Pria itu menatapnya tajam. Mata biru dan dingin kini memancarkan api kemarahan, amarah yang bukan ditujukan pada Audrey, melainkan pada pria lain.Saat melihat wajah panik Audrey, pria itu segera menariknya, menuntunnya dengan langkah cepat menjauhi keramaian. Ia membawa Audrey ke tempat sepi, aman, dan tersembunyi, lorong pintu darurat yang jarang digunakan.Pintu baja itu menutup di belakang mereka, menciptakan keheningan yang terasa menegangkan dan mencekik.“Ada apa?!” tanyanya, suaranya keras. Ia mencengkeram bahu Audrey, merasakan getaran tubuh wanita itu.“Dia.. Dia mengikuti aku.. De-Denzel..” gumam Audrey, suaranya nyaris hilang, dipenuhi trauma.Pria itu, Denzel, langsung memeluk Audrey, erat. Pelukan itu bukan lagi hasrat, tapi benteng pelindung yang kuat. “Tenang, ada aku di sini.. Kamu aman!” Nada Denzel terdengar dingin, sebuah janji dan ancaman pada dunia.“Tadi.. Aku menelponmu.. Aku takut.. Aiden.. Dia.. Dia paksa aku…” tubuh Audrey bergetar hebat di pelukan Denze
Last Updated : 2025-10-26 Read more