All Chapters of Kau Duakan Aku, Kubawa Anakmu Pergi : Chapter 11 - Chapter 20
105 Chapters
Bab 11
Bab 11"Bodoh!" desis Aisha sambil berdiri dari tempatnya duduk. Ia mengambil tasnya dan menggenggam tali tas itu. Urung melangkah, Aisha tak mau kehilangan kesempatan yang pas untuk mengeluarkan segala kesal dalam hatinya pada lelaki yang menyakiti hati sahabatnya.Ucapan Aisha itu makin menambah kobaran emosi dalam dada Hisyam. Ia tak terima disebut bodoh oleh sahabat istrinya itu."Jaga mulutmu!" pekik Hisyam tak terima. Kobaran amarah terpancar jelas dari dua bola matanya."Yang harusnya dijaga itu sikapmu! Sudah dapat istri baik hati yang lagi hamil anak kamu malah kamu selingkuhin!" cecar Aisha tak mau kalah. Ia seolah mendapatkan kesempatan untuk meluapkan kekesalannya selama ini."Tutup mulutmu!" desis Hisyam lagi. Wajahnya sudah merah padam mendengar celoteh Aisha yang makin tak karuan."Apa?!! Demi wanita macam begini kamu korbanin istri yang baik hati! Menyesal baru tau rasa kamu!" sengit Aisha tak mau kalah. Kemudian ia pergi dari hadapan Hisyam. Kakinya sedikit berlari un
Read more
Bab 12
Bab 12"Aku takut mau bilang ke Pak Khalid soal ini," ucap Aini ragu. Ia berjalan sedikit melambat dari langkah Aisha. Sejak dalam perjalanan, kepalanya tak henti memikirkan soal ini."Takut kenapa?" tanya Aisha. Ia mundur untuk mensejajarkan langkahnya dengan Aini. Matanya menatap wajah Aini yang tampak bingung dengan alis mengerut."Apa pantas kalau aku meminta bantuan pada laki-laki yang dituduh menjadi selingkuhanku oleh Mas Hisyam?""Kamu selingkuh atau enggak kan dia ngga mau tau? Yang dia tau cuma ada foto itu, tapi penjelasannya bagaimana dia ngga mau dengar. Biar aja kamu minta tolong sama Pak Khalid, toh Mas Hisyam sudah masa bodoh denganmu!""Tapi aku takut mau ngomongnya," balas Aini cemas."Apa aku yang bilang sama dia?" usul Aisha cepat."Jangan." Tangan Aini reflek memegang lengan Aisha, khawatir sahabatnya itu akan bertindak asal tanpa persetujuannya lebih dulu."Ya sudah, bilang sendiri." Tanpa memperdulikan reaksi Aini, Aisha pergi meninggalkannya.Aini terdiam sesaa
Read more
Bab 13
Bab 13"Mau cari yang seperti apa lagi kamu?" ujar Bu Airin saat Khalid baru saja menolak sebuah foto yang disodorkan olehnya. Berulang kali ia memberikan foto gadis anak temannya atau kenalannya pada sang putra, tetapi selalu saja berakhir dengan kalimat "Khalid belum siap".Khalid terduduk dengan pandangan lurus ke depan. Ia ragu untuk mengungkapkan bahwa ia sudah memiliki seorang pujaan hati. Sayangnya, perempuan itu sudah menikah.Beberapa tahun lalu saat perempuan itu masih single, Khalid terlalu lama mengulur waktu untuk mengungkapkan rasanya. Dengan alasan belum mapan, ia selalu menunda mengatakan isi hatinya pada perempuan itu. Dan setelah mendengar kabar bahwa perempuan itu baru saja menerima pinangan laki-laki lain, barulah Khalid merasa menyesal.Laki-laki yang sudah menolak banyak gadis itu akhirnya merasa putus harapan. Ia tak mudah membuka hati untuk perempuan lain. Jika diberi pilihan, ia lebih memilih untuk tetap hidup sendiri dengan dunianya. Dengan anak-anak yatim ya
Read more
Bab 14
"Makasih ya, Pak atas bantuannya. Saya harap perceraian ini tidak memakan waktu yang lama," ucap Hisyam pada pengacaranya. Berkas-berkas untuk melengkapi pengajuan perceraian sudah diserahkan kepada pengacaranya itu untuk dibawa ke pengadilan agama."Biasanya kalau sudah sepakat untuk bercerai, tidak akan memakan waktu lama. Apalagi kalau sama-sama tidak menghadiri sidang.""Baiklah, biar Bapak saja yang urus.""Baik. Saya permisi kalau begitu. Nanti akan saya kabari kalau ada sesuatu yang perlu Bapak ketahui," ujar pengacara itu. Ia berdiri dari tempatnya duduk dan pergi segera setelah bersalaman dengan Hisyam.Hisyam menatap punggung pengacara yang bergerak menjauh itu dengan tatapan nanar. Dalam hatinya yang terdalam, ia tidak pernah berpikiran untuk seperti ini. Tetapi fakta yang ia dapatkan membuatnya murka dan mau tak mau terpaksa melakukan ini."Biar aku saja yang bekerja. Kamu di rumah saja," ucap Hisyam kala ia meminta Aini untuk berhenti dari tempatnya bekerja. Keduanya seda
Read more
Bab 15
"Secepat itu Mas Hisyam mengajukan cerai," ucap Aini lirih. Ia merasa masih belum bisa percaya dengan ini semua. "Sabar, Nak," balas ibu kos dengan tatapan iba. Ia tak berani banyak bicara karena Aini jarang keluar kamar jika bukan urusan bekerja. "Makasih, Bu.""Buat dia menyesal, Ai. Jangan lemah." Aisha menimpali. "Kadang aku marah dengan Mas Hisyam, kadang pula aku masih tak percaya, bahkan sempat terbersit ingin memperbaiki pernikahan yang sudah porak-poranda ini. Tapi dengan datangnya surat ini, aku harus membuang jauh-jauh harapan itu. Mas Hisyam secepat itu melupakan semua yang sudah kita lewati bersama." Aini berujar dengan suara bergetar."Perempuan itu emang racun. Dia licik, Ai!!" desis Aisha."Ibu tidak paham dengan ucapan kalian, tapi sepemahaman Ibu, pernikahan itu jika dicampuri oleh orang ketiga maka tidak akan bisa bertahan lama. Apalagi jika salah satu dari pasangan itu memberi ruang. Sekuat apapun satu pihak untuk mempertahankan, akan kalah dengan kehadiran oran
Read more
Bab 16
"Hati-hati ya, jangan berebut," ucap laki-laki itu saat melihat anak-anak panti menghampirinya, mengambil kantong plastik yang dibawanya kemudian mereka berlari ke sudut ruangan.Ada beberapa macam snack ringan di dalam kantong plastik yang dibawa oleh lelaki tersebut. Melihat keriuhan anak panti itu, laki-laki itu berjalan mendekati mereka setelah menyapa Bu Fatimah dengan sebuah anggukan dan senyum ramah. Laki-laki itu kemudian turut duduk bersama dan menikmati snack yang dibawanya sambil bercerita banyak. Saling berbagi makanan, bercanda bersama dan sedikit berbagi kasih yang dimilikinya. Aisha pun turut bergabung bersama mereka setelah berusaha menetralisir rasa kagetnya, sama seperti Aini.Aini tertegun sejenak. Ia tidak menyangka jika bisa bertemu dengan laki-laki itu di tempat ini. Tawa dan riuh celotehnya sangat berbeda jauh dengan ketika ada di dekatnya, lepas dan seperti tanpa beban.Untuk beberapa saat, Aini memperhatikan aktivitas anak-anak panti dan laki-laki itu. Terma
Read more
Bab 17
"Kamu ih!" sungut Aini sambil menepuk bahu Aisha pelan."Habisnya, kamu keliatan penasaran banget. Sama kayak dia.""Dia siapa?""Ya dia.""Pak Khalid?""Iya, siapa lagi?!""Ish mana ada! Orang lagi hamil, mau cerai juga! Mana bisa penasaran sama orang lain! Kepalaku sudah ngga mikir yang begituan. Fokus sama anak ajalah. Udah lama aku pengen banget gendong anak, baru kesampaian setelah beberapa tahun menikah. Masak pas udah hamil disia-siakan?""Ya bukan disia-siakan. Cuma kita harus mempersiapkan masa depannya dengan baik. Termasuk kasih sayang bapaknya!""Tau sendiri kan, bapaknya kayak gimana! Mana berani aku berharap banyak. Denger hamil aja ngga ada bahagia-bahagianya. Buat apa memaksakan diri malah dia sibuk kencan dengan yang lain. Ya Allah, nyesek punya suami seperti itu.""Nemu dimana sih dulu?" sela Aisha cepat."Pinggir jalan." Wajah Aini pias. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain."Pantes aja.""Ish! Apaan sih. Dulu aku cinta, makanya semua terlihat indah. Kalau sekar
Read more
Bab 18
"Nikahkan saja, Pak," teriak salah satu warga yang turut menggerebek apa yang Hisyam dan Zahra lakukan malam ini. Riuh teriakan dan ejekan membuat Hisyam tak mampu mengangkat kepalanya."Bawa ke kantor polisi aja, malu-maluin warga aja!""Usir aja dari sini!""Ibunya baik, anaknya bikin ulah! Gimana dia di alam kubur!" Beberapa macam teriakan membuat Hisyam diliputi rasa yang tak mengenakkan. Ia hanya menunduk sambil terduduk di atas kursi ruang tamu bersisihan dengan Zahra dan disaksikan oleh banyak orang. Keduanya tak punya nyali untuk menatap wajah-wajah tetangga yang terusik akan kebersamaan keduanya yang hampir tiap malam.Jika hanya satu kali, mana mungkin sampai memantik amarah warga.Pak RT mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan teriakan warga yang menggema. Suasana harus kondusif agar ia bisa bicara dengan tenang dan dapat didengar."Saya sudah dapat laporan dari beberapa warga terkait keberadaan Mbak ini di rumah Mas Hisyam. Saya hendak datang untuk memperingatkan tap
Read more
Bab 19
Mata Khalid dan Aini beradu pandangan. Kemudian Khalid kembali bersuara."Biar saya antar, mumpung saya lagi kepengen antar kamu," rayu Khalid lagi.Aini menghela napas dalam. Kemudian ia mengangguk lemah."Baiklah," jawab Aini akhirnya.Keduanya lantas berjalan beriringan menuju motor Khalid terparkir. Ada rasa ingin menggandeng tangan Aini, tapi Khalid sadar diri. Belum saatnya.Dada Khalid kian bertalu, berirama dan bersorak atas kesempatan yang tiada duanya. Hati yang sudah matang, pekerjaan yang mapan, dan cinta yang kian lama kian bersemi membuat Khalid merasa percaya diri."Mau makan dulu?" tanya Khalid dari balik helm yang membungkus kepalanya. Sejak perjalanan tadi, dadanya berdebar kian kencang merasai punggung yang hangat oleh rasa canggung. Betapa tidak, sore ini adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Keberanian yang tak disia-siakan seiring dengan kesempatan yang terbuka lebar untuknya.Sore ini, Khalid menikmati perjalanan pulang dan bahkan ia memperlambat l
Read more
Bab 20
"Bukankah Bapak sudah tahu bagaimana status saya? Bagaimana mungkin saya menerima laki-laki dalam kondisi hamil seperti ini? Apa kata mereka nanti?" Aini menggeleng tak percaya. Berat bagi seorang janda untuk menikah kembali, terlebih dengan seorang perjaka yang telah mapan dan rupawan, seperti Khalid. Tentunya diluar sana banyak yang mengharapkan hatinya untuk dimiliki."Semua bisa saja terjadi, toh saya menerima kamu apa adanya. Saya akan merawat dan membesarkan anak kamu seperti anak saya sendiri. Soal omongan orang, saya tidak makan omongan orang, jadi kamu tidak perlu khawatir itu akan mempengaruhi saya."Aini mengernyitkan dahinya. Ia tak menyangka jika acara makan malam ini berujung dengan ungkapan perasaan masing-masing."Pak, saya korban perselingkuhan. Bagaimana saya bisa secepat itu membuka hati untuk orang baru dalam hidup saya?" Tak henti Aini memberi penolakan. Rasa trauma masih mendominasi hatinya."Saya tidak minta kamu menerima saya, cukup memberikan kesempatan pada s
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status