Semua Bab BALAS YANG DIPERJUANGKAN USAI DIBUANG: Bab 31 - Bab 40
150 Bab
Bab 31. Di Mana Albian?
Alana menghela napas berat karena rasa kesal sudah merajai hatinya. Bagaimana bisa takdir tidak pernah berpihak padanya? Apalagi saat ini ada trio macan itu, dia pasti harus menguras tenaga lagi. Ah ya, bukankah jin atau setan-setan keluar menjelang magrib? Alana baru ingat hal itu.Dengan sedikit terbata, dia membaca ayat kursi dengan suara yang sedikit keras. Saat di pertengahan ayat, Hesti membentak, "heh, kamu pikir kita-kita ini setan apa sampai dibacain ayat kursi?""Sok paling suci aja!" Siti tidak mau kalah, dia bahkan menjitak kepala Alana keras.Alana tidak balas memukul karena mereka berjumlah tiga orang, tetapi jika tidak bisa melukai dengan fisik, bukankah masih bisa merusak mental atau batinnya? Alana tersenyum pongah, menatap ketiganya secara bergantian."Aku lupa kalau kalian itu manusia soalnya aku kalau ngeliat muka kalian kayak langsung keingat film horor gitu loh. Valak, nenek lampir, nenek sihir. Mirip, iya toh?" Alana pun menutup mulutnya seolah meralat ucapan pa
Baca selengkapnya
Bab 32. Sulit untuk Tersenyum
"Alana sudah ngerebut Rasya dari aku, Mbak. Pelakor kayak dia itu nggak pantes buat dikatain cantik, mending dihajar sebelum keluar kamar. Gimana?""Heh, sadar nggak kalau kamu yang ngerebut Albian dari aku? Semua tetangga di sini tahu kalau aku pernah pacaran sama Albian yang ternyata selingkuh sama kamu. Udah deh nggak usah akting!" geram Alana, tangannya mengepal sempurna.MUA tahu suasana di kamar pengantin sedang panas sehingga meminta Bella keluar saja. Apalagi beberapa detik yang lalu terdengar sorakan saksi menyebut kata 'sah!'. Sayangnya, gadis sialan itu menolak untuk keluar sendiri, dia malah menarik tangan Alana ikut bersamanya.Bella mengukir senyum sinis. Sepanjang malam dia memikirkan cara untuk merebut Rasya kembali karena mereka kekasihnya yang sekarang tidak berguna. Mereka memang baru bertemu tadi pagi, tetapi Bella merasa kurang respect sehingga memilih untuk mengusir Albian saja, sekaligus melarangnya untuk datang ke pernikahan Alana dalam keadaan babak belur sepe
Baca selengkapnya
Bab 33. Balasan yang Tepat untuk Perebut
"Apa maksudmu, Sya? Kamu nuduh aku tidur sama laki-laki? Hei, kamu sering maksa aku buat ditidurin sampai hamil begini, sekarang mau ngefitnah? Emang laki-laki jaman sekarang itu biadab ya, macarin anak orang buat dirusak doang. Sue!"Emosi Bella semakin memuncak. Kalau dia tidak meneruskan sandiwara itu sampai menang, bisa dipastikan orang-orang di sana akan menghujatnya. Dia memang bodoh karena datang tanpa persiapan lebih dan hanya memikirkan tentang kehamilan palsunya yang dianggap bisa menguntungkan.Alana juga tidak mau tinggal diam. Dia menatap tajam pada Bella yang memasang mimik paling menyebalkan. Meskipun tangan Alana sedikit dingin, dia tidak peduli. Baginya, diam adalah sebuah kekalahan besar ketika musuh terus mengusik."Benar, laki-laki jaman sekarang emang biadab, tapi nggak semuanya. Bella, kalau kamu mau mengatai orang seperti itu, minimal bercermin dulu lah. Suamiku nggak akan ketipu sama akal bulusmu. Oh iya, kita kan temanan yang bisa dikata sahabat, tentu aku tah
Baca selengkapnya
Bab 34. Gara-Gara Galon
Lima hari berlalu seperti biasa dan mereka memberi jeda untuk Bella dan Albian bernapas. Jika terus menghukum, bukankah tidak menarik? Meski begitu, Rasya tidak akan pernah membiarkan mereka kabur ke mana pun.Selama itu pula Rasya selalu tinggal di rumah Alana, membantunya memasak dan merawat Ranti yang kini sudah pulih dan mulai berangkat ke sekolah sebagai guru pendidik. Hari ini Alana harus sendirian karena orang tua suaminya akan datang, tentu mereka mencari keberadaan Rasya.Gadis itu termenung sendirian di meja makan. Semua pekerjaan rumah telah beres dikerjakan oleh Rasya, jadi dia bingung harus melakukan apa. Tiba-tiba Alana mengukir senyum mengingat tingkah konyol Rasya selama hidup bersamanya."Dia lucu juga," gumam Alana tanpa sadar.Ya, selama lima hari itu, Alana sering tertawa lepas melihat tingkah konyol Rasya yang tidak malu menghiburnya dengan nyanyian anak kecil sambil berjoget riang ketika Alana sedih memikirkan masa depannya. Dia merindukan Rasya, itu yang terbesi
Baca selengkapnya
Bab 35. Dijodohkan?
"Innalillahi, Alana. Jadi sekarang Alana lagi dikuret?" tanya Ranti terkejut begitu Rasya selesai menceritakan semuanya dari awal."Nggak, Ma. Alana nggak perlu dikuret kata bidan, soalnya kehamilannya kurang dari sepuluh minggu. Alana tidak apa-apa, yang dikhawatirkan adalah pasti tetangga tahu. Kita harus bilang apa sama mereka?"Ranti menghela napas berat, benar apa yang dikatakan oleh menantunya. Jika saja para tetangga tahu, maka tidak menutup kemungkinan dia akan menyebar ke semua orang. Namun, alasan apa yang harus diberikan?"Ngomong-ngomong, siapa nama gadis yang lihat Alana?""Aku lupa nanya, Ma, namanya siapa. Mungkin Alana tahu karena gadis itu sepertinya mengenal Alana. Ya sudah, mungkin kita ke klinik dulu sambil mikirin cara gimana ngomong ke tetangga?"Sekali lagi Ranti harus membuang napas berat. Masalah semakin bertambah, tetapi setidaknya Rasya ada untuk menemaninya menemukan solusi. Mobil itu yang mereka tumpangi melaju meninggalkan halaman sekolah.Wanita tua itu
Baca selengkapnya
Bab 36. Terlambat Hilang
Mereka tidak menunggu Rasya karena lelaki itu mengatakan baru bisa kembali malam nanti. Jadi, Ranti memesan taksi online untuk keduanya setelah istirahat lima jam di klinik."Biar yang bawa tasnya!" Ranti menyambar tas kecil yang berisi baju Alana. Sebelum berangkat, dia menyempatkan diri untuk membeli daster di luar agar ketika tetangga melihat, tidak ada darah di sana.Mobil yang ditumpangi sudah pergi, Ranti pun melangkah sambil menggandeng tangan anaknya. Pintu sedikit terbuka, dia mengerutkan kening karena curiga ada pencuri yang masuk. Saat mendorong daun pintu itu hingga terbuka lebar, rumah sudah bersih."Siapa yang beresin?""Eh, Mama sama Alana? Maaf aku tadi niatnya mau beresin rumah dulu abis itu naik taksi jemput kalian, tapi–""Nggak apa-apa, Nak Rasya. Kalau nggak pakai mobil sendiri, kita lebih merepotkan jadinya." Ranti memotong pembicaraan Rasya yang menyembul dari balik pintu kamarnya."Lah, ini aja udah ngerepotin, Ma. Malu tahu darahku dibersihin sama Rasya!" timp
Baca selengkapnya
Bab 37. Urus Saja Dirimu Sendiri
Siti dan Leha saling pandang, kemudian menertawakan Rasya yang membela Alana. Mereka berdua mengira dia adalah lelaki paling bodoh di dunia ini karena mau menikahi gadis hamil serta selalu merepotkannya.Karena kesal terus ditantang, akhirnya Leha menyikut lengan Siti meminta agar terus melawan. Mereka sudah lama bekerjasama dalam menggibah orang lain, jadi Siti mengerti kode-kode itu. Dia maju selangkah sambil berkacak pinggang menunjukkan keberaniannya."Nggak usah sembunyikan aib itu, Sya. Kita semua tahu kok meskipun nggak ada bukti Test Pack misalnya, tetapi selain darah yang aku lihat kemarin, Albian juga mengakui kehamilan Alana. Jadi bagaimana, apa sekarang kamu masih bisa mengelak?"Suara Siti terlalu nyaring sehingga memancing tetangga lainnya untuk ikut menguping. Rasya diam sesaat, tetapi itu tidak berarti mengalah dan mengakuinya. Lagi pula, dia memiliki banyak uang, apa yang harus dia takutkan?Rasya hanya takut apabila kabar pernikahannya sampai ke orangtuanya karena ak
Baca selengkapnya
Bab 38. Terimakasih Sudah Mencintai Alana
"Pengantin baru mestinya tahu walaupun nggak dijelasin," jawab Rasya akhirnya setelah beberapa detik memutar otak mencari alasan. Ranti hanya menanggapi dengan tawa. Bukan karena dia malas memberi komentar, tetapi terlalu banyak tanya yang mengusik pikirannya. Dia selalu memilih diam ketika ingin marah untuk menghindari penyesalan di ujung waktu. Wanita tua itu melangkah keluar kamar mencari ketenangan, berusaha mengalihkan fokusnya dengan menonton televisi. Tentu hal yang saat ini mengusik pikirannya adalah Alana. Apakah anak gadisnya akan selalu bahagia bersama Rasya sehingga melupakan dendam kesumat di dalam hatinya? Bagaimana jika waktu terus berlalu, tetapi dendam itu terus tumbuh dan justru menghancurkan hati Alana. Ranti tahu bahwa anaknya tidak sekuat yang mereka pikir, dia adalah gadis cengeng dan mudah tertekan batinnya. "Rasya, hentikan!" teriak Alana dari dalam kamar menyusul tawa lepas Rasya. Ranti diam-diam menoleh pada pintu kamar yang setengah terbuka itu. Entah ke
Baca selengkapnya
Bab 39. Siapa yang Menjual Dirinya?
"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu?"Bella tertawa kecil melihat mantan kekasihnya yang seolah tidak menerima fakta itu. "Alana menjual diri sama Albian. Jadi, dia ngemis cinta sama kasih sayang Al dengan merelakan tubuhnya. Aku sih kasihan ya, kok bisa ada gadis yang mengatasnamakan cinta sampai meloroti harga dirinya?""Oh, jadi Alana ngemis cinta sampai rela ngejual diri?""That's true, kamu benar sekali. Ini bukan aku yang bilang loh ya, tetapi Albian. Tahu sendiri kan kalau laki-laki nggak pernah malu ngakuin hal tabu kek gitu. Jadi ceritanya Alana ini sering nyuruh bahkan maksa Albian datang kalau dia lagi sendiri di rumah. Nah, kalau mereka sudah berdua nih, Alana ngegoda dengan cara ngajakin Al masuk kamar sambil buka baju. Coba deh kamu pikir, Sya, laki-laki mana yang nggak kegoda dalam posisi seperti itu? Jadi, kehamilan Alana itu sama sekali bukan salah Al karena dia sendiri terpaksa. Lucu yah, biasanya cewe-cewe yang diperkosa ini malah sebaliknya.""Kamu nggak malu ngefi
Baca selengkapnya
Bab 40. Menumbuhkan Cinta
"Nggak usah teriak gitu, Bel. Kamu nggak malu kedengaran sama orang lain?""Alana, tersenyumlah selagi kamu bisa, tetapi ingat kalau aku nggak bakal tinggal diam. Kamu istrinya Rasya, kan? Okey, tunggu saja!" Kalimat ancaman itu keluar di antara gigi Bella yang saling mengatup, kemudian beralih menatap Rasya. "Dan kamu, Sya. Aku emang nggak nemenin kamu dari nol, tetapi kita berjuang bersama selama ini. Kamu kaya, tetapi siapa yang membuatmu jadi lelaki mandiri? Aku sudah berjuang, melawan banyak rintangan dalam hubungan kita, tetapi yang aku dapat hanya sebuah pengkhianatan. Aku melakukan segalanya demi kamu, menghabiskan waktuku hanya untuk kamu bahkan rela masak kalau kamu lagi badmood sama pembantu. Sekarang kamu ninggalin aku demi gadis ini?!""Kamu ngigau, ya? Udah deh mending kamu pulang. Intinya aku nggak ninggalin siapa-siapa demi Alana, jangan sampe gara-gara kamu dia jadi ragu sama aku ya. Pulang sana!" usir Rasya kasar sampai mendorong gadis itu hingga melewati pintu.Dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status