Lahat ng Kabanata ng Sukses setelah diselingkuhi : Kabanata 11 - Kabanata 20
21 Kabanata
bab 11
Zevan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, setelah ingat jika ia meninggalkan Allura sendiri di apartemen."Astaga, lupa. Sorry Ara," ujarnya sambil terus mengemudikan mobilnya.Perasaannya tidak tenang sama sekali, hampir saja ia menabrak seorang pedagang yang mendorong gerobaknya."Maaf pak, maaf, saya tidak sengaja," Zevan meminta maaf atas kejadian barusan, walaupun pedagang itu tidak tertabrak."Iya tidak apa-apa, saya juga salah karena mau nyebrang tidak lihat-lihat dulu.""Ini pak, saya berikan uang sebagai ganti ruginya." Zevan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah, pada pedagang itu."Loh, Tapi kan....""Saya permisi dulu ya, pak. Buru-buru."Sesampainya di apartemen, Zevan mendapati Allura yang tidur di kamar."Ara, bangun! makan dulu! Maaf ya tadi aku lupa kalau ninggalin kamu sendiri.""Tidak lapar," jawab Allura dengan suara khas bangun tidur."Tapi kamu kan belum makan.""Aku tidak lapar," jawab Allura yang masih berbaring, tidak menatap Zevan sama denga
Magbasa pa
bab 12
Tiara menghela nafas lega, suaminya itu tidak lagi marah kepadanya.Tapi beberapa saat kemudian, ia terkejut melihat seluruh tubuhnya merah-merah, dapat dipastikan itu adalah perbuatan suaminya.Untuk menutupi bekas merah dilehernya yang lumayan banyak itu, Tiara menggunakan fondation.Setelah selesai, ia turun untuk sarapan, bersama dengan yang lain."Ciee pengantin baru," ucap salah satu saudara perempuannya."Apa sih," Tiara tersenyum malu."Sudah-sudah ayo makan," sahut ibunya Jonathan.Mereka menikmati sarapan pagi itu dengan penuh kebahagiaan, terutama pasangan baru itu.Sementara itu di sisi lain, Zevan yang baru bangun tidur, di kejutkan dengan kabar yang ia terima, dari beberapa orang kepercayaannya di perusahaan.[Apa? Kenapa bisa?] Tanyanya dengan nada yang terkejut.[......][Baiklah, saya akan segera pulang.]Zevan melemparkan ponselnya, di atas tempat tidurnya. Niat ingin mandi dan jalan-jalan bersama Allura, ia urungkan. Dengan tergesa-gesa Zevan terus menggedor pintu k
Magbasa pa
bab 13
Melihat Susi sudah keluar dari ruangan Zevan, Allura bergegas masuk, terlihat Zevan yang fokus pada layar laptopnya."Aku rasa, aku sudah lama menunda apa yang seharusnya aku lakukan, jadi mulai hari ini aku harus cepat bergerak," ujarnya membuat Zevan menatapnya dengan serius."Tentang pembalasan dendam mu?" Tanyanya sesaat kemudian."Iya, aku harus segera mengambil kembali hak ku.""Aku mengerti, aku akan membantumu, tapi tunggu masalah perusahaan selesai. Seperti apa yang kamu katakan semalam, ternyata benar kejadian ini direncanakan oleh orang yang sama, dan disini ada mata-mata.""Mata-mata? Siapa dia Van?" Tanyanya."Dia adalah...."Waktu terus berjalan, malam ini Zevan dan Allura mengantarkan Daddy Johan pergi ke Indonesia, untuk menangani masalah cabang perusahaan disana."Dad, kenapa tidak beli pesawat aja!" Tanya Zevan sambil terus fokus pada jalanan, karena ia yang mengemudikan mobilnya."Daddy lebih suka, naik pesawat seperti ini, tidak bosan saat di perjalanan.""Oh iya,
Magbasa pa
bab 14
Allura terus mengotak-atik laptopnya, berjam-jam tapi belum ada tanda-tanda ia akan beranjak dari duduknya. Ditemani dengan segelas kopi, dan cemilan di sampingnya.Saat ini tidak ada yang berani mengganggunya, termasuk mommy Shofie, Daddy Johan dan Zevan. Setelah selesai makan malam, ia langsung kembali ke kamarnya.Mommy Shofie terlihat begitu khawatir, dengan kondisi Allura yang memang satu bulan ini selalu tidur larut malam."Kita harus membantunya mas, aku khawatir kalau sampai Ara bergerak sendiri," ujarnya pada suaminya.Daddy Johan menghela nafas panjang, menghampiri istrinya yang duduk di tepi ranjang. "Mas mengerti, bagaimana pun juga kita seperti berhutang Budi padanya," ujarnya, sambil mengingat kejadian beberapa waktu lalu.Flashback beberapa waktu lalu.Dimana saat itu, kondisi perusahaan sangat buruk, hampir saja bangkrut. Daddy Johan dan istrinya, Zevan, Allura, berpikir keras bagaimana caranya mengembalikan kondisi seperti semula. "Kita harus mengambilnya lagi," ujar
Magbasa pa
bab 15
"Cit, aku mau ke dokter kandungan dulu ya, mas Jonathan sudah nungguin di depan," pamitnya pada Citra, saat ini mereka berada di rumah Citra."Oke hati-hati." Citra menatap Tiara yang berjalan keluar, dengan tersenyum miring.Tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Citra, hingga hari ini ia begitu senang.'akhirnya ada kesempatan besar untuk ku' batinnya tersenyum senang."Mas nanti pulang dari dokter, kita makan dulu ya! Aku laper," ajak Tiara pada Jonathan-suaminya."Iya sayang, nanti kita makan. Oh iya, tadi ibu minta untuk dicariin pembantu, tapi mas sibuk apa kamu bisa bantu cari?" "Tadi aku udah minta tolong temen aku untuk cariin kok, nanti malam dia kasih informasi lagi."Jonathan menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti. "Akhirnya sampai juga, yuk turun!""Ayo mas!" Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Membuat beberapa orang yang melihatnya merasa iri."Lihat! Soswit benget." Seorang gadis memandang mereka kagum."Semoga nanti aku dapet suami yang baik, perhatian," sahu
Magbasa pa
bab 16
"Diooonnn!" Teriak Allura dengan nafas terengah-engah."Cuma mimpi," ujarnya sambil menyadari jika yang ia alami adalah mimpi.Allura meneguk air minum yang ia ambil tadi sebelum tidur, setelah merasa tenang Allura melirik jam yang ada di atas mejanya.Ternyata sudah pagi, ia beranjak dari tempat tidurnya bersiap-siap untuk sholat subuh."Kalian jadi keluar?" Zevan bertanya pada mommy, dan Allura.Mereka saat ini tengah menikmati sarapan, sebelum memulai aktifitas kembali."Ia dong, kita kan kau jalan-jalan, ia kan sayang?" Mommy Shofie melirik Allura sambil tersenyum. "Iya mom, Ara juga butuh hiburan.""Mau jalan-jalan kemana? Daddy boleh ikut?" Daddy Johan tidak mau ketinggalan kalau soal jalan-jalan."Daddy tidak boleh ikut, ini kan urusan perempuan jadi laki-laki tidak boleh ikut." Allura menjawab sambil sedikit mengejek Zevan."Itu benar, jadi laki-laki tidak boleh ikut," sahut mommy Shofie."Padahal Daddy butuh hiburan juga," ujarnya dibuat sedikit sedih, agar mommy Shofie dan
Magbasa pa
bab 17
"Bocor, tuh bocor, hahaha!" Ujar salah satu pria ketika Susi melewatinya.Merasa ada yang aneh, Susi melihat belakang rok nya, betapa terkejutnya ia ketika melihat rok nya ada bercak merah. Rok yang ia pakai berwarna putih, jadi ketika ada noda terlihat jelas'Perasaan aku tidak lagi dapet' batinnya bingung.Tapi kemudian ia menyadari sesuatu, ia berbalik arah kembali ketempat duduknya. Dan di sanalah, ada pewarna merah di kursinya."Perbuatan siapa ini?" Tanya sambil berteriak."Kenapa kalian ketawa?"Susi geram dengan mereka semua yang terus menertawakannya."Ada apa ini? Kenapa kalian berisik sekali?" Tanya pak meneger."Lihat pak! Rok saya jadi merah, karena mereka menuangkan pewarna merah di kursi saya, jadi seolah-olah saya sedang menstruasi. Ini memalukan pak.""benar apa yang Susi katakan?" Tanya pak direktur menatap mereka semua bergantian."Kenapa kalian diam?""Benar pak," jawab beberapa orang wanita."Bersihkan pakaian mu! Dan untuk kalian nanti pulang bersihkan semua toil
Magbasa pa
bab 18
Sementara itu Zevan sedang panik mencari Allura, tadi saat ia berjalan menuju restoran, tidak sengaja ia melihat tas Allura yang jatuh, serta ada beberapa bercak darah di dekat tas itu."Bagaimana bisa, Ara hilang Van?" Tanya Daddy Johan yang turun dari mobilnya dan langsung menghampiri Zevan di tempat menemukan tas."Tadi Ara ajak Zevan buat makan siang di restoran dekat sini, tapi dia minta jalan kaki aja. Zevan minta dia jalan duluan, Karena Zevan mau ke toilet. Tapi dijalan Zevan temukan tas Ara, terus ada bercak darah.""Sudah kamu liat cctv di sini?" Tanya Daddy Johan, terlihat jelas di wajahnya sedang panik."Tidak ada cctv di sini.""GPS Ara, aktif atau tidak?" Tanyanya lagi."Oh iya, aktif." Zevan langsung melacak keberadaan Ara, beberapa saat kemudian Zevan sudah berhasil menemukan lokasi Allura.Tanpa basa-basi lagi, mereka langsung menuju lokasi dimana Allura di tahan."Tunggu sebentar Ara, kita akan datang," ujar Zevan, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sement
Magbasa pa
bab 19
"eughhh," lirih Allura memegangi kepalanya yang berdenyut.Pukul 7 malam, Allura baru bangun dari tidurnya. Menatap sekelilingnya tidak ada siapa-siapa.Badannya terasa sangat lemas, bahkan untuk bangun Allura kesusahan."Non Ara sudah bangun?" Tanya Bi murni-art, yang baru masuk untuk melihat Allura."Bi, bisa tolong bantu saya duduk? badan saya lemas sekali.""Tentu nona, biar saya bantu." Bi murni membantu Allura untuk duduk."Ya ampun, non! Badan non Ara panas sekali. Tunggu sebentar biar saya panggilkan nyonya." Bi murni berlari keluar dari kamar Allura, menemui mommy Shofie di ruang makan."Nyonya, nyonya!""Kenapa bi?" Tanya mommy Shofie melihat bi murni berlari kearahnya."Non Ara sudah bangun, tapi badannya panas sekali, sampai lemas katanya, saya khawatir.""Ya ampun, ayo bi kita ke atas!"Mommy Shofie, Daddy Johan dan Zevan menghentikan acara makan malam mereka, bergegas naik ke atas, melihat keadaan Allura.Dan benar saja, begitu mereka sampai, Allura jatuh ke lantai, deng
Magbasa pa
bab 20
Flashback beberapa waktu lalu."Bu, Anin mau ayam goreng yang itu," tunjuk anak kecil berusia 8 tahun, pada tempat yang menjual berbagai makanan.Ibunya bingung melihat keinginan anaknya itu. Hidupnya yang serba kekurangan, membuat dirinya kerap menahan rasa laparnya, yang penting buah hati nya bisa makan. Beruntung anak itu tidak mengeluh, tetapi yang namanya anak kecil pasti punya keinginan seperti anak kecil pada umumnya.Bisa makan nasi , sudah sangat bersyukur untuknya."Nanti ya sayang, kalau ibu punya uang kita beli ayam goreng itu," ujar Marni-nama wanita itu. Hatinya seperti teriris melihat wajah murung anaknya, tapi beberapa saat kemudian anaknya tersenyum, mengerti dengan keadaan ibunya."Sekarang pulang dulu ya, sudah mau malam." Anin mengangguk setuju, ia genggam jari telunjuk ibunya dan berjalan beriringan.Rumah papan, lantainya masih tanah, banyak lubang di dinding dan atapnya. Rumah yang sudah sangat rapuh bahkan hampir rubuh itu, menjadi tempat tinggal Marni dan ana
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status