Mas Fahri yang dari tadi hanya berdiri mematung, kini menghampiri bapak yang tergolek di lantai. Kepala bapak ada di pangkuan ibu. Pun aku ada di samping ibu."Kita bawa bapak ke rumah sakit," ujar Mas Fahri sambil berjongkok."Semua ini gara-gara kamu, Mas," bentakku sambil menatap tajam ke arahnya. "Maafkan aku, Nay. Tapi ini bukan waktunya untuk berdebat. Ayo bantu aku angkat bapak ke mobil. Sebentar-sebentar, aku buka dulu pintu mobilnya, biar nanti bapak langsung dimasukkan." Mas Fahri berlari menuju halaman rumah. Sesaat kemudian sudah kembali lagi.Karena tubuh bapak lumayan berat, aku, ibu dan Mas Fahri mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai di halaman, bapak langsung dimasukkan ke dalam mobil. Pun aku dan ibu ikut masuk ke dalam mobil. Ibu duduk di belakang menemani bapak. Sementara aku duduk di depan di sebelah Mas Fahri. Tubuhku rasanya gemetar, air mata terus bercucuran takut sesuatu yang buruk terjadi pada bapak. Ibu pun tak henti-hentinya menangis sambil bergumam,
Read more