Lahat ng Kabanata ng NAMA PEREMPUAN YANG KAU SEBUT DALAM DOA: Kabanata 11 - Kabanata 20
42 Kabanata
Chapter 11
"Dek."Aku terperanjat mendengar suara Mas Raihan, belum lagi lingkar tangan di pinggang membuat aku terpaksa mengulas senyum tipis. "Habis terima telpon atau pesan dari siapa?" tanyanya. "Biasa Shofa, Mas.""Oh, dia masih betah single."Aku melepaskan pelukan Mas Raihan, berbalik dan tersenyum padanya. Senyum penuh arti yang lemparkan pada lelaki yang ternyata menyimpan banyak rahasia yang tak aku ketahui. Berjalan menuju ranjang, Mas Raihan mengikuti dari belakang. Lalu kami sama-sama duduk di atas ranjang, pikiranku masih penasaran dengan jawaban Mas Raihan soal perempuan yang disebut dalam doanya itu. "Belum bertemu jodoh yang pas mungkin Mas, lagi pula aku baru sadar suatu hal.""Apa?" tanya Mas Raihan penasaran. Aku menatap dua bola hitam legam itu, sungguh dia tampan, baik dan selalu membuatku merasa menjadi perempuan paling beruntung memilikinya. Tapi nyatanya di balik semua itu, aku adalah perempuan yang paling malang. "Saat kita sudah menemukan jodoh kita pun bisa saja
Magbasa pa
Chapter 12
"Apa yang kamu temukan?" tanyaku tak sabar pada Shofa. "Tunggu, aku mau tahu dulu sudah sejauh mana dengan strategi kamu?" tanyanya. Aku menghela napas, sahabatku ini memang paling jago bikin penasaran. Dua hari ini dia terus mengirim kabar yang membuatku terkejut soal masa lalu Mas Raihan yang tak pernah aku usik dari Mas Raihan karena merasa dia jujur sudah menceritakan semuanya nyatanya banyak hal yang disembunyikan oleh lelaki yang pandai berubah sikap itu. Tanpa menunggu lama aku menceritakan semuanya, peristiwa yang terjadi kemarin. Saat aku mengajak Mama Raihan ke butik perempuan itu dan bagaimana sikapku sekarang pada Mas Raihan yang mulai sedikit acuh, aku masih melayaninya tapi saat Mas Raihan mulai merayu, berkata manis atau bahkan seakan mengajakku bercumbu aku selalu menolak. Karena rasanya perih saat aku dengar ternyata tak hanya aku di dalam hatinya terlebih saat kemarin malam Shofa mengirimkan pesan suara itu. "Fix, suami kamu itu punya kelainan karakter.""Maksud
Magbasa pa
Chapter 13
Aku mematung melihat dia kembali datang ke tempat kerjaku, kali ini wajahnya tampak sedih dan menyiratkan luka berbeda dengan kedatangannya beberapa waktu lalu. Tak ada amarah seperti kemarin, tatapannya sayu, kelopak matanya menggambarkan kesedihan mendalam. Aku menghampirinya, mencoba menghilangkan perasaan tak suka dengan kedatangannya lagi. Kubiarkan dia tenang dulu, setelah membantunya berjalan dan duduk di sofa, memberikannya minum tak lama dia terisak, aku sungguh bingung dengan sikapnya. "Ada apa?" tanyaku. "Aku… aku…."Ucapannya terhenti hanya air mata yang kembali mengaliri pipinya yang putih, aku menghela napas mungkinkah dia telah mengetahui kelakuan suaminya. Aku merangkul tubuhnya, membawa perempuan yang dulu sempat aku benci itu dalam pelukan, membuang semua kesakitan masa lalu. "Jika kamu bersedia berceritalah," ucapku lagi. Perempuan itu akhirnya melepaskan pelukanku, mengusap air matanya dan berusaha seolah semua baik-baik saja padahal ku tahu luka itu masih san
Magbasa pa
Chapter 14
"Tidak apa-apa, anaknya lucu mbak.""Terima kasih.""Saya permisi," pamitku pada perempuan yang sepertinya mengenalku tapi saat dia tahu aku bersikap seolah heran padanya dia bisa bersikap biasa saja. Hebat sekali akting kamu, Mbak. Sekarang aku semakin yakin bahwa Mas Raihan sudah mengkhianatiku. Usia anak bernama Zahra tadi sekitar empat tahunan, aku dan Mas Raihan menikah lebih dari lima tahun maka jelas mereka berselingkuh atau bahkan sudah menikah. Langkahku terasa berat tapi aku terus melangkah, tujuanku adalah butik Zahra mantan calon tunangan Mas Raihan yang sempat aku tuduh dialah yang disebut Mas Raihan dalam doanya, tapi kini aku yakin telah salah sangka padanya maka tujuanku adalah meminta maaf padanya. Setelah memastikan dia ada di butik, aku segera meminta supir mobil online untuk melaju menuju tempat tujuan dengan kecepatan yang lebih cepat agar bisa lebih cepat sampai benar saja Alhamdulillah hanya satu jam saja sudah sampai. Berdiri mematung di depan pintu, menata
Magbasa pa
Chapter 15
Argh… aku memukul kepalan tangan yang tadi ingin dilayangkan pada lelaki tua yang dengan membabi-buta menghajarku. Kenapa hidupku tak bisa semulus orang lain, sejak kecil selalu jadi tekanan orang tua, papa yang arogan, Mama yang tak pernah lembut membuatku hidup bagai di neraka meski bergelimpangan harta. Hidupku bebas, mereka tak pernah memperdulikan sekacau apa yang penting di depan mereka aku harus nurut dan menjadi sangat baik. Sejak itulah mungkin aku tanpa sadar memiliki kepribadian ganda, di depan orang tua karena efek ketakutan kena pukulan atau omelan aku harus sebisa mungkin sangat baik dan lembut tapi di luar aku mengekspresikan diriku sendiri. Hal ini terbawa hingga saat aku menikah, dua bulan setelah menikah dengan Naura, perempuan pilihan Papa dan Mama yang tak lain adalah sahabat Papa mendadak aku merasa diperalat oleh mereka untuk bisa menguasai harta Naura yang banyak itu. Hingga aku merasa bosan, tapi dengan kelainan kepribadian yang aku punya di depan Naura menda
Magbasa pa
Chapter 16
Tak ada ampun lagi dari Papa untuk Mas Raihan dan aku pun tak bisa berbuat apapun, akhirnya Mas Raihan pun kalah dia terpaksa meninggalkan rumah ini, tentu saja tujuannya rumah perempuan itu. Perempuan yang katanya sudah bisa memberinya anak perempuan yang cantik, lalu kenapa dia tetap mempertahankan aku? Tetap bersikap baik padaku. "Nak," sapa Mama.Aku menghela napas. "Ma, aku butuh waktu. Berikan aku waktu untuk sendiri.""Silakan sayang, apapun yang bisa membuat kamu seperti sedia kala akan Mama lakukan.""Terima kasih, Ma."Kami saling berpelukan, aku pamit menuju kamar. Tiba-tiba saja kamar ini begitu menyeramkan, satu per satu ku tatap setiap sudutnya yang ada hanyalah bayangan keharmonisan antara aku dan Mas Raihan, kami jarang berselisih paham, sungguh siapapun yang tahu tak akan menyangka dengan apa yang telah terjadi, aku terlalu naif hingga menutupi akal sehatku kalau Mas Raihan pun manusia biasa yang bisa saja berbuat salah yang disengaja ataupun tidak. Aku lupa akan ha
Magbasa pa
Chapter 17
Aku sudah siap melewati setiap kehidupan setelah apa yang akan aku putuskan hari ini, hari ini aku sudah memasukan gugatan cerai ke pengadilan, lalu Papa melaporkan Mas Raihan soal ini hanya akan menjadi urusan Papa, aku tak mau tahu.Hari pertama di rumah Mama, setelah hampir enam tahun hidup terpisah dengan mereka pasti terasa ada yang hilang, hatiku tak menampik jika kehilangan atas sosok itu terasa tapi semua sudah menjadi takdir yang harus aku jalani, perpisahan terkadang selalu menghadirkan luka tapi untuk apa selalu bersama jika justru hanya luka yang tercipta. Lelaki itu dengan mudah berkhianat dan mengorbankan rumah tangganya sendiri, kurang apa aku ini. Aku melayaninya dengan baik, bahkan aku mempercayainya untuk mengurus perusahaan yang Papa berikan tapi balasannya sesakit ini. Di atas sejadah aku meminta kekuatan Allah untuk bisa melewati setiap ujian, menjadi janda tentu bukan sesuatu yang baik. Aku sudah sering mendengar sisi negatif dengan status itu tapi tetap menjadi
Magbasa pa
Chapter 18
"Woy, kalau mau bunuh diri di jalan besar."Aku menggelengkan kepala, kasihan sekali perempuan itu. Aku sudah hampir gila dibuatnya, ulahnya sudah aneh-aneh saja. Mengabaikannya dan kembali membuka pagar, sebuah mobil berhenti mendadak hingga sepeda motor di belakangnya rem mendadak mengenai mobil di depannya yang berusaha menghindari perempuan itu yang entah mau menyebrang atau memang sengaja sedang mencari perhatian dariku. Entahlah, aku tak peduli. Belum sempat aku masuk ke rumah, perempuan itu datang lagi. Ya ampun, sudah ngambil suami orang gak tahu malu juga nyamperin terus. "Mbak, kamu benar-benar manusia gak punya hati. Aku nyaris mati kamu biarin aja, bayarin ganti rugi dong mbak."Aku melongo heran, kenapa Mas Raihan bisa jatuh cinta sama perempuan yang lebih bo-doh dariku? Atau apa memang Mas Raihan senang dengan perempuan polos supaya dengan mudah dibohongi. "Kamu salah orang kalau minta dikasihi. Maaf mbak yang sok cantik kan punya suami, silakan minta sama suami mbak.
Magbasa pa
Chapter 19
Siapapun dan di belahan bumi manapun tak ada yang ingin kehidupan rumah tangganya hanya berlangsung seumur jagung, jelang enam tahun pernikahan ternyata harus membuat rumah tanggaku selesai sampai sini. Tak pernah aku bayangkan, bahkan tak pernah aku meminta hal ini. Setiap malam-malam panjang dan sujud yang aku lakukan ada doa indah yang selalu aku haturkan pada sang pemilik kehidupan. Rumah tangga harmonis, penuh cinta dan membawa pada ketaatan tentu adalah impian setiap pasangan begitupun aku, aku pikir itu pun impian Mas Raihan karena semua sikapnya tak ada yang membuatku curiga atau kecewa. Tapi nyatanya semua lenyap begitu saja, hanya dalam hitungan detik semua yang sudah terjadi selama ini pudar dan pupus. Apakah aku terlalu egois? Palu yang diketuk Pak Hakim pertanda bahwa semua sudah selesai, pengadilan mengabulkan gugatanku dan menolak sanggahan dari Mas Raihan yang bersikukuh ingin tetap bertahan. Bukankah jalan cerai yang dibenci Allah itu boleh diambil jika dalam pernik
Magbasa pa
Chapter 20
Aku menunggu dengan tenang orang yang sedang aku temui, tak lama dia datang dengan dikawal oleh petugas lalu petugas itu pergi. Tatapannya penuh kebencian dan ketidaksukaan, tapi aku tetap tersenyum. Dia duduk dengan kasar, kini kami berhadapan."Ada apa kamu kesini? Mau menertawakan aku, iya hah?" Lelaki yang ku kenal dulu sangat baik, penyayang, lembut kini dapat kulihat sifat aslinya sama seperti yang orang lain katakan dulu kalau aku hanya terhipnotis dengan gaya romantisnya. "Tenang, Mas Raihan. Aku datang kesini tidak bermaksud demikian, aku hanya merasa empati padamu karena bagaimanapun kamu adalah orang yang pernah ada di hidup saya dengan waktu yang tak sebentar.""Jangan basa-basi, kamu bahagia kan dengan kondisiku sekarang?"Aku mencoba tetap tenang, katanya orang yang memiliki kelainan jiwa maka ia tak akan bisa menerima sesuatu hal buruk terjadi padanya jika ada yang terjadi jika tak disukainya itu bukan kesalahannya. Entahlah, yang jelas aku melihat sekarang pada diri
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status