All Chapters of Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Chapter 11 - Chapter 20
225 Chapters
Harga Diri Seorang Istri
Bab 11) Harga Diri Seorang IstriTak sepatah katapun terucap dari bibir Ismah. Wanita tua itu menangkap tangan Hanum, kemudian menyeretnya keluar dari kamar. "Ada apa ini, Ma? Kenapa menarikku seperti ini? Aku salah apa?" ringisnya. Hanum berusaha melepaskan tangan Ismah, tapi pegangan tangan wanita itu sangat kuat. "Kamu memang tidak bisa di beri hati, Hanum. Jangan pernah berpikir setelah kamu berjualan, maka akan bebas dari tugas di rumah ini. Kamu bukan tuan putri!" Ismah menghempaskan tangan mulus itu saat keduanya sudah sampai di dapur. Wanita tua itu menunjukkan perabotan dapur yang menumpuk di dekat pencucian piring. "Kamu cuci piring sana. Jangan enak-enakan tidur!""Ma, aku hanya ingin istirahat sebentar. Nanti aku bereskan semuanya," protes Hanum sembari membalikan tubuh. Namun tangan Ismah kembali menangkapnya, sehingga wanita muda itu tidak bisa berkutik."Kamu mau kemana, hah? Jangan berlagak seperti tuan putri di rumah mertua!" Ismah membentak."Tidak ada nanti-nant
Read more
Kedatangan Yasmin
Bab 12) Kedatangan Yasmin"Kamu beli apa, Sayang?" tanya Fahri. Lelaki itu mendekat. "Pepes ikan patin dan sayur asam," sahut Hanum sembari membuka bungkusan itu. Fahri berinisiatif mengambil mangkok, sendok, beberapa piring dan gelas kosong, lalu menyerahkannya kepada istrinya."Mari kita makan, Sayang. Aku sudah lapar.""Tentu." Hanum mengambil nasi dari magic jar, menata semua hidangan di depan mereka. Tak lupa menuang tiga gelas air."Ayo, Ma. Kita makan," ajak Fahri saat sang ibunda masih setia duduk dan menatap nanar apa yang dilakukan anak dan menantunya.Ismah tidak menyahut, tetapi mengambil piring dan menyendok sayur asam. Rasa gurih dan sedikit asam muncul dari indera perasanya. Masakan ini memang enak, hanya saja hatinya masih tidak rela. Membeli masakan jadi tidak pernah ada dalam otaknya. Dulu ibu mertuanya selalu mengajarkan untuk memasak, karena dengan memasak bisa menghemat pengeluaran, apalagi mereka tinggal di kampung. Beras, ikan dan sayur semuanya tersedia. Seka
Read more
Gamis Pemberian Yasmin
Bab 13) Gamis Pemberian Yasmin"Hanya laki-laki bodoh yang menolak menikahi perempuan kaya raya seperti Yasmin....""Jadi Mama menganggapku sebagai lelaki bodoh?" Fahri sengaja memotong ucapan sang ibunda. Dia melirik Hanum yang terlihat pucat pias. Menyadari itu, ia merangkul bahu perempuan itu, merapatkan ke tubuhnya."Dengar, Mama! Lelaki yang menikahi seorang perempuan lantaran hartanya, harga dirinya bahkan lebih rendah dari seorang gigolo. Lelaki itu pemimpin. Dia yang membiayai keluarganya bukan dia yang dibiayai oleh istrinya!""Tapi tidak seperti itu juga, Fahri....""Harus seperti itu, Ma. Tujuan Mama ingin bermenantukan Yasmin adalah untuk memanfaatkan hartanya. Hal itu yang ingin aku cegah dari Mama!""Mama hanya ingin yang terbaik untukmu, Nak.""Tapi untuk apa Mama menyesali semua yang telah terjadi? Istriku adalah Hanum. Maka terimalah Hanum sebagai menantu Mama dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Jangan pernah Mama membanding-bandingkan Hanum dengan Yasmin. Mere
Read more
Terpeleset
Bab 14) TerpelesetTak ada lagi pembicaraan setelah itu, karena mereka sudah sampai di halaman rumah yang punya hajat. Setelah semuanya masuk ke dalam rumah, acara pun dimulai."Dari mana Fahri kenal perempuan itu?" tanya istri haji Alwi setengah berbisik kepada Ismah yang duduk di sampingnya."Saya juga tidak tahu, Bu. Tiba-tiba saja Fahri meminta kepada kami untuk melamar seorang perempuan, ya si Hanum itu," sahut Ismah sembari berbisik pula."Berarti Fahri belum mengenal jelas siapa dia?" Istri haji Alwi yang bernama Rahma itu terkejut."Entahlah, Bu. Akan tetapi yang jelas acara di sana hanya sederhana saja, cuman akad nikah doang. Makanya kami sengaja tidak bawa rombongan kemarin itu. Lagi pula rumah Hanum di sana kecil, mana muat kalau bawa rombongan banyak-banyak?" jelas Ismah. "Ah, yang serius, Bu?" Rahma perempuan setengah baya itu melirik Hanum yang tengah asyik mengobrol dengan Yasmin. Sejak pertama menyambut kedatangan Hanum, netra liarnya sudah memindai penampilan wanita
Read more
Aku Hanya Wanita Biasa
Bab 15) Aku Hanya Wanita BiasaDegg.Seketika Hanum beringsut menjauh dari Yasmin. Matanya menatap perempuan muda itu dengan perasaan bingung bercampur takut. "Tidak perlu takut padaku. Katakan siapa sebenarnya dirimu. Selama ini aku banyak mendengar cerita tentangmu dari orang-orang di kampung ini. Ya, mungkin sumbernya dari keluarga Fahri sendiri. Tapi yang kulihat sekarang justru kebalikan dari informasi yang sudah kudapat. Kamu bukan wanita miskin, kan?" Yasmin menyikapi kegugupan Hanum dengan senyumnya yang terukir, tampak getir."Jangan bikin drama macam-macam, Hanum. Atau memang kamu memang sedang menyamar?""Sungguh aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, Yasmin. Aku, ya aku...." Lidah Hanum terasa kelu. Dia tidak mungkin menjelaskan hal yang sebenarnya. Yasmin berdiri dan kakinya maju selangkah. Tangannya terulur, menekan kedua bahu perempuan itu. "Kamu tidak usah bohong, Hanum. Ketahuilah, Fahri sudah menolakku dan memilih dirimu. Aku pikir lelaki itu tidak bodoh. Bagaim
Read more
Firasat
Bab 16) FirasatTak terasa akhirnya mereka sampai di depan rumah. Hanum meminta diturunkan, tetapi Fahri tidak peduli. Begitu pintu terbuka, lelaki itu terus menggendong dan akhirnya merebahkan tubuh mungil Hanum di sofa."Kamu kenapa sih, Sayang? Kok bantu-bantu segala? Padahal disana udah banyak yang bantu di dapur. Tuh, kan akhirnya terpeleset, sakit kakinya," keluh Fikri seraya meraba betis Hanum dan menekannya sedikit."Aww.... Sakit, Kak," rintihnya."Halah, paling cuma sakit sedikit. Begitu saja mengaduh. Jangan manja kamu, Hanum! Masa iya, bawa piring beberapa buah sampai terpeleset? Bikin Mama dan Mila malu, terus bikin repot Yasmin pula. Itu tuh, baju Yasmin kamu pakai." cerocos Ismah panjang lebar. Dia benar-benar merasa malu dan kesal dengan Hanum, apalagi saat Yasmin meminjamkan pakaiannya begitu saja. Bagi Ismah, Hanum tidak pantas memakai pakaian mahal seperti itu, padahal tanpa ia ketahui sebenarnya pakaian yang semula dikenakan Hanum harganya jauh lebih mahal. Peremp
Read more
Cobaan Apalagi Ini?
Bab 17) Cobaan Apalagi Ini? Setelah menyelesaikan urusannya di warung terakhir yang ia sambangi siang ini, Hanum segera berbalik pulang. Perempuan itu memacu motornya dengan kecepatan yang agak tinggi. Bahkan dia tidak mampir ke warung makan langganannya. Dia berencana akan memasak di rumah saja. Kebetulan di kulkas masih ada stok sayur dan ikan gabus yang sudah dibersihkan. Hanum memarkir motornya di halaman, kemudian segera mengangkut kardus bekas tempat menaruh barang jualannya dan segera masuk ke dalam rumah. Seperti biasa, Ismah menyambutnya dengan senyum, walaupun sedikit menyeringai. Sikap yang membuat Hanum seakan merasakan berton-ton beban menindih pundaknya. Terasa begitu berat. Hanum tidak tahu apa yang berada di dalam pikiran ibu mertuanya. Semenjak ia berjualan, sikap wanita tua itu semakin menjadi, padahal urusan jualan sama sekali tidak mengganggu urusan rumah. Dia masih tetap mengerjakan semua pekerjaan rumah, mencuci pakaian orang sisi rumah, menyapu, mengepel lant
Read more
Tolong Bujuk Mama
Bab 18) Tolong Bujuk MamaHah? Kasihan? Nyaris saja Hanum tertawa jika tidak ingat dengan siapa ia kini berhadapan. Sungguh ngawur cara berpikir wanita tua itu. "Aku hanya mencoba melakukan hal yang aku bisa, Ma," ralat Hanum seraya mengusap dadanya tanpa sadar. Menghadapi Ismah selalu menguras emosinya."Seumur hidup aku tidak pernah ke sawah. Bagaimana mungkin aku bisa melakukan pekerjaan itu? Itu pekerjaan berat dan tidak cocok dilakukan oleh perempuan....""Tapi Mama dan sebagian besar wanita di kampung ini melakukan itu. Kami bisa melakukannya sembari mengurus rumah dan anak, bahkan juga mengurus mertua yang sudah tua." Wanita malah menepuk dadanya. "Jangan samakan aku dengan mereka. Mama sendiri tahu, kan dari mana aku berasal? Aku bukan asli kampung ini, sebuah desa yang penduduknya memang memiliki mata pencaharian petani. Di kampungku sebagian besar orang-orangnya adalah pedagang. Maka hanya berdagang yang aku kuasai, Ma." Hanum berusaha menjelaskan. Dia bahkan mengangkat
Read more
Mewujudkan Keinginan Fahri
Bab 19) Mewujudkan Keinginan FahriSembari sesekali melirik sang suami yang masih tertidur, Hanum memilih bermain ponsel. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk membangunkan suaminya. Lelaki itu terlihat sangat lelah dan butuh istirahat.Hanum mengerti suaminya berada di posisi yang sangat sulit. Di satu sisi ia harus menuruti orang tuanya. Namun di sisi lain ia tidak boleh mengabaikan Hanum sebagai istri. Benar, Fahri sudah berusaha untuk bersikap adil. Akan tetapi, bagaimana keadilan bisa ditegakkan jikalau ibu mertua selalu berperan sebagai penentu setiap keputusan yang mereka ambil?Dia tahu apa yang ibu mertuanya inginkan. Sebagai istri, ia akan berusaha untuk menjalani perannya sebaik mungkin, walaupun mungkin tak sempurna. Dia tak pandai memasak dan tidak bisa membantu suami bekerja di sawah. Itu memang kekurangannya. Namun apakah dengan kekurangan itu, lantas ia di anggap tidak pantas mendampingi Fahrian Muzaffar Shiddiq, putra kesayangan di keluarga besar haji Yahya?Rasanya
Read more
Menantu Penuh Kejutan
Bab 20) Menantu Penuh KejutanIsmah menatap nanar kepergian anak dan menantunya. Suara deru motor menimbulkan debu-debu beterbangan menghiasi halaman. Dia benar-benar tak menyangka. Maksud hati ingin membuat Hanum terpukul dengan apa yang ia lakukan, tapi ternyata tidak. Hanum rupanya sosok menantu yang penuh dengan kejutan. Entah apa yang sedang direncanakan oleh Hanum. Tumben wanita muda itu mau diajak Fahri untuk mengajar di TPA, padahal Ismah tahu, dulu Hanum pernah menolak dengan alasan belum cukup ilmu untuk mengajar. Ismah berpikir mungkin karena saat itu Hanum sadar diri, bahwa pendidikannya memang tidak memadai untuk mengajar anak-anak mengaji. Ismah yakin itu karena Hanum memang tidak pintar. Jika Hanum memang benar-benar berpendidikan tinggi, buat apa hanya diam di rumah, tidak mau diajak mengajar oleh suaminya? Apa guna ijazah kalau tidak di pakai untuk mengajar? Bahkan Hanum juga tidak bersedia jika diminta oleh ibu-ibu membaca doa di saat acara yasinan ibu-ibu pada set
Read more
PREV
123456
...
23
DMCA.com Protection Status