All Chapters of (Bukan) Menikahi Suamimu: Chapter 1 - Chapter 10
32 Chapters
1. Anak Itu Beban
“Bu, aku tidak mau menikah dengannya!” teriak Lakshmi sambil bercucuran dengan air mata. Dia baru saja pulang kampung setelah dua semester tak kunjung pulang. Namun, yang didapatkannya adalah mandat dari orangtuanya yang menginginkan dia segera berkeluarga. Wanita muda berusia sembilan belas tahun itu bahkan mendapatkan kabar yang mampu membuatnya luluh lantak di kala letih usai menempuh dua belas jam perjalanan. “Kamu sudah besar, Lakshmi! Jangan kamu lancang di keluarga ini! Tetangga mulai membicarakan kamu! Bapak malu!” teriak Purwanto yang masih duduk di singgasana miliknya. Matanya menatap nyalang putri keduanya yang selalu membangkangnya itu. Lakshmi semakin menatap nanar kedua orangtuanya. Ayahnya yang selalu bersikap otoriter dan juga ibunya yang selalu diam saja, sama sekali tak bisa membela keinginan anaknya jika bertentangan dengan keinginan kepala keluarga alias ayahnya. “Apa kalian tidak bangga pada ku yang sudah bersusah payah mendapatkan beasiswa sampai kuliah grati
Read more
2. Pada Akhirnya Menikah Paksa
Mimpi yang dibangunnya bersusah payah selama tiga tahun pun kandas hanya karena paksaan soal menikah di usia belia. Pertengkaran yang tak bisa dihindari pun masih membuatnya kalah. Bahkan ayahnya menjadi diktator kejam bagi kehidupannya. Sudah cukup puas dia harus menangis berhari-hari dan merasa marah pada kedua orangtuanya akan ketidakadilan yang dialaminya. Tok tok tok! Meski mendengar ketukan pintu berkali-kali, tetap saja Lakshmi enggan untuk beranjak. Kepalanya pusing, berputar hebat usai menangis terus menerus karena meratapi nasibnya yang sungguh mengenaskan. Tok tok tok! “Mbak Ami, ini Bagus,” tukas adik kesayangan Lakshmi itu. Lakshmi semakin tak ingin terlihat lemah di hadapan adiknya yang paling kecil. Yang mendengarkan seluruh cerita hidup sekaligus mimpi-mimpinya tanpa merasa jemu. Hatinya teramat sakit sampai dengan derai airmata saja tak dirasa cukup. Sudah satu minggu sejak keputusan final Purwanto, dia sudah terikat di dalam kerangkeng kecil yang siap mengekang
Read more
3. Dinikahi Pria Bandot
Semua anggota keluarga Lakshmi berkumpul di kamarnya. Para kakak-kakaknya, satu kakak perempuan yang tengah menggendong anak tersenyum juga, dan kedua kakak laki-lakinya pun tak kalah semangatnya mengucapkan selamat dan berbahagia karena pernikahan Lakshmi. Lakshmi semakin benci melihat senyum yang tersungging di bibir mereka. Dia muak, dia sama sekali tak menginginkan pernikahan. “Mbak enggak menyangka akhirnya kamu menikah, Ami,” ucap kakak perempuannya sambil tersenyum haru. “Kamu sebentar lagi menjadi istri, Lakshmi. Kamu tak perlu risau soal biaya hidupmu lagi. Ada laki-laki yang bertanggung jawab nantinya,” tukas salah satu kakak laki-lakinya. Lakshmi semakin menarik bibirnya menjadi segaris. Matanya bahkan sudah menatap penuh benci. “Kalian semua puas membuatku seperti ini hah?! Aku tak perlu ucapan selamat kalian yang busuk itu!” sentaknya cepat, sudah tak tahan mendengar basa basi busuk yang sama sekali tak memberinya penghiburan. Semua terdiam, menatap penuh rasa tak pe
Read more
4. Penjelasan
Tangan Lakshmi bergetar hebat, matanya terus menerus menatap tak percaya lelaki yang ada di hadapannya. Merasa seperti terlempar ke jurang gunung berapi yang meletup-letup lavanya. Jantungnya bagai ditusuk hebat dengan panah beracun. Lelaki itu … lelaki yang selalu dia andalkan untuk menceritakan mimpi-mimpinya selama ini. Lelaki dengan mata sepekat zamrud dan hidung mancung dibingkai dengan rahang yang tegas yang amat dia percayai. “Pak … Hendra?” Suaranya spontan lolos bak desahan lemah. Tak bisa dirinya berkata-kata lagi. Dia ingin menangis saat ini juga. Amat sangat ingin menangis. Namun, tubuhnya seakan terhipnotis untuk memasangkan cincin di jari manisnya tapi tenaganya sudah tak bersisa. Cincin yang seharusnya terpasang di jari laki-laki itu tergelincir ke tanah. Trak! Semakin sesak dadanya sampai napasnya terengah-engah. Rasa sakit yang dihasilkan oleh keluarganya baru saja ingin ia kubur kini bertambah. Lelaki yang begitu baik padanya dan begitu membimbingnya di universi
Read more
5. Dia ... Dosen
“Saya tidak butuh penjelasan anda,” sergah Lakshmi cepat. Ia sungguh enggan untuk membalas tatapan Darius. Kapan dia mulai mengenal pria itu? Sejak Darius memperkenalkan diri sebagai dosen pembimbing namun sekaligus dosen tamu yang mengisi mata kuliah manajemen keuangan. Bagaimana dirinya yang ternganga saat pria itu memperkenalkan diri sebagai dosen pembimbing dan juga Lakshmi yang terkejut saat pria itu menjadi dosen tamu di universitasnya. Kala pertama dia mulai masuk ke dalam kelas saat itu. Lakshmi yang sudah tersenyum lebar pun menenteng tas miliknya. Dia tak sabar untuk mengikuti perkuliahan di hari pertama dan dia juga mulai menginjakkan kaki di universitas yang berada di ibu kota sekaligus universitas peringkat dua nasional. Kakinya terus melangkah cepat, berlari karena dia takut terlambat. Sengaja menunggu bus kampus di halte terdekat. Suara gemerisik air di danau yang tak jauh dari halte menjadi musiknya pagi ini. Matanya melihat sekeliling, banyak mahasiswa yang juga
Read more
6. Pelecehan Oleh Suami
Lagi, Darius menghela napasnya. Dia tak menyangka Lakshmi akan menjadi arca yang tak bergerak sedikit pun juga. Dia lagi-lagi meremas bahu gadis itu, menginginkan Lakshmi bisa merespon keinginannya untuk menjelaskan situasi mereka saat ini. Namun, bagi Lakshmi, penjelasan apa pun tak akan ada gunanya selagi semuanya sudah terlanjur dilakukan. Akad yang tadi dia lalui malah menambah rasa dendamnya. Melihat wajah pria itu saja dia sudah muak, seakan perutnya bergejolak dan ingin mengeluarkan seluruh isinya kalau bisa. “Baiklah, nanti aku akan menjelaskan di rumahku saja. Nanti malam, kamu akan segera pindah ke rumahku,” putusnya telak. Lakshmi tak peduli sama sekali. Dia hanya menatap cermin dengan pandangan datar saja. Tak ingin melihat pria itu lebih lama di dalam kamarnya saat ini. Bisakah dia mengusirnya? Ah, mungkin nanti ayahnya malah akan semakin memiliki alasan untuk mendebat sekaligus membuatnya menjadi rendahan. Darius mundur, dia membuka pintu dan mempersilakan perias pen
Read more
7. Kita Bukan Keluarga Lagi
“Bersiaplah, kamu perlu berganti baju dan juga membersihkan diri kalau mau,” tukas Darius yang sudah selesai berbincang dengan keluarga Lakshmi sementara istrinya enggan berbicara dengan keluarganya sendiri. Sebenarnya Darius ingin bertanya kenapa Lakshmi sampai begitu enggan berbicara barang sebentar dengan kedua orangtuanya, sementara mertuanya terus mengkhawatirkan putrinya itu. Lakshmi hanya mengangguk saja. Dia memilih untuk mengambil baju di lemari kayu miliknya yang sudah reyot dan juga sudah gopok. Dia berbalik, masih saja menatap Darius dingin. “Keluarlah dulu, jika anda ingin saya cepat berkemas,” sindirnya. Darius semakin ingin sekali mengurung gadis itu ke pelukannya kalau bisa. Sayangnya, ia hanya bisa menurut saja untuk saat ini. Melangkah keluar kamar dan menunggu istrinya bersiap. Lakshmi menghela napasnya, lelah. Ia hanya ingin tidur kalau bisa. Namun, semakin lama dia berada di rumah yang sama dengan ayah dan ibunya malah semakin menambah kadar sesak yang dirasak
Read more
8. Pemaksaan di Malam Pertama
Yang tak diketahui oleh Lakshmi, Darius mencoba menghibur ibu istri keduanya itu. Mendengar tangisan sedih saja sudah membuatnya enggan dan ingin segera beranjak namun karena dia masih mencoba menghormati mertuanya, dia masih duduk sambil mendengarkan beberapa permohonan.“Kami pamit dulu ya Bu? Nanti jika Lakshmi libur, tentunya saya akan mengajaknya singgah ke rumah walau hanya sehari,” janji Darius yang diantar sampai keluar pintu.Suryani mengangguk, tersenyum. Tangannya terus mengusap lengan sang menantu. “Tolong jaga Putri Ibu ya? Kadang Lakshmi suka lupa makan,” lirihnya penuh harap.Lagi-lagi Darius mengangguk. Dia meletakkan barang-barang yang ditata di dalam kardus, milik sang istri sekaligus miliknya dari seserahan tadi. Dia merogoh dompet di saku celananya. Mengeluarkan beberapa lembar uang merah dengan nominal tertinggi.“Ini … saya ada sedikit uang, semoga bisa menambah pemasukan Ibu dan Bapak,” ucapnya sebelum pamit.Purwanto tersenyum, bangga. Tak sia-sia dia menerima
Read more
9. Waspada Pada Darius
“Ti tidak perlu! Saya di sini … saja,” cicit gadis bersurai panjang itu dengan wajah menunduk. Dia memang sedang gugup, memikirkan satu kamar dengan pria lain saja sudah membuat tubuhnya jumpalitan.Dia bukannya tak menyadari kalau sudah menikah, tetapi sekamar dengan pria di saat dia masih perawan adalah hal yang tak bisa dia terima.Bibir Darius berkedut mendengarnya. Dia bisa melihat kekhawatiran dan tingkat waspada Lakshmi menjadi meningkat dua kali lipat setelah melangkah masuk ke dalam kamar.Darius sedang tak ingin berdebat. Sejujurnya otot-otot di tubuhnya sudah terlalu tegang dan membutuhkan rileksasi. Dia sampai berbalik, memijat keningnya sendiri. Dengan mata telanjang, Lakshmi bisa melihat punggungnya yang kuat dan bahu yang lebar.Betapa Darius nampak frustrasi menghadapi gadis keras kepala itu.Dia berbalik, menatap tajam Lakshmi. “Aku sedang tak mau berdebat dengan sikap kekeraskepalaan kamu, Lakshmi. Sebaiknya malam ini kita bekerja sama.”Lakshmi memilih mengalihkan p
Read more
10. Serangan Kedua
Darius masih diam saja saat pagi ini dia mengajak Lakshmi untuk pulang. Dia masih mengingat jelas semalam Lakshmi yang menangis lirih di dalam selimut. Apa Lakshmi pikir tangisannya tak terdengar? Demi Tuhan, bahkan tangisan itulah yang membuatnya semakin susah untuk tidur. Dan dia pun tertidur di jam tiga pagi!Bagaimana pusingnya dia saat ini ketika harus mengendarai mobil untuk ke rumah dan membuka mata agar tak terjadi kecelakaan tentunya. Namun, tangisan lirih penuh penghayatan itu malah semakin terngiang-ngiang di kepalanya.“Kuharap kamu akan menyukai rumah kita.”Kita?Lakshmi mendengus geli mendengarnya. “Rumah anda yang dimaksud,” ralatnya segera.“Rumah kita. Rumah untuk tempat tinggal kita berdua.” Darius masih tak paham dengan sindiran itu.“Oh, pasti istri pertama akan merasa sakit hati luar biasa ya saat ini? Pulang-pulang membawa istri baru,” sindir Lakshmi kembali.Darius menoleh, menatap Lakshmi tak percaya. Rahangnya mengeras saat gadis itu mneyindirnya telak. Ada b
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status