikahan bersama suami yang mulai dia cintai, kini harus kembali kehilangan.Dwi tak lagi menyahuti ucapan mertuanya. Merasa serba salah karena kini suaminya belum bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.Dwi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu membuang pandangan ke arah jendela. Menatap mobil yang lalu lalang di sepanjang jalan. Larut dalam pikiran.*Sesampainya di rumah, Dwi langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya. Mamanya heran melihat sikap Dwi yang jadi lebih pendiam. Membuat Ratih berpikir bahwa menantunya itu begitu terpukul dengan kelakuan anaknya.Dwi mengurung diri sepanjang hari. Hingga dia tersentak saat mendengar suara seseorang memintanya utuk turun."Disuruh ibuk makan malam, Mbak Dwi."Dwi turun setelah selesai mandi. Menemui mamanya yang sedang menunggu di ruang makan, sendirian."Mas Dimas belum pulang, Ma?" tanya Dwi."Biarin aja. Mana mungkin anak itu berani pulan
Read more
Part 54
"Belum, Mas. Apa mungkin mas Dimas di rumah Lena, ya?" Suara Dwi terdengar kecewa. Dan Arya bisa merasakannya."Sudah coba telepon, Dwi?""Belum, Mas.""Kenapa?"Dwi tak menjawab."Mau Mas yang hubungi?" Arya menawarkan bantuan.Dwi yang sudah menyaksikan pertengkaran mereka di kantor tadi merasa tidak enak hati."Enggak usah saja, Mas. Biarin aja. Sudah, ya. Maaf ganggu Mas Arya malam-malam. Assalamualaikum."Dengan cepat Dwi mematikan panggilan meski belum ada jawaban salam dari Arya. Dirinya merasa bersalah, namun tak tahu harus berbicara pada siapa.Dwi lalu membaringkan diri di atas ranjang. Masih tetap mendekap benda pipih canggih itu di dadanya. Berharap ada keajaiban yang membuatnya memiliki kekuatan untuk menghubungi suaminya. Asal dia tahu Dimas baik-baik saja. Itu sudah cukup untuknya.Saat larut dalam pikiran, tiba-tiba ponsel Dwi berdering. Ada panggilan masuk dari Dimas. Tangan Dwi bergetar. Bingung harus menjawabnya atau tidak.Tak lama nada dering berhenti. Disusul not
Read more
Part55
"Dwi! Jangan lakukan itu, Dwi. Mas mohon. Beri kesempatan sama Mas sekali ini saja. Sumpah demi Allah, Sayang. Sekali pun Mas nggak pernah menyentuh Lena." Dimas terdengar panik. Dia tidak menyangka kalau mamanya akan mengambil keputusan dengan cepat."Itu sudah jadi keputusan Mama, Mas. Dwi nggak bisa berbuat apa-apa." Dwi tampak pasrah. "Dwi sudah bilang sama mama kalau Dwi nggak hamil.""Kenapa kamu lakukan itu, Dwi? Mas mengatakan itu untuk menyelamatkan pernikahan kita. Lena pasti akan terus mengancam Mas agar menceraikan kamu jika Mas tidak berkata seperti itu.""Tapi Dwi nggak mau membohongi mama, Mas. Mas Dimas tega memberi harapan palsu sama mama? Mama pasti akan bertambah marah jika tahu bahwa cucu yang diidam-idamkannya itu tidak ada. Kenapa Mas tidak menikahi Lena saja? Bukankah itu juga akan menjadi cucu mama juga?" Dwi tak dapat lagi menahan tangisnya.Hatinya begitu perih mengucapkan kalimat-kalimat yang sebetulnya sangat bertentangan dengan hatinya. Jauh di lubuk hatin
Read more
Part56
Dwi terkejut. Tak menyangka kalau Dimas akan berpikir sampai sejauh itu. Hal itu membuat Dwi yakin akan segala ucapan suaminya."Mas benar-benar tidak pernah melakukan itu sama Lena?" Dwi meyakinkan."Berapa kali Mas harus bilang, Sayang? Atau kamu lebih senang Mas masuk penjara?""Mas!" "Katakan, Dwi. Katakan perasaan kamu sama Mas."Dwi menarik napas agar dapat bersikap tenang. "Iya, Mas. Dwi percaya sama Mas Dimas. Dwi juga mencintai Mas Dimas." Dwi terisak.Dimas tertegun. Hatinya merasa begitu lega karena cintanya telah berbalas dari istri kecilnya itu."Sayang? Kamu serius?" "Buktikan kalau Mas Dimas tidak bersalah. Dwi akan menunggu Mas.""Baik, Sayang. Mas akan melakukan apa pun demi kamu. Mas janji. Kita akan bisa sama-sama lagi. Tapi ada satu hal yang harus kamu lakukan agar Mas merasa tenang, Dwi.""Apa itu, Mas?"*Selesai sarapan, Ratih meminta Dwi untuk bersiap-siap. Hari ini mereka akan menemui pengacara untuk membicarakan duduk perkara agar dapat melakukan gugatan p
Read more
Part57
"Ma, Mas Dimas meminta Dwi menemuinya di hotel. Boleh?" Dwi bertanya saat makan siang dengan mertuanya. Karena kejadian waktu itu, Dwi memutuskan untuk tak lagi kembali ke kantor. Dia pun telah meminta izin pada mamanya. Juga Arya yang menjadi alasannya menerima tawaran bekerja waktu itu."Kenapa harus kamu yang menyusulnya? Kenapa dia tidak pulang saja?" Ratih bertanya heran."Mas Dimas tidak akan pulang sebelum semuanya selesai, Ma. Mas Dimas tidak mau membuat mama marah lagi. Lagipula, saat ini Mas Dimas sedang menghindari Lena. Kalau Mas Dimas pulang, wanita itu pasti mencarinya ke sini.""Ya, sudah. Nanti biar mang Udin yang ngantar kamu." "Makasih, Ma."*Dwi sampai di lobi hotel. Lalu tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan menyeret langkahnya."Mas Dimas?" Dwi terkejut melihat Dimas seperti telah lama menunggunya.Dimas mengambil alih ransel berisi pakaian ganti yang dia pesan agar istrinya tidak kepayahan."Kita ke kamar aja, ya." Tangan Dimas tak lekang menggenggam tangan
Read more
Part58
Dimas tak menyia-nyiakan kesempatan, mencumbu Dwi dengan begitu bersemangat. Tangannya bergerak ke sana ke mari hingga Dwi yang tak siap harus bergerak mundur.Dimas tak melepaskan serangan itu, hingga akhirnya Dwi terpojok dan terduduk di sisi tempat tidur. Dimas merebahkan Dwi di atas ranjang. Tangan besarnya mulai meraba dan mencoba membuka kancing blush Dwi, hingga akhirnya Dwi menahan gerakan itu dengan tangannya."Kenapa?" Dimas berbisik."Bukankah Mas sudah berjanji?" Dwi tampak ketakutan."Mas akan buktikan semuanya, Sayang.""Kalau begitu tunggulah sebentar lagi.""Kamu tega?""Dari pada Dwi tidak percaya sama sekali?""Kamu menyiksa Mas, Sayang." Dimas memelas di sela-sela napasnya.Dwi tertawa kecil. "Siapa suruh ingkar janji. Yang seperti ini saja tidak bisa Mas tepati.""Ya? Ya? Plis!" Dimas kembali merayu."Begini cara Mas merayu Lena?""Ish!" Dimas mencubit hidung mancung Dwi dengan gemas. "Mas juga belum pernah, ya. Ini baru mau yang pertama.""Kalau begitu Mas Dimas
Read more
Part59
Saat ini Dimas sedang memulai aksinya. Setelah Dwi meninggalkannya sendirian di hotel, Dimas benar-benar merasa kesepian. Baru saja dia ingin menikmati manisnya madu sebagai pengantin baru, malah harus kecewa karena Dwi dengan tegas menolaknya.Tentu saja Dimas tidak serta merta menyalahkan istrinya. Dwi melakukan itu sudah pasti karena perbuatan Dimas sendiri. Karena itu Dimas harus berusaha lebih keras lagi untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.Dua jam lamanya Dimas menempuh perjalanan dengan mobilnya. Meski hanya sekali, dia masih ingat jalan yang pernah dia lalui. Mobil melaju pelan saat memasuki halaman sebuah bangunan.Sebuah villa tempat terjadinya kejadian saat Dimas dijebak oleh Lena.Dimas turun dari mobil saat melihat seorang pria yang sedang menyapu daun-daun dari pohon yang berserakan."Mau cari siapa, Mas?" Pria paruh baya itu menghampiri saat melihat Dimas berjalan mendekatinya."Bapak, yang punya villa ini?" tanya Dimas berpura-pura."Bukan, Mas. Saya hanya m
Read more
Part60
"Len, sudah lama Dimas tidak ke sini. Apa hubungan kalian sudah berakhir?" Pak Diki bertanya pada anak perempuannya saat makan malam."Eh, enggak kok, Pa. Dimas akhir-akhir ini sibuk di kantor. Kan papanya Dimas udah nggak ada. Jadi sekarang Dimas harus menghandel kerjaannya sendirian." Lena beralasan."Jangan lama-lama lagi, Len." Mamanya Lena ikut menimpali. "Suruh Dimas cepat melamar kamu. Tahun ini saja umur kamu sudah dua puluh lima. Mama nggak mau kamu disebut nggak laku. Anaknya teman-teman arisan mama sudah pada nikah. Malah ada yang sudah punya cucu."Lena terdiam, sembari mengusap perutnya yang masih rata. Tentu saja dia tidak mungkin mengatakan kalau saat ini dia juga sedang mengandung. Bisa-bisa mamanya pingsan dan papanya akan mengamuk, lalu memaki-maki Dimas.Lena tak ingin rencananya hancur sia-sia karena kecerobohannya."Iya, Ma. Mama tenang aja, ya. Sebentar lagi Dimas dan keluarganya akan melamar Lena, kok.""Baguslah kalau begitu. Kalau dia tidak secepatnya melamar
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status